Anda di halaman 1dari 13

1.

SKRINING ADMINISTRASI (RESEP KE 1)

INSCRIPTIO ADA TIDAK


Identitas Dokter
1. Nama Dokter √
2. SIP Dokter √
3. Alamat Dokter √
4. NO telp √
5. Tempat dan tanggal √
penulisan R/
INVOCATIO
6. Tanda R/ diawal penulisan √
PRESCRIPTIO/ORDONATIO
7. Nama Obat √
8. Kekuatan Obat √
9. Jumlah Obat √
SIGNATURE
10. Nama Pasien √
11. Jenis Kelamin √
12. Umur Pasien √
13. Berat Badan √
14. Alamat Pasien √
15. Aturan Pakai √
16. Iter/tanda lain √
SUBSCRIPTIO
17. Tanda tangan/paraf dokter √
Kesimpulan :
Resep tersebut tidak lengkap
Resep tidak lengkap karena tidak mecantumkan informasi mengenai :
- Jenis kelamin, BB pasien
- Iter / tanda lain
- Jenis Kelamin
- Alamat Pasien
- Tanda tangan/paraf dokter
2. SKRINING FARMASETIKA

No Kriteria SESUAI TIDAK SESUAI


1. Bentuk sediaan √ -
2. Stabilitas obat √ -
3. Inkompaktibilitas √ -
4. Cara Pemberian √ -
5. Jumlah dan aturan pakai √ -
Obat yang diberikan oleh dokter kepada pasien sesuai dengan indikasi diduga pasien
mengalami vertigo dan magh, bentuk sediaan disesuaikan dengan usia pasien yaitu tablet.

BIOFARMASETIKA OBAT

Bentuk
No Nama Obat Mekanisme Kerja
Sediaan

1. Flunarizine Tablet Mekanisme Aksi : Obat ini bekerja dengan cara


menghambat masuknya kalsium ke dalam sel
dan menghambat aktivitas histamin. Cara kerja
ini dinilai efektif untuk mencegah terjadinya
migrain dan vertigo. Perlu diketahui bahwa obat
ini tidak efektif untuk meredakan nyeri saat
serangan migrain sedang terjadi.

2. Betahistine Tablet Mekanisme aksi : betahistine bekerja dengan


cara meningkatkan aliran darah dan
menurunkan jumlah cairan di dalam telinga,
sehingga gejala dan keluhan vertigo bisa
mereda.

3. Omeprazol Tablet Mekanisme aksi : meringankan gejala sakit


maag dan heartburn yang  ditimbulkan oleh
penyakit asam lambung atau tukak lambung.

3. SKRINING KLINIS
Dosis dalam
No Nama Obat Dosis Dosis lazim
resep

1. Flunarizine Dewasa: 10 mg per hari Lansia/Dewasa :


dikonsumsi pada malam 10-5 mg / hari
hari.

Lansia usia di atas 65 1 kali sehari


tahun: 5 mg per hari
dikonsumsi pada malam
hari.

2. Betahistine Dosis awal 16 mg tiga 16 mg / hari


kali sehari, lebih baik
bersama makanan.
2 kali sehari
Dosis untuk dewasa 24-
48 mg per hari dalam 3
dosis terbagi.

3. Omeprazol Dosis: 20-40 mg per hari, 20-40 mg / hari


selama 4 sampai 8
minggu. Dosis: 60-360
mg per hari, dibagi
menjadi 3 kali pemberian 1 kali sehari
(setiap 8 jam). Dosis: 20 20mg
mg per hari, selama 4-8
minggu. Dosis: 20 mg, 2
kali sehari, selama 10
hari.
URAIAN OBAT

1. Flunarizine

Kategori kehamilan : Kategori N (Belum dikategorikan)

Indikasi

Untuk mencegah serangan migrain. Obat ini juga digunakan dalam pengobatan dan
pencegahan vertigo serta gangguan pada vestibular, yaitu bagian telinga yang mengatur
keseimbangan tubuh.

Kontraindikasi

 Jangan menggunakan obat ini jika Anda alergi terhadap flunarizin. Beri tahu dokter
tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
 Jangan menggunakan flunarizin jika Anda pernah atau sedang menderita
depresi, penyakit parkinson, atau sindrom ekstrapiramidal.
 Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan
flunarizine, karena dapat meningkatkan efek kantuk.
 Jangan mengemudikan kendaraan atau melakukan kegiatan yang memerlukan
kesiagaan setelah mengonsumsi flunarizin, karena obat ini dapat menyebabkan
kantuk.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita penyakit hati.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan
kehamilan.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat, suplemen, atau produk
herbal tertentu.
 Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, overdosis, atau efek
samping serius setelah mengonsumsi flunarizin.

Dosis

Berikut adalah dosis umum flunarizin untuk mencegah migrain, vertigo, dan ganggua
vestibular berdasarkan usia pasien:

Dewasa: 10 mg per hari dikonsumsi pada malam hari.

Lansia usia di atas 65 tahun: 5 mg per hari dikonsumsi pada malam hari.

Efek Samping

Kantuk, Mual, Heartburn, Kenaikan berat badan, Gelisah dan Mulut kering

Interaksi :
Penggunaan flunarizin bersamaan dengan obat lain bisa menyebabkan beberapa efek
interaksi, antara lain:

 Peningkatan efek mengantuk dari obat penenang


 Penurunan kadar phenytoin atau carbamazepine dalam darah

2. Betahistin

Kategori Kehamilan : N (Belum Dikategorikan)

Indikasi

untuk meredakan keluhan vertigo, gangguan pendengaran, dan telinga berdenging


(tinnitus) yang disebabkan oleh penyakit Meniere. Obat ini hanya boleh digunakan
dengan resep dokter.

Dosis

Dosis awal 8–16 mg, 3 kali sehari. Dosis pemeliharaan adalah 24–48 mg per hari.

Efek Samping

 Mual
 Muntah
 Sakit kepala
 Gangguan pencernaan
 Sakit perut dan kembung

Interaksi

 Penurunan efektivitas betahistine jika digunakan dengan obat golongan antihistamin


lain, seperti diphenhydramine
 Peningkatan efek samping betahistine jika digunakan dengan obat golongan MAOIs,
seperti selegiline, isocarboxazid, dan phenelzine
 Penurunan efektivitas obat asma golongan beta2 agonist, seperti salbutamol dan
sameterol
3. Omeprazol

Kategori Kehamilan : C

Indikasi

Untuk mengatasi gangguan lambung, seperti penyakit asam lambung dan tukak lambung.
Obat ini dapat mengurangi produksi asam di dalam lambung.

Dosis

Dosis: 20-40 mg per hari, selama 4 sampai 8 minggu. Dosis: 60-360 mg per hari, dibagi
menjadi 3 kali pemberian (setiap 8 jam). Dosis: 20 mg per hari, selama 4-8 minggu.
Dosis: 20 m’g, 2 kali sehari, selama 10 hari.

Efek Samping

Omeprazole dapat menyebabkan nyeri perut dan sakit kepala. Segera periksakan diri ke
dokter jika muncul efek samping tersebut, terutama bila efek samping tidak mereda
meski penggunaan obat sudah dihentikan.

Interaksi ‘

 Menurunkan efektivitas obat clopidogrel dalam membantu mencegah serangan jantung


atau stroke.
 Menurunk’an efektivitas obat erlotinib untuk mengobati kanker.
 Meningkatkan efek dan kadar atorvastatin dalam darah, sehingga meningkatkan risiko
seseorang mengalami kerusakan liver.
 Meningkatkan kadar dan efek alprazolam, sehingga penggunanya berisiko mengalami
gangguan pernapasan dan sangat mengantuk.
1. SKRINING ADMINISTRASI (RESEP KE 2)

INSCRIPTIO ADA TIDAK


Identitas Dokter
4. Nama Dokter √
2. SIP Dokter √
3. Alamat Dokter √
4. NO telp √
5. Tempat dan tanggal √
penulisan R/
INVOCATIO
6. Tanda R/ diawal penulisan √
PRESCRIPTIO/ORDONATIO
7. Nama Obat √
8. Kekuatan Obat √
9. Jumlah Obat √
SIGNATURE
10. Nama Pasien √
11. Jenis Kelamin √
12. Umur Pasien √
13. Berat Badan √
14. Alamat Pasien √
15. Aturan Pakai √
16. Iter/tanda lain √
SUBSCRIPTIO
17. Tanda tangan/paraf dokter √
Kesimpulan :
Resep tersebut tidak lengkap
Resep tidak lengkap karena tidak mecantumkan informasi mengenai :
- Jenis kelamin, BB pasien
- Iter / tanda lain
- Jenis Kelamin
- Alamat Pasien
- Tanda tangan/paraf dokter
2. SKRINING FARMASETIKA

No Kriteria SESUAI TIDAK SESUAI


1. Bentuk sediaan √ -
2. Stabilitas obat √ -
3. Inkompaktibilitas √ -
4. Cara Pemberian √ -
5. Jumlah dan aturan pakai √ -
Obat yang diberikan oleh dokter kepada pasien sesuai dengan indikasi diduga pasien
mengalami infeksi saluran kemih, bentuk sediaan disesuaikan dengan usia pasien yaitu
tablet.

BIOFARMASETIKA OBAT

Bentuk
No Nama Obat Mekanisme Kerja
Sediaan

1. Ciprec Tablet Mekanisme Aksi : Memiliki cara kerja


menghentikan pertumbuhan bakteri. Oleh
karena itu, obat ini bukan digunakan untuk
mengobati infeksi yang disebabkan virus,
seperti common cold (batuk pilek biasa) atau flu

2. Tofedex Tablet Mekanisme aksi : Bekerja dengan cara


menghambat produksi prostaglandin. Pada saat
terjadi luka atau cedera, prostaglandin bisa
meningkat kadarnya dan menyebabkan
timbulnya gejala peradangan, seperti nyeri dan
bengkak.

3. Solfion Tablet Mekanisme aksi : Bekerja dengan cara


mencegah atau menghentikan produksi zat-zat
tertentu dalam tubuh yang bisa menyebabkan
peradangan, nyeri, atau pembengkakan.
Kandungan steroid dalam obat ini akan
menekan zat-zat yang dihasilkan sistem
kekebalan tubuh Anda saat melawan organisme

3. SKRINING KLINIS
Dosis dalam
No Nama Obat Dosis Dosis lazim
resep

1. Ciprec Dewasa: 500 mg, 2 kali Lansia/Dewasa :


sehari, selama 60 hari. 500 mg / hari

Anak-anak: 10-15
mg/kgBB, dosis 2 kali sehari
maksimal 500 mg per kali
pemberian, selama 60
hari.

2. Tofedex Dosis 12,5 mg tiap 4–6 25 mg / hari


jam atau 25 mg tiap 8
3 kali sehari
jam. Dosis maksimal
adalah 75 mg per hari.

3. Solfion Oral, umum 20-40 2 kali sehari 20-40 mg / hari


mg/hari 20mg

URAIAN OBAT

1. Ciprec

Kategori kehamilan : Kategori C

Indikasi

Antibiotik untuk mengatasi berbagai jenis infeksi bakteri.

Kontraindikasi

 Harap berhati-hari dan beri tahu dokter jika sedang menderita gangguan jantung,
myasthenia gravis, hipokalemia, gangguan tulang dan sendi, gangguan saraf, serta
gangguan mental.
 Beri tahu dokter jika memiliki riwayat diabetes, hipertensi, kejang, cedera kepala,
penyakit liver, dan penyakit ginjal.
 Ciprofloxacin dapat menyebabkan pusing atau mengantuk. Hindari melakukan
kegiatan yang membutuhkan fokus penuh, seperti mengemudikan kendaraan atau
mengoperasikan mesin.
 Beri tahu dokter jika berencana melakukan vaksinasi. Ciprofloxacin dapat
menghambat efektivitas vaksin tertentu, terutama vaksin tifoid.
 Penggunaan ciprofloxacin pada lansia sebaiknya dilakukan secara hati-hati, karena
meningkatkan risiko terjadinya gangguan jantung dan kerusakan pembuluh darah.
 Hindari minuman yang mengandung kafein selama mengonsumsi ciprofloxacin,
karena dapat menimbulkan efek samping jantung berdebar, sulit tidur, dan gangguan
kecemasan.
 Segera hubungi dokter jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan
ciprofloxacin.

