Dosen Pengampu :
Oleh Kelompok 4 :
2021
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu dapat teratasi. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengolahan Makanan Bergizi Bagi Anak Usia Dini..............................................
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
A.Latar Belakang
Anak usia dini merupakan sosok individu kecil yang tengah tumbuh dan berkembang
pesat baik secara fisik maupun psikologisnya. Dalam pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa anak usia
dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun.
Montessori mengatakan bahwa masa usia dini merupakan fase absorbmind yaitu masa
menyerap pikiran (Rachmawati dan Kurniati, 2010:41). Pada masa ini anak dengan mudah
menyerap segala sesuatu yang terjadi dilingkungannya seperti sebuah spon yang menyerap air.
Masa ini biasa disebut dengan masa the golden age atau masa keemasan, dimana kemampuan
otak anak dalam menyerap informasi sangat tinggi. Apapun informasi yang diperoleh anak akan
berpengaruh terhadap perkembangannya dikemudian hari. Jika pada masa ini anak diberikan
stimulasi yang tepat dan sesuai dengan tahapan perkembangan yang dilalui anak, maka anak
akan menjadi lebih matang baik secara fisik maupun psikologis dan siap menghadapi masa
sekolahnya.
Makanan sehat dan bergizi adalah jenis makanan yang mengandung nilai gizi seimbang
dan diperlukan oleh tubuh, seperti vitamin, mineral, karbohidrat, protein, serat, dan air.Manfaat
konsumsi makanan sehat dan bergizi ialah dapat terhindar dari penyakit mematikan diabetes tipe
2 dan menjaga kesehatan jantung dengan menjaga pola makan sehat.
B.Rumusan Masalah
A.Jelaskanlah Pengolahan Makanan Bergizi Bagi Anak Usia Dini
B.Jelaskanlah Penyajian Makanan Bergizi Bagi Anak Usia Dini
C. Bagaimanakah Cara Pemberian Makanan Bergizi Bagi Anak Usia Dini
C.TujuanPenulisan
A.Mengetahui Pengolahan Makanan Bergizi Bagi Anak Usia Dini
B.Mengetahui Penyajian Makanan Bergizi Bagi Anak Usia Dini
C.Mengetahui Cara Pemberian Makanan Bergizi Bagi Anak Usia Dini
BAB II
PEMBAHASAN
Makanan merupakan komponen penting dari kehidupan manusia, makanan dengan gizi
yang seimbang dapat membuat hidup menjadi sehat dan teratur. Gizi merupakan zat makanan
pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan. Gizi juga memegang peranan penting
dalam tumbuh kembang anak, karena bagi anak gizi dibutuhkan untuk pertumbuhandan
perkembangan.Oleh karena itulah, gizi sangat penting diberikan dan harus dipenuhi saat masih
anak-anak terutama balita karena pada periode ini tumbuh kembang balita sangat
cepat(Merryana, 2014). Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi
pertumbuhan anak, makanan yang berlebih juga dapat menyebabkan obesitas.
Nuraini (2007: 14) makanan yang sehat adalah makanan yang mempunyai zat gizi yang
cukup dan seimbang, serta tidak mengandung (tercemar) unsur yang dapat membahayakan atau
merusak kesehatan. Sangat penting bagi orang tua dalam mengarahkan anak-anak berkaitan
dengan memilih makanan jajanan yang sehat dan halal. Mengenalkan dan menanamkan konsep
sehat dan halal sejak dini, akan memberikan perkembangan psikologis yang baik terutama pada
pembentukan akhlak yang mulia pada diri anak.Makanan yang lezat dapat menarik minat
anggota keluarga untuk menyantapnya. Akan tetapi, makanan sehat tidak cukup dengan kriteria
kelezatan saja. Selain lezat, makanan yang dikonsumsi setiap hari haruslah bersih, dan
mengandung zat gizi yang berguna bagi tubuh. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
makanan yang sehat adalah makanan yang lezat, higienis dan bergizi. Makanan higienis adalah
makanan yang tidak mengandung kuman penyakit dan tidak mengandung racun yang dapat
membahayakan hidup manusia serta lezat rasanya sehingga menarik minat untuk menyantapnya.
Usia 7 bulan, Pada usia 7 bulan mulai dikenalkan bubur tim saring dengancampuran
sayuran dan protein hewani-nabati. Sehingga pola menunya terdiri daribuah lumat, bubur susu
dan tim saring.
Usia 8 bulan. Mulai usia 8 bulan sudah bisa diberi tim cincang untuk
membantumerangsang pertumbuhan gigi, meskipun belum tumbuh gigi,bayi dapatmengunyah
dengan gusi. Untuk meningkatkan kandungan gizi, makanan padausia ini dapat ditambah minyak.
Minyak akan menambah kalori dan meningkatkanpenyerapan vitamin A dan zat gizi lain.
Usia 9 bulan. Secara bertahap mulai dikenalkan makanan yang lebih kental danberikan
makanan selingan 1 kali sehari. Makanan selingan berupa: bubur kacanghijau, pudding susu,
biscuit susu.Usia 10 bulan. Kepadatan makanan ditingkatkan mendekati makanan keluarga,mulai
dari tim lunak sampai akhirnya nasi pada usia 12 bulan.
-Buatlah makanan dari bahan segar yang bebas pestisida dan pengawet.
-Variasikansehingga anak tidak bosan sehingga kelak anak terhindar darikesulitan makan di usia
berikutnya.
Beberapa hal yang harus diperhaikan dalam pemberian makan anak usia 1-5tahun:
-Selalu variasikan makanan yang diberikan meliputi makanan pokok, laukpauk, sayuran dan
buah. Usahakan protein yang diberikan juga bergantisehingga semua zat gizi terpenuhi.
-Variasikan cara mengolah sehingga semua bahan makanan dapat masuk,misalnya anak tidak
mau makanbayam maka bayam dapat dibuat dalamtelur dadar.
-Ketika masuk usia 2 tahun jelaskan manfaat makanan yang harus dimakansehingga dapat
mengurangi rasa tidak sukanya.
Keamanan pangan untuk balita tidak cukup hanya menjagakebersihan tetapi juga perlu
diperhatikan selama proses pengolahan. Proses pengolahan pangan memberikan beberapa
keuntungan, misalnyamemperbaiki nilai gizi dan daya cerna, memperbaiki cita rasa
maupunaroma, serta memperpanjang daya simpan (Auliana, 1999:79).Bahan makanan yang akan
diolah disamping kebersihannya jugadalam penyiapan seperti dalam membuat potongan bahan
perlu30diperhatikan. Hal ini karena proses mengunyah dan refleks menelan balitabelum
sempurna sehingga anak sering tersedak.
Di samping itu dapat pula dilakukan pengolahan dengan carakombinasi misal direbus
dahulu baru kemudian di panggang atau direbus/diungkep baru kemudian digoreng.
MENGOLAH MAKANAN
Makanan sehat juga dipengaruhi oleh cara memasaknya. Bahan makanan perlu diolah dengan
tepat agar kandungan nutrisinya terjaga. Mengolah dan menyiapkan sendiri makanan untuk anak
nampaknya lebih baik dan lebih aman. Makanan yang diolah sendiri lebih terjamin dari segi
kebersihan dan kandungan gizinya. Selain itu anak juga mendapatkan makanan yang bervariasi
dan kandungan gizi yang lebih banyak. Suhu panas untuk memasak haruslah tepat agar dapat
membunuh bakteri dan kuman namun tidak merusak vitamin dan mineral yang terkandung dalam
bahan makanan tersebut. Mulai saat ini orangtua harus membiasakan untuk menyiapkan sendiri
makanan untuk anak, tidak hanya mengandalkan produk instan.
Orangtua perlu mengetahui tentang ilmu gizi dengan baik agar dapat mengolah masakan
untuk anak yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Dalam cara pengolahan bahan
makanan pilihannya adalah:
1. Pada jenis karbohidrat agar tidak mengalami kejenuhan maka orangtua dapat membuat tim
beras merah, jagung yang direbus atau ubi yang dibuat pure.
2. Untuk berbagai jenis protein harus diperhatikan cara pengolahannya. Kandungan protein
yang berada didalam telur sebaiknya tidak diolah terlalu lama apabila akan direbusnya
cukup 7-8 menit saja sehingga kandungan protein dan vitamin tidak hilang.
3. Mengolah daging ayam potong sebaiknya membuang kulit yang terlalu banyak lemak,
sehingga anak dapat terjaga kesehatannya, terlebih bagi anak anda yang memiliki kelebihan
berat badan.
4. Mengolah buah dan sayur memasak tidak terlalu lama, karena akan membuat vitamin yang
terkandung di dalamnya hilang. Disarankan untuk dibuat jus buah dan sayuran secara
terjadwal, misalnya seminggu 3 kali sehingga anak terpenuhi kebutuhan gizi dari jus buah
dan sayuran.
5. Hindari memakai bumbu penyedap dalam mengolah makanan, karena selain mengandung
msg dapat memicu pertumbuhan kanker, menyebabkan kerusakan otak serta menurunkan
imunitas tubuh, juga dapat membuat indera perasa tidak sensitive lagi terhadap rasa alami
makanan.
6. Penambahan gula dan garam yang berlebihan juga membuat anak tidak mampu lagi
merasakan rasa alami buah dan sayur sehingga ada kemungkinan mereka akan menolaknya.
selain itu gula dapat mengakibatkan kerusakan pada gigi dan sistim penyaringan makanan
dalam tubuh, sementara garam dapat memicu kerusakan pada otak dan sistim syaraf serat
peredaran darah.
7. Bahan makanan yang dikukus akan matang karena terpapar uap air yang mendidih.
Mengukus makanan paling dianjurkan karena paling maksimal mempertahankan kesegaran
rasa dan nutrisi bahan makanan. Air mendidih sisa mengukus yang tertampung di dasar alat
dapat dimanfaatkan sebagai kaldu atau bahan pencampur saat membuat pure.
8. Merebus bahan makanan dalam air hingga mendidih akan melarutkan kandungan nutrisi
bahan makanan, terutama jenis vitamin B dan C. Padahal, vitamin C penting untuk
penyerapan zat besi dalam tubuh. “Kehilangan” nutrisi bisa diminimalkan dengan hanya
menggunakan air secukupnya, misalnya asal terendam dan direbus dalam waktu singkat
sampai bahan makanan matang. Kaldu atau cairan dari merebus dapat dimanfaatkan dalam
pembuatan makanan bayi, bila bayi tidak terganggu dengan aromanya.
9. Stewing, cara pengolahan ini cukup bisa mempertahankan kandungan nutrisi bahan
makanan dibanding merebus. Karena hanya menambahkan sedikit air dan dimasak dalam
wadah tertutup. Misalnya, masukkan potongan buah seperti apel atau pir yang sudah dikupas
kulitnya ke dalam wajan atau panci dan jika perlu tambahkan sedikit air atau jus buah. Tutup
dan masak dengan api kecil (low heat) sampai lunak. Angkat lalu haluskan menjadi pure.
10. Panggang, Memasak di dalam oven juga relatif bisa menjaga kandungan nutrisi bahan
makanan. Lebih baik lagi jika bahan makanan dipanggang dalam wadah tertutup. Ideal
untuk memasak bahan makanan dalam jumlah banyak. Jenis bahan makanan bayi yang bisa
dipanggang seperti kentang atau ubi jalar.
11. Slow cooking, proses yang membutuhkan waktu 6-8 jam ini bisa dilakukan dengan crockpot
(slow cooker). Ideal untuk membuat makanan bayi yang sangat lembut.
12. Memasak dengan microwave, Praktis dan cepat. Sayangnya, kita hanya bisa mengolah
makanan dalam jumlah sedikit. Risiko “kehilangan” kandungan nutrisinya pun sangat besar.
Solusinya, tambahkan sedikit air pada bahan makanan yang akan dimasak, tutup dan masak
sampai makanan lunak. Haluskan, dan aduk sampai rata.
Disampingitu juga depat menggunakanalat sajiatau alat makan yang lucu sehingga selain
anak tergugah untuk makan, anak tertarik untuk dapat berlatih makan sendiri.
Anak balita sudah dapat makan seperti anggota keluarga lainnyadengan frekuensi yang
sama yaitu pagi, siang dan malam serta 2 kalimakan selingan yaitu menjelang siang danpadasore
hari.Meski demikiancara pemberiannya dengan porsi kecil,teraturdan jangan dipaksa
karenadapat menyebabkan anak menolak makanan.Waktu makan dapat dijadikan
sebagaikesempatan untuk belajarbagi anak balita, seperti menanamkan kebiasaan makan yang
baik, belajarketerampilan makan dan belajar mengenai makanan.
Orang tua dapatmembuat waktu makan sebagai proses pembelajaran kebiasaan
makanyang baik seperti makan teratur pada jam yangsama setiap harinya, makandi ruang makan
sambil duduk bukan digendongan atau sambil jalan-jalan.Makan bersama keluarga dapat
memberikan kesempatan bagibalita untuk mengobservasi anggota keluarga yang lain dalam
makan.Anak dapat belajar cara menggunakan peralatan makan dan cara memakanmakanan
tertentu.
Anak usia ini mulai mengetahui cara makan sendiri meskipun masih mengalami kesulitan
untuk mengambil atau menyendokmakanan dengan demikian anak dilatih untuk dapat
mengeksplorasiketerampilan makan tanpa bantuan.Untuk menumbuhkan keterampilanmakan
anak secaramandiri anak jangan dibiasakan untuk selalu disuapioleh orang tua atau pengasuhnya.
Para orangtua harus mulai menyadari bahwa pemilihan makanan yang berasal dari
tumbuhtumbuhan atau buah-buahan organik perlu diutamakan. Makanan yang baik
menggunakan bahan yang mengandung serat dan air yang dapat membantu proses pencernaan
dan berfungsi menetralisir racun. Kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran hijau serta buah
merupakan bahan pokok pembuat makanan yang mengandung nutrisi penting dan kompleks bagi
tumbuh-kembang anak. Komponen-komponen tersebut harus selalu ada di dalam menu
makanannya.
Makanan untuk anak harus diupayakan tidak mengandung bahan kimia obat-obatan
(pestisida) yang berlebih. Makanan yang mengandung bahan kimia atau pengawet harus
dikurangi. Menghindari makanan yang menggunakan tambahan MSG berlebih, pewarna yang
tidak alami, gula tambahan, bahan kimia lainnya yang dapat membahayakan kesehatan. Selain
itu, anak-anak juga harus menghindari makanan olahan dan makanan ringan yang terlalu banyak
gula, karena hal ini bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka dan berpengaruh buruk
terhadap kesehatan. Makanan rendah nutrisi seperti permen, minuman ringan dan keripik harus
dihindari /dikurangi untuk anak-anak. Makanan sehat penuh gizi menjanjikan banyak manfaat
bagi kesehatan, seperti menurunkan kemungkinan terkena osteoporosis, penyakit jantung, kanker
dan gigi berlubang. Anak-anak yang mengkonsumsi terlalu banyak makanan bergizi justru
cenderung menderita obesitas.
Asupan gizi dalam makanan untuk anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak
membutuhkan banyak kalori namun sedikit nutrisi untuk tumbuh dengan baik, namun diet
rendah lemak dianjurkan bagi anak-anak. Orangtua yang ingin menyeimbangkan bahan makanan
untuk anak sebaiknya memperhatikan beberapa faktor dalam mengkonsumsi jenis makanan.
Memilih makanan yang sehat dan bermanfaat untuk kesehatan anak memilki arti bahwa bahan
makanan tidak hanya cukup memenuhi karbohidrat, protein dan lemak saja. Perlu diperhatikan
pula kandungan vitamin dan antioksidan. Makanan seimbang untuk anak dapat dilakukan dengan
cara mendorong mereka untuk makan berbagai macam makanan yang menyediakan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh. Hal dapat mengurangi banyak masalah kesehatan dan meningkatkan
stamina anak.
Agar anak-anak mendapatkan nutrisi yang diperlukan tubuhnya untuk tumbuh dan
berkembang dengan baik, salah satunya adalah keadaan bahan dasar makanan. Memasak
makanan untuk anak dimulai dari pemilihan bahan. Bahan makanan yang berkualitas biasanya
memiliki kandungan gizi yang tinggi serta bebas dari zat aditif yang berbahaya. Tak ada
salahnya untuk membeli bahan makanan organik atau kaldu instan organik. Orangtua dapat
berkreasi membuat aneka makanan lezat dan bergizi bagi anak.
1. Pilih bahan makanan yang berkualitas.
Pastikan menggunakan bahan-bahan makanan yang segar. Pilih sayuran segar yang tidak
terlihat layu, warnanya cerah, tidak memiliki bintik hitam atau tanda lainnya yang menunjukkan
sayuran sudah membusuk atau sudah terkontaminasi zat kimia. Pilih ikan yang tidak terasa
lembek saat badan ikan ditekan, yang matanya bersih tidak merah dan yang insangnya berwarna
merah cerah tidak gelap. Pada dasarnya harus memilih bahan-bahan makanan yang paling segar
yang didapatkan pada hari itu. Untuk urusan sumber energi, orangtua dapat memilih penggunaan
margarin, karena margarin yang terbuat dari lemak nabati yang sehat dan bebas lemak jenuh
memiliki keunggulan yang lebih baik dari mentega.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nuraini (2007: 14) makanan yang sehat adalah makanan yang mempunyai zat gizi yang
cukup dan seimbang, serta tidak mengandung (tercemar) unsur yang dapat membahayakan atau
merusak kesehatan.Pemakaian bumbu yangmerangsang perlu dihindari karena dapat
membahayakan saluranpencernaan dan pada umumnya anak tidak menyukai makanan
yangberaroma tajam.Pengolahan makanan untuk balita adalah yang menghasilkantekstur
lunakdengan kandungan air tinggi yaitu di rebus, diungkep ataudikukus.Untuk pengolahan
dengan di panggang atau digoreng yang tidakmenghasilkan tekstur keras dapat dikenalkan tetapi
dalam jumlah yangterbatas.
Cara Pemberian Makanan untuk Anak Anak balita sudah dapat makan seperti anggota
keluarga lainnyadengan frekuensi yang sama yaitu pagi, siang dan malam serta 2 kalimakan
selingan yaitu menjelang siang danpadasore hari.Meski demikiancara pemberiannya dengan
porsi kecil,teraturdan jangan dipaksa karenadapat menyebabkan anak menolak makanan.Waktu
makan dapat dijadikan sebagaikesempatan untuk belajarbagi anak balita, seperti menanamkan
kebiasaan makan yang baik, belajarketerampilan makan dan belajar mengenai
makanan.Terkadang banyak yang lebih tergiur dengan harga yang murah atau pandangan yang
menarik, Melakukan double check bahan makanan untuk menghindari dari bahan makanan yang
busuk dan sudah kadaluarsa adalah tindakan yang bijaksana.
Makanan yang baik menggunakan bahan yang mengandung serat dan air yang dapat
membantu proses pencernaan dan berfungsi menetralisir racun.Makanan seimbang untuk anak
dapat dilakukan dengan cara mendorong mereka untuk makan berbagai macam makanan yang
menyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, saran yang
membangun dari pembaca akan kami nantikan agar tercipta makalah yang lebih baik lagi
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
kemdikbud.2019.Makanan Sehat
https://pauddikmasdiy.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/08/Makanan-
Sehat2.pdf
Inten, D. N., & Permatasari, A. N. (2019). Literasi kesehatan pada anak usia dini melalui
kegiatan eating clean. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(2), 366-376.
Kurnia, R. (2015). Pendidikan Gizi Untuk Anak Usia Dini. Jurnal Educhild: Pendidikan dan
Sosial, 4(2), 109-114.