Anda di halaman 1dari 32

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA BY.NY.S DENGAN BAYI


BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG PERINATOLOGI RSUD
PROV. JAWA BARAT AL-IHSAN

A. DATA IDENTITAS
IDENTITAS KLIEN
No.RM : 00-791747
Nama klien : By.Ny.S
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 29 Oktober 2021
Umur : 3 minggu
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Belum Sekolah
Alamat : Kp.Buah Bojong
Tanggal Masuk : 29 Oktober 2021
Diagnosa Medis : BBLR

IDENTITAS ORANG TUA/ WALI


Ayah Ibu
Nama : Tn. T Nama : Ny. S
Usia : 34 tahun Usia : 23 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
Agama :Islam Agama :Islam
Alamat :Kp. Buah Bojong Alamat :Kp. Buah Bojong

B. KELUHAN UTAMA
1) Alasan pertama di bawa ke rumah sakit
Bayi baru lahir (BBL) spontan,usia gestasi 31 minggu , Bayi berat badan
rendah (BBLR) BB 1465g PB 41 cm LK 25 cm LD 24cm LP 25cm
LILA 6 cm.
2) Tanda dan gejala yang dilihat oleh orang tua
Ibu klien mengatakan anaknya lahir sangat kecil

C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Ibu klien mengatakan merasakan kontraksi pada sore hari setelah pulang kerja
langsung dibawa ke IGD RS dengan hasil pemeriksaan ketuban sudah pecah
di berikan obat perangsang melalui infus.ibu mengatakan saat melahirkan
bayi nya terlihat sangat kecil.Saat di lakukan pengkajian tanggal 17
November 2021 bayi diletakan di incubator dengan suhu incubator 33℃,
berat badan bayi 1616g, klien terpasang NGT, reflek hisap masih lemah.

D. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU


1) Riwayat kehamilan dan kelahiran
a. Prenatal
 ANC :
- Banyaknya kunjungan kunjungan ±12 kali
- Tempat periksa bidan praktek mandiri (BPM)
- Penkes yang di dapat ktidaknyaman pada trimester pertama
seperti mual, muntah. Pola nutrisi dianjurkan makan sedikit
tapi sering dan diberi tambahan vitamin
- HPHT : 24 Maret 2021
- HPL: 30 Desember 2021
 Kenaikan BB selama hamil
Ibu klien mengatakan mengalami kenaikan berat badan 5 kg

 Komplikasi kehamilan
- Ibu klien mengatakan selama hamil mengalami mual
muntah sejak usia 1-5 bulan sehingga nafsu makan
menurun.
- Ibu klien mengatakan mengalami pendarahan selama 1
bulan di usia kandungan 4 bulan
- Ibu klien mengatakan merasa seperti kontraksi akan
melahirkan dari usia kandungan 5 bulan hingga usia
kehamilan 31 minggu .
 Komplikasi obat
- Ibu klien mengatakan tidak ada komplikasi selama
mengkonsumsi obat yang diberikan
 Obat-obat yang didapat
- Ibu klien mengatakan mendapatkan obat vitamin dan
penguat kandungan.
 Riwayat hospitalisasi
- Ibu klien mengatakan tidak pernah di rawat selama masa
kehamilan saat terjadi pendarahaan hanyacheck-up dan
hanya di berikan obat penguat.
 Golongan darah ibu
- Golongan darah A
b. Intranatal
 Awal persalinan
- Ibu klien mengatakan mengatakan merasakan kontraksi
pada sore hari setelah pulang kerja langsung dibawa ke
IGD RS dengan hasil pemeriksaan ketuban sudah pecah di
berikan obat perangsang melalui infus.
 Lama persalinan (Kala I – IV)
- Kala I tidak ada penyulit seperti pembukaan lama
kemajuan persalinan sesuai patograf.
- Kala II tidak ada partus macet seperti distosia bahu
- Kala III plasenta lahir spontan lengkap
- Kala IV tidak ada pendarahan atau laserasi jalan lahir
 Komplikasi persalinan
- Ketuban pecah dini
- Bayi lahir kurang bulan dengan berat badan lahir rendah
 Terapi yang diberikan
- Ketuban pecah dini di beri antibiotic
 Cara melahirkan
- Persalinan normal bayi lahir spontan
 Tempat melahirkan
- Melahirkan di rumah sakit
c. Postnatal
 Usaha nafas ;
( ) dengan bantuan (√ ) spontan
 Kebutuhan resusitasi Apgar score menit 1 dan 5
1 menit 5 menit
Warna 1 2
Denyut jantung 2 2
Reflek 1 1
Tonus Otot 1 2
Pernafasan 1 2
Jumlah 6 9
Klien dilakukan resusitasi dengan indikasi membantu
proses adaptasi dari intra ke ekstra uteri dengan tujuan
mengembangkan paru-paru bayi
 Obat-obatan yang diberikan pada neonatus :
Vit. K
 Interaksi orang tua dan bayi
Ibu klien mengatakan setelah bayinya lahir langsung di bawa
ke NICU, ia tidak sempat menggendong bayinya hanya
melihat sebentar
 Trauma lahir
( ) Ada, ...............
(√ ) Tidak
 Keluarnya urin/BAB
Tidak ada

 Respon fisiologis atau perilaku bermakna


Gerakan bayi pasif tangis hanya merintih

E. RIWAYAT KELUARGA DISERTAI GENOGRAM


Ibu klien mengatakan klien merupakan anak ke dua. Anak pertama lahir
secara normal di bidan praktik mandiri (BPM) pada usia kandungan 40
minggu, lahir spontan dengan BB 3100 gr. Tidak ada keluhan serius selama
kehamilan pertama. Ibu klien mengatakan dirinya juga saat dilahirkan di usia
kandungan ibunya 34 minggu dengan BB saat lahir 1800 gr.

Genogram :

Keterangangenogram:
: Laki-laki

: Perempuan

: yang sudah meninggal


: Klien
: Tinggal satu rumah
F. RIWAYAT SOSIAL
1) Orang tua
Ibu Ayah
Menyentuh
Memeluk
Berbicara
Berkunjung
Kontak mata

2) Hubungan dengan anggota keluarga

G. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1) Diagnosa medik
BBLR + Problem Feedy
2) Tindakan operasi
Tidak ada tindakan operasi pada bayi.Ny.S
3) Status nutrisi
Klien terpasang NGT, diit 8x32,5 PO SS
4) Status cairan
Klien terpasang infus di perifer kiri dengan cairan KaEn 4B 150cc/24 jam

5) Obat/terapi
Nama Obat Dosis Cara Kerja Manfaat
Meropenem 3x50 mg Meropenem Mengatasi
(08-16-24) merupakan antibiotik carbapenem infeksi bakteri
yang menghentikan pertumbuhan
dan perkembangan bakteri dengan
cara menghambat pembentukan
dinding sel bakteri.
San B plex 1x0,3 ml San-B-Plex mengandung Memenuhi
(16) Vitamin A, vitamin D, vitamin kebutuhan
B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin pada
nicotinamide, dexpanthenol, bayi dan anak
vitamin C yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi untuk bayi dan anak,
meningkatkan daya tahan
tubuh anak, dan meningkatkan
nafsu makan anak.
Aminophilin 2x3 mg Aminofilin bekerja dengan menangani gagal
(06-18) cara melebarkan saluran jantung atau
pernapasan yang sebelumnya gangguan
menyempit, sehingga udara pernapasan pada
dapat mengalir dari dan bayi prematur
menuju paru-paru tanpa
hambatan.

6) Aktivitas
Bayi berada didalam incubator
7) Tindakan keperawatan yang telah dilakukan
- Klien terpasang PICC Ka-En 4B 150cc/24 jam
- Klien terpasang O2 ½ liter
- Klien terpasang NGT dengan kebutuhan diet 8x32,5 cc
- Klien diberi terapi obat sesuai jadwal pemberian

8) Pemeriksaan penunjang
Thoraks
Kesan:
- Gambaran Transient Tachypnea of the Newborn (TTN)
- Tidak tampak kardio megali
Pemeriksaan laboratorium
09/11/2021
No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
.

Hematologi
Darah Rutin

1. Hb 14,3 g/dL 10-18

2. Leukosit 25440 sel/µL 5000-19500

3. Hematokrit 39,2 % 31-55

4. Trombosit 26000 sel/µL 150.000-400.000

5. Eritrosit 3,89 juta/uL 4,32-16,4

6. Golongan Darah A

7. Rhesus POSITIF

Imunoserologi

6 CRP Kuantitatif 40,93 mg/L <6

H. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Bayi tampa baik, bayi menunjukkan gerakan aktif dan
menangis kuat
Kesadaran : composmetis
Tanda vital :
Nadi :166X/menit Suhu :37℃ RR : 41 X/Menit SPO 2 : 97 %

Saat lahir dan Saat ini:


 Berat badan : BB saat lahir 1465g, Saat ini 1616g
 Panjang Badan : PB Lahir 41, Saat ini
 Lingkar kepala : LP 25cm, Saat ini LP 28cm
1) Reflek (√ ) Moro ( ) Menggenggam ( ) Isap Lain :………
Refleks moro : Bayi tampak memanjangkan lengan dan menekuk kakinya
saat terkejut.
Refleks Menggemgam : Bayi tidak menggenggam saat di beri rangsangan.
Refleks menghisap : Bayi lemah.
Rooting : Saat di sentuh pinggir mulut bayi tidak mengikuti arah sentuhan.
Babinski : Jari-jari kaki terbuka saat di beri rangsangan.
2) Tonus / aktivitas ( ) Aktif (√) Tenang () Letargi ( ) Kejang ( √) Menangis k
eras ( ) Lemah ( ) Melengking ( ) Sulit menangis
Bayi tampak tenang di dalam incubator dan menangis saat lapar.
3) Kepala / leher
a. Fontanel anterior
(√ ) Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Menonjol ( ) Cekung
b. Sutura sagitalis
(√ ) Tepat ( ) Terpisah ( ) Menjauh
c. Gambaran wajah
( √) Simetris ( ) Asimetris
d. Molding
(√) bersesuaian (…) tumpang tindih
e. (- ) Caput Succedaneum
f. (- ) Chepalohematoma
Kepala fontanel anterior teraba lunak, sutura sagitalis tepat, gambaran
wajah simetris, molding bersesuaian, tidak terdapat caput
succedaneum, tidak ada chepalohematoma
4) Mata
( √) Bersih ( ) Sekresi
Mata bayi tampak bersih, konjungtiva tidak anemis, tidak ada bleeding
konjungtiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan reflex
terhadap cahaya
5) THT
Telinga (√ ) Normal ( ) Tidak normal
Hidung ( √) Bilateral ( ) Obstruksi ( ) Cuping hidung
Palatum (√ ) Normal ( ) Tidak normal
Telinga bayi normal tidak tampak kelainan bentuk, hidung klien tidak
tampak pernafasan cuping hidung, palatum tampak normal
6) Abdomen ( √) Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung
Lingkar perut : 29cm
Liver : (√ ) kurang dari 2 cm ( ) lebih dari 2 cm
Abdomen teraba lunak, tidak buncit, perut datar lingkar perut 29cm, liver
< 2cm
7) Thoraks ( √) simetris ( ) asimetris
Retraksi : Tampak Retraksi dinding dada
8) Paru-paru
Suara nafas
(√ ) Bersih ( ) Ronchi ( ) Wheezing ( ) Terdengar disemua lapang paru ( )
Tidak terdengar ( ) Menurun
Respirasi
(√ ) Spontan, jumlah : 41 x/mnt terpasang O2 setengah liter ( ) Sungkup/h
eadbox ( ) Ventilator
Suara nafas bersih, respirasi spontan RR 41x/mnt, tidak terdengar bunyi
nafas tambahan, terpasang O2 ½ liter SPO2 97%
9) Jantung
( √) Bunyi jantung normal ( ) Mur-mur ( ) Lain-lain, sebutkan…… ( )
Bunyi jantung normal tidak terdengar bunyi jantung tambahan.
Nadi perifer Brakhial
( ) berat ( ) lemah ( ) tidak ada Femoral ( ) berat ( ) lemah ( ) tidak ada
Bunyi jantung normal, tidak terdengar bunyi jantung tambahan, nadi
teraba kuat, 147x/mnt
10) Ekstremitas
(√ ) Semua ektremitas bergerak normal ( ) ROM terbatas ( ) Tidak bisa dik
aji ( ) Ekstremitas atas bawah simetris
11) Umbilikus
( √) Normal ( ) Abnormal ( ) Inflamasi ( ) Drainase
Tali pusat sudah lepas
12) Genetal
( ) Laki-laki normal (√ ) Perempuan normal ( ) Ambivalen ( ) Lain-lain, se
butkan….
13) Anus
( √) Paten ( ) Imperforata
14) Spina
( √) Normal ( ) Abnormal, sebutkan………….
15) Kulit Warna
( √) Pink ( ) Pucat ( ) Joundice ( ) Rash ( ) Tanda lahir, sebutkan……
16) Suhu
( ) Penghangat radian ( ) pengaturan suhu (√ ) Inkubator ( ) Suhu ruang ( )
Boks terbuka

I. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN/ REFLEK PRIMITIF


Reflek Primitif
- Refleks moro : Bayi tampak memanjangkan lengan dan menekuk kakinya
saat terkejut.
- Refleks Menggemgam : Bayi tidak menggenggam saat di beri rangsangan.
- Refleks menghisap : reflek hisap bayi masih lemah
- Refleks Rooting : Saat di sentuh pinggir mulut bayi tidak mengikuti arah
sentuhan.
- Babinski : Jari-jari kaki terbuka saat di beri rangsangan.

Kesimpulan perkembangan :
(√ ) Menangis bila tidak nyaman
( √) Membuat suara tenggorok yang pelan
(- ) Memandang wajah dengan sungguh-sungguh
(√ ) Mengeluarkan suara
(- ) Berespon secara berbeda terhadap obyek yang berbeda
( -) Dapat tersenyum
( √) Menggerakkan lengan dan tungkai sama mudahnya ketika telentang
( ) Memberi reaksi dengan melihat factor sumber cahaya
( ) Mengoceh dan memberi reaksi terhadap suara
( ) Membalas senyuman
J. INFORMASI LAIN
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Data Subjektif: Faktor ibu: ibu Resiko Hipotermi
- mengalami
Data Objektif: hyperemesis, asupan
- Bayi lahir kurang nutrisi kurang,
bulan 31 minggu komplikasi saat
- Bayi berat lahir kehamilan mengalami
rendah BB 1465 gr, pendarahan
BB saat ini 1616 gr
- Bayi tampak BBLR
diletakkan di dalam
incubator Sedikitnya lemak
- Kulit bayi tampak dibawah jaringan kulit
tipis
Kehilangan panas
melalui kulit

Peningkatan
kebutuhan kalori

Sistem termogulasi
yang imatur

Risiko hipotermi
2. Data Subjektif: Faktor ibu: ibu Ketidakefektifan pola
Data Objektif: mengalami nafas
- Tampak retraksi hyperemesis, asupan
dinding dada nutrisi kurang,
- Terpasang O2 ½ liter komplikasi saat
- RR 41x/mnt kehamilan mengalami
pendarahan

BBLR

Pertumbuhan dinding
dada belum sempurna

Vaskuler paru imatur

Peningkatan kinerja
nafas

Ketidakefektifan pola
nafas
3. Data Subjektif Faktor ibu: ibu Defisit Nutrisi
- Ibu klien mengatakan mengalami
selama hamil makan hyperemesis, asupan
masuk sedikit karena nutrisi kurang,
sering mengalami komplikasi saat
mual kehamilan mengalami
Data Objektif pendarahan
- Bayi berat lahir
rendah BB 1465 gr, BBLR
BB saat ini 1616 gr
- Reflek hisap bayi organ pencernaan
masih lemah imatur
- Klien terpasang NGT
peristaltic belum
sempurna

kurangnya
kemampuan untuk
mencerna makanan

reflek menghisap dan


menelan belum
berkembang dengan
baik

defisit nutrisi

4. Data Subjektif Faktor ibu: ibu Resiko infeksi


Data Objektif mengalami
- Ketuban pecah dini hyperemesis, asupan
- Bayi berat lahir nutrisi kurang,
rendah BB 1465 gr, komplikasi saat
BB saat ini 1616 gr kehamilan mengalami
- Leukosit meningkat pendarahan
25440 sel/uL
- CRP kuantitatif 40,93 BBLR
mg/L
system imun yang
belum matang

penurunan daya tahan


tubuh

risiko infeksi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas otot-otot pernafas
an dan penurunan ekspansi paru-paru ditandai dengan
Data Subjektif: -
Data Objektif:
- Tampak retraksi dinding dada
- Terpasang O2 ½ liter
- RR 41x/mnt
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan imaturitas reflek menghisap ditandai
dengan
Data Subjektif
- Ibu klien mengatakan selama hamil makan masuk sedikit karena sering
mengalami mual
Data Objektif
- Bayi berat lahir rendah BB 1465 gr, BB saat ini 1616 gr
- Reflek hisap bayi masih lemah
- Klien terpasang NGT
3. Risiko hipotermi berhubungan dengan kegagalan mempertahankan suhu
tubuh ditandai dengan
Data Subjektif: -
Data Objektif:
- Bayi lahir kurang bulan 31 minggu
- Bayi berat lahir rendah BB 1465 gr, BB saat ini 1616 gr
- Bayi tampak diletakkan di dalam incubator
Kulit bayi tampak tipis
4. Resiko Infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang
ditandai dengan
Data Subjektif: -
Data Objektif
- Ketuban pecah dini
- Bayi berat lahir rendah BB 1465 gr, BB saat ini 1616 gr
- Leukosit meningkat 25440 sel/uL
- CRP kuantitatif 40,93 mg/L
PERENCANAAN
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1. Ketidakefektifan Tujuan : Terapi oksigen 1. Memenuhi kebutuhan
pola nafas Setelah dibeikan 1. Pertahankan pemberin oksigen dalam tubuh
berhubungan tindakan oksigen dengan nasal 2. Mengetahui rata-rata ke
keperawatan selama canue ½ liter dalaman dan usaha resp
dengan imaturitas
1x6 jam diharpakn
otot-otot 2. Monitor irama napas, k irasi bayi
pola napas lebih
pernafasan dan efektif edalaman, kesimetrisan 3. mengetahui adanya suar
penurunan Kriteria hasil: pergerakan dinding dad a napas tambahan
ekspansi paru- 1. RR dalam bat a 4. Mempermudah pernapa
paru as normal 3 3. Auskutasi daerah paru, san dan memungkinkan
0-60 x/mnt catat adanya bunyi nap ekspansi paru
2. Saturasi menj as tambahan
adi diatas 90 4. Posisikan untuk ventila
% si yang maksimum
3. Irama napas t 5. Kolaborasi pemberian
eratur obat aminophilin (06-
4. Suara napas 18) 2x3 mg
bersih

2. Defisit nutrisi NOC: status NIC: manajemen nutrisi 1. Meningkatkan


berhubungan nutrisi 1. Latih bayi menghisap kemampuan dalam
dengan imaturitas Setelah dilakukan ti 2. Berikan susu setiap 3 jam mneghisap
reflek menghisap
ndakan keperawatan 60 cc 2. Memenuhi kebutuhan
selama 2x7 jam 3. Monitor intake output nutrisi bayi
reflek menghisap cairan 3. Mengetahui
bayi menjadi lebih 4. Monitor turgor kulit keseimbangan cairan
baik dengankriteria 5. Monitor BB bayi dalam tubuh
hasil : 6. Monitor lingkar perut, 4. Keadaan kulit yang tidak
1. Asupan lingkar lengan pasien elastis menunjukkan
nutisi bayi 7. Berikan terapi cairan adanya kekurangan
terpenuhi intravena sesuai cairan
(susu habis programKa-En 4B 5. mengetahui perubahan
60cc) 150cc/24 jam dan penurunan BB
8. Kolaborasi pemasangan sehingga dapat terpantau
NGT untuk memberikan terapi
9. Kolaborasi pemberian selanjutnya
obat san B plex (16) 1x0,3 6. Mengetahui
ml keseimbangan nutrisi
dalam tubuh
7. Memenuhi kebutuhan
cairan dalam tubuh
secara parenteral
8. Memenuhi kebutuhan
nutrisi bayi melalui NGT
9. Memenuhi kebutuhan
vitamin pada bayi dan
anak
3 Risiko hipotermi Tujuan: NIC: thermoregulasi 1. Adanya penurunan
berhubungan Setelah dilakukan 1. Pertahankan suhu suhu tubuh pada bayi
dengan kegagalan tindakan badan bayi dalam <36 menujukan indikasi
mempertahankan keperawatan selama rentang 36-37,4°c hipotermi
suhu tubuh 2x7 jam diharapkan 2. Lakukan PMK
2. Metode kanguru mamp
bayi tidak terjadi (perawatan metode
hipotermi dengan kangguru) oleh u menghantarkan panas
kriteria hasil : orangtua bayi dari ibu ke bayi dan
1. Suhu bayi 3. Tempatkan bayi pada mampu beradaptasi
dalam rentag inkubator dengan suhu
36-37,4°C 4. Segera ganti pengalas lingkungan.Mempertah
2. Akral hangat jika lembab ankan suhu tubuh bayi
5. Monitor suhu badan agar tetap stabil
bayi setiap 2 jam
3. Mencegah kelembapan
6. Monitor adanya tanda-
tanda hipotermia (akral berlebih pada bayi yang
dingin, menggigil, akan menyebabakan
keringat dingin) bayi menjadi
kedinginan
4. untuk memantau suhu b
adan. Bayi degan
BBLR cenderung meng
alami suhu tubuh yang t
idak stabil atau masalah
dalam pengaturan temp
eratur sehingga
beresiko mengalami
hipotermi.
5. Mencegah terjadinya
hipotermi

4. Resiko Infeksi Setelah dilakukan Pencegahan infeksi 1. menghindari terjadinya


tidakan 1x6 jam 1. Anjurkan mencuci tang infeksi nasokomial
keperawatan an sebelum dan sesuda 2. memberikan kenyaman
diharapkan bayi h kontak dengan bayi an dan menghindari inf
tidak mengalami
2. Bersihan lingkungan ba eksi nasokomial
infeksi dengan
kriteria hasil: yi 3. mengatasi infeksi yang
- Tidak ada t 3. Berikan therapy sesuai terjadi pada bayi
anda-tanda advis
infeksi - Meropenem (08-16-
24) 3x50 mg
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari/ Diagnosa
Implementasi Evaulasi
Tanggal Keperawatan
Rabu Ketidakefektifan 1. Pukul 08.00 Pukul: 13.45
17/11/21 pola nafas Mempertahankan pemberin oksigen S:-
berhubungan dengan nasal canue ½ liter O: RR: 47x/menit
dengan imaturitas Hasil: bayi terpasang oksigen ½ liter - SPO2: 98%
otot-otot 2. Pukul 08.10 - Tampak retraksi
pernafasan dan Mengobservasi irama napas, kedala dinding dada
penurunan man, kesimetrisan pergerakan dindi - Tidak ada suara nafas
ekspansi paru-paru ng dada tambahan
Hasil: RR: 47x/menit A: Ketidakefektifan pola nafas
SPO2: 98% belum teratasi
Tampak retraksi dinding dada P; lanjutkan intervensi:
3. Pukul 08.15 1. Pertahankan pemberian
Mengauskultasi daerah paru, catat a oksigen dengan nasal
danya bunyi napas tambahan canule ½ liter
Hasil: tidak ada suara nafas 2. Monitor irama napas, kedal
tambahan. Sura nafas kedua paru aman, kesimetrisan pergera
vesikuler kan dinding dada
3. Auskutasi daerah paru, cata
t adanya bunyi napas tamba
han
Ttd

Ida Lestari
Rabu Defisit nutrisi 1. Jam : 07.00 Pukul: 13.55
17/11/21 berhubungan Memonitor TTV tiap 3 jam S:-
dengan imaturitas Hasil: O:
reflek menghisap - Jam 07.00 - Mukosa tampak kering
S : 37,3o C, N : 145x/mnt, RR : - CRT<2 detik
42 x/mnt
- Reflek hisap masih lemah
- Jam: 10.00
S : 36,5o C, N : 148x/mnt, RR : - Bayi tampak malas
45 x/mnt menghisap saat diberi susu
- Jam: 13.00 lewat dot
S : 36,8o C, N : 142x/mnt, RR : - intake: infus-sonde 108,75
42 x/mnt cc
2. Pukul 08.30 Output: BAB/BAK 52 cc
Mempertahankan pemberian cairan Balance: +56,75 cc
PICC Ka-En 4B 150cc/24 jam A: Gangguan kebutuhan nutrisi:
Hasil: cairan infus terpasag dengan kurang dari kebutuhan tubuh
meggunakan infus pump belum teratasi
3. Jam 08.40 P: lanjutkan intervensi
Memonitor adanya penurunan BB, 1. Monitor TTV tiap 3 jam
menimbang bayi 2. Pertahankan pemberian
R/ BB bayi 1616 gram cairan PICC Ka-En 4B
4. Jam 08.50 150cc/24 jam
Memonitor hidrasi 3. Monitoring adanya penurun
R/ Mukosa tampak kering dan turgo an BB
r kulit <2 detik 4. Monitor hidrasi, (turgor kul
5. Jam 08.00-14.00 it, kelembaban mukosa, dan
Mengobservasi intake output dan warna kulit)
balance cairan 5. Edukasi keluarga mengenai
Hasil: intake: infus-sonde 108,75 cc pemberian pemenuhan
Output: BAB/BAK 52 cc kebutuhan nutrisi bayi
Balance: +56,75 cc lewat NGT
6. Jam 09.00 dan 12.00
Memberi diit pada bayi 8x32,5cc Ttd
Hasil: dit masuk oral 10 cc sonde
22,5 cc

Ida Lestari

Rabu Risiko hipotermi 1. Jam: 08.00 Pukul : 13.40


17/11/21 berhubungan Mempertahankan suhu badan bayi S:-
dengan kegagalan dalam rentang 36-37,4°c O: - Suhu badan 36,8°C
mempertahankan Hasil: suhu bayi 36,8°C - Akral hangat, tidak
suhu tubuh 2. Jam: 08.00-14.00 menggigil
Mempertahankan suhu badan bayi A: risiko hipertermi
pada inkubator P: lanjutkan intervensi
Hasil: suhu inkubator 33°C 1. Pertahankan suhu badan
3. Pukul: 00.00 bayi dalam rentang 36-
Mengobservasi suhu badan bayi 37,4°c
setiap 2 jam 2. Pertahankan bayi pada
- Pukul 10.00: suhu badan incubator dengan suhu
37,3°C 33℃
- Pukul: 12.00: suhu 36,5°C 3. Segera ganti pengalas jika
- Pukul: 19.00: suhu 36,8°C lembab
4. Pukul 09.10 4. Monitor suhu badan bayi
Mengobservasi adanya tanda-tanda setiap 2 jam
hipotermia (akral dingin, menggigil, 5. Monitor adanya tanda-
keringat dingin) tanda hipotermia (akral
Hasil: bayi tdak menggigil, akral dingin, menggigil,
hangat keringat dingin)
6. Edukasi keluarga tentang
PMK

Ttd

Ida Lestari

Rabu Risiko infeksi 1. Pukul 07.00 Pukul:: 13.50


17/11/21 Menempatkan bayi pada tempat khu S:-
O:
sus - - suhu tubuh dalam rentang no
Hasil: bayi berada diruang infeksi di rmal 37℃,
dalam incubator
- lingkungan dalam incubator da
2. Pukul 07.00
n sekitar incubator terjaga keb
menggunakan prosedur perlindunga
erihannya
n infeksi saat kontak dengan bayi
hasil: bayi terjaga dari kontaminasi
A: risiko infeksi, belum teratasi
vitrus/bakteri
P: lanjutkan intervensi
3. Pukul 07.00 - jaga kebersihan lingkungan
Mencuci tangan 5 moment klien
Hasil :tangan terjaga - cuci tangan 5 moment
4. Pukul 08.00 - kolaborasi pemberian obat
Berkolaborasi pemberian obat antibi Meropenem (08-16-24)
otic Meropenem (08-16-24) 3x50 3x50 mg
mg
Hasil: terapi masuk Ttd
5. MenJaga lingkungan bayi tetap bersi
h
R/ lingkungan bayi terjaga kebersih Ida Lestari
anya
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Diagnosa
No. Jam Catatan Perkembangan
Tanggal Keperawatan
1. Jumat, 19 Ketidakefektifan 08.00 S:-
November pola nafas O: - RR: 46x/menit
2021 berhubungan - Retraksi dada berkurang
dengan imaturitas A: Ketidakefektifan pola nafas
otot-otot P: lanjutkan intervensi
pernafasan dan 1. Pertahankan pemberin oksigen ruangan 2 liter
penurunan 2. Monitor irama napas, kedalaman, kesimetrisan p
ekspansi paru- ergerakan dinding dada
paru 3. Auskutasi daerah paru, catat adanya bunyi napas
tambahan

I: Implementasi
1. Mempertahankan pemberian oksigen ruangan 2
08.00 liter
Hasil: bayi tampak tenang, retraksi dada
berkurang
08.15 2. Mengobservasi irama napas, kedalaman, kesimet
risan pergerakan dinding dada
Hasil: RR: 47x/menit
Tampak retraksi dinding dada
3. Mengauskultasi daerah paru, catat adanya bunyi
08.20 napas tambahan
Hasil: tidak ada suara nafas tambahan. Sura
nafas kedua paru vesikuler

E: tidak tampak otot bantu nafas. Masalah teratasi


sebagian

Ttd

Ida Lestari
2. Jumat, 19 Defisit nutrisi 08.00 S:-
November berhubungan O:
2021 dengan imaturitas - Mukosa tampak kering
reflek menghisap
- CRT<2 detik
- Reflek hisap masih lemah
- Tidak ada respon saat diberi rngsangan
disekitar muut
A: Gangguan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV tiap 3 jam
2. Pertahankan pemberian cairan PICC Ka-En 4B
150cc/24 jam
3. Monitoring adanya penurunan BB
4. Monitor hidrasi, (turgor kulit, kelembaban muko
sa, dan warna kulit)
5. Catat intake-output
6. Edukasi keluarga mengenai pemberian
pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi lewat NGT

I: Implementasi
1. Memonitor TTV tiap 3 jam
Hasil:
- Jam 07.00
S : 37,3o C, N : 145x/mnt, RR : 44 x/mnt
- Jam: 10.00
S : 36,5o C, N : 148x/mnt, RR : 45 x/mnt
- Jam: 13.00
S : 36,8o C, N : 142x/mnt, RR : 43 x/mnt
2. Mempertahankan pemberian cairan PICC Ka-En
08.30 4B 150cc/24 jam
Hasil: cairan infus terpasag dengan meggunakan
infus pump
3. Memonitor adanya penurunan BB, menimbang ba
08.40 yi
R/ BB bayi 1632 gram
4. Memonitor hidrasi
08.50
R/ Mukosa tampak kering dan turgor kulit <2 det
ik
08.00- 5. Mengobservasi intake output dan balance cairan
Hasil: intake: infus-sonde 113,75 cc
14.00
Output: BAB/BAK 85 cc
Balance: +28,75 cc
09.00, 6. Memberi diit pada bayi 8x35cc
Hasil: dit masuk oral 10 cc sonde 25cc
12.00

E: reflek hisap bayi masih lemah, bayi masih malas


dalam menghisap. Masalah belum teratasi

Ttd

Ida Lestari
3. Jumat, 19 Risiko hipotermi 08.00 S:-
November berhubungan O: - suhu badan 36,9°C
2021 dengan kegagalan - Akral teraba hangat
mempertahankan
A: Risiko hipotermi
suhu tubuh
P: lanjutkan intervensi
1. Pertahankan suhu badan bayi dalam rentang
36-37,4°c
2. Pertahankan bayi dalam incubator dengan
suhu 33℃
3. Monitor suhu badan bayi setiap 2 jam
4. Monitor adanya tanda-tanda hipotermia (akral
dingin, menggigil, keringat dingin)
5. Edukasi keluarga mengenai perawatan Metode
Kangguru (PMK)
I: Implementasi
08.00 1. Mempertahankan suhu badan bayi dalam
rentang 36-37,4°c
Hasil: suhu bayi 37°C
08.10 2. Mempertahankan suhu badan bayi pada
inkubator
Hasil: suhu inkubator 36,2°C
08.15 3. Mengobservasi suhu badan bayi setiap 2 jam
- suhu badan 37°C
- suhu badan 36,9°C
- suhu badan 37,2°C
08.20 - suhu badan 36,9°C
4. Mengobservasi adanya tanda-tanda hipotermia
(akral dingin, menggigil, keringat dingin)
Hasil: bayi tdak menggigil, akral hangat
5. Mengedukasi ibu bayi mengenai perawatan
13.30 metode kangguru
Hasil: ibu bayi mengatakan masih belum paham
dan terasa belum nyaman dengan metode
kangguru
E: suhu badan bayi dalam batas normal, masalah tertasi
sebagian

Ttd

Ida Lestari
4. Jumat, 19 Risiko infeksi 07.30 S:-
November O:
2021 - suhu tubuh 37,2℃
- lingkungan dalam incubator dan sekitar incubator t
erjaga keberihannya
- hasil lab: 18/11/2021
Hb: 11,9
Leukosit: 12260
Eritrosit: 3,33 (menurun)
Hematocrit: 32,2
Trombosit: 228000
CRP kuantitatif <0,50

A: risiko infeksi, belum teratasi


P: lanjutkan intervensi
- jaga kebersihan lingkungan klien
07.30
- cuci tangan 5 moment
- kolaborasi pemberian obat Meropenem (08-16-
24) 3x50 mg
I: Implementasi
1. menjaga kebersihan lingkungan bayi,
08.00 hasil: lingkungan di dalam incubator dan luar
incubator tampak bersih
2. mencuci tangan 5 moment
hasil: tangan terjaga kebersihannya
3. berkolaborasi pemberian obat Meropenem (08-1
6-24) 3x50 mg
hasil: terapi masuk
E: lingkungan klien terjaga kebersihannya
Ttd

Ida Lestari

Hari/ Diagnosa
No. Jam Catatan Perkembangan
Tanggal Keperawatan
1. Sabtu, Ketidakefektifan 14.30 S:-
20November pola nafas O: - RR: 44x/menit
2021 berhubungan - Tidak terlihat otot bantu nafas
dengan imaturitas A: Ketidakefektifan pola nafas
otot-otot P: lanjutkan intervensi
pernafasan dan 1. Pertahankan pemberin oksigen ruangan 2 liter
penurunan 2. Monitor irama napas, kedalaman, kesimetrisan
ekspansi paru- pergerakan dinding dada
3. Auskutasi daerah paru, catat adanya bunyi napa
paru
s tambahan
4. kolaborasi pemberian terapi obat aminophilin
14.30 (06-18) 2x3 ml

I: Implementasi
14.35 1. Mempertahankan pemberian oksigen ruangan 2
liter
Hasil: bayi tampak tenang, retraksi dada
berkurang
2. Mengobservasi irama napas, kedalaman, kesim
14. 40 etrisan pergerakan dinding dada
Hasil: RR: 47x/menit
Tidak tampak otot bantu nafas
3. Mengauskultasi daerah paru, catat adanya buny
18.00 i napas tambahan
Hasil: tidak ada suara nafas tambahan. Sura
nafas kedua paru vesikuler
5. Berkolaborasi pemberian terapi obat
aminophilin (06-18) 2x3 ml

E: masih tampak retraksi dada. Masalah belum tertasi

Ttd

Ida Lestari
2. Sabtu, Defisit nutrisi 14.30 S:-
20November berhubungan O:
2021 dengan imaturitas - Mukosa tampak kering
reflek menghisap
- CRT<2 detik
- Reflek hisap masih lemah
- Tidak ada respon saat diberi rangsangan
disekitar muut
A: Gangguan kebutuhan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV tiap 3 jam
2. Pertahankan pemberian cairan PICC Ka-En 4B
150cc/24 jam
3. Monitoring adanya penurunan BB
4. Monitor hidrasi (turgor kulit, kelembaban muk
osa, dan warna kulit)
5. Catat intake-ouput
6. Edukasi keluarga mengenai pemberian
pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi lewat NGT
I: Implementasi
1. Memonitor TTV tiap 3 jam
Hasil:
- Jam 14.30
S : 37,3o C, N : 145x/mnt, RR : 44 x/mnt
- Jam: 17.30
S : 36,5o C, N : 148x/mnt, RR : 45 x/mnt
- Jam: 20.30
S : 36,8o C, N : 142x/mnt, RR : 43 x/mnt
2. Mempertahankan pemberian cairan PICC Ka-
14.50 En 4B 150cc/24 jam
Hasil: cairan infus terpasag dengan
meggunakan infus pump
3. Memonitor adanya penurunan BB, menimbang
14.55 bayi
R/ BB bayi 1628 gram
4. Memonitor hidrasi
15.00 R/ Mukosa tampak kering dan turgor kulit <2 d
etik
15.00,
18.00, 5. Memberi diit pada bayi 8x35cc
Hasil: dit masuk oral 10 cc sonde 25cc
21.00 6. Edukasi keluarga mengenai pemberian
16.00 pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi lewat NGT
Hasil: ibu bayi mengatakan paham pemberian
susu lewat NGT
20.30 7. Berkolaborasi pemberian san B plex (16) 1x0,6
ml
Hasil: terapi masuk
8. Mengobservasi intake output dan balance
cairan
Hasil: intake: infus-sonde 113,75 cc
Output: BAB/BAK 88cc
Balance: +25,75 cc

E: reflek hisap bayi masih lemah, bayi masih malas


dalam menghisap. Masalah belum teratasi

Ttd

Ida Lestari
3. Sabtu, Risiko hipotermi 14.30 S:-
20November berhubungan O: - suhu badan 36,8°C
2021 dengan kegagalan - Akral teraba hangat
mempertahankan
A: Risiko hipotermi
suhu tubuh
P: lanjutkan intervensi
1. Pertahankan suhu badan bayi dalam rentang
36-37,4°c
2. Pertahankan bayi dalam incubator dengan
suhu 33℃
3. Monitor suhu badan bayi setiap 2 jam
4. Monitor adanya tanda-tanda hipotermia
(akral dingin, menggigil, keringat dingin)
5. Re-Edukasi keluarga mengenai perawatan
Metode Kangguru (PMK)
I: Implementasi
1. Mempertahankan suhu badan bayi dalam
14.30
rentang 36-37,4°c
Hasil: suhu bayi 37°C
2. Mempertahankan suhu badan bayi pada
14.20
inkubator
Hasil: suhu inkubator 36,2°C
3. Mengobservasi suhu badan bayi setiap 2 jam
14.30
- suhu badan 37°C
- suhu badan 36,9°C
- suhu badan 37,2°C
- suhu badan 36,9°C
4. Mengobservasi adanya tanda-tanda hipotermia
14.40 (akral dingin, menggigil, keringat dingin)
Hasil: bayi tdak menggigil, akral hangat
5. Mengedukasi kembali ibu bayi mengenai pera
16.00 watan metode kangguru
Hasil: ibu bayi mengatakan sudah paham
dalam mengenai perawatan metode kangguru,
sudah tidak bingung seperti kemarin
E: suhu badan bayi dalam batas normal, masalah
tertasi sebagian

Ttd

Ida Lestari
4. Sabtu, Risiko infeksi 14.30 S:-
20November O:
2021 - suhu tubuh 37,3℃
- lingkungan dalam incubator dan sekitar incubator
terjaga keberihannya

A: risiko infeksi, belum teratasi


P: lanjutkan intervensi
- jaga kebersihan lingkungan klien
- cuci tangan 5 moment
- kolaborasi pemberian obat Meropenem (08-16-
24) 3x50 mg
I: Implementasi
1. menjaga kebersihan lingkungan bayi,
14.30
hasil: lingkungan di dalam incubator dan luar
incubator tampak bersih
2. mencuci tangan 5 moment
hasil: tangan terjaga kebersihannya
3. berkolaborasi pemberian obat Meropenem (08-1
16.00
6-24) 3x50 mg
hasil: terapi masuk
E: lingkungan klien terjaga kebersihannya

Ttd

Ida Lestari
Hari/ Diagnosa
No. Jam Catatan Perkembangan
Tanggal Keperawatan
1. Senin, Ketidakefektifan 14.30 S:-
22November pola nafas O: - RR: 44x/menit
2021 berhubungan - Tidak terlihat otot bantu nafas
dengan imaturitas A: Ketidakefektifan pola nafas
otot-otot P: lanjutkan intervensi
pernafasan dan 1. Pertahankan pemberin oksigen ruangan 2 liter
penurunan 2. Monitor irama napas, kedalaman, kesimetrisan
ekspansi paru- pergerakan dinding dada
3. Auskutasi daerah paru, catat adanya bunyi nap
paru
as tambahan
I: Implementasi
1. Mempertahankan pemberian oksigen ruangan
2 liter
14.30
Hasil: bayi tampak tenang, retraksi dada
berkurang
2. Mengobservasi irama napas, kedalaman, kesim
14.35
etrisan pergerakan dinding dada
Hasil: RR: 47x/menit
Tidak tampak otot bantu nafas
14. 40
3. Mengauskultasi daerah paru, catat adanya buny
i napas tambahan
Hasil: tidak ada suara nafas tambahan. Sura
nafas kedua paru vesikuler

E: tidak terlihat otot bantu nafas. Masalah tratasi


sebagian

Ttd

Ida Lestari

2. Senin, Defisit nutrisi 14.30 S:-


22November berhubungan O:
2021 dengan imaturitas - Mukosa tampak kering
reflek menghisap
- CRT<2 detik
- Reflek hisap masih lemah
- Tidak ada respon saat diberi rangsangan
disekitar muut
A: Gangguan kebutuhan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV tiap 3 jam
2. Monitoring adanya penurunan BB
3. Monitor hidrasi (turgor kulit, kelembaban muk
osa, dan warna kulit)
4. Catat intake-ouput
I: Implementasi
1. Memonitor TTV tiap 3 jam
Hasil:
14.50
- Jam 14.30
S : 37,3o C, N : 145x/mnt, RR : 44 x/mnt
- Jam: 17.30
S : 36,5o C, N : 148x/mnt, RR : 45 x/mnt
- Jam: 20.30
S : 36,8o C, N : 142x/mnt, RR : 43 x/mnt
2. Memonitor adanya penurunan BB, menimbang
15.00 bayi
R/ BB bayi 1634 gram
3. Memonitor hidrasi
R/ Mukosa tampak kering dan turgor kulit <2 d
15.10 etik
4. Melihat aff PICC bayi
Hasil: PICC berhasil di aff, terapi injek
16.00 dihentikan
5. Memberi diit pada bayi 8x35cc
Hasil: dit masuk oral 15 cc sonde 20cc
15.00,
6. Berkolaborasi pemberian san B plex (16) 1x0,6
18.00, ml
Hasil: terapi masuk
21.00
7. Mengobservasi intake output dan balance
cairan
Hasil: intake: sonde 70 cc
20.30
Output: BAB/BAK 56 cc
Balance: +14cc
E: reflek hisap bayi masih lemah, bayi masih malas
dalam menghisap. Masalah belum teratasi
Ttd

Ida Lestari
3. Senin, Risiko hipotermi 14.30 S:-
22November berhubungan O: - suhu badan 37,3°C
2021 dengan kegagalan - Akral teraba hangat
mempertahankan
A: Risiko hipotermi
suhu tubuh
P: lanjutkan intervensi
1. Pertahankan suhu badan bayi dalam rentang
36-37,4°c
2. Pertahankan bayi dalam incubator dengan
suhu 33℃
3. Monitor suhu badan bayi setiap 2 jam
4. Monitor adanya tanda-tanda hipotermia
(akral dingin, menggigil, keringat dingin)
I: Implementasi
14.30
1. Mempertahankan suhu badan bayi dalam
rentang 36-37,4°c
14.20
Hasil: suhu bayi 37°C
2. Mempertahankan suhu badan bayi pada
inkubator
14.30
Hasil: suhu inkubator 36,2°C
3. Mengobservasi suhu badan bayi setiap 2 jam
- suhu badan 37,3°C
- suhu badan 36,9°C
- suhu badan 37°C
- suhu badan 36,8°C
14.40
4. Mengobservasi adanya tanda-tanda hipotermia
(akral dingin, menggigil, keringat dingin)
Hasil: bayi tdak menggigil, akral hangat
E: suhu badan bayi dalam batas normal, masalah
tertasi sebagian
Ttd

Ida Lestari
4. Senin, Risiko infeksi 14.30 S:-
22November O:
2021 - suhu tubuh 37,3℃
- lingkungan dalam incubator dan sekitar incubator
terjaga keberihannya

A: risiko infeksi, belum teratasi


P: lanjutkan intervensi
- jaga kebersihan lingkungan klien
- cuci tangan 5 moment
I: Implementasi
1. menjaga kebersihan lingkungan bayi,
14.30
hasil: lingkungan di dalam incubator dan luar
incubator tampak bersih
2. mencuci tangan 5 moment
hasil: tangan terjaga kebersihannya
E: lingkungan klien terjaga kebersihannya

Ttd

Ida Lestari

Anda mungkin juga menyukai