Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELOMPOK

MENYUSUN MENU MAKANAN BAYI USIA 8-10 BULAN

OLEH :

KELOMPOK 2

ROFROFIYYAH ULA 192110102006


SITI ROFIATUS SHOLIHAH 192110102010
AULIYA ZUKHRUF A’LA C. 192110102012
ALYA ORSA MAHARANI 192110102019
FANI KHAIRUNNISA R. 192110102031
NABILAH ARAFANI 192110102039
OKTARISA RIZKI H. 192110102040

PROGRAM STUDI S1 GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah yang berjudul
“Menyusun makanan pada bayi usia 8-10 bulan” dapat tersusun hingga selesai. Atas dukungan moral
dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka para penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada Ibu Ruli Bahyu Antika S.KM., M.Gizi selaku pengajar Gizi Dalam Daur Hidup.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bondowoso, 23 Maret 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1 Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi Usia 8-10 Bulan..........................................................3


2.2 Menghitung Kalori yang dibutuhkan Bayi Usia 8-10 Bulan........................................5
2.3 Menyusun Menu yang sesuai untuk Bayi Usia 8-10 Bulan.........................................5
2.4 Kandungan Nutrisi dalam Menu yang disusun untuk Bayi Usia 8-10 Bulan...............7

BAB III PENUTUP................................................................................................................ 12

6.1 Kesimpulan............................................................................................................... 12
6.2 Saran ....................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi adalah anak yang baru lahir sampai berumur 1 tahun dan mengalami proses tumbuh
kembang. Proses tersebut berlangsung dengan pesat dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan tetapi
berlangsung sangat pendek dan tidak dapat diulangi lagi sehingga disebut sebagai “masa
keemasan” (golden period). Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Salah satu dari faktor pasca natal yaitu faktor gizi. Unsur gizi menjadi pengaruh yang dominan
dalam pertumbuhan anak terutama pada awal kehidupan sampai umur 12 bulan. Nutrisi yang
dibutuhkan oleh bayi dapat dipenuhi dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI). ASI merupakan
pilihan optimal sebagai pemberian makan pada bayi karena mengandung nutrisi, hormon, faktor
kekebalan, faktor pertumbuhan, dan antiinflamasi.
Dapat dikatakan bahwa bayi yang paling memerlukan perhatian dalam hal makanannya
mengingat kondisi badanya yang masih sangat lemah. Status gizi pada masa bayi akan
menentukan tingkat pertumbuhan badan, tingkat kecerdasan, dan status seseorang setelah remaja
dan dewasa. Kebutuhan gizi bayi lebih sedikit dari kebutuhan orang dewasa, namun jika
dibandingkan per unit berat badan maka kebutuhan gizi bayi jauh lebih besar dari usia
perkembangan lain. Makanan bergizi menjadi kebutuhan utama bayi pada proses tumbuh
kembangnya, sehingga kelengkapan unsur pada gizi dalam makanan sehari-hari yang dikonsumsi
bayi hendaknya perlu diperhatikan.
Pola makan pada kelompok bayi berbeda dengan orang dewasa dikarenakan kemampuan
fisiologi bayi belum berkembang sempurna sehingga pola pemberian makanan kepada bayi harus
disesuaikan dengan usianya. Pemberian makanan pada bayi harus diberikan secara bertahap, baik
bentuk, jenis makanan, frekuensi ataupun jumlahnya.
Pada usia 6 bulan pertama bayi hanya dapat memperoleh nutrisi dari ASI. Saat usia bayi
memasuki 8 – 10 bulan ASI tetap diberikan namun tidak sebagai makanan utama lagi sehingga
bayi sudah harus diperkenalkan dengan makanan yang dikenal dengan istilah Makanan
Pendamping ASI (MPASI). Makanan pendamping dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
bayi yang semakin meningkat sesuai bertambahnya usia. MPASI dapat berupa bubur, tim, sari
buah, dan biskuit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja kebutuhan nutrisi yang diperlukan bayi usia 8 – 10 bulan?
2. Bagaimana cara menghitung jumlah kalori yang diperlukan bayi usia 8 – 10 bulan?
3. Bagaimana cara menyusun menu yang sesuai untuk bayi usia 8 – 10 bulan?

