Anda di halaman 1dari 16

Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang

OLEH KELOMPOK 2:

1.

PRODI DIII KEBIDANAN

STIKes PAYUNG NEGERI PEKANBARU

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pencipta atas
segala kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang” ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Busyra Hanim, MKeb selaku dosen
Asuhan Kebidanan Kehamilan atas bimbingan dan pengarahannya selama
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran dari
pembaca. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.

Pekanbaru, November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... 1

DAFTAR ISI.............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................3

A. Latar Belakang...............................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 4
C. Tujuan.............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................5

A. ..........................................................................................................................5
B. ..........................................................................................................................6
C. ..........................................................................................................................6
D. ..........................................................................................................................7
E. ..........................................................................................................................8

BAB III PENUTUP..................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di Indonesia ada


dua yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Beberapa penyebab
tidak langsung terbagi dalam tiga T yakni terlambat mengambil keputusan,
terlambat ke tempat rujukan serta terlambat memberi pertolongan di
tempat rujukan. Untuk penyebab langsung kematian ibu di Indonesia,
seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia.
Perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup
pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar 5%
kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan,
misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Demikian juga dengan
ibu – ibu yang termasuk dalam lima terlalu yakni terlalu muda, terlalu tua,
terlalu banyak, terlalu sering, serta terlalu dekat jaraknya, ini berisiko
tinggi terhadap kematian.
Berdasarkan hal diatas, maka peranan bidan adalah memberikan pelayanan
asuhan manajemen kehamilan dengan menerapkan pelayanan kebidanan yang
bermutu tinggi. Seorang ibu hamil membutuhkan membutuhkan informasi tentang
kehamilannya, baik itu ibu yang mengandung dan janin yang ada didalam
kandungannyadan asuhan pelayanan yang dilakukan merupakan prosedur rutin untuk
membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengevaluasi Penemuan Masalah yang terjadi, Aspek yang Menonjil pada


Wanita Hamil

Sebelum melakukan pemeriksaan, bidan hendaknya meninjau kembali data pasien


pada kunjungan pertama, untuk mendapatkan informasi tentang :
1.      Biodata
2.      Usia kehamilan
3.      Temuan data :
a)      Riwayat obstetric
b)      Riwayat perawatan medis
c)      Riwayat keluarga
d)     Riwayat kehamilan
e)      Pemeriksasan fisik awal
f)       Pemeriksaan panggul awal
4.      Masalah- masalah yang ditemukan pada kunjungan sebelumnya, penanganan
dan evaluasi efektifitas pengobatan
5.      Masalah dan kebutuhan, perencanaan dan pelaksanaan intruksi
6.      Pengobatan spesifik, pengobatan dan diet yang diperlukan untuk wanita yang
bertanggung jawab .
7.      Pemeriksaan laboratorium :
a.       Hasil normal atau tidak
b.      Perlu mengulang pemeriksaan lab atau tidak
c.       Perlu penelitian lebih lanjut atau tidak
Tujuan dari peninjauan data kunjungan pertama adalah :
Agar bidan dapat menemukan masalah, persoalan dan aspek khusus yang
berhubungan dengan ibu hamil tersebut.
1.      Evaluasi data dasar,
2.      Evaluasi efeKtivitas menejemen terdahulu.
Pada saat melakukan pemeriksaan kunjungan ulang baik itu kunjungan kedua,
ketiga dan keempat hal-hal yang harus menjadi fokus anamnesa adakah ibu
mendapatkan tanda dan gejala seperti : nyeri pembesaran payudara, rasa kelelahan
yang sangat, mual dan muntah, kenaikan berat badan, perubahan uterus,
perubahan kulit, sering BAK, sulit tidur, sakit pinggang, nyeri pada tungkai.
Oleh karena telah banyak dilakukan pengkajian mengenai riwayat ibu dan
pemeriksaan lengkap selama kunjungan antenatal pertama, maka kunjungan ulang
difokuskan pada penpdeteksian komplikasi - komplikasi, mempersiapkan
kelahiran, kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran.
Pada tahap ini bidan menginventarisasi beberapa masalah yang terjadi beserta
aspek - aspek yang menonjol yang membutuhkan penanganan dan pemberian
KIE.
B. Mengevaluasi Data Dasar
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,
kemampuam klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya terhadap
dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.
Bidan mengevaluasi data dasar yang dipertimbangkan dalam menegakkan
diagnosis pada kunjungan pertama, evaluasi tersebut dapat dicermati pada tabel
berikut ini:
Data Dasar Pertimbangan untuk
Amenorea Diagnosis kehamilan
Tanggal menstruasi terakhir Diagnosis kehamilan
Keluhan yang disampaikan pasien Pemberian konseling
Hasil pemeriksaan fisik: Diagnosis kehamilan
     Kenaikan BB
     Tes urine kehamilan (tes HCG) positif
     Cloasma gravidarum
     Perubahan pada payudara
     Linea nigra
     Tanda Chadwick
     Tanda hegar

C. Mengevaluasi Keefektifan Manajemen/Asuhan

Tafsiran dari hasil tindakan yang telah di ambil adalah penting untuk menilai
keefektifan asuhan yang diberikan. Analisa dari hasil yang dicapai menjadi fokus
dari penelitian ketepatan tindakan. Kalau kriteria tujuan tidak tercapai, proses
evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga
dapat mencapai tujuan.
a)      Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk
pengambilan keputusan yang berfokus pada klien. Manajemen kebidanan
menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari kepada
kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang
diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-
tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan
data, memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik
yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien.
b)      Standar 7 langkah Varney, yaitu :
1)      Langkah I : Pengkajian
Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data
dapat dilakukan dengan cara:
a.       Anamnesa
b.      Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital
c.       Pemeriksaan fisik
d.      Pemeriksaan penunjang
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu di konsultasikan kepada dokter
dalam penatalaksanaan maka bidan perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi
dengan dokter. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan
langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang di
hadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap
selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus yang komprehensif meliputi
data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan
kondisi / masukan klien yang sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah di
kumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.
2)      Langkah II : Merumuskan masalah/masalah kebidanan
Pada langkah ini identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
interpretasi yang akurat atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang
sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan
masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan
karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap
membutuhkan penanganan.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang
diidentifikasioleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering
menyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan
dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa
kebidanan.
3)      Langkah III : Mengantisipasi diagnosa/masalah kebidanan
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose potensial
berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Pada
langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial
tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga
merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potesial tidak terjadi.
4)      Langkah IV : Menetapkan kebutuhan tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter dan/untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari
proses penatalaksanaan kebidanan. Jadi, penatalaksanaan bukan hanya selama
asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus-menerus. Pada penjelasan diatas menunjukkan
bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas
masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan
yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada
langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/segera
untuk segera ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam rumusan ini termasuk
tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau yang
bersifat rujukan.
5)      Langkah V : Merencanakan asuhan secara menyaluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan
terhadap masalah atau diagnosa yang telah teridentifikasi atau diantisipasi. Pada
langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan
yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi dari
kondisi klien atau dari masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman
antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi
berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk
klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural
atau masalah psikologi. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah
pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena
klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Semua keputusan yang
dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid
berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi
tentang apa yang akan dilakukan klien.
6)      Langkah VI : Implementasi
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan secara aman dan efisien.
Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak
melakukannya sendiri, bidan tetap bertanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap
terlaksananyarencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Pelaksanaan
yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan
asuhan klien
7)      Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasidi dalam diagnosa dan
masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar
efektif dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah proses penatalaksanaan
umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang
mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses
penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah
terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik.
D. Mengkaji Data Focus
Isi kunjungan ulang yang harus dilakukan adalah :
1)      Riwayat kehamilan sekarang untuk deteksi komplikasi dan
ketidaknyamananan, serta Gerakan janin
Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya keluhan-keluhan lazim dalam kehamilan,
kekhawatiran-kekhawatiran lain. Selama pengambilan riwayat, bidan tetap
membina hubungan saling percaya dengan ibu dan keluarganya.
Riwayat kunjungan ulang mendasar dirancang untuk mendekteksi setiap gejala /
hal subjektif tertentu yang mengindikasikan komplikasi atau rasa tidak nyaman
yang dialami setiap wanita sejak kunjungan terakirnya. Bidan harus mengajukan
pertanyaan berikut :
a.       Menanyakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya.
b.      Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran yang
timbul sejak kunjungan terakhir.
c.       Menanyakan bagiman gerakan janin dalam 24 jam terakhir
Bidan juga dapat mengajukan pertanyaan lainnya mengenai :
d.      Setiap masalah, keluhan, pertanyaan, atau masalah yang pasien miliki
         Nyeri kepala
         Gangguan penglihatan
         Pusing
         Demam
         Mual muntah
         Pergerakan janin
         Nyeri abdomen
         Disuria
         Rabas vagina / cairan yang keluar
         Perdarahan pervaginam
         Konstipasi / hemoroid
         Nyeri tungkai
         Kram pada tungkai
         Edema pada pergelangan kaki, pretibia, wajah, dan tangan
         Pajanan penyakit menular
         Penggunaan obat-obatan yang tidak di resepkan
         Setiap perubahan hubungan
         Setiap perawatan medis yang diterima sejak kunjungan terakhir
(Buku Ajar Asuhan Kebidanan – Helen Varney)
Deteksi ketidaknyamanan
1)      Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu hamil.
2)      Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami oleh ibu.
(Buku Ajar Asuhan Kebidanan – Helen Varney)
Bidan menanyai kemungkinan ibu mengalami ketidaknyamanan, masalah, dan
keinginan untuk mengetahui informasi tentang usia kehamilan pada saat
kunjungan ulang, serta setiap rencana yang mungkin ibu miliki untuk kelas
persiapan persalinan dan persiapan menjadi orang tua. Bidan juga perlu
memasukkan setiap temuan yang signifikan dan identifikasi selama meninjau
kembali catatan ibu tersebut.
2)      Pemeriksaan fisik, Berat badan, dan Tekanan darah
Pada setiap kunjungan ulang antepartum pemeriksaan fisik ini dilakukan untuk
mendeteksi tanda – tanda komplikasi dan untuk mengevaluasi kesejahteraan janin
:
a)      Tekanan darah (bandingkan dengan tekanan darah biasanya yang diperoleh
pada waktu kunjungan awal).
b)      Berat (bandingkan dengan berat sebelum hamil, catatlah jumlah kilogram
selama beberapa minggu sejak kunjungan terakhir, catatlah pola peningkatan
berat badan).
c)      Pemeriksaan perut untuk :Letak, presentasi, posisi jika usia kehamilan 32
minggu atau lebih.
d)     Pengukuran Tinggi Fundus Uteri ( bandingkan dengan pengukuran TFU pada
kunjungan terdahulu, catatlah pola pertumbuhan uterus ).
e)      Denyut Jantung Janin ( catatlah laju dan lokasi ).Denyut Jantung Janin (DJJ)
setelah 18 minggu. Normal DJJ 120-160 kali per menit. Apabila kurang dari 120
kali per menit disebut bradikardi. Lebih dari 160 kali per menit disebut takikardi.
f)       Pemeriksaan ekstremitas atas untuk edema jari tangan (catatlah jika ada
cincin yang ketat).
g)      Pemeriksaan ekstremitas bawah untuk :Edema pergelangan kaki dan pretibial.
Refleks tendon.Tanda Homan dan Varicositis, bila diindikasikan.
h)      Palpasi abdomen untuk mendeteksi gestasi ganda (setelah 28 minggu usia
kehamilan).Manuver leopold untuk mendeteksi kedudukan abnormal. Bukti
menunjukan bahwa manuver leopold hanya efektif setelah 36 minggu usia
kehamilan.
           Leopold I : Untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang
terdapat dalam fundus.
           Leopold II : Untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana
letaknya bagian-bagian kecil.
           Leopold III : Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan
apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul.
           Leopold IV : Untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa
masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
( Obstetri fisiologi, FK Unpad : 161-166 )
3)      Pemeriksaan laboratorium Protein urin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penapisan rutin protein urin merupakan cara
efektif mendeteksi preeklampsi.
Pemeriksaan penunjang laboratorium yang dapat dilakukan pada kunjungan ulang
antenatal adalah :
         Protein urine
         Glukosa urine
         Hemoglobin (Hb)
         Hematokrit (Hmt)
         STS (Serologic test for syphilis) pada trimester III diulang
         Kultur untuk gonokokus
         Gula dalam darah
         VDRL
(Buku Ajar Asuhan Kebidanan – Helen Varney)
4)      Pemeriksaan panggul
Lakukan pelvimetri klinis pada akhir trimester III jika panggul perlu dievaluasi
kembali Lakukan pemeriksaan vagina jika ada indikasi/ ibu memiliki tanda-tanda
kurang bulan.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kunjungan kesehatan pada masa kehamilan dilakukan secara berulang-ulang
dengan tujuan untuk mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan.kunjungan
ulang menyelesaikan maslah-maslah pada kunjungan awal. Dan dilakukan hal-hal
sebagai berikut : pemeriksaan riwayat kehamilan sekarang, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan obstetric abdomen, pengkajian ulang,
pendidikan kesehatan, dan persiapan kelahiran, serta kegawat daruratan.
B. Saran
Diharapkan kunjungan atau pemeriksaan selama masa hamil dilakukan secara
rutin dan ibu hamil harus berkonsultasi segera apabila terjadi sesuatu keluhan,
walaupun belum sampai pada waktu untuk kunjungan ulang yang ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

Champ, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran.Jakarta. EGC.


Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba
Medika
Varney, Helen.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan volume 1 .Jakarta: EGC
Yulaikhah, Lily.2008. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai