Anda di halaman 1dari 14

NEONATUS DENGAN MASALAH OBSTIPASI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan


Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah

Dosen Pengampu :

Anik Sri Purwanti, S.ST., M.Keb

Disusun Oleh :

1. Yolanda Vindarika Purwana (206047)


2. Rizka dwi mulyani (206038)

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
RS dr. SOEPRAOEN MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, karunia
serta kasih sayang-Nya berupa kesehatan jasmani dan rohani penulis dapat
menyelesaikan makalah "Neonatus Dengan Masalah Obstipasi" ini dengan sebaik
mungkin. Makalah Neonatus Dengan Masalah Obstipasi ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah
dengan dosen pengampu ibu Anik Sri Purwanti, S.ST., M.Keb. Prodi Sarjana Terapan
Kebidanan di Institut Teknologi Sains dan Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang. Selain
itu, penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Anik Sri Purwanti, S.ST., M.Keb. Selaku
dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah,
dimana tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang Neonatus Dengan Masalah Obstipasi.

Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna,oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Malang, 12 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................5
1.3 Tujuan................................................................................................................................5
1.4 Manfaat..............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................6
2.1 Pengertian Opstipasi...........................................................................................................6
2.2 Jenis – Jenis Obstipasi........................................................................................................7
2.3 Penyabab Terjadinya Obstipasi..........................................................................................7
2.4 Tanda dan Gejala................................................................................................................7
2.5 Patofisiologi dan Pathogenesis...........................................................................................8
2.6 Diagnosa Obstipasi.............................................................................................................9
2.7 Penanganan Obstipasi.......................................................................................................11
BAB III PENUTUP....................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................12
3.2 Saran.................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obstipasi adalah untuk konstipasi parah biasanya disebabkan oleh
terhalangnya pergerakan feses dalam usus ( adanya obstruksi usus),  singkatnya
obstipasi adalah penimbangan feses yang keras akibat penyakit atau obstruksi
saluran cerna atau bisa didefinisikan sebagai tindak adanya pengeluaran tinja
selama 3 hari. 

 Lebih dari 90% bayi baru lahir mengeluarkan mekonium dalam 24 jam
pertama,  sedangkan sisanya akan mengeluarkan mekonium dalam 36 jam
pertama kelahiran,  jika hal ini tidak terjadi,  di maka harus dipikirkan Adanya
kemungkinan  obstipasi.  tetapi diingat bahwa ketidakteraturan defekasi
bukanlah suatu obstipasi.  bayi yang menyusu pada ibunya dapat terjadi
obstipasi Tanpa defect Sasi selama 5-7  hari dan tidak menunjukkan adanya
gangguan yang kemudian akan mengeluarkan tinta dalam jumlah yang banyak
ketika defekasi.
Menurut data WHO, keluhan obstipasi dapat terjadi pada segala usia dari bayi
sampai orang tua. pada bayi angka kejadian ini bisa mencapai 30-40% yang dapat
mengalami masalah dengan keluhan obstipasi ini. Di Indonesia sendiri angka
insidennya belum ada yang menjelaskan secara nominal tanpa melihat etiologinya,
sedangkan berdasarkan etiologi obstipasi parsial didapatkan 10-15% dari seluruh
kejadian obstipasi. angka kejadian obstipasi pada bayi berdasarkan penyebabnya
memiliki frekuensi yang berbeda-beda berdasarkan keadaan yang mendasarinya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Obstipasi pada neonatus ?
2. Sebutkan Jenis-jenis Obstipasi ?
3. Apa penyebab dari Obstipasi ?
4. Apa Tanda dan Gejala pada Obstipasi?
5. Bagaimana Patofisiologi dan Pathogenesis dari Obstipasi?
6. Apa diagnosa dari Obstipasi
7. Bagaimana Penanganan dari Obstipasi Neonatus?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengertian Obstipasi pada neonatus
b. Untuk mengetahui Jenis-jenis Obstipasi
c. Untuk mengetahui penyebab dari Obstipasi
d. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala pada Obstipasi
e. Untuk mengetahui Patofisiologi dan Pathogenesis dari Obstipasi
f. Untuk mengetahui Diagnosa dan Penanganan dari Obstipasi
g. Memenuhi tugas kelompok mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus,
Bayi,Balita dan Anak Prasekolah.

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan ini antara lain:
 Mengetahui dan memahami Pengertian dari obstipasi neonatus
 Mengetahui penyebab dan jenis dari Obstipasi
 Mengetahui diagnosa dari Obstipasi Neonatus
 Mengetahui dan memahami keterkaitan cara penanganan Obstipasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Opstipasi


Obstipasi berasal dari bahasa latin ob berarti in the way adalah perjalanan dan
stipare yang berarti to compress adalah menekan. Secara istilah obstipasi adalah
bentuk konstipasi parah dimana biasanya disebabkan oleh terhalangnya pergerakan
feses dalam usus (adanya obstruksi usus).

Secara umum, obstipasi adalah pengeluaran mekonium tidak terjadi pada 24 jam
pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau keterlambatan pada faeces yang
menyangkut konsistensi faeces dan frekuensi berhajat. Sedangkan pada neonatus
lanjut didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari/lebih.

Ada beberapa variasi pada kebiasaan buang air besar yang normal. Lebih dari
90% bayi baru lahir akan mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama,
sedangkan sisanya akan mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama kelahiran.
Jika hal ini tidah terjadi, maka harus dipikirkan adanya obstipasi. Akan tetapi, harus
diingat bahwa ketidakteraturan defekasi bukanlah suatu obstipasi karena pada bayi
yang menyusu dapat terjadi keadaan tanpa defekasi selama 5-7 hari dan tidak
menunjukkan adanya gangguan feses karena feses akan dikeluarkan dalam jumlah
yang banyak sewaktu defekasi. Hal ini masih dikatakan normal. Menurut data
WHO, keluhan obstipasi dapat terjadi pada segala usia dari bayi sampai orang tua.
pada bayi angka kejadian ini bisa mencapai 30-40% yang dapat mengalami masalah
dengan keluhan obstipasi ini. Di Indonesia sendiri angka insidennya belum ada
yang menjelaskan secara nominal tanpa melihat etiologinya, sedangkan
berdasarkan etiologi obstipasi parsial didapatkan 10-15% dari seluruh kejadian
obstipasi. angka kejadian obstipasi pada bayi berdasarkan penyebabnya memiliki
frekuensi yang berbeda-beda berdasarkan keadaan yang mendasarinya.
2.2 Jenis – Jenis Obstipasi
1. Obstipasi Total

Memiliki ciri khas tidak keluarnya feses atau flatus dan pada pemeriksaan colok
dubur didapat rectum yang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat pada rectum.

2. Obstipasi Parsial

Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama beberapa hari, tetapi
kemudian dapat mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial
kurang darurat dari pada obstruksi total.

2.3 Penyabab Terjadinya Obstipasi


Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus meliputi akibat adanya kanker
dalam dinding usus. Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus, biasanya
akibat penekanan usus oleh massa intra abdomen misalnya adanya tumor dalam
abdomen yang menekan rectum.

Penyaluran makanan yang kurang baik, misalnya masukan makanan bayi muda
kurang mengandung air / gula, sedangkan pada bayi usia lebih tua biasanya karena
makanan yang kurang mengandung polisakarida atau serat. Kemungkinan adanya
gangguan pada usus seperti pada penyakit Hirschpung yang berarti usus tidak
melakukan gerakan peristaltik.

2.4 Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala obstipasi disebabkan oleh:

a. Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama, pada
bayi jika tidak mengeluarkan feses selama 3 hari atau lebih.

b. Sakit dan kejang pada perut.


c. Bayi sering menangis.

d. Susah tidur dan gelisah.

e. Kadang-kadang muntah.

f. Abdomen distensi (kembung, karena usus tidak berkontraksi).

g. Bayi susah/tidak mau menyusui.

h. Bising usus yang janggal.

2.5 Patofisiologi dan Pathogenesis


Pada keadan normal sebagian besar rektum dalam keadaan kosong, kecuali bila
ada refleks masa dari kolon yang mendorong feses ke dalam rektum yang terjadi
sekali atau dua kali sehari. Hal tersebut memberikan stimulasi pada arkus aferen
dari refleks defekasi. Dengan adanya stimulasi pada arkus aferen tersebut akan
menyebabkan kontraksi otot dinding abdomen sehingga terjadilah defekasi.
Mekanisme usus yang normal terdiri atas 3 faktor, yaitu sebagai berikut:

1. Asupan cairan yang banyak.


2. Kegiatan fisik dan mental.
3. Jumlah asupan makanan berserat.
Keadaan normal, ketika bahan makanan yang akan dicerna memasuki kolon, air
dan eletrolit diabsorbsi melewati membran penyerapan. Penyerapan tersebut
berakibat pada perubahan bentuk feses, dari bentuk cair menjadi bahan yang lunak
dan berbentuk. Ketika feses melewati rektum, feses menekan dinding rektum dan
merangsang defekasi. Apabila bayi tidak mengkonsumsi ASI (cairan) secara
adekuat, produksi dari pencernaan lebih kering dan padat, serta tidak dapat dengan
segera digerakkan oleh gerakan peristaltik menuju rektum, sehingga penyerapan
terjadi terus-meneerus dab feses menjadi semakin kering, padat dan susah
dikeluarkan, serta menimbulkan rasa sakit. Ini yang menyebabkab bayi tidak bisa
BAB dan akan menyebabkan kemungkinan berkembangnya luka.

Proses dapat terjadi bila menurun peristaltik usus. Hal tersebut menyebabkan
sisa metabolisme berjalan lambat yang kemungkinan akan terjadi penyerapan air
yang berlebihan.Bahan makanan berserat sangat dibutuhkan untuk merangsang
peristaltik usus dan pergerakan normal dari metabolisme dalam saluran cerna
menuju ke saluran yang lebih besar. Sumbatan pada usus dapat juga menyebabkab
obstipasi.

2.6 Diagnosa Obstipasi


Obstipasi didiagnosa melalui cara:

1. Anamnesis

Riwayat penyakit difokuskan pada gangguan untuk mengeluarkan baik feses


maupun gas. Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi total atau
partial. Anamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam riwayat penyakit
terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi terjadinya obstipasi.

Dicari juga apakah ada kelainan usus sebelumnya, nyeri pada perut, dan
masalah sistemik lain yang penting, sebagai contoh riwayat adanya penurunan
berat badan yang kronis dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat
obstruksi neoplasma.

Anamnesis juga digunakan untuk Riwayat penyakit difokuskan pada


gagal untuk mengeluarkan baik feses maupun gas. Perlu untuk menentukan
apakah termasuk obstruksi total atau partial. Anamnesis ditujukan untuk
menggali lebih dalam akan riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat
menstimulasi terjadinya obstipasi. Dicari juga apakah ada kelainan usus
sebelumnya, nyeri pada perut, dan masalah sistemik lain yang penting, sebagai
contoh riwayat adanya penurunan berat badan yang kronis dan feses yang
bercampur darah kemungkinan akibat obstruksi neoplasma.

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan abdomen standar seperti inspeksi, auskultasi, perkusi,dan


palpasi untuk melihat apakah ada massa abdomen, nyeri abdomen, dan adanya
distensi kolon. Obstruksi usus pada fase lanjut tidak terdengar bising usus
Pemeriksaan region femoral dan inguinal untuk melihat apakah ada hernia atau
tidak.

Obstruksi kolon bisa terjadi akibat hernia inguinal kolon sigmoid.


Pemeriksaan rectal tussae (colok dubur) untuk mengidentifikasi kelainan rectum
yang mungkin menyebabkan obstruksi dan memberikan gambaran tentang isi
rectum.

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada bayi yang menderita


obstipasi adalah : Pemeriksaan Hb, pemeriksaan urine dan pemeriksaan
penunjang lain yang dianggap perlu.

4. Pencitraan

Pencitraan dengan CT scan, USG, X rays, dengan atau tanpa bahan


kontras.Pencitraan untuk melihat apakah ada dilatasi kolon. Dilatasi kolon tanpa
udara menandakan obstruksi total dan dilatasi kolon dengan terdapat udara
menandakan partial obstruksi parsial. Pencitraan ini dapat digunakan untuk
menentukan letak obstruksi dan penyebab obstruksi.

5. Pemeriksaan Laboratorium

Laboratorium seperti pemeriksaan elektrolit darah (mengetahui dehidrasi


dan ketidakseimbangan elektrolit), hematokrit (apakah ada anemia yang
dihubungkan dengan perdarahan usus missal akibat neoplasma), hitung leukosit
(mengetahui infeksi usus). Endoskopi untuk melihat bagian dalam kolon dan
mennetukan sebab obstipasi.

2.7 Penanganan Obstipasi


Penatalaksanan yang dilakukan adalah:

1. Mencari penyebab obstipasi.

2. Menegakkan kembali kebiasaan defekasi yang normal dengan memperhatikan


gizi, tambahan cairan, dan psikis.

3. Pengosongan rektum jika tidak ada kemajuan setelah dianjurkan untuk


menegakkan kembali kebiasaan defekasi. Pengosongan rektum bisa dilakukan
dengan disimpaksi digital, enema minyak zaitun, obat-obatan.

4. Usahakan diet pada ibu dan bayi yang cukup mengandung makanan yang
banyak serat, buah-buahan dan sayur-sayuran.

5. Diet pada obstruksi total dianjurkan tidak makan apa-apa.

6. Pada obstruksi parsial, dapat diberikan makanan cair dan obat-obat oral.

7. Pemberian laktasi hanya merupakan tindakan pariatif yaitu hanya bila


diperlukan saja.

8. Peningkatan intake cairan.

9. Bila diduga terdapat penyakit hirscprung dapat dilakukan tes tekanan usus.

10. Bayi kurang dari dua bulan yang menerima susu formula atau ASI yang
memadai bisa diberi 1 sendok teh sirup jagung ringan pada botol pagi dan
malam hari.
11. Apel atau jus prem efektif bagi bayi antara 2 bulan dan 4 bulan.

12. Bayi antara 4 bulan dan 1 tahun dapat sembuh dengan sereal serat tinggi atau jus
aprikot,buah prem kering atau prem.

13. Anak usia lebih dari 1 tahun sebaiknya diberi makan serat tinggi seperti buah-
buahan,kacang polong,sereal,keripik graham,buncis dan bayam.

14. Perawatan medis

Resusitasi untuk mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh, nasograstis


decompression pada obstruksi parah untuk mencegah muntah dan aspirasi, dan
pengobatan lain untuk mencegah semakin parahnya sakit.

15. Operasi

Mengatasi obstruksi sesuai dengan penyebab obstruksi dan untuk mencegah


perforasi usus akibat tekanan tinggi. Obstipasi obstruksi total bersifat sangat
urgen untuk dilakukan tindakan segera dimana jika terlambat dilakukan dapat
mengakibatkan perforasi usus, karena terdapat peningkanan tekanan feses yang
besar.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Obstipasi merupakan penyakit yang disebabkan oleh terhalangnya gerakan feses
dalam usus. Obstipasi berbeda dengan konstipasi meski keduanya agak mirip. Obstipasi
terbagi dua macam yaitu opstipasi total dan opstipasi parsial.

Lakukan diagnosis dengan tepat dengan terlebih dahulu menanyakan riwayat


penyakit yang lalu. Tetapi penyembuhan dengan perawatan medis yang tepat, bila hal
tersebut masih belum maksimal maka lakukan operasi dan diet.

3.2 Saran
Untuk saran kami serahkan kepada Ibu Dosen. Selebihnya, kami sebagai mahasiswa
bila ada kekurangan dalam penulisan makalah, mohon bimbingannya. Karena kami
manusia biasa tidak luput dari kesalahan, dengan kesalahan tersebut kami jadikan
pedoman atau pembelajaran untuk kedepannya
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai