PEMBIMBING :
Dr. Yuli Hartati, Spd, M.Si
PROGRAM PASCASARJANA
PALEMBANG 2023/2024
DAFTAR ISI
Judul.......................................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................................ii
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................vi
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................v
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Gizi pada Balita.............................................................................................vi
2.2 Kebutuhan Gizi pada Balita.............................................................................................viii
2.3 Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Untuk Balita......................................................x
2.4 Masalah Gizi pada Balita.................................................................................................xi
Jika kita berbicara tetntang gizi maka kita akan memikirkan nutrisi, asupan makanan yang kita makan
sehari- hari, makanan sehat ataukah makanan yang tidak sehat. Makanan yang bergizi tentulah sangat
penting menunjang kesehatan, makanan yang mahal belum tentu menyehatkan, tetapi makanan yang
yang sehat tentulah yang mengandung gizi. Kebutuhan kandungan gizi yang diperlukan oleh setiap
individu pastinya akan berbeda- beda, tergantung pada usia, jenis kelamin maupun tempat tinggal.
Orang yang berada di udara dingin memrlukan lebih banyak nutrisi dari makanan yang bergizi.
Kebutuhan gizi yang berasal dari makanan sehari- hari seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
air dan susu sangat penting dalam kehidupan guna menunjang kesehatan. Adanya kekurangan asupan
nutrisi dalam kehidupan sehari- hari akan menentukan keadaan status gizi seseorang yang berkaitan
dengan kesehatan orang tersebut. Seperti kebutuhan gizi pada tingkatan usia juga berpengaruh,
misalnya pada bayi, balita dan anak usia sekolah tentu memerlukan gizi yang berbeda- beda. Pada
bayi memerlukan ASI sebagai asupan gizi karena ASI merupakan gizi yang sesuai untuk bayi,
mengandung nutrisi, zat protektif dan manfaat lainnya. Sedangkan pada balita juga memerlukan
asupan nutrisi yang berbeda seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.Gizi menjadi
sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan. Gizi didalamnya memiliki keterkaitan yang
erat dengan kesehatan dan kecerdasan. Oleh sebab itu, gizi menjadi salah satu penentu kualitas
sumber daya manusia. Status gizi yang baik pada balita perlu mendapatkan perhatian lebih karena
ketika status gizi balita buruk dapat menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan
berfikir dan tentu saja akan menurunkan produktivitas kerja.
2. Rumusan Masalah
Gizi adalah zat- zat makanan yang terkandung dalam suatu bahan pangan yang diolah atau tidak
diolah sehingga dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Zat gizi adalah zat atau unsur kimia yang terkandung
dalam makanan yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh secara normal. Ilmu gizi adalah
ilmu yang mempelajari tentang proses bahan makanan yang diolah atau tidak diolah mengandung zat
gizi yang diproses dalam tubuh sehingga menjadi energi dan menimbulkan status gizi yang baik.
Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan yakni
pertumbuhan cepat pada usia 0- 1 tahun dimana umur 5 bulan BB naik 2 kali BB lahir dan 3 kali BB
lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4 kali pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada masa
pra sekolah kenaikan BB kurang lebih 2 kg/ tahun, kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir.
(Soetjiningsih, 2001).
