Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PEMERIKSAAN BAYI SEHAT LAHIR DAN PEMERIKSAAN SEHARI-HARI


PRINSIP PEMBERIAN NUTRISI PADA BAYI BARU LAHIR
ASUHAN RUTIN BAYI BARU LAHIR NORMAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan kebidanan pada bayi, balita
dan anak prasekolah

DOSEN MATA KULIAH : KRISTY MELLYA PUTRI, SST, M.KES

DISUSUN OLEH
REGULER B 2.2 KELOMPOK 6 :
1. ROBIATUL LAILA, Am.Keb
2. PITRIYANI, Am.Keb
3. MARYAM, Am.Keb
4. RISMA MARIANA, Am.Keb
5. WIDYANINGSIH, Am.Keb

PROGRAM STUDI S-1 KEBIDANAN


UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI (UNAJA)
KOTA JAMBI TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemeriksaan bayi baru lahir dan Pemeriksaan sehari-hari,
Prinsip pemberian Nutrisi pada Bayi Baru Lahir, Asuhan nutrisi bayi baru lahir normal“ guna untuk
memenuhi tugas mata kuliah Asuhan kebidanan pada Bayi Balita dan Prasekolah.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Kristy Mellya Putri, SST.,M.Kes selaku dosen mata kuliah
Asuhan kenbidanan pada Bayi, Balita dan Prasekolah .

Dalam menyusun makalah ini penulis masih memiliki banyak kekurangan dalam segi apapun, oleh
karena itu penulis memerlukan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi
kesempurnaan makalah ini, dan diharapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Jambi, 9 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................ 1
C. TUJUAN.............................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................... 2
A. DEFINISI BAYI BARU LAHIR................................................................................................. 2
B. PEMERIKSAAN BAYI SEHAT LAHIR..................................................................................... 3
C. PEMERIKSAAN BAYI SEHARI-HARI...................................................................................... 4
D. PRINSIP PEMBERIAN NUTRISI PADA BAYI BARU LAHIR...................................................... 5
E. ASUHAN RUTIN BAYI BARU LAHIR..................................................................................... 6

BAB III PENUTUP............................................................................................................................. 15


A. KESIMPULAN..................................................................................................................... 15
B. SARAN................................................................................................................................ 15

LAMPIRAN KASUS
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir merupakan prosedur medis rutin yang penting
dilakukan oleh setiap dokter atau bidan. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah bayi
baru lahir dalam keadaan sehat atau memiliki kelainan tubuh maupun gangguan kesehatan.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir biasanya langsung dilakukan di hari pertama bayi
dilahirkan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan tanda vital (detak jantung,
suhu tubuh, dan pernapasan), panjang dan berat badan, serta organ tubuh bayi.
Teknik pemeriksaan bayi baru lahir didahului dengan anamnesis untuk mengetahui
riwayat kesehatan ibu dan bayi selama kehamilan. Pemeriksaan bayi baru lahir perlu
mencakup kondisi umum, tanda vital, antropometri, kesesuaian dengan usia gestasi,
pemeriksaan kepala, wajah, leher, bahu, lengan, tangan, dada, abdomen, genitourinari, anus,
pinggul, kaki, punggung, kulit, dan pemeriksaan neurologi
Pemeriksaan bayi baru lahir dilakukan untuk menapis adanya anomali kongenital.
Pemeriksaan dilakukan segera setelah bayi lahir, kemudian dilakukan lagi secara detail dalam
48 jam setelah kelahiran atau sebelum pasien pulang dari rumah sakit

B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu dan mengetahui pengertian bayi baru lahir
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan bayi sehat lahir dan pemeriksaan sehari-hari
3. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip pemberian nutrisi pada bayi baru lahir
4. Siswa dapat mengetahui dan melaksanakan asuhan rutin bayi baru lahir normal

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi atau pengertian dari bayi baru lahir ?
2. Bagaimana prosedur pemeriksaan bayi sehat lahir?
3. Bagaimana prosedur pemeriksaan bayi sehari-hari?
4. Apasaja prinsip pemberian nutrisi pada bayi baru lahir?
5. Apasaja Asuhan rutin pada bayi baru lahir normal?

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lebih dari atau sama dengan 37 minggu
dengan berat lahir 2500 – 4000 gram (Rochmah, 2002). Bayi baru lahir adalah individu yag
baru saja mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan
intrauterine ke kehidupan ektrauterin. Selain itu bayi baru lahir adalah individu yang sedang
bertumbuh. Sembiring (2017).
Bayi baru lahir adalah suatu orgasme yang sedang tumbuh yang baru mengalami
proses kelahiran dan harus menyesuaikan dii dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterine.
Menurut Wagiyo (2016) dalam bukunya yang berjudul Asuhan Keperawatan
Antenatal, Intranatal dan Bayi Baru Lahir. Bayi baru lahir normal dan sehat memiliki ciri-ciri
diantaranya sebagai berikut :
a. Berat badan normal anatara 2500 gram sampai 4000 gram.
b. Panjang badan antar 48 cm sampai dengan 52 cm.
c. Lingkar kepala 33-35 cm
d. Lingkar dada 30-38 cm
e. Detak jantung 120-140x/menit
f. Frekuensi pernafasan 30-60x/menit
g. Rambut lanugo sudah tidak terlihat
h. Rambut kepala sudah muncul
i. Warna kulit badan merah muda dan licin
j. Memiliki kuku yang panjang dan lemas
k. Reflek menghisap, menelan dan mengenggam sudah baik
l. Mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam setelah lahir sebagai tanda bahwa sistem
pencernaan bayi baru lahir sudah normal. Feses bayi baru lahir berwarna hitam kehijau-
hijauan dengan konsistensi liqui atau lengket seperti aspal
m. Pada anak laki-laki skrotum sudah turun, sedangkan pada perempuan labia mayora
sudah menutupi labia minora

v
B. PEMERIKSAAN BAYI SEHAT LAHIR
Berdasarkan PWS-KIA (2010) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir adalah pelayanan
kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada bayi baru
lahir sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas
kesehatan maupun melalui kunjungan rumah. Kunjungan neonatal bertujuan untuk
meningkatkan akses bayi baru lahir terhadap pelayanan kesehatan dasar.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatal meliputi :
a. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1)
dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir meliputi pemantauan suhu tubuh bayi
baru lahir agar terhindar dari hipotermia, melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir,
perawatan tali usat, pemberian injeksi vitamin K1 dan salep mata profilaksis, pemberian
imunisasi Hb0 dan KIE tentang pemberian ASI sesering mungkin, tanda bahaya bayi baru
lahir serta pemberian ASI ekslusif sampai usia 6 bulan yang di lanjutkan sampai usia 2 tahun.
b. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2)
dilakukan pada kurun waktu 2-7 hari setelah lahir yang diantaranya meliputi pemeriksaan
fisik bayi baru lahir, perawatan tali pusat dengan prinsip bersih dan kering, pemeriksaan
tanda bahaya bayi baru lahir dengan menggunakan MTBM, memberikan KIE tentang
perawatan tali pusat, perawatan payudara pada ibu , pencegahan hipotermi serta
kebersihan bayi baru lahir, skrining hipotiroid kongenital (SHK)
c. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3)
dilakukan pada kurun waktu 8-28 hari setelah lahir meliputi pemeriksaan fisik pada bayi baru
lahir, pemberian informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan pada bayi baru lahir,
pemberian imunisasi dasar, KIE perawatan bayi sehari-hari, pemeriksaan tanda bahaya bayi
baru lahir KIE untuk ASI ekslusif serta berterimakasih dan memberikan pujian pada ibu
karena telah merawat bayinya dengan baik. Selain itu, kunjungan neonatal bertujuan untuk
mengetahui sedini mungkin apabila terdapat kelainan atau masalah kesehatan pada bayi
baru lahir.
Pelayanan kesehatan neonatal dasar dilakukan secara komperehensif dengan
melakukan pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dan pemeriksaan menggunakan
pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk memastikan bayi dalam keadaan
sehat, yang meliputi :
a. Pemeriksaan dan Perawatan Bayi Baru Lahir
1) Perawatan tali pusat
2) Melaksanakan ASI ekslusif

vi
3) Memastikan bayi telah diberi Injeksi Vitamin K1
4) Memastikan bayi telah diberi Salep Mata Antibiotik
5) Pemberian Imunisasi HB0

b. Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM


1) Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, berat
badan rendah dan masalah pemberian ASI.
2) Pemberian imunisasi Hepatitis B0 apabila belum diberikan pada waktu perawatan
bayi baru lahir.
3) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslusif, pencegahan
hipotermi, dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dengan Buku KIA.
4) Penanganan rujukan kasus bila diperlukan

C. PEMERIKSAAN BAYI SEHARI-HARI


Untuk perawatn bayi lanjutan dirumah, bisa dilakukan oleh orang tua dan keluarga
secara mandiri dilakukan dirumah, yang mana terlebih dahulu diberikan edukasi mengenai
pemeriksaan fisik bayi sehari-hari dengan berpedomankan buku KIA yang dimiliki oleh ibu,
sehingga ibu bisa mengulang dan membaca kembali edukasi yang diberikan dan
menimbulkan respon yang cepat dan tepat bila ditemukan kriteria tanda bayi yang tidak
sehat ke pelayanan kesehatan.
Berikut lembar pemantauan harian bayi usia 0-28 hari
KRITERIA SEHAT TIDAK SEHAT
NAFAS 40-60 kali/menit Kurang dari 40kali/menit atau
lebih dari 60 kali/menit
Dada tertarik kedalam
Warna Kulit Merah Muda Bayi pucat/biru pada tubuh
Kejang Tidak ada Ada, mata mendelik, tangan
bergerak seperti menari,
menangis melengking, tiba-
tiba badan kaku, mulut
mencucu
Aktivitas Menangis jika sedang haus Menangis terus menerus, bayi
dan buang air lemas tidak bergerak
Minum ASI Mau Minum Tidak mau minum atau
memuntahkan semuanya
Hisapan Bayi Hisapan Kuat Hisapan Lemah
Kuning pada bayi Tidak ada/ada Ada
 Muncul antara 24-72 jam  Muncul < 24 jam pertama

vii
pertama atau menetap setelah 2
 Hilang dalam 2 minggu minggu
 Bilirubin<15mg/dl  Bilirubin>15mg/dl
Buang air kecil Warna kuning jernih 6-8 Warna kencing kuning pekat
kali/hari dan sedikit< 6kali/hari
Buang air besar Encer berisi seperti biasanya Sangat encer/tidak bisa buang
air besar lebih dari 3
hari(adanya perubahan
konsistensi dan frekuensi
buang air besar)
Suhu Tubuh Normal 36,5®C-37,5®C Panas seluruh tubuh atau
dingin seluruh tubuh
Tali pusat Bersih Merah dipinggir tali
pusat/bernanah/berbau
Mata Bening Merah menetap, bernanah,
ada kotoran
Bercak putih dimulut Tidak ada Ada
Kulit Bersih Ada bintil, bernanah berair
dan kemerahan

D. PRINSIP PEMBERIAN NUTRISI PADA BAYI BARU LAHIR


Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi baru lahir, baik bayi yang dilahirkan
cukup bulan (matur) maupun kurang bulan (prematur). Berbagai hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian ASI memberikan banyak keuntungan fisiologis maupun
emosional. World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI secara
eksklusif sekurangnya selama usia 6 bulan pertama, dan rekomendasi serupa juga didukung
oleh American Academy of Pediatrics (AAP), Academy of Breastfeeding Medicine, demikian
pula oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan
lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan.
Air susu ibu adalah makanan yang terbaik untuk bayi dan susu formula tidak mungkin
menyamai ASI. Komposisi ASI berubah sesuai kebutuhan bayi. Di dalam ASI terdapat
kolostrom adalah susu yang dihasilkan oleh kelenjar susu dalam tahap akhir kehamilan dan
beberapa hari setelah kelahiran bayi. Kolostrum warnanya kekuningan dan kental. Kolostrum
penting bagi bayi karena mengandung banyak gizi dan zat-zat pertahanan tubuh. Selain itu
ASI juga mengandung foremilk / hindmilk. Foremilk (susu awal) adalah susu ASI yang
diproduksi pada awal proses menyusui. Sedangkan hindmilk (susu akhir) adalah ASI yang

viii
diproduksi pada akhir proses menyusui. Foremilk diproduksi dalam jumlah banyak,
mengandung banyak protein laktosa dan protein lainnya, berkadar air tinggi, namun kadar
lemaknya rendah. jumlah lemak yang tinggi dalam hindmilk ini akan memberikan banyak
energi pada bayi, dan menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama. Sementara jumlah air
yang berlimpah dalam foremilk mampu memenuhi kebutuhan air bayi.

Berikut prinsip pemberian nutrisi pada bayi baru lahir


1. Bayi harus disususi segera mungkin setelah bayi lahir (terutama dalam 1 jam pertama)
dan dilanjutkan sampai 6 bulan pertama kehidupan
2. Kolostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang
3. Bayi Harus diberukan asi ekslusif selama 6 bulan pertama artinya tidak boleh
memberikan makanan lain apapun pada bayi selain ASI selama masa tersebut
4. Bayi harus disusui kapan saja dia mau siang atau malam ( on demand) yang akan
merangsang payudara memproduksi ASI secara adekuat

E. ASUHAN RUTIN BAYI BARU LAHIR


1. Perawatan segera BBL
Memberikan asuhan aman dan bersih segera setelah bayi baru lahir merupakan bagian
esensial dari asuhan pada bayi baru lahir seperti penilaian APGAR skor, jaga bayi tetap
hangat, isap lendir dari mulut dan hidung bayi (hanya jika perlu), keringkan, klem dan
potong tali pusat, IMD, beri suntikan Vit K, 1 mg intramuskular, beri salep mata
antibiotika pada kedua mata, imunisasi hepatitis B 0.5 ml intramuscular dan pemeriksaan
fisik pada bayi baru lahir.
a. Melakukan Penilaian dan Inisiasi Pernafasan Spontan Skor Apgar didefinisikan
sebagai ukuran fisik kondisi bayi yang baru lahir, Skor APGAR memiliki poin
maksimal, dengan dua kemungkinan untuk setiap detak jantung, otot, respons
terhadap stimulasi, dan pewarnaan kulit
b. Menjaga Bayi Tetap Hangat
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kehilangan panas dari tubuh bayi
adalah:
 Keringkan bayi secara seksama Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah
bayi lahir untuk mencegah kehilangan panas secara evaporasi. Selain untuk
menjaga kehangatan tubuh bayi, mengeringkan dengan menyeka tubuh bayi
juga merupakan rangsangan taktil yang dapat merangsang pernafasan bayi.

ix
 Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat Bayi yang di
selimuti kain yang sudah basah dapat terjadi kehilangan panas secara konduksi.
Untuk itu setelah mengeringkan tubuh bayi, ganti kain tersebut dengan selimut
atau kain yang bersih, kering dan hangat.
 Tutup bagian kepala bayi Bagian kepala bayi merupakan permukaan yang relatif
luas dan cepat kehilangan panas. Untuk itu tutupi bagian kepala bayi agar bayi
tidak kehilangan panas.
 Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya Selain untuk memperkuat
jalinan kasih sayang ibu dan bayi, kontak kulit antara ibu dan bayi akan menjaga
kehangatan tubuh bayi.
 Perhatikan cara menimbang bayi atau jangan segera memandikan bayi baru
lahir
a. Menimbang bayi tanpa alas timbangan dapat menyebabkan bayi mengalami
kehilangan panas secara konduksi. Jangan biarkan bayi ditimbang telanjang.
Gunakan selimut atau kain bersih.
b. Bayi baru lahir rentan mengalami hipotermi untuk itu tunda memandikan
bayi hingga 6 jam setelah lahir.
o Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat. Jangan tempatkan bayi di
ruang ber-AC. Tempatkan bayi bersama ibu (rooming in). Jika
menggunakan AC, jaga suhu ruangan agar tetap hangat.
o Jangan segera memandikan bayi baru lahir. Bayi baru lahir akan cepat dan
mudah kehilangan panas karena sistem pengaturan panas di dalam
tubunya belum sempurna. Bayi sebaiknya di mandikan minimal enam jam
setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah
lahir dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan
kesehatan bayi baru lahir
c. Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik
d. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Menurut Kemenkes (2015), setelah bayi lahir dan tali
pusat diikat, gunakan topi pada bayi diletakkan secara tengkurap di dada ibu kontak
langsung antara dada bayi dan kulit dada ibu. Bayi akan merangkak mencari puting
susu dan menyusu. Suhu ruangan tidak boleh kurang dari 26 C. Tujuan dan manfaat
IMD sebagai berikut:

x
1. Tujuan utama inisisi menyusui dini adalah agar bayi dapat menyusu ke ibunya
dengan segera. Namun, secara tidak langsung akan membangun komunikasi yang
baik dengan ibuk sejak dini.
2. Manfaat IMD untuk bayi
a. Mempertahankan suhu bayi supaya tetap hangat
b. Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernafasan dan detak jantung
e. Pencegahan Infeksi Mata Dengan memberikan salep mata antibiotika tetrasiklin 1%
pada ke dua mata setelah satu jam kelahiran bayi.
f. Pemberian Vitamin K
Pemberian Vitamin K pada BBL untuk mencegah terjadinya perdarahan karena
defisiensi.
g. Pemberian Imunisasi Vaksin Hepatitis B 0,5 ml
Pemberian imunisasi vaksin hepatitis B 0,5 ml untuk mencegah dari virus hepatitis B
yang merusak hati (penyakit kuning). Penularannya secara horizontal, seperti:
(a) dari darah dan produknya
(b) Suntikan yang tidak aman
(c) Transfusi darah
(d) Melalui hubungan seksual Penularan secara vertical
(e) Dari ibu ke bayi selama proses persalinan
h. Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir
Asuhan yang diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran. Tujuannya
adalah untuk mengkaji adaptasi BBL dari kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar
uterus dengan penilaian APGAR Penilaian dilakukan dengan 3 aspek yaitu :
1. Antropometri yaitu ukuran – ukuran tubuh
2. Sistem organ tubuh yaitu melihat kesempurnaan bentuk tubuh
3. Neurologik yaitu perkembangan organ syaraf

Tujuan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir adalah


a. Untuk menentukan status kesehatan pasien
b. Mengidentifikasi masalah
c. Mengambil data dasar untuk menentukan rencana asuhan
d. Untuk mengenal dan menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera
e. Untuk menentukan data objektif dari riwayat keperawatan klien.

xi
Langkah-langkah pemeriksaan fisik :
a. Melakukan informed consent pada ibu atau keluarga bayi
b. Memakai celemek untuk perlindungan diri
c. Mencuci tangan dengan sabun dan air DTT
d. Mengamati dan menilai keadaan bayi, meliputi:
1) Pernafasan
2) Warna kulit
3) Tangis bayi
4) Tonus otot dan tingkat aktivitas
5) Ukuran keseluruhan
e. Memeriksa Tanda-Tanda Vital Bayi, yaitu:
1) Menghitung jumlah pernafasan (inspirasi yang diikuti ekspirasi) dalam 1 menit
lalu dicatat
2) Menghitung laju jantung dengan menggunakan stetoskope tepat diatas jantung
bayi selama 1 menit
3) Memeriksa suhu bayi, letakkan termometer pada aksila bayi tunggu selama 5-
10 menit
4) Perhatikan air raksa pada skala berapa dan catat hasilnya.
f. Menimbang Berat Badan
g. Mengukur Tinggi/Panjang Badan
h. Periksa Keadaan Kepala Bayi
Mengukur Lingkar Kepala
1) Periksa ubun-ubun, moulase, adanya benjolan dan daerah yang mencekung.
a) Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan tampilannya
normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,
moulding yang buruk atau hidrosefalus. Fontanel yang besar terjadi akibat
prematuritas atau hidrosefalus sedangkan terlalu kecil terjadi pada
mikrosefali. Jika fontanel menonjol diakibatkan peningkatan tekanan
intracranial, sedangkan yang cekung akibat dehidrasi. Terkadang teraba
fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena
adanya trisomi
b) Perhatikan adanya kelainan congenital seperti mis: anensefali, mikrosefali,
kraniotabes dan sebagainya.

xii
c) Periksa adanya trauma kelahiran misalnya : caput suksedanum, cepal
hematoma, perdarahan subaponeurotik/ fraktur tulang tengkorak.
2) Ukur lingkar kepala bayi dengan melingkarkan pita pengukur mulai dari
pertengahan frontalis hingga ketulang atas telinga, oksipitalis atau belakang
kepala hingga kembali kefrontalis Lihat dan catat hasil pemeriksaan

i. Periksa Keadaan Telinga Bayi


1) Tataplah mata bayi, bayangkan sebuah garis lurus melintas dikedua mata si
bayi secara vertikal untuk mengetahui bayi mengalami Syndrom Down. Daun
telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang
mengalami sindrom tertentu (pierre-robin)
2) Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel. Hal ini dapat berhubungan
dengan abnormalitas ginjal.

j. Periksa Keadaan Mata Bayi


1) Periksa jumlah, posisi atau letak mata
2) Periksa kedua mata bayi apakah normal dan bergerak ke arah yang sama
3) Tanda-tanda infeksi misalnya : pus
4) Periksa adanya strabismus atau koordinasi mata yang belum sempurna
5) Periksa adanya glaucoma congenital, mulanya akan tampak sebagai
pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
6) Katarak congenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus
tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama)
yang dapat mengindikasikan adanya defek retina
7) Periksa adanya trauma seperti pada palpebra, perdarahan konjunctiva atau
retina
8) Periksa adanya secret pada mata, konjuntivis oleh kuman gonokokus dapat
menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
9) Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom
down
10) Sentuh bulu mata untuk mengetahui Refleks Labirin

xiii
k. Periksa Keadaan Hidung Dan Mulut Bayi
1) Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih 2,5
cm.
2) Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan napas karena atresia koana bilateral, fraktur
tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring
3) Periksa adanya secret yang mukopuluren yang terkadang berdarah, hal ini
kemungkinan adanya sifilis congenital
4) Periksa adanya pernapasan cuping hidung, jika cuping hidung mengembang
menunjukkan adanya gangguan pernapasan
5) Periksa bibir bayi apakah ada sumbing/kelainan
6) Refleks menghisap bayi (Sucking Refleks)
7) Rooting Refleks dinilai dengan menekan pipi sibayi maka bayi akan
mengarahkan kepalanya kearah jari anda atau pada saat sibayi menyusui dan
dapat menilai Refleks menelan bayi (Swalowing Refleks), Bibir Sumbing

l. Periksa Keadaan Leher Bayi


1) Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya.
Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan
kemungkinan ada kelainan tulang leher
2) Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus
brakhialis
3) Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan. Periksa
adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
4) Adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan
adanya kemungkinan trisomi

m. Periksa Keadaan Dada Bayi


1) Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas. Apabila tidak simetris
kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia
diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak
secara bersamaan. Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu
diperhatikan

xiv
2) Pada bayi cukup bulan, putting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak
simetris
3) Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal
4) Dengarkan bunyi jantung dan pernafasan menggunakan stetoskop Ukur dada
dengan pita cm.

n. Periksa Keadaan Bahu, Lengan Dan Tangan Bayi


1) Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua
lengan ke bawah
2) Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya
kerusakan neurologis atau fraktur
3) Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
4) Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah
berkaitan dengan abnormalitas kromosom, seperti trisomi
5) Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut
sehingga menimbulkan luka dan perdarahan

o. Periksa Keadaan Sistem Saraf Bayi Adanya refleks morro Lakukan rangsangan
dengan suara keras, yaitu pemeriksa bertepuk tangan

p. Periksa Keadaan Abdomen


Pemeriksaan Abdomen
1) Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secra bersamaan dengan gerakan
dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan (palpasi)
2) Jika perut sampai cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
3) Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepatosplenomegali atau
tumor lainnya
4) Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau
ductus omfaloentriskus persisten (kaji dengan palpasi) Periksa keadaan tali
pusat, 50 kaji adanya tanda-tanda infeksi (kulit sekitar memerah, tali pusat
berbau).

xv
q. Periksa Keadaan Genetalia Dan Anus Bayi
1) Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm. periksa posisi
lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan
fimosis.
2) Periksa adanya hipospadia dan epispadia
3) Skortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
4) Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
5) Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina Terkadang tampak adanya sekrat
yang berdarah dar vagina. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormone ibu
(withdrawlbedding).

r. Periksa Keadaan Tungkai Dan Kaki Bayi


1) Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan
meluruskan keduanya dan bandingkan
2) Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kurangnya gerakan berkaitan
dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis
3) Periksa adanya polidaktili atau sidaktili pada jari kaki Gerakan dan jumlah jari
untuk menilai Refleks Babynsky dan Walking

s. Periksa Keadaan Anus Bayi


1) Periksa adanya kelainan atresia ani (pemerikasaaan dapat dengan memasukkan
thermometer rektal kedalam anus), kaji posisinya Mekonium secara umum
keluar pada 24 jam pertama.jika sampai 48 jam belum keluar kemungkian
adanya mekonium plug syndrome, megakolon atau obstruksi saluran
pencernaan

t. Periksa Keadaan Punggung Bayi Balikkan badan bayi dan lihat punggungnya,
jalankan jari jemari anda untuk menelusuri punggung bayi untuk merasakan
benjolan pada tulang punggungnya.

u. Keadaan Kulit Bayi


1) Verniks (Tidak perlu dibersihkan untuk Periksamenjaga kehangatan tubuh bayi)
2) Warna kulit

xvi
3) Pembengkakan atau bercak-bercak Amati tanda lahir bayi, Mongolord (hitam
hijau) dan Salmon (Merah)

v. Mencatat seluruh hasil pemeriksaan dan laporkan setiap kali ada kelainan yang
anda temukan pada saat pemeriksaan
w. Membereskan alat dan mencuci tangan

xvii
BAB III
PENUTUP
A. KESUMPULAN
 Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lebih dari atau sama dengan 37 minggu dengan
berat lahir 2500 – 4000 gram (Rochmah, 2002).
 Berdasarkan PWS-KIA (2010) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir adalah pelayanan
kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada
bayi baru lahir sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir,
baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah. Kunjungan neonatal
bertujuan untuk meningkatkan akses bayi baru lahir terhadap pelayanan kesehatan dasar.
 Untuk perawatan bayi lanjutan dirumah, bisa dilakukan oleh orang tua dan keluarga
secara mandiri dilakukan dirumah, yang mana terlebih dahulu diberikan edukasi
mengenai pemeriksaan fisik bayi sehari-hari dengan berpedomankan buku KIA yang
dimiliki oleh ibu, sehingga ibu bisa mengulang dan membaca kembali
 Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi baru lahir, baik bayi yang dilahirkan
cukup bulan (matur) maupun kurang bulan (prematur). Berbagai hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian ASI memberikan banyak keuntungan fisiologis maupun
emosional.
 Memberikan asuhan aman dan bersih segera setelah bayi baru lahir merupakan bagian
esensial dari asuhan pada bayi baru lahir seperti penilaian APGAR skor, jaga bayi tetap
hangat, isap lendir dari mulut dan hidung bayi (hanya jika perlu), keringkan, klem dan
potong tali pusat, IMD, beri suntikan Vit K, 1 mg intramuskular, beri salep mata
antibiotika pada kedua mata, imunisasi hepatitis B 0.5 ml intramuscular dan pemeriksaan
fisik pada bayi baru lahir.

B. SARAN
Bayi merupakan mahluk kecil yang rentan terhapat infeksi dan lainnya, selain tenaga
kesehatan orang dan keluarga memiliki peran yang penting terhadap kesehatan bayi,
terutama pada perawatan bayi sehari-hari dirumah.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, sehingga dapat update
ilmu pengetahuan

xviii
STUDY KASUS
Kasus 1
NY. Y seorang perawat disalah satu rumah sakit swasta dikota jambi, Melahirkan anak ke
tiga secara sectio caesaria atas indikasi kehamilan bekas sc.
Setelah bayi dilahirkan dengan sehat dan selamat, saat dilakukan pemeriksaan fisik pada
bayi tersebut didapat adanya fleksi pada pergelangan kaki.

Kaki pengkor atau CTEV (Congenital Talipes Equinovarus) adalah kelainan bawaan lahir
pada kaki (Kaki pengkor). Kelainan ini terjadi karena adanya kelainan pada struktur
tulang dan jaringan lunak pada kaki.
Pemeriksaan lanjutan oleh dokter orhopedi
Dilakukan pemasangan gips
 Pemasangan gips secara berkala yang dilakukan setiap minggu selama kurang
lebih 6 minggu. Gips ini untuk mempertahankan hasil koreksi pada kaki pengkor.
Penggantian gips umumnya dilakukan diantara interval 7 hari, gips dapat dibuka
di rumah dengan mencelupkan ke air hangat. Namun, pada umumnya setelah 5-
6x repetisi akan dilakukan evaluasi ulang apakah pasien sudah cukup dengan
tatalaksana gips saja ataukah perlu ditambahkan pemanjangan tendon Achilles
di tumit dengan cara bedah minimal invasif.
 Setelah pemasangan gips dinilai sudah cukup berhasil, maka akan dilanjutkan
dengan pemakaian sepatu Dennis-Brown. Sepatu ini adalah sepatu khusus untuk
penderita kaki pengkor yang dihubungkan dengan bar selebar bahu. Sepatu ini
berguna untuk mempertahankan posisi kaki paska koreksi.
 Sepatu ini berguna untuk mempertahankan posisi kaki paska koreksi. Pemakaian

sepatu ini dipakai selama kurang lebih 3 bulan pertama setelah gips terakhir
dilepas. Setelah itu anak harus memakai sepatu ini selama 12 jam pada malam
hari dan 2-4 jam pada siang hari

xix
 Setelah dilakukan intervensi ibu memilih untuk berhenti bekerja dan fokus

mengurus anak, dan hasil akhirnya ketemu diusia kurang lebih 6 tahun kaki
masih ctev dan tidak sehat sempurna

Kasus 2
By. Ny. Chyntia usia 2 bulan datang sore hari dengan keluhan nangis kejing-kejing sudah
kurang lebih 1 jam, tidak ada flatus, BAB Belum, perut kembung, kaki ditegangkan dan
disilang saat menangis.
Saat dilakukan anamnesa lanjutan ibu mengaku bayi tadi siang ada diberikan pisang oleh
kakak iparnya.
Diagnosa : supp colic abdomen ec. Pemeberian pisang
Penatalaksanaan
1. Usahakan ibu untuk tenang terlebih dahulu
2. Mendekap bayi didada ibu
3. Memberikan L Bio yang merupakan vitamin usus
4. Mengajarkan ibu tehnik pijat ILU
5. Hasil akhir bayi colic mulai berkurang dan mulai tenang, dan dirumah ibu
menyampaikan bayi sudah flatus dan bab seperti biasa

Kasus 3
By. Ny. R usia 5 hari datang dengan keluhan anak terlihat kuning dari mata sampai
kebagian ekstremitas kaki, bayi sering tidur, BAK berwarna kecoklatan, tidak ada demam,
ibu mengaku bahwa puting susu ibu besar, sehingga bayi sulit menyusu. karena ibu
hawatir terhadap kondisi bayinya maka dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ke
dokter anak
Intervensi yang dilakukan :
1. Dilakukan pemeriksaan dokter
2. Dilakukan pemeriksaan bilirubin
3. Setelah hasil labor keluar, ternyata bilirubin bayi normal 3mg/dl
4. Dan bayi dianjurkan perawatan lanjutan dirumah dengan dijemur setiap pagi
5. Berikan ASI sesering mungkin, karena kendala puting susu besar, ibu menyuapi ASI
menggunakan sendok
6. Mengajarkan tehnik menyusui yang baik dan benar
7. membangunkan bayi saat tidur untuk tetap menyusui

xx
8. Hasil akhir hari ke 9 kuning mulai hilang dan bayi aktif menyusu
9. Berat badan dilakukan pada bulan selanjutnya naik normal 3890gr menjadi 4200gr dalam
kurun waktu 2 minggu

xxi
DAFTAR PUSTAKA

Armini, Sriasih, dan Marhaeni. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita & Anak Pra Sekolah.
Yogyakarta: And
Br Sembiring, Julia. 2019. Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekola. Tanggerang: Deepublish
Kementrian Kesehatan Indonesia. 2020. Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, Dan Bayi
Baru Lahir Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru. Kementrian Kesehatan RI
Noordiati. 2018. Asuhan Kebidanan, Neonatus, Bayi, Balita, Dan Anak Pra Sekolah. Malang : Wineka
Media
Ratnasari, Ita. 2019. Mengenal Hipotermia. Semarang; Menoreh Pustaka Ilmu
Rukiyah, Ai Yeyeh. dkk.. 2019. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: CV. Trans
Info Media.

xxii

Anda mungkin juga menyukai