Anda di halaman 1dari 9

Perubahan Fisiologis Sistem Kulit Pada Bayi Baru Lahir

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Pada saat bayi, lahir terdapat berbagai macam perubahan fisiologis atau adaptasi fisiologis yang
bertujuan untuk memfasilitasi peyesuaian pada kehidupan ekstrauterin (diluar uterus). Pada masa
transisi dari intrauterin (dalam uterus) ke ekstrauterin (luar uterus) tersebut perlu pernafasan
spontan dan perubahan kardiovaskuler berserta perunbahan lain menjadi organ degan fungsi
independen (tidak lagi tergantung pada ibunya). Untuk itu, diperlukan pengetahuan dan
keterampilan yang baik untuk dapat menangani bayi yang mengalami kesulitan masa transisi ini.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud perubahan fisiologi kulit pada bayi baru lahir?
2.      Bagaimana adaptasi perubahan fisiologi Kulit pada bayi baru lahir?
3.      Bagaimana penilaian perubahan sistem kulit pada bayi baru lahir?
4.      Bagaimana cara merawat kulit pada bayi baru lahir?
1.3  Tujuan
1.      Mahasiswa mampu menjelakan perubahan fisiologis pada bayi baru lahir
2.      Mahasiswa dapat menjelakan adaptasi perubahan fisiologi Kulit pada bayi baru lahir
3.      Mampu melakukan penilaian perubahan sistem kulit pada bayi baru lahir
4.      Dapat menjelaskan cara merawat kulit pada bayi baru lahir
BAB II

PEMBAHASAN

PERUBAHAN FISIOLOGIS SISTEM KULIT PADA BAYI BARU LAHIR

2.1  Definisi
Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir merupan suatu proses adaptasi dengan lingkungan
luar atau dikenal dengan kehidupan ekstra uteri. Sebelumnya bayi cukup beradaptasi dengan
kehidupan intra uteri. (Aziz Alimul, 2008)
Adaptasi Neonatal (BBL) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan
dalam uterus ke kehidupan luar uterus. Apabila terjadi gangguan adaptasi maka bayi akan sakit.
Terutama pada bayi yang kurang bulan biasanya terdapat berbagai gangguan mekanisme
adaptasi. Adaptasi segera seteah lahir meliputi adaptasi fungsi-fungsi vital (sirkulasi, respirasi,
pencernaan, metabolisme dan pengaturan suhu).
Kulit merupakan lapisan tipis yang menutupi permukaan tubuh. Kulit sebagai alat
pengeluaran, mampu mengeluarkan zat sisa tubuh dalam bentuk keringat. (Weni Kritiyanasari,
2010)
2.2  Sistem Kulit
2.2.1        Sebelum Lahir
Verniks kaseosa merupakan zat lemak superfisial yang melapisi kulit janin dari
peregahan gestasi da jumlahnya menurun sesuai dengan pertambahan usia gestasi. Lanugo
adalah generasi pertama rambut tubuh yang halus dan tidak berpigmen; rambut ini muncul pada
minggu ke-12 dan umumnya rontok sebelum lahir. Verniks kaseosa cenderung menumpuk di
tempat pertumbuhan lanugo yang padat dan tampak jelas pada bayi prematur di wajah, telinga,
dan bahu serta lipatan-lipatan. Pada aterm, sisa veriks ditemukan di alir, telinga dan celah kulit.
Verniks kaseosa terdiri dari sekresi kelenjar sebasea dan sel kulit serta kaya trigliserida,
kolesterol, dan lemak. Perannya adalah melindungi dari cairan amion dan mencegah janin
kehilangan air dan elektrolit. Verniks kaseosa membentuk insulasi bagi kulit dan membantu
mengurangi friksi saat persalinan.

