Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dosen pembimbing serta teman
teman yang mendukung dalam terbentuknya makalh ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca kesempurnaan
makalah ini.

ii
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii
BAB 1..................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................3
1.3 Tujuan Masalah.......................................................................................3
BAB II.................................................................................................................4
PEMBAHASAN.................................................................................................4
2.1 Syarat makanan untuk anak usia dini...................................................4
2.2 Syarat pemberian makanan untuk anak usia dini...............................6
BAB III...............................................................................................................9
PENUTUP..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Anak usia dini merupakan individu yang berada pada rentang usia
0-8 tahun.Usia ini merupakan pondasi untuk usia-usia selanjutnya. Selain
itu pada usia ini dikenal dengan golden age yaitu sebuah kondisi pada saat
anak mengalami perkembangan fisik dan psikis yang sangat pesat. Adapun
dalam hal ini perkembangan yang sangat pesat tersebut, sangat
dipengaruhi oleh kesehatan dari fisik dan psikis anak. Kesehatan fisik
terwujud apabila seseorang anak tidak merasa sakit dan memang secara
klinis tidak merasa sakit, semua organ tubuh dalam keadaan normal dan
berfungsi dengan normal. Begitupun dengan kesehatan psikis terwujud
apabila seseorang anak merasa mentalnya dalam keadaan stabil sehingga
mampu berfikir sehat dan mampu mengekspresikan emosi secara baik.
Ketika kesehatan fisik anak terganggu, maka dalam melakukan tindakan-
tindakan lainnya pun akan terganggu bahkan dalam ksehatan psikisnya
pun akan mengalami gangguan, begitupun sebaliknya. Jelas ini akan
mempengaruhi pada proses pertumbuhan serta perkembangannya.
Pada kenyataannya, dalam kehidupan tidak sedikit anak usia dini
yang mengalami masalah dalam kesehatannya, artinya suatu keadaan
terganggunya fisik dan psikis anak. Gangguan fisik yang biasa muncul
pada anak usia dini contohnya diare, demam, malnutrisi, kejang, cacingan,
flu, dan lain sebagainya. Sedangkan gangguan psikis yang biasanya
muncul pada anak usia dini adalah stress, tantrum, depresi.
Salah satu penyebab kesehatan pada anak yaitu di sebabkan oleh
pola makan dan makanan yang di berikan kepada anak usia dini, makanan
yang sehat untuk anak usia dini harus selalu diperhatikan oleh orangtua.
Tantangan pada industri makanan dan minuman saat ini adalah banyaknya
produk illegal dan produk impor kualitas rendah dengan harga murah.
Terganggunya pasar industri makanan dan minuman akibat isu negative
pengguna bahan tambahan pangan yang mengganggu kesehatan,

