Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA


“Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah”
Dosen Pembimbing:
Vita Raraningrum, S.ST., MPH

Disusun oleh:

1. Fina Umi Cahyati (1540119003)


2. Firda Miftahul Ghofur (1540119004)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PRODI DIII KEBIDANAN
KRIKILAN – GLENMORE - BANYUWANGI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran ALLAH SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunianya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Prasekolah”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai salah satu metode pembelajaran
bagi mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi D III Kebidanan Rustida Krikilan.
Terima kasih kepada:

1. Ibu ketua prodi D III Kebidanan Rizky Dwiyanti Y S.Psi.,SST.,M.KM


2. Ibu Vita Raraningrum, S.ST., MPH selaku dosen pembimbing
3. Teman-teman yang membantu terselesaikannya makalah ini.

Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini.


Namun kami sebagai manusia pasti memiliki banyak kelemahan dan kekurangan
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa lebih baik
lagi dan bisa bermanfaat bagi semua orang.

Krikilan, 21 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3
A. Kebutuhan Fisik Biomedis (Asuh)...................................................................
B. Nutrisi...............................................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpangan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Deswari Idrus
dan Gatot kusnanto 1990).

Setiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya dapat mencapai


pertumbuhan dan perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi
genetik yang ada pada anak tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila
kebutuhan fiik dan psikososial anak terpenuhi. Kebutuhan ini mencangkup
asah, asih dan asuh. Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini,
bahkan sejak bayi berada dalam kandungan.

Kebutuhan dasar yang baik dan cukup sering kali tidak bisa
dipenuhi oleh seorang anak karena faktor eksternal maupun internal.
Faktor eksternal menyangkut keadaan ekonomi, sosial, dan spiritual
keluarga serta peran bidan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang
terdapat di dalam diri anak yang secara psikologis mundul sebagai
problema pada anak.

Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah


kurangnya pengetahuan ibu mengenai kebutuhan-kebutuhan yang harus
dipenuhi anak pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Peran bidan
dalam hal ini adalah memberi informasi yang baik dan benar berkaitan
dengan kebutuhan fisik dan psikososial yang harus dipenuhi.
B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan kebutuhan fisik – biomedis (Asuh) yang meliputi nutrisi


pada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah ?

C. Tujuan

1. Tujuan umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan fisik – biomedis (asuh)
yang meliputi nutrisi pada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah.

2. Tujuan khusus
Agar mahasiswa dapat mengetahui serta memahami kebutuhan fisik –
biomedis (asuh) yang meliputi nutrisi yang berupa manfaat dan gizi
seimbang pada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebutuhan Fisik Biomedis (Asuh)
Asuh merupakan kebutuhan anak dalam pertumbuhan anak yang
berhubungan langsung dengan kebutuhan fisik anak. Kebutuhan asuh
dapat dikatakan sebagai kebutuhan primer bagi balita, apabila kebutuhan
ini tidak dapat dipenuhi akan menimbulkan dampak negatif bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Salah satu dampak negatif bagi
anak yang kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi akan mengalami kegagalan
pertumbuhan fisik, penurunan IQ (Intelligence quotient), penurunan
produktivitas, penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi penyakit dan
mengalami kematian lebih tinggi. Dampak lain jika kebutuhan ini tidak
terpenuhi akan menyebabkan tidak optimalnya perkembangan otak.
B. Nutrisi
Pertumbuhan anak yang cepat sangat membutuhkan energi yang
besar, sehingga anak cenderung mudah lelah. Nutrisi ini harus terpenuhi
sejak anak masih dalam rahim. Ibu memberikan nutrisi seimbang melalui
konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air susu ibu (ASI)
yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi
terutama pada 6 bulan pertama (ASI Ekslusif). Nutrisi yang adekuat dan
seimbang merupakan kebutuhan akan asuh yang terpenting.

1. Manfaat Zat-zat Gizi Bagi Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak


Prasekolah
Karbohidrat sebagai penghasil energy bagi tubuh dan menunjang
aktivitas anak yang mulai aktif bergerak. Protein untuk membangun
dan memperbaiki sel tubuh dan menghasilkan energy. Mineral dan
vitamin untuk perkembangan motorik, pertumbuhan, dan kecerdasan
serta menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat.

2. Gizi Seimbang Bagi Neonatus, Bayi dan Anak Prasekolah


Golongan sumber tenaga meliputi karbohidrat; nasi, roti, tepung-
tepungan, singkong, kentang, gula. Lemak; margarin, minyak, santan,
dan lain-lain. Golongan zat sumber pembangun; daging, ikan, susu,
ayam, tahu, tempe, dan kacang-kacangan. Golongan sumber zat
pengatur; vitamin (A,D,E,K) dan mineral (zat besi, kalsium, dan lain-
lain) yang ada di dalam sayur dan buah-buahan. Ketiga golongan
tersebut harus ada di dalam menu sehari-hari dan jumlahnya sesuai
dengan usia anak.

a. Prinsip gizi neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah


Kelompok Umur Energi (Kalori) Protein (g)
Anak
0-6 bl 550 10
7-12 bl 650 16
1-3 th 1000 25
4-6 th 1550 39
Sumber: Widya Karya pangan Nasional Pangan dan Gizi Ke 7
Berat badan bayi bertambah 2 kali lipat pada bulan ke 4 dan
pertumbuhan sedikit melambat (BB bayi hanya bertambah 2,3 kg
setahun). Panjang badan bayi bertambah tapi tidak sedrastis BB
dan di tahun kedua bertambah 12-13 cm. ASI merupakan makanan
pertama dan utama yang mengandung karbohidrat (laktosa),
Lemak (asam lemak tak jenuh ganda), protein (lactabumin),
vitamin dan mineral, kalsium : fosfat (2:1), dan mengandung zat
anti infeksi.

1) Energi
Taksiran kebutuhan pada 2 bulan pertama: 120
kkal/kgBB/hari. 6 bulan pertama: kira-kira 115-120
kkal/kgBB/hari. 6 bulan sesudahnya: berkurang menjadi 105-
110 kkal/kgBB/hari.
2) Lemak
Jumlah kebutuhan yang tepat belum diketahui, ASI memasok
40-50% energi sebagai lemak. Dari ASI bayi menyerap 85-
90% lemak. Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap
tidak perlu dalam jumlah banyak kecuali asam lemak essensial
(asam lenoleat dan arakidonat). Lemak yang mengandung
asam lemak essensial bila kurang dari 0,1% akan
mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah
rontok dan hambatan pertumbuhan.
3) Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat bergantung besarnya kebutuhan kalori.
Belum ada anjuran berapa jumlah karbohidrat yang harus
dikonsumsi sehari. Sebaiknya 60-70% energi dipasok dari
karbohidrat. Jenis karbohidrat berupa laktosa. Pada usia yang
tua kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberikan
makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung
misalnya bubur susu dan nasi tim.
4) Protein
a. ASI : 1,6g/100 kkal (usia 0-4 bulan), 1,4g/100 kkal (usia 4-
12 bulan), 1,2g/100 kkal (usia 12-36 bulan).
b. Tidak ASI (susu formula) : 1,9g/100 kkal (usia 0-4 bulan),
1,7g/100 kkal (usia 4-12 bulan), 1,4g/100 kkal (usia 12-36
bulan).
c. Berat badan : 2,2g/kg BB/hari (usia <6 bulan), 2g/kg
BB/hari (usia 6-12 bulan), 1-1,5g/kg BB/hari (usia di atas 1
tahun)
5) Suplementasi vitamin dan mineral
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk
memberi suplementasi: status gizi bayi dan ibunya, perkiraan
asupan makanan ibunya, makanan padat apa yang akan
diberikan pada bayi saat penyapihan, komposisi zat gizi dalam
makanan tersebut.
Usia Ca Fe Vit Vit Vit Vit Vit Vit
A B1 B12 b6 C D
6-11 0,6 8 gr 1200 0,4 0,5 6 25 400
bln gr mg mg gr mg mg unit
1-3 0,5 8 gr 1500 0,5 0,7 8 30
bln gr mg gr gr mg mg
4-6 0,5 10 1800 0,6 0,9 9 40
th gr gr mg gr gr mg mg
b. Jenis dan cara pengelolaan makanan
1) Wajib Asi : memberikan gizi yang dibutuhkan bayi selama 6
bulan karena kolostrum ASI kaya antibodi, ASI lebih mudah
dicerna, mempunyai sifat alergi yang rendah.
2) Makanan yang perlu diberikan pada bayi usia 6 bulan: ASI
harus tetap diberikan, makanan lembut (lumat) 2 kali sehari,
berikan ASI terlebih dahulu baru makanan pendamping.
3) Makanan bayi usia 6-12 bulan: mulai diberikan makanan yang
lebih padat dalam bentuk lembek, usia 8 bulan diberikan tim
cincang, usia 9 bulan mulai diperkenalkan makanan selingan,
usia 10 bulan mulai diperkenalkan makanan yang kental.
4) Makanan yang perlu diperhatikan pada bayi usia 6-12 bulan:
teruskan pemberian ASI/MP-ASI, berikan makanan lembek
dengan frekuensi sesuai usia, perkenalkan aneka ragam
makanan, beri makan sesuai jumlah kebutuhan kalorinya.
5) Takaran makanan tim yang perlu diperhatikan:
a. Usia 6 bulan: paling sedikit 6 sendok makan dewasa
b. Usia 7 bulan: paling sedikit 7 sendok makan dewasa
c. Usia 8 bulan: paling sedikit 8 sendok makan dewasa
d. Usia 9 bulan: paling sedikit 9 sendok makan dewasa
e. Usia 10 bulan: bertahap diperkenalkan dengan makanan
yang lebih kental
6) Makanan untuk usia 1-5 tahun: usia 1 tahun mulai
diperkenalkan dengan pola makan kebiasaan keluarga, usia 2-3
tahun mulai menolak makanan yang tidak disukai, pada usia 1-
5 tahun hal yang menggembirakan adalah bermain dan
sebaiknya memanfaatkan momen ini untuk menyuapkan
makanan.
7) Memasak makanan balita dengan cara boiling (merebus),
steaming (mengukus), dan microwaving.
8) Finger food: makanan (camilan) berbentuk kecil yang dapat
dipegang bayi usia 7-8 bulan, bayi akan belajar memegang
makanan sendiri dan mengunyah (umumnya telah tumbuh
gigi), mendampingi bayi ketika finger food. Menyiapkan
makanan ini harus tidak keras, mudah dipegang, tidak berbiji,
tidak bertulang, tidak bertali, tidak berkulit. Jika berbahan
sayuran maka direbus terlebih dahulu. Jenis daging yaitu ayam
yang direbus atau fillet ikan yang dikukus. Dan juga finger
food ini bisa menggunakan biskuit bayi.

c. Faktor yang mempengaruhi pemberian makanan


1) Pengaruh ibu : kurangnya pengetahuan ibu dan keterampilan
yang mempengaruhi gizi di bidang memasak, konsumsi anak,
keragaman bahan makanan.
2) Prasangka buruk : anggapan terhadap jenis makanan tertentu
yang bisa mempengaruhi gizi, misalnya anggapan terhadap
anak kecil yang suka makan ikan bisa menyebabkan cacingan.
3) Pantangan : pantangan terhadapa makanan tertentu yang telah
menjadi kebiasaan yang mempengaruhi gizi, misal pantangan
terhadap anak yang suka makan daging yang biasanya terjadi di
daerah pedesaan.
4) Kesukaan yang berlebihan : kesukaan yang berlebihan terhadap
suatu jenis makanan tertentu yang mengakibatkan tubuh tidak
memperoleh semua zat gizi yang diperlukan. Misal kesukaan
yang berlebih terhadap coklat.
5) Jarak kelahiran yang terlalu cepat : jarak antara dua kelahiran
yang terlalu rapat yaitu kurang dari 1 tahun.
6) Sosial ekonomi : tingkat penghasilan keluarga yang
mempengaruhi status gizi kurang pada balita yang
dihubungkan dengan jumlah anggota keluarga.
7) Penyakit pada anak : penyakit yang diderita pada anak yang
menyebabkan terganggunya status gizi balita.
d. Pengaruh status gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan
Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang
terserap di dalam tubuh. Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh
mengakibatkan mudah terserang penyakit, karena gizi memberi
pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh.
Beberapa penyakit yang timbul akibat kekurangan gizi
antara lain diare, disentri, gondok, busung lapar. Defisiensi Kurang
kalori Protein (KKP), Defisiensi Vitamin A, Defisiensi Yodium,
Anemia, Marasmus, Kwashiorkor, dan beberapa penyakit lainnya.
Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh, tetapi dapat
juga mempengaruhi kecerdasan. Apabila gizi yang diperlukan oleh
otak tidak terpenuhi, otak akan mengalami pengaruh sehingga
tidak dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi
genetiknya. Pengaruh status gizi dapat dilihat dari segi :
1) Tingkat pendidikan orang tua
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan
lebih memahami makanan dan memiliki makanan yang baik
untuk anaknya.
2) Sosial budaya
Sebagian masyarakat memiliki adat istiadat tertentu terutama
tentang makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan.
3) Serat makanan
Serat baik untuk kesehatan pencernaan. Anak-anak yang diberi
makanan yang berserat akan baik untuk kesehatan dan
pertumbuhannya.
4) Kemudahan cerna
Nutrient dalam bahan makanan yang lazim biasanya mudah
dicerna. Beberapa faktor dapat mempengaruhi proses
kemudahan cerna diantaranya cara menyimpan, mengolah, dan
memasak bahan makanan, serta terdapatnya bahan senyawa
lain secara bersamaan.
5) Rasa kenyang
Selain terhadap kepuasan dan terpenuhinya rasa kenyang,
pemberian makanan harus dapat pula memenuhi persyaratan
segi kesehatan. Beberapa jenis makanan mempunyai nilai rasa
kenyang yang tinggi dan rendah.
6) Sumber makanan
Tersedianya makanan sangat mempengaruhi status gizi
seseorang. Semakin sulit atau jauh mendapat makanan yang
mengandung gizi akan semakin sulit juga bagi seseorang untuk
mendapatkan makanan yang mengandung cukup gizi atau gizi
yang baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuh merupakan kebutuhan anak dalam pertumbuhan anak yang
berhubungan langsung dengan kebutuhan fisik anak. Kebutuhan asuh
dapat dikatakan sebagai kebutuhan primer bagi balita, apabila kebutuhan
ini tidak dapat dipenuhi akan menimbulkan dampak negatif bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Nutrisi ini harus terpenuhi sejak
anak masih dalam rahim. Ibu memberikan nutrisi seimbang melalui
konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air susu ibu (ASI)
yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi
terutama pada 6 bulan pertama (ASI Ekslusif). Nutrisi yang adekuat dan
seimbang merupakan kebutuhan akan asuh yang terpenting.

B. Saran
Semoga makalah ini bisa menjadi acuan untuk pembelajaran dan
bermanfaat bagi pembaca. Kami menyadari makalah ini masih banyak
kekurangan. Kami mengharap kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Daftar Pustaka

Setiyani Astuti, Sukesi dkk. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak
Prasekolah. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan

https://www.academia.edu/12240965/MAKALAH_KEBUTUHAN_FISIK_DAN
_PSIKOSOSIAL_PADA_BAYI_DAN_ANAK

https://www.academia.edu/18551481/Gizi_Bagi_Balita

http://www.catursaptaningwilujeng.lecture.ub.ac.id/files/2013/02/GIZI-BAYI-
DAN-BALITA_1_CSW.pdf

https://www.academia.edu/31979678/Makalah_Gizi_Balita

Anda mungkin juga menyukai