1
4. Bagaimana kandungan nutrisi dalam menu yang disusun untuk bayi usia 8 - 10 bulan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi yang diperlukan bayi usia 8 – 10 bulan
2. Untuk mengetahui cara menghitung kalori yang diperlukan bayi usia 8 – 10 bulan
3. Untuk mengetahui cara menyusun menu yang sesuai untuk bayi usia 8 – 10 bulan
4. Untuk mengetahui kandungan nutrisi dalam menu yang disusun untuk bayi usia 8 – 10 bulan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi 8-10 Bulan

Kebutuhan bayi akan adanya nutrisi sangatlah penting, karena bayi berada dalam masa
pertumbuhan yang sangat pesat. Kebutuhan bayi akan adanya energi 100-110 kal/kg berat badan
sehari. Menurut World Health Organization (WHO) United Nations Children’s Fund (UNICEF 2013),
lebih dari 1:2 kematian anak balita dikarenakan kurang gizi, dan dua pertiga diantara kematian
tersebut karena praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak. Keadaan ini akan
membuat daya tahan tubuh melemah, sering sakit dan gagal tumbuh.(Rivani, 2013).

Periode emas pada kehidupan anak terjadi dalam dua tahun. Hal ini dapat tercapai secara
optimal dengan adanya asupan nutrisi yang tepat sejak lahir. MP-ASI merupakan makanan dan
minuman pendamping yang diberikan pada bayi diatas usia 6 bulan.makanan pendamping ASI
diberikan secara khusus untuk bayi, namun teksturnya telah disesuaikan dengan usia bayi dan
kemampuan bayi menurut usianya.

Praktik pemberian makan yang tidak benar (inappropriate feeding practices) merupakan
penyebab utama awal terjadinya malnutrisi pada bayi dan batita. Salah satu permasalahan dalam
pemberian makanan pada bayi adalah terhentinya pemberian ASI dan pemberian MP-ASI yang tidak
cukup.Hal ini sangat dipengaruhi oleh pola MP-ASI yang diberikan (Depkes RI, 2000). Tujuan adanya
MP-ASI ini sebagai proses belajar makan dan pembiasaan makan yang baik. Pemberian MP-ASI
sangat dianjurkan bagi penderita KEP, terlebih lagi bagi pemenuhan gizi dan mampu memperkecil
kehilangan dari zat gizi.

Anjuran pemberian nutrisi yang benar di usia 8-10 bulan, yaitu dengan cara pemberian ASI.
Lalu diteruskan serta pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara
bertahap karena merupakan makanan peralihan keluarga. Dalam pemberian makanan diberi makanan
selingan 1 kali sehari, seperti bubur kacang hijau, buah-buahan , dan lain sebagainya. Bayi juga perlu
diperkenalkan dengan keberaneka ragaman bahan makan, seperti lauk-pauk, dan sayur-sayuran secara
bergantian. Dalam menyusun makanan tambahan ada beberap hal yang harus diperhatikan :

a. Digestibilitas
Dalam proses perkembangan harus diperhatikan khusunya pertumbuhan gigi. Dalam
pertumbuhan gigi dapat disesuaikan dengan konsistensi makanan yang juga berangsur-angsur
berubah. Awalnya makanan yang cair, bentuk lunak sekali (bubur sumsum), lunak (bubur),
setengah pdat (nasi tim), sampai akhirnya pdat (makanan orang dewasa).

3
b. Caloric density
Karena kapsitas volume gaster anak terbatas, maka dosis makana yang mula-mula diberikan
setia kali jangan terlalu bnayak. Untuk memenuhi kwantum yang diperlukan, frekuaensi yang
diberikan harus sering, setiap 2-3 jam sekali. Semakin bertambah umur anak, kapasitas
ventrikulus bertambah dan dengan demikian sanggup mengkonsumsi makanan yang banyak
dalam frekuensi sekitar 3-4 kali sehari.
c. Protein quality
Baik diingatkan kembali bahwa keperluan pertumbuhan, protein yang diberikan kepada bayi
harus protein lengkap dan berkualitas.

Dapat diartikan kebutuhan makanan bayi pada usia 8-10 bulan memerlukan ASI dan makanan
tambahan. Makanan yang diberikan untuk bayi 8-9 bulan diberikan makanan yang berbentuk cair.
Pada usia 9 bulan bayi mulai diberi makanan yang berbentuk lunak sekali sampai umur 12 bulan.
Pemberian makanan yang diberikan harus beragam dimulai agar sedari kecil terbiasa dengan
makanan yang bergam. Serta dalam pengenalan makanan harus diperhatikan nutrisi agar pemenuhan
gizi seimbang dapat dipenuhi.