1
pencantuman label peringatan kandungan kolesterol, gula, dan isu-isu
cukai minuman berkarbonasi.
Anak pada usia dini merupakan fase dimana seorang individu
sedang mengalami proses perkembangan yang luar biasa dalam
kehidupannya. Pada fase usia dini anak akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan baik secara fisik maupun mental yang cukup kompleks.
Pada usia dini anak akan merespon dan juga mengolah berbagai hal yang
ia tangkap dari lingkungannya dengan cepat. Oleh karena itu berbagai hal
yang didapat dan diterima oleh anak pada anak usia dini menjadikan
sebuah pondasi dasar bagi kehidupannya di masa depan. Gizi yang
seimbang harus diterapkan sejak anak berada di usia dini karena kelompok
ini termasuk kedalam usia kelompok yang penting dan kelompok kritis
dalam tumbuh kembang manusia yang akan menentukan kualitas hidup di
masa depan.
Hidup sehat dengan mengonsumsi sumber makanan yang kaya
akan suplemen dan suplemen harus dimulai sejak dini. Apa yang dimakan
anak-anak mempengaruhi perkembangan tulang dan ketidakberdayaan
mereka terhadap penyakit. Anak-anak prasekolah mulai merasakan
makanan cepat atau instan sejak mereka mulai lepas landas dari rumah dan
melihat suasana umum. Makanan murah yang biasa mengandung banyak
lemak yang tidak baik untuk kesehatan, meskipun makan berlebihan akan
memicu infeksi lain. Sementara itu, anak-anak prasekolah membutuhkan
keseimbangan yang layak dari penerimaan yang sehat untuk membantu
perkembangan dan kemajuan mereka. Hidup sehat berarti menjalankan
gaya hidup sehat, baik di antara latihan dan makanan yang kita makan,
atau dalam makanan yang kita poles, itu harus mengandung keseimbangan
diet yang dikenal sebagai empat padat lima yang indah yang terdiri dari
nasi, lauk pauk, produk alami , sayuran dan susu. Empat suara lima
metode luar biasa diet sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, sagu dan
kentang atau roti yang berharga sebagai sumber energi. lauk pauk, ikan,
daging, telur, tahu, tempe, kedelai, yang bermanfaat sebagai zat putih
telur. sayuran penting sebagai sumber mineral dan nutrisi.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja syarat makanan untuk anak usia dini ?
2. Bagaimana syarat pemberian makanan untuk anak usia dini ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui syarat makanan untuk anak usia dini
2. Mengetahui syarat pemberian makanan untuk anak usia dini

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Syarat makanan untuk anak usia dini

1. Makanan untuk usia 6-12 bulan


Usia 6 bulan. Pada usia ini sudah diberikan makanan tambahan
pendamping ASI (MP-ASI). Hal ini sudah boleh dilakukan karena bayi
sudah mempunyai reflek mengunyah dengan pencernaaan yang lebih kuat.
Makanan tambahan diberikan dalam bentuk lumat dan rendah serat,
misalnya pisang yang dilumatkan, sari jeruk, labu, papaya dan biscuit
yang dilumatkan dengan susu. Pola pemberian dilakukan secara bertahap
sebanyak 2 sendok makan per waktu makan dan diberikan 2 kali sehari.
aKenalkan setiap jenis makanan 2-3 hari baru lanjutkan mengenalkan jenis
makanan yang lain. Usia 7 bulan. Pada usia 7 bulan mulai dikenalkan
bubur tim saring dengan campuran sayuran dan protein hewani-nabati.
Sehingga pola menunya terdiri dari buah lumat, bubur susu dan tim saring.

Mulai usia 8 bulan sudah bisa diberi tim cincang untuk membantu
merangsang pertumbuhan gigi, meskipun belum tumbuh gigi, bayi dapat
mengunyah dengan gusi. Untuk meningkatkan kandungan gizi, makanan
pada usia ini dapat ditambah minyak. Minyak akan menambah kalori dan
meningkatkan penyerapan vitamin A dan zat gizi lain.

Usia 9 bulan. Secara bertahap mulai dikenalkan makanan yang


lebih kental dan berikan makanan selingan 1 kali sehari. Makanan
selingan berupa: bubur kacang hijau, pudding susu, biscuit susu.

Usia 10 bulan. Kepadatan makanan ditingkatkan mendekati


makanan keluarga, mulai dari tim lunak sampai akhirnya nasi pada usia 12
bulan. Apa yang harus diperhatikan dalam pemberian MP-ASI?

 Buatlah makanan dari bahan segar yang bebas pestisida dan


pengawet.
 Jangan menggunakan MSG, untuk menggantinya dapat
digunkan keju atau kaldu.

4
 Kenalkan gula dan garam saat usia 12 bulan.
 Variasikan sehingga anak tidak bosan sehingga kelak anak
terhindar dari kesulitan makan di usia berikutnya.
 Jika membeli makanan bayi dalam kemasan: perhatikan
tanggal kadaluarsa.
1. Makanan anak usia 1-5 tahun
Pada usia ini anak sudah harus makan seperti pola makan
keluarga, yaitu: sarapan, makan siang, makan malam dan 2 kali
selingan. Porsi makan pada usia ini setengah dari porsi orang dewasa.
Memasuki usia 1 tahun pertumbuhan mulai lambat dan permasalahan
mulai sulit makan muncul. Sementara itu aktivitas mulai bertambah
dengan bermain sehingga makan dapat dilakukan sambil bermain.
Namun selanjutnya akan lebih baik kalau makan dilakukan bersama
seluruh anggota keluarga dengan mengajarkannya duduk bersama di
meja makan.
Beberapa hal yang harus diperhaikan dalam pemberian makan anak
usia 1-5 tahun:
 Selalu variasikan makanan yang diberikan meliputi makanan
pokok, lauk pauk, sayura dan buah. Usahakan protein yang
diberikan juga berganti sehingga semua zat gizi terpenuhi.
 Variasikan cara mengolah sehingga semua bahan makanan
dapat masuk, misalnya anak tidak mau makanbayam maka
bayam dapat dibuat dalam telur dadar.
 Berikan air putih setiap kali habis makan.
 Hindari memberikan makanan selingan mendekati jam
makan utama.
 Ketika masuk usia 2 tahun jelaskan manfaat makanan yang
harus dimakan sehingga dapat mengurangi rasa tidak
sukanya.

5
2.2 Syarat pemberian makanan untuk anak usia dini
1. Pola Pemberian Makan
pola pemberian makan sebagian besar baik sebanyak 18
responden (54,5 %). Hal ini dipengaruhi oleh pendidikan ibu dan
pengetahuan ibu yang baik tentang gizi. pola pemberian makan
pada balita sebagian besar berada dalam kategori baik sebesar 36
responden (81,2 %). Hal ini di latar belakangi oleh tingkat
pengetahuan, pendidikan, dan tingkat ekonomi yang baik.
Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka semakin tinggi
pula pengetahuan dan pengalamanya dalam merawat anaknya
khususnya dalam pola pemberian makannya. Hal ini diperkuat
oleh pernyataan Suhardjo (2010), bila ibu rumah tangga memiliki
pengetahuan gizi yang baik maka ibu akan mampu untuk memilih
makanan-makanan yang bergizi untuk dikonsumsi.
Pola pemberian makan pada balita harus dilakukan dengan
tepat agar gizi balita bisa tercukupi dengan baik. Pada bayi umur 0
sampai 6 bulan hanya diberikan ASI eksklusif. Pada periode ini
ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi
Pada usia 6 sampai 9 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan MP-
ASI berbentuk lumat halus karena bayi sudah memiliki reflek
mengunyah. Contohnya MP-ASI berbentuk halus seperti bubur
susu, biskuit yang ditambah air atau susu, pisang dan pepaya yang
dilumatkan.
Pada usia 9 sampai 12 bulan bayi mulai diperkenalkan
dengan makanan lembek yaitu berupa nasi tim/ saring bubur
saring dengan frekuensi dua kali sehari. Untuk mempertinggi nilai
gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit dengan
sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/ margarin.
Bahkan makanan ini dapat menambah kalori bayi, disamping
memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan vitamin A
dan zat gizi lain yang larut dalam lemak. Nasi tim bayi harus

6
diatur secara berangsur. Lambat laun mendekati bentuk dan
kepadatan makanan keluarga.
2. Status Gizi
Berdasarkan hasil di atas, menunjukkan bahwa status gizi
pada balita yang paling banyak adalah status gizi normal 17
responden (51,5%), hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan ibu yang
baik tentang pola pemberian makan dan pengetahuan ibu tentang
gizi yang baik, sehingga status gizi yang paling banyak adalah
status gizi normal. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat
konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi
dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih
(Almatsier, 2009). Untuk menentukan klasifikasi status gizi
digunakan z-score sebagai batas ambang kategori. Standar deviasi
unit (z-score) digunakan untuk meneliti dan memantau
pertumbuhan serta mengetahui klasifikasi status gizi. Pertumbuhan
(growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu,
bersifat kuantitatif sehingga bisa diukur dengan ukuran berat
(gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur,
tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen
tubuh) (Marimbi, 2010).
3. Hubungan Antara Pola Pemberian Makan Dengan Status Gizi
Pada Anak Usia 1 Sampai 5 Tahun
pola pemberian makan yang baik sebanyak 18 responden
(54,5%), 0 balita (0 %) dalam kategori kurus, 15 balita (83,3%)
dalam kategori normal dan 3 balita (16,7%) dalam kategori
gemuk. Nilai p value 0,000 (p < 0,05) sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara pola pemberian makan dengan status
gizi pada anak usia 1 sampai 5 tahun di Desa Kabunan Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang. Hal ini disebabkan karena ibu-ibu di
Desa Kabunan Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
mempunyai pengetahuan, pengalaman, dan pendidikan ibu yang

7
tinggi tentang gizi, karena ketika bayi umur 0 sampai 6 bulan
hanya diberikan ASI eksklusif, umur 6 sampai 9 bulan bayi mulai
diperkenalkan dengan MP-ASI berbentuk lumat halus, umur 9
sampai 12 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan
lembek yaitu berupa nasi tim atau bubur saring dengan frekuensi
dua kali sehari.
Hal ini diperkuat oleh Sunardi (2000) yang mengatakan
bahwa pengetahuan dan peran ibu dalam membina makan sehat
sangat dituntut demi mempertahankan pola pemberian makan
yang benar pada anak.
Kesehatan anak merupakan hal yang perlu diupayakan secara
serius oleh orang tua. Untuk itu diupayakan pengaturan pola
pemberian makan yang tepat seimbang agar anak tetap sehat.
Kesehatan anak dapat dicapai melalui upaya pemberian makan
yang seimbang sesuai dengan kebutuhan gizinya. Makan
seimbang yaitu makan sesuai komposisi bahan makanan yang
dibutuhkan tubuh dalam porsi yang disesuaikan dengan kebutuhan
anak pada masing-masing usianya.
Perilaku orang tua juga merupakan cermin bagi anak untuk diikuti,
karena itu sebagai orang tua haruslah menyadari apa yang
dilakukannya tentu akan diikuti oleh anaknya. Contohnya jangan
mengajarkan anak harus makan sayuran jika orang tuanya tidak
makan sayuran. Jadi mengajarkan sesuatu yang mana orang tuanya
juga melakukan hal tersebut, akan mudah untuk diikuti anak.
Sebagai orang tua, hendaklah menjadi panutan dalam menerapkan
pola makan sehat. Perilaku baik dan rajin bekerja dan sebagainya
yang tentunya akan diikuti anak-anaknya.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makanan untuk usia 6-12 bulan Pada usia ini sudah diberikan
makanan tambahan pendamping ASI (MP-ASI). ). Hal ini sudah boleh
dilakukan karena bayi sudah mempunyai reflek mengunyah dengan
pencernaaan yang lebih kuat.
Mulai usia 8 bulan sudah bisa diberi tim cincang untuk membantu
merangsang pertumbuhan gigi, meskipun belum tumbuh gigi, bayi dapat
mengunyah dengan gusi.
Usia 9 bulan. Secara bertahap mulai dikenalkan makanan yang
lebih kental dan berikan makanan selingan 1 kali sehari
pola pemberian makan pada balita adalah baik sebanyak 18
responden (54,5%) sedangkan kurang sebanyak 15 responden (45,45%).
Status gizi pada balita adalah normal sebanyak 17 responden (51,5%),
kurus 12 responden (36,4%), gemuk 4 responden (12,1%).

9
DAFTAR PUSTAKA
https://core.ac.uk/download/pdf/234037354.pdf

https://www.nutriclub.co.id/article-balita/nutrisi/makan/sehat-memilih-makanan-
tepat-untuk-anak-usia-satu-tahun

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132048525/pengabdian/gizi-seimbang-dan-
makanan-sehat-untuk-anak-usia-dini.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai