HALAMAN JUDUL
C. Tujuan ........................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan
pengeluaran zat yang tidak lagi digunakan oleh tubuh untuk mempetahankan kehidupan dan
menghasilkan energi.
Kecukupan dan keseimbangan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu sejak dalam
kandungan, bayi, anak-anak, remaja, hingga usia lanjut. Kebutuhan gizi yang baik ditentukan
oleh pola makan atau jenis makanan yang dikonsusmsi seseorang. Setiap orang memerlukan
5 kelompok zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral) dalam jumlah cukup,
tidak berlebihan maupun kekurangan. Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan
memiliki keunggulan dan kelemahan tertentu, beberapa makanan mengandung karbohidrat
tinggi tetapi kekurangan vitamin dan mineral. Sementara itu beberapa makanan lain kaya
vitamin C tetapi miskin vitamin A (Wiboworini, 2007:16).
Uutuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi oleh satu
jenis makanan melainkan harus terdiri dari aneka ragam bahan makanan, kecuali pada bayi
umur 0-4 bulan yang cukup mengonsumsi air susu ibu (ASI) saja. ASI merupakan satu-
satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar
dan sehat ( Wiboworini, 2007:16 ).
Keadaan kesehatan gizi seseorang tergantung pada kualitas dan kuantitas makanan
yang dikonsumsi. Kualitas makanan menunjukkan ketersediannya zat gizi antara makanan
yang satu dengan makanan yang lain yang diperlukan oleh tubuh, sedangkan kuantitas
makanan menunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Apabila susunan
makanan memenuhi kebutuhan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, akan menghasilkan
keadaan gizi yang baik dan seimbang.
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas kecerdasan anak, gizi yang cukup dan
seimbang sangat berperan dalam pencapaian pertumbuhan badan yang optimal. Pertumbuhan
badan yang optimal mencakup pertumbuhan otak anak dan otak sangat menentukan
kecerdasan anak. Apabila gizi yang diberikan kurang maka akan berefek langsung maupun
tidak langsung terhadap kesehatan anak. Kekuarangan gizi yang berefek langsung akan
mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan otak anak serta terganggunya
fungsi sistem neuron dari susunan saraf pusat. Sedangkan kekurangan gizi yang berefek tidak
langsung akan mengakibatkan anak tidak aktif, apatis, dan tidak mampu berkonsentrasi. Oleh
karena itu, pada keadaan gizi kurang, perkembangan kognitif anak terhambat dan aktivitas
tubuh menurun.
Orang tua berperan penting dalam pengawasan pola makan anak-anaknya. Makanan
yang diberikan sebaiknya memenuhi kecukupan energi dan zat-zat gizi yang seimbang.
Susunan hidangan diberikan sesuai dengan selera makan anak, porsi makan yang diberikan
harus sesuai kemampuannya dan makanan yang diberikan harus terbebas dari kotoran.
Para ahli menyebutkan bahwa kelompok makanan yang berguna untuk pembentukan,
pertumbuhan, dan pemeliharaan sel-sel tubuh terdapat pada makanan yang mengandung zat
tenaga dan zat pengatur. Zat tenaga dapat diperoleh dari makanan yang mengandug
karbohidrat dan banyak ditemukan di makroni, ubi kayu, mie, kentang, jagung, beras, gula,
dan ubi jalar. Makanan yang mengandung protein banyak ditemukan di susu, keju, ikan,
daging, telur, ayam, tahu, dan tempe. Protein memegang peranan utuk pertumbuhan optimal
(Pamilu, 2009:39).
Kecerdasan anak sangat ditentukan oleh otaknya. Perkembangan dan kinerja otak anak
ditentukan oleh kualitas dan kuantitas makanan yang diberikan. Untuk mencapai hal tersebut,
maka berikanlah buah-buahan kepada anak karena pada umumnya semua buah kaya akan
kalium, khususnya buah aprikot, avocad, jeruk, melon dan pisang. Kandungan kalium ini
sangat dibutuhkan oleh otak sebagai penghasil energi. Selain kalium, bahan untuk pemasok
energi pada otak adalah natrium yang terdapat hampir dalam setiap bahan makanan.
Kurangnya kalium pada otak akan berakibat mengurangi aliran arus listrik di dalam otak dan
mengurangi informasi yang diterima oleh otak sehingga berpengaruh terhadap belajar anak.
Kurangnya kalium secara drastis akan menimbulkan beberapa resiko seperti mengantuk,
pingsan, dan muntah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia, diantaranya
sebagai penentu kualitas kecerdasan anak. Kecukupan dan keseimbangan gizi sangat
diperlukan sejak dalam kandungan hingga usia lanjut, kebutuhan gizi yang baik
diperoleh dari zat gizi yang seimbang, terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
air dan mineral.
Waluyo, Kusno. 2010. Memahami Gizi untuk Bayi dan Anak. Bandung : Puri Delco.
Wiboworini, Budiyanti. 2007. Gizi dan Kesehatan. Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka.
Pamilu, Anik. 2009. Mengoptimalkan Keajaiban Otak Kanan dan Otak Kiri Anak.
Magelang : Pustaka Horizona.