Anak usia 1- 3 tahun akan mengalami pertambahan BB sebanyak 2- 2,5 kg, dan tinggi sebesar
rata- rata 12 cm setahun (tahun ke-2 12 cm, ketiga 8- 9 cm ). Berat badan baku dapat pula mengacu
pada WHO/ NCHS, atau rumus perkiraan BB anak. BB anak usia 1- 6 tahun = [usia x 2 + 8]. Dengan
demikian BB anak usia 1- 3 tahun masing- masing 10, 12 dan 14 kg. Sedangkan untuk rumus
perkiraan tinggi badan anak yaitu = [usia (th) x 6 +77] . Pada usia ini kebanyakan anak hanya mau
makan satu jenis makanan selama berminggu- minggu (food jag). Orangtua tidak perlu khawatir
asalkan makanan tersebut memnuhi kebutuhan gizi anak.Jenis makanan dan cara pemberiannya pun
perlu sesuai dengan keadaan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya. Sehingga akan
diperoleh gizi yang seimbang untuk balita. Pada dasarnya kebutuhan kalori manusia bervariasi sesuai
usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, tinggi badan dll. Balita usia 1 – 5 tahun dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu anak usia >1- 3 tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia >3- 5 tahun
yang dikenal dengan usia “pra- sekolah”. Anak dibawah lima tahun merupakan kelompok yang
menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat namun kelompok ini merupakan kelompok tersering
yang menderita kekurangan gizi. Tujuan pemberian asupan gizi kepada balita bertujuan untuk :
Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi dan protein. Kebutuhan
energi sehari anak untuk tahun pertama ±100- 120 Kkal/kg BB. Untuk tiap 3 bulan pertambahan
umur, kebutuhan energi turun ±10 Kkal/kg BB. Energi dalam tubuh diperoleh terutama dari zat gizi
karbohidrat, lemak, dan juga protein. Kebutuhan gizi pada masa balita membutuhkan lebih banyak
nutrisi karena masa balita (usia 1- 5 tahun) adalh periode keemasan. Periode ini sangat penting bagi
perkembangan fisik dan mental, pada masa ini pula balita mulai banyak melakukan dan menemukan
hal- hal baru. Jika seseorang balita diberi asupan makanan yang mengandung zat- zat yang tidak baik,
seperti jenis makanan yang mengandung bahan pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan, pelezat
makanan dan yang sejenisnya, maka akan menimbulkan efek buruk bagi kesehatan tubuh.
Keterangan :
P = Piring (sepiring nasi = 60 gr beras)
1. Karbohidrat, merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah disetiap makanan dan
harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Kekurangan karbohidrat menykebabkan kelaparan
dan BB menurun, kelebihan karbohidrat menyebabkan peningkatan BB atau obesitas.
Karbohidrat cukup bisa diperoleh melalui susu, padi- padian, buah- buahan, tepung, umbi,
gandum dan lain- lain.
2. Protein, dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Protein digunakan
apabila lemak dan karbohidrat tidak mencukupi untuk pemasokan dalam tubuh. Sumber protein
yakni ayam, kacang- kacangan, susu, yoghurt, roti dan lain- lain.
3. Lemak, merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan aktivitas fisik bagi balita.
Lemak memberi cita rasa gurih, kenyang dan kelezatan makanan. Sumber lemak seperti daging,
mentega, mayones, keju dan susu.
4. Vitamin dan mineral, komponen ini disarankan untuk selalu dihidangkan dalam menu makanan
sehari- hari, karena vitamin tidak dihasilkan oleh tubuh dalam jumlah yang banyak. Vitamin
berfungsi untuk membantu dan melawan radikal bebas. Sumber vitamin dapat dijumpai dalam
roti, buah- buahan, sayuran, susu, dan daging. Balita yang tercukupi asupan gizi dengan baik
akan meningkatkan kesehatan tubuhnya. Biasanya terlihat dengan balita lebih aktif, cerdas dan
ceria. Ia terlihat begitu perian dan pandai bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Ini
dikarenakan gizi merupakan faktor yang cukup penting bagi proses kesehatan, pertumbuhan
dan perkembangan balita.
Asupan gizi yang seimbang bagi balita itu sangat perlu, tidak baik jiak asupan gizinya kurang
ataupun lebih, maka perlu untuk menyeimbangkannya sesuai kebutuhan. Menu seimbang untuk
balita, yaitu :
1. Gula dan Garam. Konsumsi garam untuk balita tidak lebih 1/6 jumlah maksimum orang dewasa
1 hari atau <1 gram. Cermati makanan balita, karena makanan dewasa belum tentu cocok bagi
balita. Kadang makanan dewasa terlalu banyak mengandung garam atau gula, bahkan
mengandung bahan pengawet dan pewarna buatan.
2. Porsi makan. Porsi makan balita juga berbeda dengan orang dewasa. Mereka membutuhkan
makanan sumber energi yang lengkap gizi dalam jumlah lebih kecil namun sering.
3. Kebutuhan energi dan nutrisi. Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein,
lemak serta vitamin, mineral dan serat wajib dikonsumsi oleh balita setiap hari.
4. Susu pertumbuhan. Susu ini sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi oleh
balita. Sedikitnya balita butuh 350 ml/ 12 ons per hari. Susu pertumbuhan merupakan susu
lengkap gizi yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi.
1. Anemia defisiensi besi (fe), terjadi akibat sedikitnya kandungan zat besi dalam makanan,
terutama pada balita yang lebih banyak mengonsumsi susu sehingga mengendurkan keinginan
untuk menyantap makanan lain. Untuk itu perlu dibiasakan untuk memakan makanan yang
mengandung banyak zat besi. Sebagian susu diganti dengan air atau air jeruk nipis yang kaya
akan vitamin C guna membantu penyerapan zat besi.
2. Karies gigi, lubang gigi terjadi pada balita karena balita sering memakan cemilan yang lengket
dan mengandung gula. Contoh makanannya yakni, keripik kentang, permen (terutama
permene karet), kue berisi krim, coklat, kue kering, dan minuman manis. Upaya untuk
mencegah karies gigi yakni , menggosok gigi dengan pasta gigi berflourida sesudah makan,
dan kurangi makanan yang manis dan lengket.
3. Penyakit Kronis, adalah penyakit yang menguras cadangan energi dan zat gizi seperti
menghabiskan cadangan vitamin A.
4. Berat Badan Berlebih, berat badan berlebih atau obesitas balita terjadi karena
ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan keluar, terlalu banyak makan, terlalu sedikit
olahraga.
5. Berat Badan Berkurang.
6. Alergi, alergi makanan diartikan sebagai respon tidak normal terhadap suatu makanan
tertentu. Alaergi makanan pada balita terjadi kira- kira 5-8 %.
1. Faktor ekonomi
2. Faktor pendidikan
3. Faktor lingkungan
Selain itu gizi kurang juga dapat disebabkan oleh faktor berikut :
A. Simpulan
1. Gizi adalah zat- zat makanan yang terkandung dalam suatu bahan pangan yang diolah atau
tidak diolah sehingga dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Zat gizi adalah zat atau unsur kimia
yang terkandung dalam makanan yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh secara
normal.
2. Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi dan protein.
Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama ±100- 120 Kkal/kg BB. Untuk tiap 3 bulan
pertambahan umur, kebutuhan energi turun ±10 Kkal/kg BB.
3. Balita yang tercukupi asupan gizi dengan baik akan meningkatkan kesehatan tubuhnya.
Biasanya terlihat dengan balita lebih aktif, cerdas dan ceria. Ia terlihat begitu perian dan
pandai bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Ini dikarenakan gizi merupakan faktor
yang cukup penting bagi proses kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan balita.
4. Masalah gizi pada balita meliputi : anemia defisiensi fe, karies gigi, BB meningkat (obesitas),
BB menurun, alergi, dll.
B. Saran
Kebutuhan gizi pada balita lebih diperhatikan, utamanya bagi para ibu untuk memberikan
asupan gizi yang cukup bagi balita, karena apabila kekurangan asupan gizi, balita bisa mengalami
masalah- masalah terkait hal gizi.Periode balita adalah periode emas , dimana pada periode ini balita
bertumbuh kembang, mulai mengenal dunia, dan memulai masa pertumbuhan. Untuk mendukung
periode ini agar dapat berjalan dengan baik maka perlu untuk memberikan balita asupan gizi yang
cukup agar balita tumbuh menjadi apa yang diidam- idamkan oleh para orangtuanya.
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Soegeng dan Anne Lies Ranti. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.