Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS DAN BAYI


KEBUTUHAN DASAR NEONATUS

Dosen Pengampu ; Tri Budiarti,S.ST.,M.K.M

Disusun Oleh ;

1. Suci Wulandari (206121002)


2. Dian Istiatun (206121017)
3. Rizky Ayu Amelia (206121012)
4. Abdila Amalia Kartika Putri (206121021)
5. Famela Devita Santiani (206121022)

UNIVERSITAS AL- IRSYAD CILACAP


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
D3 KEBIDANAN
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul ‘PEMERIKSAAN SEKRET VAGINA’ ini.
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Keterampilan
Dasar Kebidanan pada semester III di Program DIII Kebidanan Universitas Al-
Irsyad Cilacap.Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya
apabila tanpa bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak tidak akan dapat
terselessaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, bayi dan balita yang
telah memberikan izin kepada penulis dalam proses penyusunan
makalah ini
2. Semua pihak yang telah memberikan bantuan moral maupun spiritual
kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu
saran dan kritik penulis harapkan dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik.
Demikian, semoga makalah Pemeriksaan Sekret Vagina ini dapat bermanfaat
khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf dengan segala kekurangan yang
ada pada makalah ini.

Cilacap, 17 Maret 2023

ttd
Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  ............................................................................................. 2
DAFTAR ISI  ............................................................................................................ 3  
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang  .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah  .........................................................................................   4
1.3 Tujuan  ............................................................................................................ 4
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Kebutuhan Fisik Biologis  ............................................................................ 5
2.2 Nutrisi Cairan  .............................................................................................. 6
2.3 Kebutuhan Neonatus  .................................................................................... 9
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan  .................................................................................................... 12
3.2 Saran  .............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ruang lingkup Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita meliputi lima aspek yaitu
Asuhan pada Bayi Baru Lahir Normal, Bayi Baru Lahir Bermasalah, Bayi Baru Lahir
dengan Kelainan Bawaan, Bayi Baru Lahir dengan Trauma, dan Neonatus Beresiko
Tinggi. Termasuk juga di dalamnya mengenai tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang
anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan, dan berkesinambungan yang dimulai
sejak konsepsi hingga dewasa. Tumbuh kembang anak secara optimal dipengaruhi oleh
hasil interaksi antara faktor genetis, herediter, dan konstitusi dengan faktor lingkungan.
Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi tumbuh kembang anak,
maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita, maupun anak
prasekolah. Kebutuhan dasar tersebut meliputi asah, asih, dan asuh. Oleh karena itu,
orang tua, keluarga, maupun tenaga kesehatan harus mampu mendukung dan memenuhi
kebutuhan dasar tersebut, baik asah, asih, maupun asuh agar anak dapat tumbuh secara
optimal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pemenuhan kebutuahan asah pada neonatus ?
2. Bagaimana cara pemenuhan kebutuahan asih pada neonatus ?
3. Bagaimana cara pemenuhan kebutuahan asuh pada neonatus ?

D. Manfaat
1. Mengetahui cara pemenuhan kebutuhan asah pada neonatus
2. Mengetahui cara pemenuhan kebutuhan asih pada neonatus
3. Mengetahui cara pemenuhan kebutuahan asuh pada neonatus

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH):


Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan
tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga,
bermain dan beristirahat.
Nutrisi : Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi
seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air Susu Ibu
(ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi terutama pada
6 bulan pertama (ASI Eksklusif).
a) Imunisasi : anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
b) Kebersihan : meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah,
sekolah, tempat bermain dan transportasi
c) Bermain, aktivitas fisik, tidur : anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan
tidur karena hal ini dapat merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan,
merangsang metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein merangsang pertumbuhan
otot dan tulang merangsang perkembangan.
d) Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur.
Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali
setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan bulan
Agustus.
e) Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan menanggulangi
bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah penyakit serta
memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

KRITERIA POLA ASUH ANAK


Pola asuh orangtua terhadap perilaku anak memiliki beberapa kriteria yaitu (Syamsul,
2005):
1. Pola asuh Authoritarian — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua yang rendah,
namun kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik dan bersikap komando.

5
2. Pola asuh Permissive — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua meningkat namun
kontrolnya rendah, memberikan kebebasan terhadap anak untuk mengatakan dorongan
keinginannya.
3. Pola asuh Authoritative — Pola asuh oragtua, dimana sikap yang meninggat dan
kontrolnya meningkat, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak
untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan, memberikan penjelasan tentang dampak
perbuatan yang baik atau buruk.
4. Pola asuh Dominan — Pola asuh orangtua yang mendominasi dalam segala hal yang
menyangkut remaja dalam tindakan sehari-hari.
5. Pola asuh Submission — Orangtua cenderung senantiasa memberikan sesuatu yang
diminta anak berperilaku semaunya dirumah.
6. Pola asuh Overdisplin — Orangtua senantiasa mudah memberikan hukuman,
menanamkan kedisiplinan secara keras.

B. NUTRISI CAIRAN
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk
menerima bahan – bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan – bahan
tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas dalam tubuhnya sendiri. Bahan – bahan
tersebut dikenal dengan istilah nutrient yang meliputi air, protein, lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral.
1) Tujuan Pemberian Nutrisi
Dalam melaksanakan pemberian makanan yang sebaik – baiknya kepada
bayi dan anak, bertujuan sebagai berikut :
a) Memberikan nutrient yang cukup untuk kebutuhan dalam memelihara kesehatan dan
memulihkannya bila sakit serta melaksanakan berbagai jenis aktivitas.
b) Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotor.
c) Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan
makanan yang diperlukan.
Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minum dan makan bayi
adalah dengan membantu bayi mulai menyusui melalui pemberian ASI eksklusif. Prinsip
umum menyusui secara dini dan eksklusif adalah sebagai berikut:
a) Bayi harus disusui sesegera mungkin setelah lahir (terutama dalam 1 jam pertama)
b) Kolostrum harus diberikan tidak boleh dibuang

6
c) Bayi harusdiberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Artinya, tidak boleh
memberi makanan apapun pada bayi selain ASI selama masa tersebut
d) Bayi harus disusui kapan saja ia mau, siang atau malam (on demand ) yang akan
meransang payudara memproduksi ASI secara adekuat
Untuk mendapatkan ASI dalam jumlah cukup, seorang ibu perlu menjaga
kesehatanya sebaik mungkin. Ia perlu minum dalam jumlah cukup, makan makanan
bergizi, dan istirahat yang cukup. Oleh sebab itu bidan harus mengingatkan hal ini pada
ibu.
Jumlah rata-rata makanan seorang bayi cukup bulan selama 2 minggu pertama
sebanyak 30-60 ml setiap 2-3 jam. Selama 2 minggu pertama, bayi baru lahir hendaknya
dibangunkan untuk makan paling tidak setiap 4 jam. Sesudah itu, jika bayi sudah
bertambah berat badannya, bayi boleh tidur dalam periode yang lebih lama (terutama
malam hari). Untuk meyankinkan bahwa bayi mendapat cukup makanan, ibu harus
mengamati/mencatat seberapa sering bayi berkemih. Berkemih paling sedikit 6 kali selama
2-7 hari setelah lahir, ini menunjukan asupan cairan yang adekuat .
Bayi memerlukan jenis makanan air susu ibu (ASI), susu formula, dan makanan
padat. Kebutuhan kalori bayi antara 100–200 kkal/kgBB. Pada 4 bulan pertama, bayi lebih
baik hanya mendapatkan ASI saja (ASI eksklusif) tanpa diberikan susu formula. Usia lebih
dari 4 bulan baru dapat diberikan makanan pendamping ASI atau 9 susu formula, kecuali
pada beberapa kasus tertentu ketika anak tidak bias mendapatkan ASI, seperti ibu dengan
komplikasi postnatal, wanita hamil, menderita penyaki menular dan sedang dalam terapi
steroid atau morfin.
2) Pemberian nutrisi sesuai umur bayi
Berikut ini adalah pemberian nutrisi sesuai umur pada bayi dari lahir sampai12
bulan:
a) Bayi baru lahir sampai umur 4 bulan
Bayi mulai disusukan sedini mungkin, langsung setelah lahir. Waktu dan lama
menyusui disesuaikan dengan kebutuhan bayi (ondemand). Hindarkanlah pemberian
makanan tambahan seperti madu, air, larutan glukosa dan makanan prelakteal lainnya.
Jika setelah disusukan kemidian ternyata bayi menjadi kebiruan dan sesak nafas, perlu
difikirkan terhadap kemungkinan adanya kelainan seperti obstruksi atau fistula
esophagus. Selanjutnya bayi dapat diberikan buah–buahan (pisang) atau biscuit sejak
usia 2 bulan sedangkan pemberian makanan lumat sampai lembik (bubur susu) pada
usia 3 – 4 bulan, sesuai keperluan bayi masing – masing. Bayi akan lapar dan menangis

7
terus bila ASI kurang dan hal ini juga akan terlihat dari pertumbuhan bayi yang tidak
memuaskan. Untuk mengatasi pertumbuhan, bayi perlu ditimbang secara berkala, yaitu
bila mungkin dilakukan stiap hari pada munggu pertama, selanjutnya setiap minggu
sampai akhir bulan pertama, kemudian setiap 2 minggu dalam bulan kedua dan ketiga
dan seterusnya setiap bulan. Pada bulan keempat biasanya dimulai pemberian makanan
padat, yaitu makanan lumat, misalnya bubur susu yang dapat dibuat dari tepung (beras,
jagung atau havermouth), susu dan gula. Waktu yang untuk memberikan makanan
lumat dapat dipilih yang sesuai, misalnya sekitar jam 09.00 dengan memperhatikan
bahwa kira – kira 2 jam sebelumnya tidak diberikan apa – apa. Dengan demikian bayi
menyusui dengan kebutuhannya, diberi bubur susu satu kali dan buah – buahan satu
kali. Pada umur ini dapat pula diberikan telur ayam, akan tetapi perlu waspada terhadap
kemungkinan alergi dengan gejala urtikaria. Bila terjadi hal ini, pemberian telur
ditangguhkan. Biasanya setiap bayi sudah tahan terhadap telur pada usia 7 bulan keatas.
b) Bayi umur 5 – 6 bulan
Dapat diberikan 2 kali makanan bubur susu sehari, buah – buahan dan telur.
c) Bayi umur 6 – 7 bulan
Bayi dapat mulai diberikan nasi tim yang merupakan makanan lunak dan juga
merupakan makanan campuran yang lengkap karena dapat dibuat dari beras, bahan
makanan sumber protein hewani (hati, daging cincang, telur atau tepung ikan) dan
bahan makanan sumber protein nabati yaitu tahu, tempe, sayuran hijau (bayam), buah
tomat dan wortel. Dengan demikian nasi tim merupakan makanan yang mengandung
nutrien yang lengkap bila dibuat dengan bahan – bahan tersebut. Selama masa bayi
makan nasi tim harus disaring terlebih dahulu untuk memudahkan menelannya dan
tidak banyak mengandung serat – serat yang dapat mempersulit pencernaan.
d) Bayi umur 8 – 12 bulan
Bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim, yaitu, pada pagi
hari sebagai makan pagi, misalnya jam 09.00, pada siang hari sebagai makan siang
sekitar jam 13.00 dan pada sore hari sebagai makan malam sekitar jam 17.00 – 18.00.
Bila bayi disusukan sesuai dengan anjuran yaitu melebihi masa 1 tahun, perlu
diperhatikan kemingkinan timbulnya anoreksia terhadap makanan lin, sehingga anak
akan kekurangan protein dan kalori, dan pada akhirnya menderita penyakit Malnutrisi
Energi Protein (MEP). 11 Pengaturan makan bayi yang berhasil pada masa bayi akan
mempermudah kelancaran pengaturan makan pada usia selanjutnya. Pada akhir masa
bayi telah dibiasakan bayi menerima makanan 3 kali sehari, yaitu pada waktu pagi

8
(makan pagi), siang (makan siang), dan sore atau malam (makan malam). Selama
masa bayi telur cukup diberikan sekali sehari, bila bayi tidak alergi. Telur dapat
dimakan tersendiri setelah dimasak matang atau setengah matang atau dimakan
bersama – sama dengan nasi tim. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada masa bayi
meliputi Air Susu Ibu (ASI), susu formula, dan MP – ASI :

C. KEBUTUHAN NEONATUS

Perawatan Bayi adalah suatu usaha atau tindakan untuk merawat dan memelihara
kesehatan bayi dalam pencegahan dan pengobatan.
Tujuan Perawatan Bayi / NEONATUS :
a. Mempertahankan Pernafasan
 Segera setelah bayi lahir, bayi diletakkan dengan posisi kepala lebih rendah
daripada badan agar lendir keluar dari mulut dan mencegah lendir atau darah
masuk ke saluran pernafasan.
 Lakukan Penghisapan lendir dengan cepat dan lembut . Pernafasan SPONTAN
b. Mencegah Infeksi
 Mencuci tangan sebelum / sesudah memegang bayi dalam pemberian minum,
mengganti popok, pemeriksaan fisik, berganti bayi
 Membatasi jumlah pengunjung
 Petugas / tenaga kesehatan yang kena infeksi harus menjauhi bayi
 Petugas / Pengunjung tidak boleh menderita penyakit menular
 Memakai pengaman yang bersih
c. Pemberian makanan
 Pemberian ASI eksklusif
 Susu formula
 Kebutuhan cairan pada bayi :
- Hari I : 60 cc / kg BB
- Hari II : 90 cc / kg BB - Hari V : 180 cc / kg BB
- Hari VII : 200 cc / kg BB sampai Trimester I

9
Perawatan diri pada bayi meliputi :
a. Memandikan bayi
Tujuan dari memandikan bayi disini adalah untuk menjaga kebersihan,
memberikan rasa segar, dan memberikan rangsangan pada kulit. Yang harus diperhatikan
pada saat memandikan bayi adalah :
• Mencegah kedinginan
• Mencegah masuknya air kedalam mulut, hidung dan telinga
• Memperhatikan adanya lecet pada pantat, lipatan-lipatan kulit (ketiak bayi, lipatan
paha, dan punggung bayi)
Perlengkapan yang dibutuhkan pada saat memandikan bayi
• Ember sedang berisi air hangat kuku
• Sabun bayi pada tempatnya
• Handuk dan washlap
• Pakaian bayi lengkap

b. Memberikan pakaian pada bayi


Bahan pakaian yang akan dikenakan oleh bayi hendaknya yang lembut dan mudah
enyerap keringat. Hal-hal yang perlu diperhatikan tentangkebersihan popok pada bayi :
 Untuk kebersihan yang baik, selalu pastikan bahwa alas untuk bayi ganti popok
tidak kotor, dan rusak. Lindungi tatakan dengan kertas tisu, yang akan dibuang
setelah itu.
 Jika ketika mengganti popok, bayi berada di permukaan yang lebih tinggi, pegang
selalu dengan satu tangan pada bayi untuk mencegah agar tidak jatuh.
 Jangan pernah ganti popok pada area untuk menyiapkan makanan atau di tempat
makan.
 Setelah mengangkat popok yang kotor, bersihkan keseluruhan daerah popok bayi
dari depan sampai belakang untuk menghindari infeksi. Bilas semua sabun dan
keringkan.

c. Personal Hygiene Pada bayi


Setiap kali buang air kecil dan besar, bersihkan pada perinealnya dengan air dan
sabun, serta keringkan dengan baik. Karena kotoran bayi dapat menyebabkan infeksi
sehingga harus dibersihkan.

10
2. Perawatan Tali Pusat
a. Sebelum tali pusat kering dan lepas, didaerah ini dapat terjadi infeksi, sehingga
harus dijaga agar bersih dan kering.
b. Daerah sekitar tali pusat harus dicuci setiap hari dengan sabun dan air ( pada
waktu memandikan )
c. Bila tali pusat berbahu, ada kemerahan disekitarnya, atau mengeluarkan cairan,
harus segera menghubungi Tenaga Medis terdekat atau bidan.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dapat kita simpulkan bahwa kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita, dan anak
prasekolah dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Asih yang menyangkut ikatan kasih sayang dan sibling rivalry
2. Asuh yang menyangkut pemenuhan nutrisi, imunisasi, dan perawatan sehari-hari
3. Asah yang menyangkut stimulasi dan deteksi

B. Saran
1. Kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah sebaiknya dapat dipenuhi
dengan sebaiknya-baiknya supaya tumbuh kembang anak dapat optimal karena itu
merupakan kebutuhan paling mendasar yang harus dipenuhi.
2. Bidan supaya bisa memberikan KIE yang benar kepada keluarga tentang pemenuhan
kebutuhan neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Saifudin, Abdul Bahri, Prof, Dr, SPOG, MPH, 2000, Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Jakarta, Yayasan bina Pustaka Sarwono
2. Ibrahim, Cristina, s.Dra, 1996, Perawatan kebidanan jilid II, Bratara, Jakarta
3. Syahlan, Dr. SKM, 1993. Asuhan Kebidanan pada bayi dalam konteks keluarga,
Jakarta: Dep kes RI- Obstetri Fisiologi, Bandung, 1983, UNPAD

13

Anda mungkin juga menyukai