Anda di halaman 1dari 22

MATA KULIAH: PRAKTIK KEBIDANAN 1

NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK


PRASEKOLAH

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
ANGOOTA

1. SITTI NURFADILAHWATI SUKIMAN 751540119094


2. SRI NURLINDA DJAPANGI 751540119095
3. THERESYA NURYANI YUNUS 751540119096
4. TRIYANI SANTOI 751540118097
5. VIAN ANGRIANI DJAFAR 751540119097
6. VIDRILIANI S. BUKA 751540119098
7. VIRNAWATI U. NANI 751540119099
8. YUYUN YUNINGSIH 7515401190100

KELAS : II C KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
PRODI JURUSAN DIII KEBIDANAN
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul
“Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah” tepat pada waktunya.
Kami sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan
segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini dan kami akan sangat
bangga apabila tugas yang kami susun ini mendapat saran dan kritik yang
bersifat membangun menyempurnakan makalah. Tak lupa pula kami
mengucapkan maaf apabila makalah ini terdapat kesalahan dalam
penulisan.
Dalam penulisan makalah ini, kami selaku penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas ini sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan
tepat waktu meskipun masih memiliki kekurangan.

Gorontalo,
Kamis, 25 Februari
2021

Penyusun

KE
LO
MP
OK
IV
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 1
D. Manfaat...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Neonatus, Bayi, Balita, Dan Anak Prasekolah ....................... 3
B. Klasifikasi Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah ........................ 4
C. Ciri Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah ................................... 6
D. Tahapan Bayi Baru Lahir ......................................................................... 7
E. Pencegahan Infeksi ................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 13
B. Saran ........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisiologis neonatus merupakan ilmu yang
mempelajari fungsi dan proses vital neonatus.
Neonatus adalah individu yang baru saja
mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan dari dari kehidupan intrauterine
kekehidupan rekstrauterin. Selain itu, neonatus
adalah individu yang sedang bertambah (Dr.
Merryana, dkk, 2016, 164).
Masa neonatus (0 -28 hari) adalah awal
dari pertumbuhan dan perkembangan setelah
lahir, masa ini merupakan masa terjadi
kehidupan baru dalam ekstra uteri dengan terjadi
proses adaptasi semua system organ tubuh.
Fisiologis bayi baru lahir merupakan suatu
proses adaptasi dengan lingkungan luar atau
dikenal dengan kehidupan ekstrauteri.
Sebelumnya bayi hanya beradaptasi dengan
kehidupan intrauteri.
Balita adalah individu atau sekelompok
individu dari suatu penduduk yang berada dalam
rentang usia tertentu. Usia balita dapat
dikelmopokan menjadi tiga golongan yaitu
golongan usia bayi (0 – 2 tahun), golongan balita
(2 – 3 tahun), dan golongan prasekolah (>3 – 5
tahun). Adapun menurut WHO kelompok usia
balita adalah 0 – 60 bulan. Sumber lain
mengatakan bahwa usia balita adalah 1 – 5 tahun
(Dr. Merryana, dkk, 2016, 164).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Neonatus, Bayi, Balita, Dan Anak Prasekolah?
2. Apa Klasifikasi Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah?
3. Apa Ciri Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah?
4. Apa Tahapan Bayi Baru Lahir?
5. Apa Pencegahan Infeksi?
C. Tujuan
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Mengetahui Pengertian Neonatus, Bayi, Balita, Dan Anak Prasekolah
2. Mengetahui Klasifikasi Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah
3. Mengetahui Ciri Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah
4. Mengetahui Tahapan Bayi Baru Lahir
5. Mengetahui Pencegahan Infeksi
D. manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini untuk menambah wawasan pengetahuan
kepada pembaca mengenai Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah
serta diharapkan mampu menerapkan ilmu yang diperoleh selama
mengikuti perkuliahan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah


1. Pengertian Neonatus
Neonatus merupakan bayi yang berusia
antara 0 (baru lahir) sampai 1 bulan (biasanya
28 hari).Sementara itu, bayi dan balita
merupakan fase lanjutan dari neonates.Masa
ini sangat penting dan memerlukan perhatian
serta perawatan khusus (Siti, dkk, 2019:3).
Menurut Saifuddin (2002), bayi baru lahir
adalah bayi yang baru lahir selama satu jam
pertama kelahiran. Menurut Donna L. Wong
(2003), bayi baru lahir adalah bayi dari lahir
sampai usia 4 minggu. Lahirnya biasanya
dengan usia gestasi 38-42 minggu. Menurut
Departemen Kesehatan RI (2005), bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
umur kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat lahir 2.500 gram sampai
4.000 gram. Menurut M. Sholeh Kosim
(2007), bayi baru lahir adalah berat lahir
antara 2.500-4.000 gram, cukup bulan, lahir
langsung menangis dan tidak ada kelainan
kongenital (cacat bawaan) yang berat.
Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi
ovum dan spermatozoon dengan masa gestasi
memungkinkan hidup di luar kandungan.
Bayi baru lahir disebut dengan neonates,
dengan tahapan:
a. Umur 0-7 hari disebut neonatal dini.
b. Umur 8-28 hari disebut neonatal lanjut
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gr
– 4.000 gr (Dainty, dkk, 2018:1-2).
2. Pengertian Bayi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan lebih dari atau
sama dengan 37 minggu dengan berat badan
lebih dari 2500-4000 gram (Noorbaya, dkk,
2019:3-5).

3. Pengertian Balita
Balita adalah anak yang telah menginjak
usia di atas 1 tahun atau lebih populer dengan
pengertian usia anak dibawah lima tahun.
Masa balita merupakan usia penting dalam
tumbuh kembang anak secara fisik (Muaris,
2006:4).
4. Pengertian Anak Prasekolah
Anak prasekolah adalah usia 3 sampai 6
tahun dan sudah bisa memberi alasan pada
tingkatan yang dilakukannya. Satu hal yang
perlu di ingat bahwa anak prasekolah
berasumsi bahwa oranglain berpikir seperti
mereka sehingga perlu menggali pengertian
mereka dengan pendekatan nonverbal. Anak
prasekolah berada pada fase peralihan anatra
preconceptual dan intitive thought. Pada fase
preconceptual, anak sering menggunakan
satu intiutive thought. Pada fase
pereconceptual, anak sering menggunakan
satu istilah untuk beberapa orang yang punya
ciri-ciri yang sama misalnya menyebut nenek
untuk setiap wanita tua, sudah bongkok dan
memakai tongkat (Supartini, 2004:64).
B. Klasifikasi Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah
1. Klasifikasi neonatus dilihat dari kurang bulan, cukup bulan, lebih
bulan, besaar unuk masa kehamilan, sesuai untuk masa kehamilan,
kecil untuk masa kehamilan (Purnama, 2014:182).
2. Klasifikasi bayi resiko tinggi sering diklasifikasikan berdasarkan berat
badan lahir, umur kehamilan, dan adanya masalah patofisiologi yang
menyertai bayi tersebut. Secara umum, masalah fisiologis berkaitan
erat dengan status kematangan bayi dan gangguan kimia (mis.
hipoglekimia, hipokalasemia) dan konsekuensi dari ketidakmatangan
organ dan sistem (mis. hieperilirubinemia, sindrom gawat napas,
hipotermia).
Dibawah ini akan diuraikan pengelolaan bayi
risiko tinggi berdasarkan klasifikasi diatas.
a. Klasifikasi berdasarkan berat badan
Semua bayilahir dengan berat badan
sama atau kurang dari 2500 gram disebut
bayi berat badan lahir rendah (BBLR),
BBLR dikelompokan sebagai berikut:
1) Bayi berat badan lahir amat sangat
rendah yaitu bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 1000 gram.
2) Bayi berat badan lahir sangat rendah
adalah bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 1500 gram.
3) Bayi berat badan lahir cukup rendah
adalah bayi yang lahir dengan berat
badan 1501-2500 gram.
b. Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan
1) Bayi prematur adalah bayi yang lahir
dengan umur kehamilan belum
mencapai 37 minggu.
2) Bayi cukup bulan adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan 38-42
minggu.
3) Bayi lebi bulan adalah bayi yang lahir
dengan umur kehamilan lebih dari 42
minggu.
c. Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan dan berat badan
Dahulu berat badan lahir dianggap
dapat memberikan taksiran uusia
kehamilan dengan tepat, sehingga bayi
yang lahir dengan berat badan 2500 gram
atau lebih dianggap cukup matang.
Pertumbuhan rata-rata bayi di dalam
rahim tidak sama, karena pertumbuhan
bayi di dalam rahim dipengaruhi oleh
berbagai faktor (keturunan, penyakit ibu,
nutrisi dan sebagainya). Oleh karena itu,
dilakukan pengolongan dengan
menggabungkan berat badan lahir dan
usia kehamilan sebagai berikut.
1) Bayi kecil untuk masa kehamilan
(KMK) dalam bahasa inggris disebut
small-for-gestational (SGA) atau
small-for-date (SFD), yaitu bayi yang
lahir dengan keterlambatan
pertumbuhan intrauteri dengan berat
badan terletak di bawah persentil ke-10
dalam grafik pertumbuhan intra-uterin.
2) Bayi sesuai untuk masa kehamilan
(SMK) atau dalam bahasa inggris
disebut approriate-for-gestational-age
(AGA), yaitu bayi yang lahir dengan
berat badan sesuai dengan sesuai
dengan berat badan untuk masa
kehamilan, yaitu berat badan terletak
antara persentil ke 10-90 dalam grafik
pertumbuhan intra-uterin.
3) Bayi besar untuk masa kehamilan atau
dalam bahasa inggris disebut large-for-
gestational-age (LGA), yaitu yang
lahir dengan berat badan terletak di
atas persentil ke-90 dalam grafik
pertumbuhan intra-uterin (Surasmi,
2003:3-5).
C. Ciri Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah
1. Ciri-ciri neonatus usia 10-14 hari setelah
lahir dan pertumbuhan sementara terhenti.
2. Ciri-ciri bayi usia 2 minggu-2 tahun, sistem
otot dan saraf mulai berkembang
membentuk sistem kesadaran awal (Wijaya,
2008:3-5).
3. Ciri-ciri balita
a. Ciri-ciri balita cerdas ligulistik yaitu usia
6 bulan mampu mengucapkan kata-kata
sederhana ma, pa dan mampu mengerti
pertanyaan sederhana seperti , mana
mata?: Usia 1 tahun menguasai lebih dari
200 kata dan mampu merangkak kalimat
pendek yang berarti dari dua kata.
b. Artikulasisudah jelas pada usia 2 tahun,
yaitu: Usia 4 tahun mampu membuat
kalimat lengkap:Usia 5 tahun mampu
merangkai cerita
c. Ciri-ciri balita cerdas kinestis-jasmani,
yaitu usia 1-2 tahun mampu menarik,
mendorong, melempar bola: Usia 3-4
tahun mampu mengikat tali sepatu,
meronce, melompat, berirama, dan
melambungkan bola: Usia 5 tahun
mampu melakukan beberapa gerakan
sekaligus.
d. Ciri-ciri cerdas logis-matematis, yaitu:
Usia 1-2 tahun mampu menyebutkan
bilangan dan membedakan objek: usia 2-
3 tahun mampu menyebut bilangan
walaupun masih belum berurutan,
membandingkan, dan mengelompokkan.
e. Ciri-ciri balita cerdas naturalis, yaitu usia
1-2 tahun gemar bereksplorasi: usia 2-3
tahun sering melontarkan pertanyaan
tentang alam sekitar.
f. Ciri-ciri balita interpersonal yaitu lebih
senang berada dirumah atau kamar: lebih
senang melakukan sebagai kegiatan
sendiri; lebih suka bermain komputer dan
membaca daripada bermain dengan
oranglain (Anwar,2016:23-24).
4. Ciri-ciri anak pra sekolah
Ciri-ciri anakprasekolah (3-6 tahun) yang
biasanya adalah TK:
a. Umumnya anak pada tahun ini memiliki
satu atau dua sahabat tetapi sahabat ini
cepat berganti, mereka umumnya dapat
cepat menyesuaikan diri secara sosial,
mereka umunya bermain dengan teman.
b. Kelompok bermain cenderung kecil dan
tidak teroragansasi secara baik,oleh
karena kelompok tersebut cepat berganti-
ganti.
c. Anak sering kali lebih mudah bermain
berseblahan dengan anak yang lebih besar
(Indrijati, 2016:104-105).
D. Tahapan Bayi Baru Lahir
1. Tahapan I terjadi segera lahir, selama menit-menit pertama kelahiran.
Pada tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk fisik dan scoring
gray untuk interaksi bayi dan ibu.
2. Tahap II disebut tahap transisional rektivitas. Pada tahap II dilakukan
pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanay perubahan
perilaku.
3. Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam
pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh (Octa, dkk, 2014:7).

E. Pencegahan Infeksi
1. Pengertian
Pencegahan infeksi merupakan bagian
terpenting dari setiap komponen perawatan
bayi baru lahir yang sangat rentan terhadap
infeksi karena sistem imunitasnya masih
kurang sempurna. Perlu diperhatikan pada
saat melakukan asuhan pada bayi baru lahir
pencegahan infeksi sangat penting. Beberapa
asuhan yang diberikan pada bayi segera
setelah lahir adalah dengan:
a. Perawatan Tali Pusar
1) Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
merawat tali pusar.
2) Menjaga agar tali pusar tetap kering dan terkena udara atau
dibungkus longgar dengan kain bersih.
3) Bersihkan tali pusar dengan sabun dan air jika tercemar oleh
urine dan kotoran.
4) Hindari:
a) Sering menyentuh tali pusar dan tangan tidak bersih.
b) Menutupi tali pusar dengan apapun.
c) Membersihkan dengan alkohol.
b. Perawatan Mata
1) Membersihkan mata segera setelah lahir.
2) Mengoleskan salf atau tetes mata tetracycline atau eritromysin
dalam jam pertama setelah kelahiran.
3) Penyebab yang umum dari kegagalan profilaksis
a) Memberi profilaksis setelah jam pertama.
b) Pembilasan mata setelah pemakaian obat tets mata.
c. Imunisasi
1) Vaksinasi BCG sedini mungkin.
2) Dosis tunggal untuk OPV atau dalam 2 minggu setelah
kelahiran.
3) Vaksinasi hepatitis B sesegera mungkin.
2. Perawatan Umum
a. Gunakan sarung tangan dan celemek waktu memgang BBL sampai
engan memandikan bayi minimal 6 jam, tidak perlu memakasi
masker atau gaun penutup dalam perawatan BBL.
b. Bersihkan darah dan cairan bayi dengan menggunakan kapas yang
direndam dalam air hangat kemudian keringkan.
c. Bersihkan pantat dan sekitar anus bayi setiap selesai mengganti
popok atau setiap diperlukan dengan menggunakan kapas yang
direndam air hangat, air sabun dan dikeringkan dengan hati-hati.
d. Gunakan sarung tangan waktu merawat tali pusar (Armini, dkk,
2017:11-13).
Bayi Baru Lahir (BBL) sangat rentan
terhadap infeksi yang disebabkan oleh
paparan atau kontaminasi mikroorganisme
selama proses persalinan berlangsung
maupun beberapa saat setelah lahir. Beberapa
mikroorganisme harus diwaspadai karena
dapat ditularkan lewat percikan darah dan
cairan tubuh misalnya virus HIV, Hepatitis B
dan Hepatitis C. sebelum menangani BBL,
pastikan penolong persalinan telah
melakukan upaya pencegahan infeksi.
Prinsif pencegahan infeksi:

a. Berikan perawatan rutin kepada bayi baru


lahir.
b. Pertimbangkan setiap orang (termasuk
bayi dan staf) berpotensi menularkan
infeksi.
c. Cuci tangan atau gunakan pemberih
tangan.
d. Pakai-pakaian pelindung dan sarung
tangan.
e. Gunakan teknis aseptik.
f. Pegang instrument tajam dengan hati-hati
dan bersihkan dan jika perlu sterilkan
atau disinfeksi instrument dan peralatan.
g. Bersihkan unit perawatan khusus bayi
baru lahir secara rutin dan buang sampah.
h. Pisahkan bayi yang menderita infeksi
untuk mencegah infeksi nosocomial.
Tindakan pencegahan pada bayi baru lahir,
adalah sebagai berikut:

a. Mencuci tangan secara seksama sebelum


dan setelah melakukan kontak dengan
bayi.
b. Memakai sarung tangan bersih pada saat
menangani bayi yang belum dimandikan.
c. Memastikan semua peralatan, termasuk
klem gunting dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika
menggunakan bola karet penghisap, pakai
yag bersih dan baru. Jangan pernah
menggunakan bola karet penghisap untuk
lebih dari satu bayi.
d. Memastikan bahwa semua pakaian,
handuk, selimut serta kain yang
digunakan untuk bayi, telah dalam
keadaan bersih.
e. Memastikan bahwa timbangan, pita
pengukur, thermometer, stetoskop, dan
benda-benda lainnya yang akan
bersentuhan dengan bayi dalam keadaan
bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali
setelah digunakan).
f. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan
diri, terutama payudaranya dengan mandi
setiap hari (putting susu tidak boleh
disabun).
g. Membersihkan muka, pantat dan tali
pusat bayi baru lahir dengan air bersih,
hangat dan sabun setiap hari.
h. Menjaga bayi dari orang-orang yang
menderita infeksi dan memastikan orang
yang memegang bayi sudah cuci tangan
sebelumnya (Noordiati,2018: 6-7).
F. Rawat Gabung
Rawat gabung akan membantu
memperlancar pemberian ASI, karena dalam
tubuh ibu menyusui ada hormone oksitosin.
Hormone ini sangat berpengaruh pada keadaan
emosi. Jika ibu tenang dan bahagia Karena
mendekap bayinya, maka hormone ini akan
meningkat dan ASI akan cepat keluar sehingga
bayi lebih puas mendapatkan ASi (Lusje, dkk,
2014:42).
Rawat gabung adalah satu cara perawatan
dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak
dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam
sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-
sama selama 24 jam penuh seharianya, hal ini
merupakan waktu yang baik bagi ibu dan bayi
saling berhubungan dan dapat memberikan
kesempatan bagi keduanya untuk pemberian
ASI. Jenis rawat gabung terbagi menjadi 2 yaitu:
rawat gabung continue dimana bayi tetap berada
disamping ibu selama 24 jam dan rawat gabung
parsial dimana ibu dab bayi bersama-sama hanya
dalam beberapa jam seharinya, misalnya pagi
bersama ibu sementara malam hari dirawat di
kamar bayi.
Tujuan dari rawat gabung adalah:
1. Memberikan bantuan emosional: agar ibu dapat memberikan kasih
saying sepenuhnya pada bayi dan memberi kesempatan pada ibu dan
keluarga untuk mendapatkan pengalaman dan merawat bayi.
2. Penggunaan ASI: agar bayi dapat segera mungkin mendapat kolostrum
/ ASI dan produksi ASI akan semakin banyak jika diberikan sesering
mungkin.
3. Mencegah terjadinya infeksi silang.
4. Dapat dimanfaatkan untuk pendidikan kesehatan ibu.
5. Memberikan simulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi.

Rawat gabung memberikan manfaat bagi :

1. Ibu
Secara psikologis anatara ibu dan bayi
akan segera terjadi proses lekat (early infant
mother bonding) dan lebih akrab akibat
sentuhan badan antara ibu dan bayi, ibu
mendapatkan kesempatan untuk belajar
merawat bayinya dan memberikan rasa
percaya kapada ibu untuk merawat bayinya.
Ibu dapat memberikan ASI kapan saja bayi
membutuhkan, sehingga dapat memberikan
rasa kepuasan pada ibu bahwa ia dapat
berfungsi dengan baik sebagaimana seorang
ibu memenuhi kebutuhan nutrisi bagi
bayinya. Ibu juga akan merasa sangat
dibutuhkan oleh bayinya dan tidak dapat
digantikan oleh orang lain. Hal ini akan
memperlancar produksi ASI. Secara aspek
fisik involuesi uteri akan terjadi lebih baik
karena dengan menyusui akan terjadi
kontraksi Rahim yang baik dengan merawat
bayinya sendiri ibu dapat mempercepat
mobilisasi.
2. Bayi
Sentuhan antara badan ibu dan bayi akan
berpengaruh terhadap perkembangan
psikologis bayi selanjutnya, karena
kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi
mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi dan
bayi mendapatkan rasa aman dan terlindungi
dan ini merupakan dasar terbentuknya rasa
percaya diri pada anak. Manfaat aspek fisik
bayi segera mendapatkan colostrum atau ASI
jolong yang dapat memberikan kekebalan
pada tubuh atau antibody, bayi segera
mendapatkan makanan sesuai
pertumbuhannya, kemungkinan infeksi
nosocomial kecil, bahaya aspirasi akibat susu
botol menjadi berkurang, penyakit sariawan
pada bayi dapat dihindar/dikurangi dan alergi
susu buatan berkurang.
3. Keluarga
Rawat gabung memberikan peluang bagi
keluarga untuk memberikan dukungan pada
ibu untuk memberikan ASI pada bayi dan
lama waktu perawatan menjadi lebih pendek
karena ibu cepat pulih kembali dan bayi tidak
menjadi sakit sehingga biaya perawatan
menjadi lebih sedikit.
4. Petugas
Karena bayi dirawat bersama bayi maka
bayi manjadi jarang menangis dan petugas
dapat melaksanakan tugas lainnya diruang
perawatan tanpa repot menyediakan dan
memberikan susu buatan (Noordiati, 2018:8-
9).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Neonatus merupakan bayi yang berusia
antara 0 (baru lahir) sampai 1 bulan (biasanya 28
hari).Sementara itu, bayi dan balita merupakan
fase lanjutan dari neonates.Masa ini sangat
penting dan memerlukan perhatian serta
perawatan khusus (Siti, dkk, 2019:3).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan lebih dari atau
sama dengan 37 minggu dengan berat badan
lebih dari 2500-4000 gram (Noorbaya, dkk,
2019:3-5).
Balita adalah anak yang telah menginjak
usia di atas 1 tahun atau lebih populer dengan
pengertian usia anak dibawah lima tahun. Masa
balita merupakan usia penting dalam tumbuh
kembang anak secara fisik (Muaris, 2006:4).
Anak prasekolah adalah usia 3 sampai 6
tahun dan sudah bisa memberi alasan pada
tingkatan yang dilakukannya. Satu hal yang perlu
di ingat bahwa anak prasekolah berasumsi bahwa
oranglain berpikir seperti mereka sehingga perlu
menggali pengertian mereka dengan pendekatan
nonverbal.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai mahasiswa yang nantinya akan
menjadi seorang tenaga kesehatan, harusnya
lebih mempelajari dan memahami “Neonatus,
Bayi, Balita, Dan Anak Prasekolah” Oleh
karena itu peran bidan sangatlah penting
dalam hal tersebut.
2. BagiKampus
Diharapkan makalah ini dapat meningkatkan
mutu dalam proses pembelajaran, dapat
meningkatkan kompetensi dan pengetahuan
mahasiswa kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA
Indrijati Herlina, 2016, Psikologis Perkembangan Dan
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Lusje, dkk, 2014.Hubungan Rawat Gabung dengan
Kelancaran Produksi ASI.Manado: Jurnaal Ilmiah
Bidan, vol 2, No 1.
Noorbaya Siti, dkk, 2019, Panduan Belajar Asuhan
Neonatus, Bayi dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Gosyen Publishing
Purnama Indah Dian, 2014, Hal Penting Yang Wajib
Diketahui Bumil. Jakarta Selatan: PT Kawan
Pustaka
Setiyani Astuti, dkk, 2016, Asuhan Kebidanan
Neonatus,Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah.
Modul Bahan Ajar Kebidanan
Supartini Yupi, 2004, Buku Ajar Konsep Dasar
Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Surasmi Asrining, 2003, Perawatan Bayi Risiko Tinggi.
Jakarta: EGC
Wijaya Agung, dkk, 2008, IPA Terpadu. Jakarta:
Grasindo

Anda mungkin juga menyukai