2.2.2        Setelah Lahir


a.       Sistem Kulit Pada Bayi Baru Lahir Aterm
Pada bayi baru lahir, produksi melanin dan pigmentasi rendah sehingga kulit rentan terhadap
kerusakan oleh sinar ultraviolet. Namun, sisa hormon ibu dan plasenta dapat menimbulkan
pigmentasi transien di bagian kulit tertentu. Kulit neonatus tampak tipis, kenyal, dan mudah
terkelupas oleh gesekan. Tekanan atau zat PH yang berbeda ini menyebabkan kulit melepuh dan
mudah terinfeksi. Kulit dihinggapi flora selama 24 jam kelahiran. Bulu-bulu halus menutupi kulit
dan bahu, lengan bagian atas dan paha.
Warna kulit bayi umumnya tergantung pada asal etnis bayi mulai dari merah jambu dan putih
hingga ke coklat tua. Puting susu dan alat kelamin berwarna lebih tua dan mungkin terdapat linea
nigra. Bayi yang berkulit gelap menjadi lebih berwarna dalam minggu-minggu pertama
kehidupannya walaupun telapak tangan dan kakinya berwarna lebih pucat daripada bagian tubuh
lainnya. Pada hidung dan dagu terdapat kelenjar yang menggembung yang disebut milia. Pada
bayi berkulit hitam asli Amerika atau bayi-bayi Asia memiliki bercak mongolia , bercak ini
cenderung menghilang pada tahun pertama. Verniks, kulit, dan terutama talipusat dapat berwarna
kuning kecoklatan jika cairan amnion telah diwarnai oleh mekonium selama atau sebelum bayi
lahir, hal ini sering terjadi akibat anoksia intrauteri.
Kulit telapak tangan dan kaki bayi dewasa banyak yang terkelupas. Kukunya panjang dan
melekat erat pada jari. Kadang-kadang panjangnya melebihi ujung jari. Rambutnya halus dan
lembut namun sebagian bayi ada yang tidak memiliki rambut dan kelihatan agak botak
sementara.
b.      Sistem Kulit Pada Bayi Prematur
Epidermis bayi prematur lebih tipis, sangat halus, dan cenderung berwarna merah tua tampak
seperti gelatinosa, mudah berdarah, serta mudah mengalami luka memar. Epidermis bayi
prematur mungkin memiliki ketebalan hanya lima lapisan dibandingkan dengan 15 lapisan bayi
aterm. Bayi prematur memiliki kulit merah berkilap translusen yang menjadi lebih merah muda
sebelum menajadi putih seperti kulit bayi aterm. Pengeringan kulit merupakan proses
pematangan yang normal. Zat yang menggangu proses keratinisasi, misalnya emolien, dapat
memperlambat perkembangan kulit menjadi sawar yang efektif. Pengeluaran air transepidermis
dapat dibatasi dengan pemakaian selimut termal, yang mengubah aliran udara dan
mempertahankan lapisan insulator udara jenuh tetap berkontak dengan kulit.
Rambutnya halus, lunak, seringkali menutupi kulit kepala, muka dan alis. Pada bayi aterm
rambut lanugo biasanya hilang atau digantikan dengan rambut velus. Bayi lewat bulan memiliki
kulit yang terkelupas, tingkat pengelupasan kulit yang berat memberi kesan iktiosis kongenital.
Banyak neonatus yang pada kulitnya timbul papula putih, kecil, kadang-kadang vesikolupustular
diatas dasar yang eritematosa, 1-3 hari setelah lahir. Eritematosa menetap selama 1 minggu dan
biasanya tersebar pada muka, batang tubuh dan tungkai.
2.3  Sistem Adaptasi Perubahan Kulit
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk pada saat lahir, tetapi masih belum matang .
epidermis dan Dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Verniks caseosa juga melapisi 
epidermis dan berfungsi sebagai lapisan pelindung. Verniks caseosa berbentuk seperti keju yang
di sekresi oleh kelenjar sebasea dan sel-sel epitel. Pada saat lahir beberapa bayi di lapisi oleh
verniks caseosa yang tebal, sementara yang lainnya hanya tipis saja pada tubuhnya. Hilangnya
pelindungnya yaitu verniks caseosa meningkatkan deskumasi kulit ( pengelupasan ), verniks
biasanya menghilang dalam 2-3 hari. Pada bayi baru lahir seringkali terdapat bintik putih khas
terlihat di hidung, dahi dan pipi bayi yang di sebut milia. Bintik ini menyumbat kelenjar sebasea
yang belum berfungsi. Setelah sekitar 2 minggu, ketika kelenjar sebasea mulai bersekresi secara
bertahap tersapu dan menghilang.
Rambut halus atau lanugo dapat terlihat pada wajah, bahu, dan punggung, dan biasanya
cenderung menghilang selama minggu pertama kehidupan. Pelepasan kulit ( deskuamasi ) secara
normal terjadi selama 2-4 minggu pertama kehidupan. Mungkin terlihat eritema toksikum ( ruam
kemerahan ) pada saat lahir, yang bertahan sampai beberapa hari. Ruam ini tidak menular dan
kebanyakan mengenai bayi yang sehat. Terdapat berbagai tanda lahir ( nevi ) yang bersifat
sementara ( biasanya di sebabkan pada saat lahir) maupun permanen ( biasanya  karena kelainan
struktur pikmen, pembuluh darah, rambut atau jaringan lainnya).
Pada kulit dan sklera mata bayi mungkin di temukan warna kekuningan yang di sebut ikteri.
Ikteri di sebabkan karena billirubin bebas yang berlebihan dalam darah dan jaringan, sebagai
akibatnya pada sekitar hari ek dua atau ke tiga, terjadi hampir 60% hari ke 7 biasanya
menghilang.

2.3.1        Karakteristik Kulit


Kulit pada bayi baru lahir sangat halus terlihat merah kehitaman karena tipis.
Karakteristik pada kulit bayi baru lahir sebagai berikut :
a)      Verniks kaseosa
Kulit dilindungi oleh lemak yang disekresi oleh kelenjar sebasea dan sel-sel epitel, verniks akan
menghilang dalam 2-3 hari.
b)     Milia
Bintik keputihan yang khas terlihat di hidung, dahi dan pipi bayi baru lahir, setelah 2 minggu
ketika kelenjar keringat mulai bersekresi, millia secara bertahap menghilang.
c)      Lanugo
Rambut halus yang melapisi janin pada saat dalam kandungan, rambut lanugo akan semakin
tampak pada bayi baru lahir prematur.

d)     Payudara
Payudara pada bayi laki-laki maupun perempuan mungkin terlihat membesar karena banyaknya
hormone wanita dari darah ibu.
e)      Genetalia
Pada laki-laki testis sudah turun ke dalam skrotum, sedangkan pada perempuan labia mayora
sudah menutupi labia minora.
f)      Eliminasi
Eliminasi BAB, BAK akan keluar dalam 24 jam pertama mekonium berwarna hitam kecoklatan.
(Manajemen BBL, 2003)

2.4  Fungsi Kulit Pada Bayi Baru Lahir


Kulit bayi yang strukturnya masih sangat halus dan lembut, memiliki fungsi yang sama dengan
kulit orang dewasa antara lain :
a.       Kulit bayi  melindungi organ-organ sensitif di dalam tubuh
b.      Menjaga agar bayi berada pada suhu yang tepat dengan mengeluarkan keringat untuk
mendinginkan suhu tubuh
c.       Bulu-bulu halus di permukaan kulit  berfungsi menghangatkan
d.      Ribuan ujung syaraf sensitif pada kulit adalah penghubung antara tubuh bayi dengan dunia luar.
e.      Perlindungan mekanis
f.        Sawar terhadap mikroorganisme dan toksir
g.       Termogulasi dan keseimbangan cairan
h.      Input sensorik dan komunikasi taktil dengan lingkungan

2.5  Tujuan Perawatan Kulit Pada Neonatal


1.      Menghindari cedera traumatik
2.      Mencegah kekeringan kulit yang menyebabkan keretakan dan fisura (defek kulit akibat
penebalan keratin yg berlebihan)
3.      Meminimalkan pejanan terhadap obat-obat topikal yang berpotensi toksik ketika di absorbsi
2.6  Pengkajian Kulit Pada Bayi Baru Lahir
Pengkajian pada kulit adalah warna, struktur suhu, kelembaban dan turgor. Selain itu juga
harus dilihat rambut seperti warna, struktur, kualitas, kebersihan dan elastisitas.
2.7  Pengevaluasian Bayi Baru Lahir
PERUBAHAN KULIT BERSIH ATAU
Hari Pertama Hari Kedua KULITHari Ketiga
HITAM
WARNA TERANG
Pengevaluasian
Cyanosis Pukul terutama
Kebiru-biruan, Pukul pada
Pukul Abu-abu
Pukul pada
Pukul bibir
Pukul
dan
09.00
kuku, hidung,bibir, 17.00 telapak
09.00 lidah
17.00 09.00 17.00
Suhu : Ambil suhu dibawahtangan
ketiak
bayi Pallor
selama 3-5 menit, Sinar suhuwarna merah tidak ada Abu-abu pada kulit hitam
pada kulit terutama pada wajah dan lebih coklat kuning
normalnya 36oC sampai 38oC pada kulit coklat
KulitErythema
: periksa apakah ada Merah-merah
warna pada seluruh Sulit mengkaji kadang-
kuning pada kulit dan putih tubuh kadang teraba odema
Petechiae Ungu muda terlihat pada paha, Sulit kecuali di mulut
matanya. Lihat pada bayi saatperut,
sianglengan kaki
hari Ecchymosis Ungu pada seluruh tubuh
didekat jendela. Tekanlah Sulit kecuali dimulut dan
mata
hidung dan tulang dada bayi.
Perhatikan warnanya pada saat anda
melepaskan tekanan.
BAK : perhatikan setiap kali bayi
ngompol, normalnya BAK ± 5 kali
sehari
BAB : perhatikan warna dan
banyaknya feses
Nutrisi : bayi menyusu setiap 2-3
jam sekali selam 15-20 menit
Tali Pusat : Haruslah berubah
warnanya menjadi hitam dan keras.
Setiap nanah dan darah yang keluar
dari pangkalnya adalah tidak
normal

BAB III

PENUTUP

3.1  Simpulan
Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir merupan suatu proses adaptasi dengan lingkungan
luar atau dikenal dengan kehidupan ekstra uteri. Sebelumnya bayi cukup beradaptasi dengan
kehidupan intra uteri. (Aziz Alimul, 2008)
Sistem Kulit Pada Bayi Baru Lahir,kulit tampak tipis, kenyal, dan mudah terkelupas oleh
gesekan. Tekanan atau zat PH yang berbeda ini menyebabkan kulit melepuh dan mudah
terinfeksi. Kulit dihinggapi flora selama 24 jam kelahiran. Bulu-bulu halus menutupi kulit dan
bahu, lengan bagian atas dan paha. Kulit telapak tangan dan kaki bayi dewasa banyak yang
terkelupas. Kukunya panjang dan melekat erat pada jari. Kadang-kadang panjangnya melebihi
ujung jari. Rambutnya halus dan lembut namun sebagian bayi ada yang tidak memiliki rambut
dan kelihatan agak botak sementara.
Kulit bayi yang strukturnya masih sangat halus dan lembut, memiliki fungsi yang sama
dengan kulit orang dewasa antara lain :
a.       Kulit bayi  melindungi organ-organ sensitif di dalam tubuh
b.      Menjaga agar bayi berada pada suhu yang tepat dengan mengeluarkan keringat untuk
mendinginkan suhu tubuh
c.       Bulu-bulu halus di permukaan kulit  berfungsi menghangatkan
d.      Ribuan ujung syaraf sensitif pada kulit adalah penghubung antara tubuh bayi dengan dunia luar.
e.       Perlindungan mekanis
f.       Sawar terhadap mikroorganisme dan toksir
g.      Termogulasi dan keseimbangan cairan
h.      Input sensorik dan komunikasi taktil dengan lingkungan

3.2  Saran
  Dapat dilakukan penerapan yang baik untuk dapat melakukan pemeriksaan yang spesifik pada
bayi baru lahir sehingga dapat menetapkan diagnosis yang benar agar dapat dilakukan perawatan
yang lebih intensif jika ditemukan adanya masalah.
  Semua tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan perawatan yang benar
terkait dengan bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA

Syahlan.1996.Hipotermia dan Resusitasi Bayi.Jakarta:Departemen Kesehatan


Kristiyanasari,Weni.2010.Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak.Yogyakarta.Nuha Medika
http://endriyanieli.blogspot.com/2013/11/perubahan-fsiologis-pada-bayi-baru-lahir.html diakses
pada pukul : 08.00 WIB tanggal 30 Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai