Anda di halaman 1dari 12

MASALAH GIZI PADA BALITA

MONIKA ANGGRAINI SAPITRI


23210020

PEMBIMBING :
Dr. Yuli Hartati, Spd, M.Si

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS KADER BANGSA

PALEMBANG 2023/2024
DAFTAR ISI

Judul.......................................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................................ii
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................vi
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................v

BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Gizi pada Balita.............................................................................................vi
2.2 Kebutuhan Gizi pada Balita.............................................................................................viii
2.3 Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Untuk Balita......................................................x
2.4 Masalah Gizi pada Balita.................................................................................................xi

BAB III Kesimpulan


3.1 Simpulan..........................................................................................................................xiv
3.2 Saran................................................................................................................................xiv
Daftar Pustaka........................................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Jika kita berbicara tetntang gizi maka kita akan memikirkan nutrisi, asupan makanan yang kita makan
sehari- hari, makanan sehat ataukah makanan yang tidak sehat. Makanan yang bergizi tentulah sangat
penting menunjang kesehatan, makanan yang mahal belum tentu menyehatkan, tetapi makanan yang
yang sehat tentulah yang mengandung gizi. Kebutuhan kandungan gizi yang diperlukan oleh setiap
individu pastinya akan berbeda- beda, tergantung pada usia, jenis kelamin maupun tempat tinggal.
Orang yang berada di udara dingin memrlukan lebih banyak nutrisi dari makanan yang bergizi.
Kebutuhan gizi yang berasal dari makanan sehari- hari seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
air dan susu sangat penting dalam kehidupan guna menunjang kesehatan. Adanya kekurangan asupan
nutrisi dalam kehidupan sehari- hari akan menentukan keadaan status gizi seseorang yang berkaitan
dengan kesehatan orang tersebut. Seperti kebutuhan gizi pada tingkatan usia juga berpengaruh,
misalnya pada bayi, balita dan anak usia sekolah tentu memerlukan gizi yang berbeda- beda. Pada
bayi memerlukan ASI sebagai asupan gizi karena ASI merupakan gizi yang sesuai untuk bayi,
mengandung nutrisi, zat protektif dan manfaat lainnya. Sedangkan pada balita juga memerlukan
asupan nutrisi yang berbeda seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.Gizi menjadi
sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan. Gizi didalamnya memiliki keterkaitan yang
erat dengan kesehatan dan kecerdasan. Oleh sebab itu, gizi menjadi salah satu penentu kualitas
sumber daya manusia. Status gizi yang baik pada balita perlu mendapatkan perhatian lebih karena
ketika status gizi balita buruk dapat menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan
berfikir dan tentu saja akan menurunkan produktivitas kerja.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, munculah berbagai permasalahan diantaranya :


1. Apakah yang dimaksud gizi pada balita ?
2. Apakah kebutuhan zat gizi pada balita ?
3. Apa saja makanan yang boleh dan tidak boleh untuk balita ?
4. Apa saja masalah gizi pada balita?
3. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk :


1. Untuk mengetahui pengertian gizi pada balita.
2. Untuk mengetahui kebutuhanzat gizi pada balita.
3. Untuk mengetahui makanan apa yang boleh dan tidak bolehuntuk balita.
4. Untuk mengetahui masalah gizi pada balita.
BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Gizi pada Balita

Gizi adalah zat- zat makanan yang terkandung dalam suatu bahan pangan yang diolah atau tidak
diolah sehingga dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Zat gizi adalah zat atau unsur kimia yang terkandung
dalam makanan yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh secara normal. Ilmu gizi adalah
ilmu yang mempelajari tentang proses bahan makanan yang diolah atau tidak diolah mengandung zat
gizi yang diproses dalam tubuh sehingga menjadi energi dan menimbulkan status gizi yang baik.
Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan yakni
pertumbuhan cepat pada usia 0- 1 tahun dimana umur 5 bulan BB naik 2 kali BB lahir dan 3 kali BB
lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4 kali pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada masa
pra sekolah kenaikan BB kurang lebih 2 kg/ tahun, kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir.
(Soetjiningsih, 2001).

Anak usia 1- 3 tahun akan mengalami pertambahan BB sebanyak 2- 2,5 kg, dan tinggi sebesar
rata- rata 12 cm setahun (tahun ke-2 12 cm, ketiga 8- 9 cm ). Berat badan baku dapat pula mengacu
pada WHO/ NCHS, atau rumus perkiraan BB anak. BB anak usia 1- 6 tahun = [usia x 2 + 8]. Dengan
demikian BB anak usia 1- 3 tahun masing- masing 10, 12 dan 14 kg. Sedangkan untuk rumus
perkiraan tinggi badan anak yaitu = [usia (th) x 6 +77] . Pada usia ini kebanyakan anak hanya mau
makan satu jenis makanan selama berminggu- minggu (food jag). Orangtua tidak perlu khawatir
asalkan makanan tersebut memnuhi kebutuhan gizi anak.Jenis makanan dan cara pemberiannya pun
perlu sesuai dengan keadaan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya. Sehingga akan
diperoleh gizi yang seimbang untuk balita. Pada dasarnya kebutuhan kalori manusia bervariasi sesuai
usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, tinggi badan dll. Balita usia 1 – 5 tahun dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu anak usia >1- 3 tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia >3- 5 tahun
yang dikenal dengan usia “pra- sekolah”. Anak dibawah lima tahun merupakan kelompok yang
menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat namun kelompok ini merupakan kelompok tersering
yang menderita kekurangan gizi. Tujuan pemberian asupan gizi kepada balita bertujuan untuk :

•  Memberikan nutrisi yang cukup untuk kebutuhan;


•  Memelihara kesehatan dan memulihkannya jika sakit
•  Melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mental
Faktor – faktor yang mempengaruhi status gizi balita :

•  Faktor secara langsung


Gangguan gizi secara langsung yakni tidak sesuai jumlah gizi yang mereka peroleh dari
makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.
•  Faktor secara tidak langsung yang menyebabkan gangguan gizi terutama pada
anak balita :
o - Pengetahuan, dalam kehidupan sehari- hari keluarga yang berpenghasilan cukup
akan tetapi menghidangkan makanan yang seadanya, sehingga gangguan gizi tidak
hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang tetapi juga pada
keluarga yang berpenghasilan cukup. Ketidaktahuan akan faedah makanan bagi
kesehatan tubuh menjadi penyebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khusunya
balita.
o - Persepsi, banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi
tidak digunakan atau hanya digunakan secaraterbatas akibat adanya prasangka yang
tidak baik terhadap bahan makanan itu. Di beberapa daerah suatu makanantertentu
dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga, seperti genjer,
daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein.
o - Kebiasaan atau pantangan, larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan atau
daging hanya berdasarkan kebiasaan yang hanya diwariskan secara turun menurun,
padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan yang dilarang.
o - Kesukaan jenis makanan tertentu, kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis
makanan tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan yang akan mengakibatkan
tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.
o - Jarak kelahiran yang terlalu rapat, banyak hasil penelitian yang membuktikan
bahwa banyak anak yang menderita gangguan gizi karena ibunya sedang hamil lagi
atau adik yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak bisa merawat anaknya dengan
baik.
o - Sosial ekonomi, Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu
makanan yang disajikan. Penghasilan keluarga turut menentukan hidangan yang
disajikan untuk keluarga sehari- hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.
o - Penyakit infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak au makan.
Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai
untuk pertumbuhan.
2. Kebutuhan Gizi pada Balita

Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi dan protein. Kebutuhan
energi sehari anak untuk tahun pertama ±100- 120 Kkal/kg BB. Untuk tiap 3 bulan pertambahan
umur, kebutuhan energi turun ±10 Kkal/kg BB. Energi dalam tubuh diperoleh terutama dari zat gizi
karbohidrat, lemak, dan juga protein. Kebutuhan gizi pada masa balita membutuhkan lebih banyak
nutrisi karena masa balita (usia 1- 5 tahun) adalh periode keemasan. Periode ini sangat penting bagi
perkembangan fisik dan mental, pada masa ini pula balita mulai banyak melakukan dan menemukan
hal- hal baru. Jika seseorang balita diberi asupan makanan yang mengandung zat- zat yang tidak baik,
seperti jenis makanan yang mengandung bahan pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan, pelezat
makanan dan yang sejenisnya, maka akan menimbulkan efek buruk bagi kesehatan tubuh.

Kecukupan gizi pada balita usia 1- 5 tahun yaitu :

Tabel Kecukupan Gizi Rata- Rata pada Balita


Anjuran makanan sehari untuk balita :

Keterangan :
P = Piring (sepiring nasi = 60 gr beras)

D = Daging (sepotong daging = 25 gr daging)

T = Tempe (sepotong tempe = 25 gr tempe)

S = Sayur (semangkuk sayur = 100 gr sayuran hijau)

B = Buah (sepotong buah pepaya = 100 gr pepaya)

Gl = Gelas (segelas susu = 200 gr susu segar)

Nutrisi- nutrisi penting bagi asupan makanan pada balita :

1. Karbohidrat, merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah disetiap makanan dan
harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Kekurangan karbohidrat menykebabkan kelaparan
dan BB menurun, kelebihan karbohidrat menyebabkan peningkatan BB atau obesitas.
Karbohidrat cukup bisa diperoleh melalui susu, padi- padian, buah- buahan, tepung, umbi,
gandum dan lain- lain.
2. Protein, dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Protein digunakan
apabila lemak dan karbohidrat tidak mencukupi untuk pemasokan dalam tubuh. Sumber protein
yakni ayam, kacang- kacangan, susu, yoghurt, roti dan lain- lain.
3. Lemak, merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan aktivitas fisik bagi balita.
Lemak memberi cita rasa gurih, kenyang dan kelezatan makanan. Sumber lemak seperti daging,
mentega, mayones, keju dan susu.
4. Vitamin dan mineral, komponen ini disarankan untuk selalu dihidangkan dalam menu makanan
sehari- hari, karena vitamin tidak dihasilkan oleh tubuh dalam jumlah yang banyak. Vitamin
berfungsi untuk membantu dan melawan radikal bebas. Sumber vitamin dapat dijumpai dalam
roti, buah- buahan, sayuran, susu, dan daging. Balita yang tercukupi asupan gizi dengan baik
akan meningkatkan kesehatan tubuhnya. Biasanya terlihat dengan balita lebih aktif, cerdas dan
ceria. Ia terlihat begitu perian dan pandai bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Ini
dikarenakan gizi merupakan faktor yang cukup penting bagi proses kesehatan, pertumbuhan
dan perkembangan balita.

3. Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan oleh Balita

Asupan gizi yang seimbang bagi balita itu sangat perlu, tidak baik jiak asupan gizinya kurang
ataupun lebih, maka perlu untuk menyeimbangkannya sesuai kebutuhan. Menu seimbang untuk
balita, yaitu :

1. Gula dan Garam. Konsumsi garam untuk balita tidak lebih 1/6 jumlah maksimum orang dewasa
1 hari atau <1 gram. Cermati makanan balita, karena makanan dewasa belum tentu cocok bagi
balita. Kadang makanan dewasa terlalu banyak mengandung garam atau gula, bahkan
mengandung bahan pengawet dan pewarna buatan.
2. Porsi makan. Porsi makan balita juga berbeda dengan orang dewasa. Mereka membutuhkan
makanan sumber energi yang lengkap gizi dalam jumlah lebih kecil namun sering.
3. Kebutuhan energi dan nutrisi. Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein,
lemak serta vitamin, mineral dan serat wajib dikonsumsi oleh balita setiap hari.
4. Susu pertumbuhan. Susu ini sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi oleh
balita. Sedikitnya balita butuh 350 ml/ 12 ons per hari. Susu pertumbuhan merupakan susu
lengkap gizi yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi.

4. Masalah Gizi pada Balita

Kekurangan asupan gizi pada balita menghambat pertumbuhan dan perkembangannya


daripada anak- anak yang mendapat asupan gizi cukup. Misalnya tinggi badan dan berat badan balita
rendah, perkembangan otak menurun, tingkat kecerdasan dan psikisnya rendah serta rentan terhadap
infeksi. Selain itu kekurangan asupan gizi balita juga disebabkan karena balita kesulitan untuk
makan, bisa karena nafsu makan kurang, sukar makan, nafsu makan berubah- ubah, cepat bosan
dengan menu makanan, dll. Masalah gizi anak, antar lain :

1. Anemia defisiensi besi (fe), terjadi akibat sedikitnya kandungan zat besi dalam makanan,
terutama pada balita yang lebih banyak mengonsumsi susu sehingga mengendurkan keinginan
untuk menyantap makanan lain. Untuk itu perlu dibiasakan untuk memakan makanan yang
mengandung banyak zat besi. Sebagian susu diganti dengan air atau air jeruk nipis yang kaya
akan vitamin C guna membantu penyerapan zat besi.
2. Karies gigi, lubang gigi terjadi pada balita karena balita sering memakan cemilan yang lengket
dan mengandung gula. Contoh makanannya yakni, keripik kentang, permen (terutama
permene karet), kue berisi krim, coklat, kue kering, dan minuman manis. Upaya untuk
mencegah karies gigi yakni , menggosok gigi dengan pasta gigi berflourida sesudah makan,
dan kurangi makanan yang manis dan lengket.
3. Penyakit Kronis, adalah penyakit yang menguras cadangan energi dan zat gizi seperti
menghabiskan cadangan vitamin A.
4. Berat Badan Berlebih, berat badan berlebih atau obesitas balita terjadi karena
ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan keluar, terlalu banyak makan, terlalu sedikit
olahraga.
5. Berat Badan Berkurang.
6. Alergi, alergi makanan diartikan sebagai respon tidak normal terhadap suatu makanan
tertentu. Alaergi makanan pada balita terjadi kira- kira 5-8 %.

Hal- Hal yang menyebabkan kurangnya asupan gizi pada balita :

1. Faktor ekonomi
2. Faktor pendidikan
3. Faktor lingkungan

Selain itu gizi kurang juga dapat disebabkan oleh faktor berikut :

1. Ketidakmampuan untuk metabolisasi nutrien


2. Ketidakmampuan untuk mendapat zat gizi yang sesuai makanan
3. Percepatan ekskresi zat- zat gizi dari tubuh
4. Sakit atau penyakit yang meningkatkan kebutuhan tubuh akan nutrien.
BAB III KESIMPULAN

A. Simpulan

1. Gizi adalah zat- zat makanan yang terkandung dalam suatu bahan pangan yang diolah atau
tidak diolah sehingga dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Zat gizi adalah zat atau unsur kimia
yang terkandung dalam makanan yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh secara
normal.
2. Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi dan protein.
Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama ±100- 120 Kkal/kg BB. Untuk tiap 3 bulan
pertambahan umur, kebutuhan energi turun ±10 Kkal/kg BB.
3. Balita yang tercukupi asupan gizi dengan baik akan meningkatkan kesehatan tubuhnya.
Biasanya terlihat dengan balita lebih aktif, cerdas dan ceria. Ia terlihat begitu perian dan
pandai bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Ini dikarenakan gizi merupakan faktor
yang cukup penting bagi proses kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan balita.
4. Masalah gizi pada balita meliputi : anemia defisiensi fe, karies gigi, BB meningkat (obesitas),
BB menurun, alergi, dll.

B. Saran

Kebutuhan gizi pada balita lebih diperhatikan, utamanya bagi para ibu untuk memberikan
asupan gizi yang cukup bagi balita, karena apabila kekurangan asupan gizi, balita bisa mengalami
masalah- masalah terkait hal gizi.Periode balita adalah periode emas , dimana pada periode ini balita
bertumbuh kembang, mulai mengenal dunia, dan memulai masa pertumbuhan. Untuk mendukung
periode ini agar dapat berjalan dengan baik maka perlu untuk memberikan balita asupan gizi yang
cukup agar balita tumbuh menjadi apa yang diidam- idamkan oleh para orangtuanya.
DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2004. Gizi dalam Kehidupan. Jakarta : EGC.


Hasdianah, Sandu Siyoto dan Yuly Perisotyowati. 2014. Gizi, Pemantapan Gizi, Diet dan

Obesitas. Yogyakarta : Nuha Medika.

Santoso, Soegeng dan Anne Lies Ranti. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.

Anda mungkin juga menyukai