Dosis

Dewasa: 500 mg, 2 kali sehari, selama 60 hari.

Anak-anak: 10-15 mg/kgBB, dosis maksimal 500 mg per kali pemberian, selama 60 hari.

Efek Samping

 Sakit maag
 Mual dan muntah
 Diare
 Sakit kepala
 Sulit tidur
 Vagina terasa gatal atau keputihan

Interaksi :

 Meningkatnya risiko epilepsi dan serangan jantung, jika digunakan dengan teofilin.
 Meningkatnya risiko kejang, jika digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid.
 Meningkatnya risiko hipotensi, jika diberikan bersama dengan obat penenang.
 Meningkatnya risiko gangguan jantung, jika digunakan dengan obat antiaritmia,
antibiotik makrolid, cisapride, dan obat antipsikotik.
 Meningkatkanya efek samping ciprofloxacin, jika digunakan dengan probenecid dan
ciclosporin.
2. Tofedex

Kategori kehamilan : Kategori N (Belum dikategorikan)

Indikasi

untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang, akibat kondisi tertentu, seperti terkilir,
sakit gigi, atau nyeri haid. Obat ini tergolong ke dalam golongan obat antiinflamasi
nonstreoid.

Kontraindikasi

 Jangan menggunakan dexketoprofen jika Anda alergi terhadap obat ini atau obat
OAINS lain, seperti ketoprofen. Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang
Anda miliki.
 Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita tukak lambung, penyakit
ginjal, asma, penyakit hati, ulkus duodenum, perdarahan saluran cerna, penyakit
jantung, atau radang usus, seperti penyakit Crohn atau kolitis ulseratif.
 Beri tahu dokter jika Anda menderita hipertensi, penyakit lupus, gangguan
pembekuan darah, diabetes, atau kolesterol tinggi.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat, produk herbal, atau
suplemen tertentu.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan
kehamilan.
 Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau
overdosis setelah menggunakan dexketoprofen.

Dosis

Dosis 12,5 mg tiap 4–6 jam atau 25 mg tiap 8 jam. Dosis maksimal adalah 75 mg per
hari.

Efek Samping

 Pusing
 Mual
 Muntah
 Diare
 Nyeri ulu hati

Interaksi :

 Peningkatan efek toksik dari lithium, methotrexate, hydantoin, atau sulfonamida


 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan dengan ciclosporin,
tacrolimus, atau ACE inhibitor
 Penurunan efektivitas obat diuretik atau obat antihipertensi
 Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran pencernaan jika digunakan
dengan OAINS, aspirin, obat trombolitik, kortikosteroid, antiplatelet, atau
antikoagulan, seperti warfarin
 Peningkatan konsentrasi dexketoprofen di dalam darah jika digunakan dengan
probenecid
 Peningkatan risiko terjadinya hipoglikemia jika digunakan dengan sulfonilurea
 Meningkatnya risiko gangguan jantung, jika digunakan dengan obat antiaritmia,
antibiotik makrolid, cisapride, dan obat antipsikotik.
 Meningkatkanya efek samping ciprofloxacin, jika digunakan dengan probenecid
dan ciclosporin.

3. Solfion

Kategori kehamilan : Kategori

Indikasi

supresi inflamasi dan gangguan alergi; udema serebral dihubungkan dengan keganasan;
lihat keterangan di atas; penyakit rematik

Kontraindikasi

• Riwayat alergi terhadap kandungan obat ini.


• Pasien dengan gagal jantung.
• Pasien dengan penyakit hipertensi.
• Pasien dengan penyakit Diabetes Mellitus.
• Penyakit tukak lambung.

Dosis

Oral, umum 2-40 mg/hari

Efek Samping

• Gangguan saluran cerna.


• Edema.
• Diabetes mellitus laten.
• Hipertensi.
• Supresi sistem imun.

Interaksi :
 Interaksi dapat terjadi jika dikonsumsi dengan obat-obatan lain, seperti:

• Erythromycin.
• Rifampicin.
• Isoniazid.

Anda mungkin juga menyukai