4
Nutrisi tidak melulu hanya energi, tetapi banyak hal juga yang harus dipenuuhi dalam
kebutuhan nutrisi pada bayi. Seperti kebutuhan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, serta air.
Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan hanya pemberian ASI, tetapi tidak dengan bayi yang diberi
pengganti susu PASI yang diberikan dengan alasan indikasi medik, atau alasan akseptable. Tidak
dipungkiri kebutuhan lemak dalam mengkonsumsi PASI dapat dipenuhi dengan adanya susu sapi atau
susu formula. Karna susu sapi pengganti ASI memiliki kandungan lemak yang cukup.

2.2 Menghitung Kalori yang dibutuhkan Bayi Usia 8-10 Bulan

Seseorang bayi perempuan usia 9 bulam, BB sekarang 8,3 kg dengan TB 73 cm.


berpa kebutuhan kalori bayi

Jawab :

Cara menghitung berdasarkan RSCM dan PERSAGI ditulis dalam buku “penuntun diet
anak” penentuan diet berdasarkan berat badan ideal.

Bila tidak diketahui BB lahir:

umur(bulan ) 9
BBI = + 4kg= + 4 = 8,5 kg
2 2

A. Energi = 100-120 kal/kg X BBI


= 100 X 8,5 kg = 850 kkal

B. Protein = 10% X energi atau 2,5-3g/ kg X BBI


= 2.5 X 8,5 = 21,25 gr X 4 = 85 kkal

C. Lemak = 10-20% X energi


= 20% X 850 = 170 kkal

D. Karbohidrat = kebutuhan kalori- (protein + lemak)


= 850 – ( 85+170)
= 850 – 225 =625 kkal

2.3 Menyusun Menu yang Sesuai untuk Bayi usia 8-10 Bulan

5
Pemberian ASI diberikan saat bayi bangun tidur pada pagi hari sebanyak 200 ml dan
saat camilan sore sebanyak 200 ml dan saat malam atau sebelum bayi tidur.

1. Menu Sarapan
Bahan:
1. nasi 100 gr
2. brokoli 2 kuntum
3. kacang polong
4. salmon filet 115 gr
5. minyak zaitun 2 sdt
cara memasak:

1. masak salmon filet dengan menggunakan minyak zaitun hingga matang


2. kukus brokoli dan kacang polong hingga lunak (sekitar 10 menit)
3. lumatkan nasi, salmon, dan sayuran yang sudah direbus, jika perlu tambahkan air
untuk meelembutkan teksturnya.
2. Camilan siang

-pepaya 1 ptg

-pisang ambon 1 buah (100gr)

Selain, dimakan langsung buah tersebut juga bisa dijadikan sebagai jus dengan
menambahkan sedikit air saat memblendernya.

3. Makan Siang
Bahan:
1. kentang 1 buah sedang
2. keju cheddar parut 25 gr
3. beef 50 gr
4. jamur shiitake 20 gr
5. mentega 10 gr
cara memasak:

1. rebus kentang hingga matang


2. masak beef dan jamur shiitake dengan menggunakan mentega hingga matang.
3. Hancurkan kentang yang sudah direbus dan campurkan keju cheddar didalamnya.
4. Lumatkan campuran kentang,beef dan jamur yang sudah dimasak, tambahkan
sedikit air untuk melembutkan teksturnya.
4. Camilan sore

1. hanya pemberian ASI

5. Makan Malam
Bahan:
1. nasi 100 gr
2. bayam 3 lembar (buang tulang daun)
3. 1 butir kuning telur matang
6
4. 100 ml air
Cara membuat:

1. masak nasi hingga menjadi bubur


2. masukkan daun bayam, masak hingga bayam matang
3. lalu campurkan kuning telur, aduk rata
4. sajikan saat dingin

2.4 Kandungan Nutrisi dalam Menu yang disusun untuk Bayi Usia 8-10 Bulan

 Bubur nasi
Bubur nasi mengandung karbohidrat yang memenuhi kebutuhan
protein,tetapi bentuk dari nasi tersebut lebih encer agar lebih mudah
untuk dicerna. Di indonesia banyak sekali bayi yang berusia diatas 6 bulan
yang mengalami KEP karena kekurangan makanan pendamping ASI yang
mengandung karbohidrat.

 Kacang polong
Pada kacang polong terdapat zat besi yang sangat berperan penting untuk
menunjang pertumbuhan serta fungsi saraf dan otak bayi. Resiko
terjadinya defisiensi zat besi pada masa bayi sangat tinggi,karena hanya
kurang dari 50% kebutuhan zat besi dapat dipenuhi oleh ASI setelah usia 6
bulan.

 Brokoli
Brokoli memiliki kandungan vitamin C yang membantu pembentukan dan
perbaikan sel-sel darah merah,sel tulang dan jaringan tubuh. Vitamin c
pada brokoli juga berfungsi sebagai Membantu pembentukan dan
perbaikan sel-sel darah merah, sel tulang dan jaringan tubuh.

 Ikan salmon fillet.


Ikan salmon fillet banyak mengandung mineral penting antara lain
kalium,selenium
mineral penting yang ada dalam ikan salmon antara lain kalium, selenium,
dan vitamin B12. Kandungan lain yang terdapat di dalam ikan salmon
adalah asam lemak omega-3. Zat ini merupakan asam lemak esensial
alami dalam salmon, yaitu dalam bentuk asam EPA (eicosapentaenoic
acid) dan DHA (docosahexanoic acid).

7
Asam lemak omega-3 ini merupakan jenis asam lemak tak jenuh yang bisa
membantu menyehatkan jantung dengan cara mengurangi terjadinya
peradangan di seluruh tubuh dan membantu menurunkan trigliserida atau
kolesterol jahat, serta membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi
risiko terjadinya stroke, gagal jantung, dan penggumpalan. Selain untuk
jantung, asam lemak omega-3 juga berguna untuk menunjang
perkembangan otak dan baik untuk kulit.
Ikan salmon juga mengandung vitamin D yang sangat baik dikonsumsi
untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan tulang.

 Minyak zaitun
Minyak zaitun tergolong tinggi kalori. Ia mengandung monounsaturated
fats, alias lemak yang membantu menurunkan kadar kolesterol yang buruk
dan membantu meningkatkan kadar kolesterol baik di tubuh. Minyak
zaitun juga mengandung fatty acids. Fungsinya, membantu anak tumbuh
dan berkembang. Bagi ibu, konsumsi minyak zaitun membantu menjaga
kadar massa tulang. Vitamin A, C, D, E, K, dan B kompleks terdapat di
dalamnya. Menjadikan minyak zaitun sumber antioksidan yang kaya,
sesuai untuk menghindari tubuh dari penyakit jantung dan kanker.

 Strawberry
Strawberry kaya akan antioksidan dan vitamin c yang baik untuk daya
tahan tubuh. Asupan ini berfungsi untuk meningkatkan imunitas dan
menjaga kesehatan kulit. Kandungan serat dan vitamin c nya berguna
dalam pencernaan. Selain itu ada juga fosfor yang dapat meningkatkan
pencernaan, memperbaiki sel, memecah protein, bertanggung jawab
mengatur agar sistem tetap sehat.
Strawberry juga mengandung kalsium yang berguna untuk tulang dan
membantu fungsi organ vital seperti jantung, otot, dan syaraf. Asam folat
yang penting untuk perkembangan otak anak dan bisa membantu dalam
produksi sel darah merah dalam tubuh.

 Pisang Ambon
Kandungan kalori pada pisang ambon ini baik untuk proses metabolisme
bayi. Selain itu, pisang ambon memiliki manfaat lain seperti menambah
8
sumber energi karena mengandung kalium yang tinggi, serta membantu
sistem pencernaan bekerja dengan baik karena mengandung serat.

 Kentang
Kentang memiliki antioksidan tinggi, beta-karoten, vitamin C, vitamin B
kompleks, besi dan fosfor. Berbagai jenis vitamin ini diperlukan tubuh
untuk melindungi diri dari kuman penyebab penyakit. Selain vitamin B juga
baik bagi perkembangan saraf bayi. Kentang mengandung kalsium yang
berfungsi untuk menjaga tekanan darah tetap stabil sehingga mampu
menjaga metabolisme tubuh. Kentang juga memiliki kandungan serat yang
tinggi yang baik bagi bayi agar pencernaannya tetap lancar dan sehat.
Kandungan potasium pada kentang berfungsi untuk menjaga tekanan
darah tetap stabil sehingga mampu menjaga metabolisme tubuh pada
bayi.

 Keju cheddar
Keju kaya akan kalori. Pada 100 gram keju saja sudah terdapat 326 kalori.
Jumlah tersebut lima kali lebih tinggi daripada jumlah kalori yang
terkandung dalam susu. Lemak yang terkandung di dalam keju
bermanfaat untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel
kanker yang berkembang dalam tubuh. Dengan rutin mengonsumsi keju
sejak dini, maka bayi Ibu akan berisiko kecil terkena kanker. Keju juga
tinggi kandungan zat antioksidan sehingga sangat baik untuk
meningkatkan kekebalan tubuh bayi. Vitamin A juga terdapat dalam keju,
vitamin A di dalam keju membuat penglihatan bayi semakin jernih dan
memperkecil risiko mengalami mata rabun.

 Beef
Daging sapi mengandung zat besi, zat besi adalah kunci dari
perkembangan otak yang sehat karena terlibat dalam menciptakan
lapisan pelindung (mielin) yang mengelilingi serat saraf di otak. Jika
mielin tidak mencukupi, otak tidak dapat berfungsi secara maksimal.
Zat besi juga berfungsi untuk mencegah anemia.
Selain itu, vitamin B6 dan B12 yang terkandung di dalam  MPASI
daging sapi  berfungsi untuk membantu memaksimalkan fungsi otak.
9
Di dalam beef juga terdapat Zinc, Zinc merupakan asupan yang
sangat baik untuk bayi dengan berat badan lahir rendah,
meningkatkan pertumbuhan sel-sel tubuh yang sehat, meningkatkan
sistem kekebalan tubuh, dan membantu mencegah diare.
Kandungan riboflavin (vitamin B2) alami di dalam daging sapi dapat
membantu mengubah makanan yang dikonsumsi bayi menjadi energi,
memecah asam lemak, dan mengaktifkan berbagai senyawa lainnya,
yang berfungsi untuk mendukung aktivitas bayi.
Kandungan fosfor di dalam MPASI daging sapi  diperlukan bayi untuk
membangun dan menjaga kepadatan tulang dan gigi.

 Jamur shiitake
Jamur tergolong rendah kalori, rendah sodium (garam), bebas lemak, dan
bebas kolesterol. Selain itu jamur juga mengandung protein, vitamin,
mineral, dan serat. Jamur kaya akan antioksidan yang disebut
selenium. Antioksidan dikenal sebagai salah satu zat yang dapat
memperlambat penuaan dini. Antioksidan bekerja dengan cara melindungi
tubuh dari kerusakan sel akibat radikal bebas yang dapat menyebabkan
kanker dan penyakit jantung. Selain itu antioksidan juga dapat
meningkatkan daya tahan tubuh. Jamur juga mengandung protein yang
memiliki efek baik untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dan diduga
dapat mencegah pertumbuhan sel kanker.
Jamur kaya akan vitamin B, seperti niacin (B3), riboflavin (B2), dan asam
pantotenat (B5). Niacin baik untuk kesehatan kulit dan sistem pencernaan.
Riboflavin membantu pembentukan sel darah merah. Sedangkan asam
pantotenat baik untuk sistem saraf dan membantu produksi hormon.
Kombinasi dari ketiga vitamin tersebut mampu membantu melindungi
kesehatan jantung.
Beta glucan adalah komponen gula yang ditemukan pada jamur, ragi, dan
gandum. Beta glucan juga merupakan sejenis serat terlarut yang diduga
dapat menurunkan kadar kolesterol jahat LDL, mengurangi alergi,
menekan pertumbuhan sel kanker, dan memperkuat sistem kekebalan
tubuh. Kalium sangat penting untuk kesehatan otot, jantung, kerja saraf,
dan membantu ginjal menyaring darah. Tembaga diperlukan untuk
membuat sel darah merah, yang digunakan untuk mengirim oksigen ke
seluruh tubuh. Mineral ini juga penting untuk menjaga kesehatan tulang
10
dan saraf. Jamur mengandung vitamin D yang memiliki andil dalam
menjaga kesehatan tulang, jantung, dan membantu penyerapan mineral di
dalam tubuh.

 Mentega
Kandungan lemaknya bisa meningkatkan jumlah kalori pada makanan.
Dengan demikian, anak akan memiliki tenaga lebih banyak dan lebih
aktif dalam menjalani aktivitas harian.
Membantu melarutkan vitamin dari bahan makanan lainnya. Ini baik
untuk penyerapan vitamin yang lebih baik pada tubuh Balita. Mentega
bermanfaat untuk membantu pertumbuhan susunan saraf. Ini baik
karena mampu mengoptimalkan tumbuh kembang kecerdasan anak.
Baik secara gerak maupun pemikiran.

 Bayam
Sayuran hijau ini merupakan sumber vitamin A dan K yang baik, sekaligus
sumber asam folat, vitamin C, zat besi, kalsium, zinc, serat, dan
magnesium.
Zat besi dan zinc adalah nutrisi penting untuk bayi. Zat besi adalah nutrisi
untuk perkembangan otak, sel saraf, dan sel darah merah. Sedangkan zinc
diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh, serta membantu pertumbuhan
jaringan dan penyembuhan luka. Kandungan magnesium yang dimiliki
bayam dapat membantu dalam menjaga konduksi saraf. Kandungan asam
folat pada pemberian bayam dapat memberikan menfaat menjaga fungsi
DNA yang membawa materi genetik sel. Asal folat sendiri juga berperan
dalam perbaikan rantai DNA dan RNA serta berperan dalam proses
pembelahan dan pertumbuhan sel pada tubuh. Bayam juga mengandung
vitamin A yang berfungsi menyehatkan mata.

 Kuning telur
Kuning telur mengandung vitamin D yang baik untuk kesehatan tulang,
gigi, dan otot, serta membantu penyerapan kalsium. Dalam kuning telur
juga kaya akan kandungan protein yang akan membantu tumbuh

11
kembang bayi. Di dalam telur juga kaya akan kandungan sulfur yang akan
membantu dalam penyerapan vitamin b12.

BAB III

PENUTUP

12
3.1 Kesimpulan

Bayi merupakan anak baru lahir hingga berusia satu tahun. Dimana zat gizi memiliki peran
yang cukup penting dalam menunjang tumbuh kembang anak. Pada masa ini ASI secara penuh
diberikan kepada bayi dengan usia 1-6 bulan. Dan pada saat usia bayi lebih dari 6 bulan maka
diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Makanan Pendamping ASI harus dapat memenuhi

umur(bulan )
nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi. Kebutuhan ini dapat diketahui dengan BBI = + 4kg=
2

9
+ 4 = 8,5 kg dan energi yang dapat diketahui dengan Energi = 100-120 kal/kg X BBI. MPASI dapat
2
berupa bubur, tim, sari buah, dan biskuit.

3.2 Saran

Diperlukannya pengetahuan orangtua terutama ibu dalam pemenuhan nutrisi bayi untuk
menunjang kebutuhan zat gizi yang diperlukan anak. Selain itu sebaiknya ibu memperhatikan dalam
pemenuhan asupan yang seimbang antara pemberian ASI dan MP-ASI agar tumbuh kembang anak
maksimal.

13
DAFTAR PUSTAKA

Fitri, D. I., Chundrayetti, E., & Semiarty, R. (2014). Hubungan pemberian ASI dengan tumbuh
kembang bayi umur 6 bulan di Puskesmas Nanggalo. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(2).

Sulistyoningsih H. (2009). Gizi untuk kesehatan ibu dan anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Windayanti, Hapsari, Masruroh Masruroh, and Cahyaningrum Cahyaningrum. "Pemberian


Informasi Tentang Pemberian Makan Bayi dan Anak Usia 0–24 Bulan." INDONESIAN
JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 1.2 (2019).

Mufida, Lailina, Tri Dewanti Widyaningsih, and Jaya Mahar Maligan.”Prinsip Dasar Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)Untuk Bayi 6-24 Bulan:Kajian Pustaka [In Press September
2015].”Jurnal Pangan dan Agroindustri 3.4(2015).

Hayati, Wirda Aslis. 2008. Buku Saku Gizi Bayi. Jakarta : EGC

YULI, Y. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN


VITAMIN A PADA BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR
TAWAR KOTA ADANG 2019 (Doctoral dissertation, Universitas Andalas).

ASI, B. M. MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MPASI).

Sedia Oetama, Achmad Djanur. 2008.ilmu gizi. Jakarta:Dian Rakyat

Prawitasari, T. (2016). Kandungan Zat Besi pada Produk Makanan Bayi Siap Saji. Sari Pediatri,
14(4), 265-8.

Keb, E. M. S. A. (2014). Buku pintar MPASI: bayi 6 bulan sampai dengan 1 tahun. Lembar Langit
Indonesia.

Bayi, M. P. A. S. I. PRINSIP DASAR MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)


UNTUK BAYI 6–24 BULAN: KAJIAN PUSTAKA Basic Principles of Complementary Feeding
for Infant 6-24 Months: A Review.

14

Anda mungkin juga menyukai