Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERUBAHAN SYSTEM INTEGUMEN

Mata Kuliah: ASKEB NEONATUS,BAYI DAN

Dosen Pengampu: I Gusti Ayu Mirah WS, SST, M,Keb

NIP. 198203292006042001

Disusun Oleh :

SELLA ANTASARI (2015301027)

SHERLLY PUJI INTAN SARI (2015301028)

SIWI JOGSE ARISTIATI (2015301030)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang tiada henti-hentinya
memberikan kenikmatan dan karunia kepada semua makhluk-Nya sehingga kami
bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,keluarganya, para sahabatnya, serta
orang-orang yang mengikuti risalahnya hingga akhir zaman. Alhamdulillah,
dengan izin Allah kami telah menyelesaikan tugas makalah tentang “Perubahan
System Integumen pada Bayi Baru Lahir Normal (Asuhan Neonatal)”.

Penyusunan makalah ini dapat terwujud dan Penyusun menyadari dalam makalah
ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan maupun
pengalaman kami. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi memperbaiki kekurangan ataupun kekeliruan yang ada.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat  bagi para mahasiswa
kebidanan untuk menambah wawasan dalam bidang kesehatan. Penyusun mohon
maaf apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penyusun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Penyusun  berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Selasa,31 Agustus 2021

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam uterus semua kebutuhan janin secara sempurna dilayani pada kondisi
normal yaitu : nutrisi dan oksigen disuplai oleh sikulasi ibu melalui  plasenta,
plasenta, produk buangan buangan tubuh dikeluarkan dikeluarkan dari janin
melalui melalui plasenta, plasenta, lingkungan yang aman disekat oleh plasenta,
membran dan cairan amnion untuk menghindari syok dan trauma, infeksi dan
perubahan dalam temperatur. Perubahan fisiologis yang menonjol yang
diperlukan pada bayi baru lahir adalah peralihan dari sirkulasi plasenta atau janin
ke pernafasan sendiri. Kehilangan hubungan plasenta berarti kehilangan penopang
metabolik sepenuhnya, terutama suplai oksigen dan pelepasan karbondioksida.
Stress  persalinan yang normal menimbulkan perubahan pola pertukaran
pertukaran gas plasenta, gas plasenta, keseimbangan asam basa dalam darah dan
aktifitas normal ini atau meningkatkan asfiksia janin (suatu kondisi hipoksemia,
hiperkapnia, dan asidosis) akan mempengaruhi penyesuaian janin ke kehidupan di
luar uterus. Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah
satu siklus kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu
menuju kemandirian fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini dikenal sebagai
periode transisi atau saat dimulainya adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan
di luar uterus. Tenaga kesehatan, khususnya bidan, perawat maternitas dan
perawat perinatologi harus selalu berupaya untuk mengetahui  periode  periode
transisi/adaptasi transisi/adaptasi ini yang berlangsung berlangsung sangat cepat.
Bayi baru lahir, dalam hal ini bayi yang berusia kurang dari satu bulan merupakan
golongan umur yang paling rentan atau memiliki resiko gangguan paling tinggi.
Proses transisi atau adaptasi terjadi di segala sistem pada tubuh bayi, termasuk
pada sistem integumen.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Sistem Integumen?
2. Apa saja Perubahan Sistem Integumen pada Neonatus?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian atau definisi dari Sistem Integumen
2. Untuk mengetahui Perubahan Sistem Integumen pada  Neonatus
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pengertian Sistem Integumen Integumen

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,


melindungi, dan menginformasikan hewan/manusia terhadap lingkungan
sekitarnya. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini
terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan
sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau
lingkungan eksternal). Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin
“integumentum“ yang berarti “penutup”.

Sesuai dengan fungsinya, organ organ pada sistem integumen berfungsi menutup
organ atau jaringan dalam manusia dari kontak luar.Sistem Integumen pada
manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak dan
kelenjar susu. keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen
mampu integumen mampu memperbaiki sendiri ( self-repairing ) dan mekanisme
pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam
tubuh) Kritiyanasari, 2010)

2.2 Sistem Kulit

2.2.1  Sebelum Lahir

Verniks kaseosa merupakan zat lemak superfisial yang melapisi kulit janin
dari peregahan gestasi da jumlahnya menurun sesuai dengan pertambahan
usia gestasi. Lanugo adalah generasi pertama rambut tubuh yang
halus dan tidak
 berpigmen; rambut ini muncul pada minggu ke-12 dan umumnya rontok
sebelum lahir. Verniks kaseosa cenderung menumpuk di tempat
pertumbuhan lanugo yang
 padat dan tampak jelas pada bayi prematur di wajah, telinga, dan bahu
serta lipatan-lipatan.

Pada aterm, sisa veriks ditemukan di alir, telinga dan celah kulit. Verniks
kaseosa terdiri dari sekresi kelenjar sebasea dan sel kulit serta kaya
trigliserida, kolesterol, dan lemak.Perannya adalah melindungi dari cairan
amion dan mencegah janin kehilangan air dan elektrolit. Verniks kaseosa
membentuk insulasi bagi kulit dan membantu mengurangi friksi saat
persalinan.

2.2.2  Setelah Lahir

a.  Sistem Kulit Pada Bayi Baru Lahir Aterm

Pada bayi baru lahir, produksi melanin dan pigmentasi rendah sehingga
kulit rentan terhadap kerusakan oleh sinar ultraviolet. Namun, sisa hormon
ibu dan plasenta dapat menimbulkan pigmentasi transien di bagian kulit
tertentu. Kulit neonatus tampak tipis, kenyal, dan mudah terkelupas oleh
gesekan. Tekanan atau zat PH yang berbeda ini menyebabkan kulit
melepuh dan mudah terinfeksi. Kulit dihinggapi flora selama 24 jam
kelahiran. Bulu-bulu halus menutupi kulit dan bahu, lengan bagian atas
dan paha.

Warna kulit bayi umumnya tergantung pada asal etnis bayi mulai dari
merah jambu dan putih hingga ke coklat tua. Puting susu dan alat
kelamin
 berwarna lebih tua dan mungkin terdapat linea nigra. Bayi yang berkulit
gelap menjadi lebih berwarna dalam minggu-minggu pertama
kehidupannya walaupun telapak tangan dan kakinya berwarna lebih pucat
daripada bagian tubuh lainnya. Pada hidung dan dagu terdapat kelenjar
yang menggembung yang disebut milia. Pada bayi berkulit hitam asli
Amerika atau bayi-bayi Asia memiliki bercak mongolia , bercak ini
cenderung menghilang pada tahun pertama. Verniks, kulit, dan terutama
talipusat dapat berwarna kuning kecoklatan jika cairan amnion telah
diwarnai oleh mekonium selama atau sebelum bayi lahir, hal ini sering
terjadi akibat anoksia intrauteri.

Kulit telapak tangan dan kaki bayi dewasa banyak yang terkelupas.
Kukunya panjang dan melekat erat pada jari. Kadang-kadang
panjangnya melebihi ujung jari. Rambutnya halus dan lembut namun
sebagian bayi ada yang tidak memiliki rambut dan kelihatan agak botak
sementara.

 b.  Sistem Kulit Pada Bayi Prematur

Epidermis bayi prematur lebih tipis, sangat halus, dan cenderung berwarna
merah tua tampak seperti gelatinosa, mudah berdarah, serta mudah
mengalami luka memar. Epidermis bayi prematur mungkin memiliki
ketebalan hanya lima lapisan dibandingkan dengan 15 lapisan bayi aterm.
Bayi prematur memiliki kulit

merah berkilap translusen yang menjadi lebih merah muda sebelum


menajadi
 putih seperti kulit bayi aterm. Pengeringan kulit merupakan proses
pematangan yang normal. Zat yang menggangu proses keratinisasi,
misalnya emolien, dapat memperlambat perkembangan kulit menjadi
sawar yang efektif. Pengeluaran air transepidermis dapat dibatasi dengan
pemakaian selimut termal, yang mengubah aliran udara dan
mempertahankan lapisan insulator udara jenuh tetap berkontak dengan
kulit.

Rambutnya halus, lunak, seringkali menutupi kulit kepala, muka dan alis.
Pada bayi aterm rambut lanugo biasanya hilang atau digantikan dengan
rambut velus. Bayi lewat bulan memiliki kulit yang terkelupas, tingkat
pengelupasan kulit yang berat memberi kesan iktiosis kongenital. Banyak
neonatus yang pada kulitnya timbul papula putih, kecil, kadang-kadang
vesikolupustular diatas dasar yang eritematosa, 1-3 hari setelah lahir.
Eritematosa menetap selama 1 minggu dan biasanya tersebar pada muka,
batang tubuh dan tungkai.

2.1 Sistem Adaptasi Perubahan Kulit

Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk pada saat lahir, tetapi
masih belum matang . epidermis dan Dermis tidak terikat dengan baik dan
sangat tipis. Verniks caseosa juga melapisi epidermis dan
berfungsi sebagai lapisan
 pelindung. Verniks caseosa berbentuk seperti keju yang di sekresi oleh
kelenjar sebasea dan sel-sel epitel. Pada saat lahir beberapa bayi di lapisi
oleh verniks caseosa yang tebal, sementara yang lainnya hanya tipis saja
pada tubuhnya. Hilangnya pelindungnya yaitu verniks caseosa
meningkatkan deskumasi kulit (
 pengelupasan ), verniks biasanya menghilang dalam 2-3 hari. Pada bayi
baru lahir seringkali terdapat bintik putih khas terlihat di hidung, dahi dan
pipi bayi yang di sebut milia. Bintik ini menyumbat kelenjar sebasea yang
belum berfungsi. Setelah sekitar 2 minggu, ketika kelenjar sebasea mulai
bersekresi secara bertahap tersapu dan menghilang.

Rambut halus atau lanugo dapat terlihat pada wajah, bahu, dan punggung,
dan biasanya cenderung menghilang selama minggu pertama kehidupan.
Pelepasan kulit ( deskuamasi ) secara normal terjadi selama 2-4 minggu
pertama kehidupan. Mungkin terlihat eritema toksikum ( ruam kemerahan
) pada saat lahir,

yang bertahan sampai beberapa hari. Ruam ini tidak menular dan
kebanyakan mengenai bayi yang sehat. Terdapat berbagai tanda lahir (
nevi ) yang bersifat

sementara ( biasanya di sebabkan pada saat lahir) maupun permanen


( biasanya karena kelainan struktur pikmen, pembuluh darah, rambut atau
jaringan lainnya).

Pada kulit dan sklera mata bayi mungkin di temukan warna kekuningan
yang di sebut ikteri. Ikteri di sebabkan karena billirubin bebas yang
berlebihan dalam darah dan jaringan, sebagai akibatnya pada sekitar hari
ek dua atau ke tiga, terjadi hampir 60% hari ke 7 biasanya menghilang.

2.2 Perubahan Sistem Integumen pada integumen pada Neonatus

Kulit, yang mulai berkembang selama minggu ke-11 kehamilan, yang terdiri dari
(tiga) lapisan, yaitu epidermis, dermis, jaringan subkutan.Epidermis adalah
lapisan terluar yang terdiri dari 4 lapisan. Lapisan paling atas paling atas atau
lapisa atau lapisan tanduk (st n tanduk (stratum korneum) adalah ratum korneum)
adalah lapisan yang lapisan yang paling utama dalam melindungi hemostatis
internal tubuh. Melanin, dihasilkan oleh regenerasi lapisan epidermis, merupakan
pigmen kulit yang utama.Dermis adalah lapisan di Dermis adalah lapisan di
bawah epidermins d bawah epidermins dan mengandung an mengandung
pembuluh pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel rambut, dan saraf. Jaringan
subkutan terletak di bawah dermis dan membantu untuk melindungi, membentuk,
dan menyekat tubuh. Lapisan terakhir ini mengandung kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea menghasilkan sebum yang mempunyai
beberapa efek beberapa efek bakterisida. bakterisida. Kulit mampu Kulit mampu
mencegah infeksi mencegah infeksi dan mempunyai dan mempunyai 4 fungsi
utama yaitu: melindungi terhadap cedera, termoregulasi,impermeabilitas, dan
sensoor terhadap sentuhan, nyeri, panas dan dingin.Pada saat lahir semua struktur
kulit tersebut ada, tetapi banyak fungsi kulit yang belum matang. PH kulit yang
normal adalah asam, yang berguna untuk melindungi kulit dari penyebaran
bakteri.

Pada bayi PH kulit lebih tinggi, kulit lebih tipis, dan sekresi keringat dan sebum
sedikit. Akibatnya,bayi lebih rentan terhadap terhadap infeksi infeksi kulit dari
pada daripada anak yang lebih besar atau orang dewasa. Selanjutnya, karena
perlekatan yang longgar antara dermis danepidermis kulit bayi cenderung mudah
melepuh. Sebagai contoh, hal ini tampak sangat nyata bayi mudah cepat alergi
terhadap plester.Kulit pada bayi memainkan bagian yang sangat penting dalam
mencegah infeksi dan oleh karena itu, sangat penting untuk mempertahankan
integritas kulit sebaik mungkin.

Hal ini berarti, bahwa beberapa lesi pada kulit dapat menyebabkan infeksi. Iga
tidak terdapat pada saat lahir dan hanya mulai terbentuk sekitar 2 minggu setelah
lahir, yang menyebabkan penurunan imunitas kulit dan usus.Kelenjar keringat
terdapat pada saat lahir tetapi memerlukan waktu untuk berfungsi berfungsi
secara efisien. efisien. Substansi Substansi seperti seperti keju, yaitu vernix
caseosa, caseosa, yang meutupi kulit pada bayi baru lahir, diproduksi oleh
kelenjar sebaseorsa.Bintik-bintik putih kecil yang dikenal sebagai milia bisa
terdapat terdapat pengelupasan pengelupasan kulit pada saat lahir dan merupakan
merupakan kelenjar kelenjar sebaseoa sebaseoa yang bergelembung.
bergelembung. Deskuamasi Deskuamasi kulit hanya timbul beberapa beberapa
hari setelah setelah lahir.Jika terdapat pengelupasan kulit pada saat lahir dapat
mengindikasikan kehamilan yang berlangsung lama (postmatur), reterdasi
pertumbuhan, atau infeksi dalam rahim seperti sifilis. Kulit bayi baru lahir
ditutupi oleh rambut yang sangat halus yang dikenal sebagai lanugo.Bayi cukup
bulan memiliki kulit kemerahan beberapa jam setelah lahir,setelah itu warna kulit
memucat menjadi normal. Kulit sering terlihat berbecak, terutama di daerah
ekstremitas.Tangan dan kaki terlihat sedikit sianosis. Warna kebiruan ini disebut
akrosianosis yang disebabkan oleh ketidakstabilan vasomotor, statis kapiler,dan
kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini dianggap normal dan bersifat
sementara biasanya berlangsung selama 7-10 hari terutama bila terpajan pada
udara yang dingin. Edema pada wajah dan memar dapat timbul akibat presentasi
presentasi muka atau kelahidran kelahidran dengan forsep. forsep. Petepkir
Petepkir dapat timbul jika daerah tersebut ditekan. Apabila tampak petikie di
seluruh tubuh dapat mengindikasikan adanya masalah seperti hitung platetet
rendah atau infeksi yang harus dilaporkan pada dokter anak.Beberapa kondisi
kulit yang abnormal seperti rash, pustula seharusnya dilaporkan juga ke dokter
karena dapat mengindikasikan adanya infeksi.Beberapa warna kulit yang
abnormal yakni: bruishing, sangat pucat, ikterus atau sianosis seharusnya
dilaporkan pada dokter segera.Fase pertumbuhan folikel rambut terjadi simultan
pada waktu lahir.Selang beberapa bulan, kesinkronan antara kehilangan rambut
dengan pertumbuhan pertumbuhan rambut terganggu terganggu dan akan
menyebabkan menyebabkan banyaknya banyaknya rambut yang tumbuh, dan
sebaliknya terjadi kebotakan. Pertumbuhan rambut lebih cepat pada bayi pria dari
pada bayi wanita.

2.3 Karakteristik Kulit


Kulit pada bayi baru lahir sangat halus terlihat merah kehitaman karena
tipis. Karakteristik pada kulit bayi baru lahir sebagai berikut :

a.  Verniks kaseosa

Kulit dilindungi oleh lemak yang disekresi oleh kelenjar sebasea dan sel-
sel epitel, verniks akan menghilang dalam 2-3 hari.

 b.  Milia

Bintik keputihan yang khas terlihat di hidung, dahi dan pipi bayi baru
lahir, setelah 2 minggu ketika kelenjar keringat mulai bersekresi, millia
secara

 bertahap menghilang.

c.  Lanugo
Rambut halus yang melapisi janin pada saat dalam kandungan, rambut

lanugo akan semakin tampak pada bayi baru lahir prematur.

d. Payudara

Payudara pada bayi laki-laki maupun perempuan mungkin terlihat


membesar karena banyaknya hormone wanita dari darah ibu.
e.  Genetalia

Pada laki-laki testis sudah turun ke dalam skrotum, sedangkan pada


 perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora. f.  Eliminasi
Eliminasi BAB, BAK akan keluar dalam 24 jam pertama mekonium

 berwarna hitam kecoklatan. (Manajemen BBL, 2003)

2.4   FUNGSI KULIT PADA BAYI BARU LAHIR

Kulit bayi yang strukturnya masih sangat halus dan lembut, memiliki
fungsi yang sama dengan kulit orang dewasa antara lain :

1.   Kulit bayi melindungi organ-organ sensitif di dalam tubuh

2.   Menjaga agar bayi berada pada suhu yang tepat dengan


mengeluarkan keringat untuk mendinginkan suhu tubuh
3.   Bulu-bulu halus di permukaan kulit berfungsi menghangatkan

4.   Ribuan ujung syaraf sensitif pada kulit adalah penghubung


antara tubuh bayi dengan dunia luar.
5.   Perlindungan mekanis
6.   Sawar terhadap mikroorganisme dan toksir
7. Termogulasi dan keseimbangan cairan

8. Input sensorik dan komunikasi taktil dengan lingkungan

2.5   TUJUAN PERAWATAN KULIT PADA NEONATAL

1.   Menghindari cedera traumatik

2.   Mencegah kekeringan kulit yang menyebabkan keretakan dan fisura


(defek kulit akibat penebalan keratin yg berlebihan)
3.   Meminimalkan pejanan terhadap obat-obat topikal yang berpotensi
toksik ketika di absorbsi
Daftar pustaka :
file:///C:/Users/user/Downloads/pdf-makalah-adaptasi-fisiologi-s-integumen-
bbl_compress.pdf
Muryanani, Anik, dkk.2008.  Asuhan  Asuhan Bayi Baru Lahir Normal (Asuhan
(Asuhan  Neonatal). Jakarta: Trans Info Media

1. Syahlan.1996.Hipotermia dan Resusitasi Bayi.Jakarta:Departemen Kesehatan


2. Kristiyanasari,Weni.2010.Asuhan Keperawatan Neonatus dan
Anak.Yogyakarta.Nuha Medika
3. Muryanani, Anik, dkk.. 2008. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal (Asuhan
Neonatal). Jakarta: Trans Info Media
4. Muryani, Anik. 2016. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita & Anak Pra Sekolah.
Bogor: In Meida.
5.

Anda mungkin juga menyukai