Makalah Ini Disusun Guna untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah:
Dosen Pembimbing :
Siti Makhmudah, MA
Disusun Oleh :
1. Fitria Khofifah
2. Binti Roisatul Habibah
Segala puji bagi Allah yang telah berkenan melimpahkan rahmat dan
taufiq-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan
judul Gangguan Kesehatan Anak Usia Dini, dalam rangka untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Gizi dan Kesehatan AUD.
Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi kami dan siapapun
yang membaca dan umumnya bagi dunia pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI…...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan…............................................................................... 12
B. Saran............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak yang sehat adalah anak yang sehat secara fisik dan pesikis.
Menurut Soedjatmiko, sel-sel otak janin terbentuk sejak 2-3 bulan dalam
kandungan dan berlanjut sampai anak berusia 3-4 tahun. Jumlah sel otak
tumbuh mencapai milyaran, tetapi belum ada hubungan antar sel. Kualitas
dan kompleksitas rangkaian hubungan antar se otak ditentukan oleh stimulasi
lingkungan.
1
Soegeng Santoso, Kesehatan Dan Gizi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), 1.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
2
Ibid, 4
9. IQ kurang dari 30 : idiot (tidak dapat dididik dan dilatih)3
Dilihat dari segi fisik ditandai dengan sehatnya badan dan pertumbuhan
jasmani yang normal, dari segi spikis, anak yang sehat itu jiwa nya
berkembang secara normal, pikiran bertambah cerdas, perasaan bertambah
peka dan dapat bersosialisasi dengan baik. Dari segi sosialisasi, anak tampak
aktif, gesit dan gembira serta mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Sering kali, kesehatan yang baik tidak terjadi karena ada perubahan
yang berupa kekurangan zat makanan tertentu atau berlebihan.
Kekurangan zat makanan disebut defisiensi dan mengakibatkan tidak
sehat bahkan sakit. Kelebihan zat makanan juga dapat menyebabkan
berbagai penyakit. Kekurangan zat makanan umumnya mencakup
3
Ibid, 5
protein, karbohidrat, vitamin dan mineral. Sedangkan kelebihan zat
makanan umumnya berkaitan dengan konsumsi lemak, protein dan gula.4
Kelebihan makanan berakibat timbutnya berbagai penyakit, seperti
penyakit pembulu darah yang mengakibatkan penyakit jantung,
kelumpuhan, kegemukan. Umumnya menu yang berkaitan dengan
kelebihan zat gizi adalah menu yang tinggi lemak, gula, protein dan
kurang serat.
2. Gangguan psikis
3. Gangguan sosial
Gangguan sosial terdiri karena tidak adanya keseimbangan diri
dengan lingkungan disekitarnya. Anak tidak menyadari bahwa
keadaannya diperlukan dan dinilai oleh teman atau masyarakat. Anak
tidak menyadari bahwa ia memerlukan bagian dari masyarakat,
perilakunya diperhatikan.
Awal gangguan sosial ini adalah dari pendidikan orang tua, yaitu
pada saat pertama anak melakukan tindakan yang keliru, orang tua tidak
menegur atau menegaskan bagaimana seharusnya. Bentuk gangguan
4
Achmad Djaeni Sediaoetama, Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi, (Jakarta: Dian
Rakyat, 2000), 45.
5
Ibid, 47
sosial ini diantaranya mencuri,berkelahi, mengganggu, dan melawan
yang tidak sepantasnya.
4. Gangguan khusus
Gangguan ini bersifat organik dan umumnya disebabkan oleh
kebiasaan. Sebenarnya jika tidak terlambat kejadian ini dapat segera
diobati atau dibuat normal kembali. Contohnya gangguan khusus adalah
epilepsi, cerebral pasy, anoreksia dan mengenyot jari.6
Kebisaan ini mula-mula tidak disadari anak, kemudian dilakukan
karena biasa, anak merasa suka, dan nyaman. Pendekatan adalah dengan
ditegor dan diawasi agar tidak berbuat lagi. Jika kelainan ini disebabkan
syaraf maka agak sulit disembuhkan.
5. Gangguan psikiatri
a) Gangguan dalam hubungan dengan orangtua akibat putusnya
hubungan karena orangtua bercerai, mempunyai adek berjarak usia
dekat sehingga anak merasa kekurangan kasih sayang, perlindungan,
dan pegangan. Begitu juga apabila orangtua tidak berlaku adil pada
semua anak, menimbulkan iri hati. Sebaliknya, apabila terlalu
banyak diberikan perlindungan, anak tidak dapat mandiri.
b) Gangguan pada diri anak. Gangguan ini terjadi pada anak yang
memiliki kekurangan atau cacat. Anak merasa sendiri,
mempengaruhi tingkah laku, dan membuat anak merasa gelisah.
Anak ini perlu ditimbulkan kepercayaan diri dan kebanggaan melalui
kesadaran akan hal yang positif pada dirinya serta hal yang bersifat
kerohanian. Tuhan yang maha esa menciptakan manusia yang
berbeda-beda, namun semua mempunyai kelebihannya dan
fungsinya.
c) Gangguan dalam interaksi sosial anak. Anak bergaul dengan
keluarga dan orang lain diluar keluarganya. Anak perlu
menyesuaikan diri dengan lingkungan atau adaptasi dan mengadakan
6
Ibid, 49
interaksi dengan baik. Anak yang mengalami gagguan dalam
interaksi akan merasa kesepian, sendiri, tidak tenang, menutup diri,
serta sulit diajak bicara. Penanganannya adalah anak diajak bicara
mengenai kecakapannya sehingga ia merasa dirinya diakui
keberadannya, anak diaktifkan dalam berbagai kegiatan.7
1. Cacar air
7
Ibid,50
8
Mohamad Karton, Pengantar Pendidikan dan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan,
(Yogyakarta: Andi Offset, 1993), 14.
2. Demam berdarah
3. Mencret (Diare)
4. Polio
5. Pilek
6. Muntah
12
Ibid, 19.
disertai buang air besar, harus segara dibawa ke dokter karena jika
teralalu banyak cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian.
7. Kejang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
Ibid, 20.
1. Menurut Departemen Kesehatan RI ciri anak sehat adalah tumbuh dengan
baik, tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya, Tampak
aktif atau gesit dan gembira, mata bersih dan bersinar, nafsu makan baik,
bibir dan lidah tambah segar, pernafasan tidak berbau, kulit dan rambut
tampak bersih dan tidak kering, serta mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
2. Ada beberapa jenis gangguan yang sering terjadi pada anak diantaranya
makanan kurang dan makanan lebih, gangguan psikis, gangguan sosial,
gangguan khusus, dan gangguan psikiatri.
B. Saran
Kurangnya ilmu pengetahuan orang tua dalam hal gizi pada anak itulah
yang menyebabkan anak mengalami gizi buruk,untuk mencegah gizi buruk
pada anak berikanlah makanan yang seimbang agar anak tumbuh dan
berkembang dengan baik. Seharusnya orang tua diberi sosialisasi tentang
asupan gizi yang pas dan benar agar tidak salah dalam memberikan makanan
pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Sediaoetama, Djaeni, Achmad. (2000). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi.
Jakarta: Dian Rakyat.