TINJAUAN KASUS
A. DATA IDENTITAS
IDENTITAS KLIEN
No.RM : 00-791747
Nama klien : By.Ny.S
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 29 Oktober 2021
Umur : 3 minggu
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Belum Sekolah
Alamat : Kp.Buah Bojong
Tanggal Masuk : 29 Oktober 2021
Diagnosa Medis : BBLR
B. KELUHAN UTAMA
1) Alasan pertama di bawa ke rumah sakit
Bayi baru lahir (BBL) spontan,usia gestasi 31 minggu , Bayi berat badan
rendah (BBLR) BB 1465g PB 41 cm LK 25 cm LD 24cm LP 25cm
LILA 6 cm.
2) Tanda dan gejala yang dilihat oleh orang tua
Ibu klien mengatakan anaknya lahir sangat kecil
Komplikasi kehamilan
- Ibu klien mengatakan selama hamil mengalami mual
muntah sejak usia 1-5 bulan sehingga nafsu makan
menurun.
- Ibu klien mengatakan mengalami pendarahan selama 1
bulan di usia kandungan 4 bulan
- Ibu klien mengatakan merasa seperti kontraksi akan
melahirkan dari usia kandungan 5 bulan hingga usia
kehamilan 31 minggu .
Komplikasi obat
- Ibu klien mengatakan tidak ada komplikasi selama
mengkonsumsi obat yang diberikan
Obat-obat yang didapat
- Ibu klien mengatakan mendapatkan obat vitamin dan
penguat kandungan.
Riwayat hospitalisasi
- Ibu klien mengatakan tidak pernah di rawat selama masa
kehamilan saat terjadi pendarahaan hanyacheck-up dan
hanya di berikan obat penguat.
Golongan darah ibu
- Golongan darah A
b. Intranatal
Awal persalinan
- Ibu klien mengatakan mengatakan merasakan kontraksi
pada sore hari setelah pulang kerja langsung dibawa ke
IGD RS dengan hasil pemeriksaan ketuban sudah pecah di
berikan obat perangsang melalui infus.
Lama persalinan (Kala I – IV)
- Kala I tidak ada penyulit seperti pembukaan lama
kemajuan persalinan sesuai patograf.
- Kala II tidak ada partus macet seperti distosia bahu
- Kala III plasenta lahir spontan lengkap
- Kala IV tidak ada pendarahan atau laserasi jalan lahir
Komplikasi persalinan
- Ketuban pecah dini
- Bayi lahir kurang bulan dengan berat badan lahir rendah
Terapi yang diberikan
- Ketuban pecah dini di beri antibiotic
Cara melahirkan
- Persalinan normal bayi lahir spontan
Tempat melahirkan
- Melahirkan di rumah sakit
c. Postnatal
Usaha nafas ;
( ) dengan bantuan (√ ) spontan
Kebutuhan resusitasi Apgar score menit 1 dan 5
1 menit 5 menit
Warna 1 2
Denyut jantung 2 2
Reflek 1 1
Tonus Otot 1 2
Pernafasan 1 2
Jumlah 6 9
Klien dilakukan resusitasi dengan indikasi membantu
proses adaptasi dari intra ke ekstra uteri dengan tujuan
mengembangkan paru-paru bayi
Obat-obatan yang diberikan pada neonatus :
Vit. K
Interaksi orang tua dan bayi
Ibu klien mengatakan setelah bayinya lahir langsung di bawa
ke NICU, ia tidak sempat menggendong bayinya hanya
melihat sebentar
Trauma lahir
( ) Ada, ...............
(√ ) Tidak
Keluarnya urin/BAB
Tidak ada
Genogram :
Keterangangenogram:
: Laki-laki
: Perempuan
5) Obat/terapi
Nama Obat Dosis Cara Kerja Manfaat
Meropenem 3x50 mg Meropenem Mengatasi
(08-16-24) merupakan antibiotik carbapenem infeksi bakteri
yang menghentikan pertumbuhan
dan perkembangan bakteri dengan
cara menghambat pembentukan
dinding sel bakteri.
San B plex 1x0,3 ml San-B-Plex mengandung Memenuhi
(16) Vitamin A, vitamin D, vitamin kebutuhan
B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin pada
nicotinamide, dexpanthenol, bayi dan anak
vitamin C yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi untuk bayi dan anak,
meningkatkan daya tahan
tubuh anak, dan meningkatkan
nafsu makan anak.
Aminophilin 2x3 mg Aminofilin bekerja dengan menangani gagal
(06-18) cara melebarkan saluran jantung atau
pernapasan yang sebelumnya gangguan
menyempit, sehingga udara pernapasan pada
dapat mengalir dari dan bayi prematur
menuju paru-paru tanpa
hambatan.
6) Aktivitas
Bayi berada didalam incubator
7) Tindakan keperawatan yang telah dilakukan
- Klien terpasang PICC Ka-En 4B 150cc/24 jam
- Klien terpasang O2 ½ liter
- Klien terpasang NGT dengan kebutuhan diet 8x32,5 cc
- Klien diberi terapi obat sesuai jadwal pemberian
8) Pemeriksaan penunjang
Thoraks
Kesan:
- Gambaran Transient Tachypnea of the Newborn (TTN)
- Tidak tampak kardio megali
Pemeriksaan laboratorium
09/11/2021
No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
.
Hematologi
Darah Rutin
6. Golongan Darah A
7. Rhesus POSITIF
Imunoserologi
H. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Bayi tampa baik, bayi menunjukkan gerakan aktif dan
menangis kuat
Kesadaran : composmetis
Tanda vital :
Nadi :166X/menit Suhu :37℃ RR : 41 X/Menit SPO 2 : 97 %
Kesimpulan perkembangan :
(√ ) Menangis bila tidak nyaman
( √) Membuat suara tenggorok yang pelan
(- ) Memandang wajah dengan sungguh-sungguh
(√ ) Mengeluarkan suara
(- ) Berespon secara berbeda terhadap obyek yang berbeda
( -) Dapat tersenyum
( √) Menggerakkan lengan dan tungkai sama mudahnya ketika telentang
( ) Memberi reaksi dengan melihat factor sumber cahaya
( ) Mengoceh dan memberi reaksi terhadap suara
( ) Membalas senyuman
J. INFORMASI LAIN
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Data Subjektif: Faktor ibu: ibu Resiko Hipotermi
- mengalami
Data Objektif: hyperemesis, asupan
- Bayi lahir kurang nutrisi kurang,
bulan 31 minggu komplikasi saat
- Bayi berat lahir kehamilan mengalami
rendah BB 1465 gr, pendarahan
BB saat ini 1616 gr
- Bayi tampak BBLR
diletakkan di dalam
incubator Sedikitnya lemak
- Kulit bayi tampak dibawah jaringan kulit
tipis
Kehilangan panas
melalui kulit
Peningkatan
kebutuhan kalori
Sistem termogulasi
yang imatur
Risiko hipotermi
2. Data Subjektif: Faktor ibu: ibu Ketidakefektifan pola
Data Objektif: mengalami nafas
- Tampak retraksi hyperemesis, asupan
dinding dada nutrisi kurang,
- Terpasang O2 ½ liter komplikasi saat
- RR 41x/mnt kehamilan mengalami
pendarahan
BBLR
Pertumbuhan dinding
dada belum sempurna
Peningkatan kinerja
nafas
Ketidakefektifan pola
nafas
3. Data Subjektif Faktor ibu: ibu Defisit Nutrisi
- Ibu klien mengatakan mengalami
selama hamil makan hyperemesis, asupan
masuk sedikit karena nutrisi kurang,
sering mengalami komplikasi saat
mual kehamilan mengalami
Data Objektif pendarahan
- Bayi berat lahir
rendah BB 1465 gr, BBLR
BB saat ini 1616 gr
- Reflek hisap bayi organ pencernaan
masih lemah imatur
- Klien terpasang NGT
peristaltic belum
sempurna
kurangnya
kemampuan untuk
mencerna makanan
defisit nutrisi
risiko infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas otot-otot pernafas
an dan penurunan ekspansi paru-paru ditandai dengan
Data Subjektif: -
Data Objektif:
- Tampak retraksi dinding dada
- Terpasang O2 ½ liter
- RR 41x/mnt
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan imaturitas reflek menghisap ditandai
dengan
Data Subjektif
- Ibu klien mengatakan selama hamil makan masuk sedikit karena sering
mengalami mual
Data Objektif
- Bayi berat lahir rendah BB 1465 gr, BB saat ini 1616 gr
- Reflek hisap bayi masih lemah
- Klien terpasang NGT
3. Risiko hipotermi berhubungan dengan kegagalan mempertahankan suhu
tubuh ditandai dengan
Data Subjektif: -
Data Objektif:
- Bayi lahir kurang bulan 31 minggu
- Bayi berat lahir rendah BB 1465 gr, BB saat ini 1616 gr
- Bayi tampak diletakkan di dalam incubator
Kulit bayi tampak tipis
4. Resiko Infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang
ditandai dengan
Data Subjektif: -
Data Objektif
- Ketuban pecah dini
- Bayi berat lahir rendah BB 1465 gr, BB saat ini 1616 gr
- Leukosit meningkat 25440 sel/uL
- CRP kuantitatif 40,93 mg/L
PERENCANAAN
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1. Ketidakefektifan Tujuan : Terapi oksigen 1. Memenuhi kebutuhan
pola nafas Setelah dibeikan 1. Pertahankan pemberin oksigen dalam tubuh
berhubungan tindakan oksigen dengan nasal 2. Mengetahui rata-rata ke
keperawatan selama canue ½ liter dalaman dan usaha resp
dengan imaturitas
1x6 jam diharpakn
otot-otot 2. Monitor irama napas, k irasi bayi
pola napas lebih
pernafasan dan efektif edalaman, kesimetrisan 3. mengetahui adanya suar
penurunan Kriteria hasil: pergerakan dinding dad a napas tambahan
ekspansi paru- 1. RR dalam bat a 4. Mempermudah pernapa
paru as normal 3 3. Auskutasi daerah paru, san dan memungkinkan
0-60 x/mnt catat adanya bunyi nap ekspansi paru
2. Saturasi menj as tambahan
adi diatas 90 4. Posisikan untuk ventila
% si yang maksimum
3. Irama napas t 5. Kolaborasi pemberian
eratur obat aminophilin (06-
4. Suara napas 18) 2x3 mg
bersih
Ida Lestari
Rabu Defisit nutrisi 1. Jam : 07.00 Pukul: 13.55
17/11/21 berhubungan Memonitor TTV tiap 3 jam S:-
dengan imaturitas Hasil: O:
reflek menghisap - Jam 07.00 - Mukosa tampak kering
S : 37,3o C, N : 145x/mnt, RR : - CRT<2 detik
42 x/mnt
- Reflek hisap masih lemah
- Jam: 10.00
S : 36,5o C, N : 148x/mnt, RR : - Bayi tampak malas
45 x/mnt menghisap saat diberi susu
- Jam: 13.00 lewat dot
S : 36,8o C, N : 142x/mnt, RR : - intake: infus-sonde 108,75
42 x/mnt cc
2. Pukul 08.30 Output: BAB/BAK 52 cc
Mempertahankan pemberian cairan Balance: +56,75 cc
PICC Ka-En 4B 150cc/24 jam A: Gangguan kebutuhan nutrisi:
Hasil: cairan infus terpasag dengan kurang dari kebutuhan tubuh
meggunakan infus pump belum teratasi
3. Jam 08.40 P: lanjutkan intervensi
Memonitor adanya penurunan BB, 1. Monitor TTV tiap 3 jam
menimbang bayi 2. Pertahankan pemberian
R/ BB bayi 1616 gram cairan PICC Ka-En 4B
4. Jam 08.50 150cc/24 jam
Memonitor hidrasi 3. Monitoring adanya penurun
R/ Mukosa tampak kering dan turgo an BB
r kulit <2 detik 4. Monitor hidrasi, (turgor kul
5. Jam 08.00-14.00 it, kelembaban mukosa, dan
Mengobservasi intake output dan warna kulit)
balance cairan 5. Edukasi keluarga mengenai
Hasil: intake: infus-sonde 108,75 cc pemberian pemenuhan
Output: BAB/BAK 52 cc kebutuhan nutrisi bayi
Balance: +56,75 cc lewat NGT
6. Jam 09.00 dan 12.00
Memberi diit pada bayi 8x32,5cc Ttd
Hasil: dit masuk oral 10 cc sonde
22,5 cc
Ida Lestari
Ttd
Ida Lestari
I: Implementasi
1. Mempertahankan pemberian oksigen ruangan 2
08.00 liter
Hasil: bayi tampak tenang, retraksi dada
berkurang
08.15 2. Mengobservasi irama napas, kedalaman, kesimet
risan pergerakan dinding dada
Hasil: RR: 47x/menit
Tampak retraksi dinding dada
3. Mengauskultasi daerah paru, catat adanya bunyi
08.20 napas tambahan
Hasil: tidak ada suara nafas tambahan. Sura
nafas kedua paru vesikuler
Ttd
Ida Lestari
2. Jumat, 19 Defisit nutrisi 08.00 S:-
November berhubungan O:
2021 dengan imaturitas - Mukosa tampak kering
reflek menghisap
- CRT<2 detik
- Reflek hisap masih lemah
- Tidak ada respon saat diberi rngsangan
disekitar muut
A: Gangguan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV tiap 3 jam
2. Pertahankan pemberian cairan PICC Ka-En 4B
150cc/24 jam
3. Monitoring adanya penurunan BB
4. Monitor hidrasi, (turgor kulit, kelembaban muko
sa, dan warna kulit)
5. Catat intake-output
6. Edukasi keluarga mengenai pemberian
pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi lewat NGT
I: Implementasi
1. Memonitor TTV tiap 3 jam
Hasil:
- Jam 07.00
S : 37,3o C, N : 145x/mnt, RR : 44 x/mnt
- Jam: 10.00
S : 36,5o C, N : 148x/mnt, RR : 45 x/mnt
- Jam: 13.00
S : 36,8o C, N : 142x/mnt, RR : 43 x/mnt
2. Mempertahankan pemberian cairan PICC Ka-En
08.30 4B 150cc/24 jam
Hasil: cairan infus terpasag dengan meggunakan
infus pump
3. Memonitor adanya penurunan BB, menimbang ba
08.40 yi
R/ BB bayi 1632 gram
4. Memonitor hidrasi
08.50
R/ Mukosa tampak kering dan turgor kulit <2 det
ik
08.00- 5. Mengobservasi intake output dan balance cairan
Hasil: intake: infus-sonde 113,75 cc
14.00
Output: BAB/BAK 85 cc
Balance: +28,75 cc
09.00, 6. Memberi diit pada bayi 8x35cc
Hasil: dit masuk oral 10 cc sonde 25cc
12.00
Ttd
Ida Lestari
3. Jumat, 19 Risiko hipotermi 08.00 S:-
November berhubungan O: - suhu badan 36,9°C
2021 dengan kegagalan - Akral teraba hangat
mempertahankan
A: Risiko hipotermi
suhu tubuh
P: lanjutkan intervensi
1. Pertahankan suhu badan bayi dalam rentang
36-37,4°c
2. Pertahankan bayi dalam incubator dengan
suhu 33℃
3. Monitor suhu badan bayi setiap 2 jam
4. Monitor adanya tanda-tanda hipotermia (akral
dingin, menggigil, keringat dingin)
5. Edukasi keluarga mengenai perawatan Metode
Kangguru (PMK)
I: Implementasi
08.00 1. Mempertahankan suhu badan bayi dalam
rentang 36-37,4°c
Hasil: suhu bayi 37°C
08.10 2. Mempertahankan suhu badan bayi pada
inkubator
Hasil: suhu inkubator 36,2°C
08.15 3. Mengobservasi suhu badan bayi setiap 2 jam
- suhu badan 37°C
- suhu badan 36,9°C
- suhu badan 37,2°C
08.20 - suhu badan 36,9°C
4. Mengobservasi adanya tanda-tanda hipotermia
(akral dingin, menggigil, keringat dingin)
Hasil: bayi tdak menggigil, akral hangat
5. Mengedukasi ibu bayi mengenai perawatan
13.30 metode kangguru
Hasil: ibu bayi mengatakan masih belum paham
dan terasa belum nyaman dengan metode
kangguru
E: suhu badan bayi dalam batas normal, masalah tertasi
sebagian
Ttd
Ida Lestari
4. Jumat, 19 Risiko infeksi 07.30 S:-
November O:
2021 - suhu tubuh 37,2℃
- lingkungan dalam incubator dan sekitar incubator t
erjaga keberihannya
- hasil lab: 18/11/2021
Hb: 11,9
Leukosit: 12260
Eritrosit: 3,33 (menurun)
Hematocrit: 32,2
Trombosit: 228000
CRP kuantitatif <0,50
Ida Lestari
Hari/ Diagnosa
No. Jam Catatan Perkembangan
Tanggal Keperawatan
1. Sabtu, Ketidakefektifan 14.30 S:-
20November pola nafas O: - RR: 44x/menit
2021 berhubungan - Tidak terlihat otot bantu nafas
dengan imaturitas A: Ketidakefektifan pola nafas
otot-otot P: lanjutkan intervensi
pernafasan dan 1. Pertahankan pemberin oksigen ruangan 2 liter
penurunan 2. Monitor irama napas, kedalaman, kesimetrisan
ekspansi paru- pergerakan dinding dada
3. Auskutasi daerah paru, catat adanya bunyi napa
paru
s tambahan
4. kolaborasi pemberian terapi obat aminophilin
14.30 (06-18) 2x3 ml
I: Implementasi
14.35 1. Mempertahankan pemberian oksigen ruangan 2
liter
Hasil: bayi tampak tenang, retraksi dada
berkurang
2. Mengobservasi irama napas, kedalaman, kesim
14. 40 etrisan pergerakan dinding dada
Hasil: RR: 47x/menit
Tidak tampak otot bantu nafas
3. Mengauskultasi daerah paru, catat adanya buny
18.00 i napas tambahan
Hasil: tidak ada suara nafas tambahan. Sura
nafas kedua paru vesikuler
5. Berkolaborasi pemberian terapi obat
aminophilin (06-18) 2x3 ml
Ttd
Ida Lestari
2. Sabtu, Defisit nutrisi 14.30 S:-
20November berhubungan O:
2021 dengan imaturitas - Mukosa tampak kering
reflek menghisap
- CRT<2 detik
- Reflek hisap masih lemah
- Tidak ada respon saat diberi rangsangan
disekitar muut
A: Gangguan kebutuhan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV tiap 3 jam
2. Pertahankan pemberian cairan PICC Ka-En 4B
150cc/24 jam
3. Monitoring adanya penurunan BB
4. Monitor hidrasi (turgor kulit, kelembaban muk
osa, dan warna kulit)
5. Catat intake-ouput
6. Edukasi keluarga mengenai pemberian
pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi lewat NGT
I: Implementasi
1. Memonitor TTV tiap 3 jam
Hasil:
- Jam 14.30
S : 37,3o C, N : 145x/mnt, RR : 44 x/mnt
- Jam: 17.30
S : 36,5o C, N : 148x/mnt, RR : 45 x/mnt
- Jam: 20.30
S : 36,8o C, N : 142x/mnt, RR : 43 x/mnt
2. Mempertahankan pemberian cairan PICC Ka-
14.50 En 4B 150cc/24 jam
Hasil: cairan infus terpasag dengan
meggunakan infus pump
3. Memonitor adanya penurunan BB, menimbang
14.55 bayi
R/ BB bayi 1628 gram
4. Memonitor hidrasi
15.00 R/ Mukosa tampak kering dan turgor kulit <2 d
etik
15.00,
18.00, 5. Memberi diit pada bayi 8x35cc
Hasil: dit masuk oral 10 cc sonde 25cc
21.00 6. Edukasi keluarga mengenai pemberian
16.00 pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi lewat NGT
Hasil: ibu bayi mengatakan paham pemberian
susu lewat NGT
20.30 7. Berkolaborasi pemberian san B plex (16) 1x0,6
ml
Hasil: terapi masuk
8. Mengobservasi intake output dan balance
cairan
Hasil: intake: infus-sonde 113,75 cc
Output: BAB/BAK 88cc
Balance: +25,75 cc
Ttd
Ida Lestari
3. Sabtu, Risiko hipotermi 14.30 S:-
20November berhubungan O: - suhu badan 36,8°C
2021 dengan kegagalan - Akral teraba hangat
mempertahankan
A: Risiko hipotermi
suhu tubuh
P: lanjutkan intervensi
1. Pertahankan suhu badan bayi dalam rentang
36-37,4°c
2. Pertahankan bayi dalam incubator dengan
suhu 33℃
3. Monitor suhu badan bayi setiap 2 jam
4. Monitor adanya tanda-tanda hipotermia
(akral dingin, menggigil, keringat dingin)
5. Re-Edukasi keluarga mengenai perawatan
Metode Kangguru (PMK)
I: Implementasi
1. Mempertahankan suhu badan bayi dalam
14.30
rentang 36-37,4°c
Hasil: suhu bayi 37°C
2. Mempertahankan suhu badan bayi pada
14.20
inkubator
Hasil: suhu inkubator 36,2°C
3. Mengobservasi suhu badan bayi setiap 2 jam
14.30
- suhu badan 37°C
- suhu badan 36,9°C
- suhu badan 37,2°C
- suhu badan 36,9°C
4. Mengobservasi adanya tanda-tanda hipotermia
14.40 (akral dingin, menggigil, keringat dingin)
Hasil: bayi tdak menggigil, akral hangat
5. Mengedukasi kembali ibu bayi mengenai pera
16.00 watan metode kangguru
Hasil: ibu bayi mengatakan sudah paham
dalam mengenai perawatan metode kangguru,
sudah tidak bingung seperti kemarin
E: suhu badan bayi dalam batas normal, masalah
tertasi sebagian
Ttd
Ida Lestari
4. Sabtu, Risiko infeksi 14.30 S:-
20November O:
2021 - suhu tubuh 37,3℃
- lingkungan dalam incubator dan sekitar incubator
terjaga keberihannya
Ttd
Ida Lestari
Hari/ Diagnosa
No. Jam Catatan Perkembangan
Tanggal Keperawatan
1. Senin, Ketidakefektifan 14.30 S:-
22November pola nafas O: - RR: 44x/menit
2021 berhubungan - Tidak terlihat otot bantu nafas
dengan imaturitas A: Ketidakefektifan pola nafas
otot-otot P: lanjutkan intervensi
pernafasan dan 1. Pertahankan pemberin oksigen ruangan 2 liter
penurunan 2. Monitor irama napas, kedalaman, kesimetrisan
ekspansi paru- pergerakan dinding dada
3. Auskutasi daerah paru, catat adanya bunyi nap
paru
as tambahan
I: Implementasi
1. Mempertahankan pemberian oksigen ruangan
2 liter
14.30
Hasil: bayi tampak tenang, retraksi dada
berkurang
2. Mengobservasi irama napas, kedalaman, kesim
14.35
etrisan pergerakan dinding dada
Hasil: RR: 47x/menit
Tidak tampak otot bantu nafas
14. 40
3. Mengauskultasi daerah paru, catat adanya buny
i napas tambahan
Hasil: tidak ada suara nafas tambahan. Sura
nafas kedua paru vesikuler
Ttd
Ida Lestari
Ida Lestari
3. Senin, Risiko hipotermi 14.30 S:-
22November berhubungan O: - suhu badan 37,3°C
2021 dengan kegagalan - Akral teraba hangat
mempertahankan
A: Risiko hipotermi
suhu tubuh
P: lanjutkan intervensi
1. Pertahankan suhu badan bayi dalam rentang
36-37,4°c
2. Pertahankan bayi dalam incubator dengan
suhu 33℃
3. Monitor suhu badan bayi setiap 2 jam
4. Monitor adanya tanda-tanda hipotermia
(akral dingin, menggigil, keringat dingin)
I: Implementasi
14.30
1. Mempertahankan suhu badan bayi dalam
rentang 36-37,4°c
14.20
Hasil: suhu bayi 37°C
2. Mempertahankan suhu badan bayi pada
inkubator
14.30
Hasil: suhu inkubator 36,2°C
3. Mengobservasi suhu badan bayi setiap 2 jam
- suhu badan 37,3°C
- suhu badan 36,9°C
- suhu badan 37°C
- suhu badan 36,8°C
14.40
4. Mengobservasi adanya tanda-tanda hipotermia
(akral dingin, menggigil, keringat dingin)
Hasil: bayi tdak menggigil, akral hangat
E: suhu badan bayi dalam batas normal, masalah
tertasi sebagian
Ttd
Ida Lestari
4. Senin, Risiko infeksi 14.30 S:-
22November O:
2021 - suhu tubuh 37,3℃
- lingkungan dalam incubator dan sekitar incubator
terjaga keberihannya
Ttd
Ida Lestari