Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA SISTEM INTEGUMEN


BAYI BARU LAHIR

Disusun Oleh :
1. ABDUL RAHMAN I ISA (751440119034)
2. VIRA APRILIA HUNAWA (751440119064)

KELAS II B

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala,


Rabb Penguasa alam, Rabb yang tiada henti-hentinya memberikan
kenikmatandan karunia kepada semua makhluk-Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti risalahnya
hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, dengan izin Allah kami telah menyelesaikan tugas makalah


tentang “Perubahan Fisiologis Sistem Integumen pada Bayi Baru Lahir
Normal”. Penyusun menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan,
karena keterbatasan kemampuan maupun pengalaman kami. Maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki
kekurangan ataupun kekeliruan yang ada.

Penyusun mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan penyusun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusunberharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Gorontalo, 19 Februari 2021

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................ i

Daftar Isi ......................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
  1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
  1.3 Tujuan.......................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3


1. Pengertian Sistem Integumen................................................................3
2. Perubahan Fisiologis Sistem Integumen pada Neonatus.....................6

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................9


1. Pengkajian .............................................................................................9
2. Diagnosa Keperawatan .........................................................................10
3. Rencana Keperawatan ..........................................................................11

BAB 4 PENUTUP
1. Kesimpulan ...........................................................................................
12

DAFTAR PUSTAKA----------------------------------------------------------------13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam uterus semua kebutuhan janin secara sempurna dilayani pada


kondisi normal yaitu; nutrisi dan oksigen disuplai oleh sikulasi ibu
melaluiplasenta, produk buangan tubuh dikeluarkan dari janin melalui
plasenta, lingkungan yang aman disekat oleh plasenta, membran dan cairan
amnion untuk menghindari syok dan trauma, infeksi dan perubahan dalam
temperatur. Perubahan fisiologis yang menonjol yang diperlukan pada bayi
baru lahir adalah peralihan dari sirkulasi plasenta atau janin ke pernafasan
sendiri. Kehilangan hubungan plasenta berarti kehilangan penopang metabolik
sepenuhnya, terutama suplai oksigen dan pelepasan karbondioksida.
Stresspersalinan yang normal menimbulkan perubahan pola pertukaran gas
plasenta, keseimbangan asam basa dalam darah dan aktifitas normal ini atau
meningkatkan asfiksia janin (suatu kondisi hipoksemia, hiperkapnia, dan
asidosis) akan mempengaruhi penyesuaian janin ke kehidupan di luar
uterus.Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah
satu siklus kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada
ibu menuju kemandirian fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini dikenal
sebagai periode transisi atau saat dimulainya adaptasi bayi baru lahir terhadap
kehidupan di luar uterus. Tenaga kesehatan, khususnya bidan, perawat
maternitas dan perawat perinatologi harus selalu berupaya untuk
mengetahuiperiode transisi/adaptasi ini yang berlangsung sangat cepat. Bayi
baru lahir, dalam hal ini bayi yang berusia kurang dari satu bulan merupakan
golongan umur yang paling rentan atau memiliki resiko gangguan paling
tinggi. Proses transisi atau adaptasi terjadi di segala sistem pada tubuh bayi,
termasuk pada sistem integumen.

 1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Sistem Integumen?
2. Apa saja Perubahan Fisiologis Sistem Integumen pada Neonatus?
3. Bagaimana Asuhan Keperawatan Dengan Sistem Integumen Pada
1
Bayi Baru Lahir?
4.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian atau definisi dari Sistem Integumen
2. Untuk mengetahui Perubahan Fisiologis Sistem Integumen pada

2
BAB 2 
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Sistem Integumen

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,


melindungi, dan menginformasikan hewan/manusia terhadap lingkungan
sekitarnya. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem
ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar
(keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan
internal atau lingkungan eksternal). Integumen merupakan kata yang berasal
dari bahasa Latin “integumentum“,  yang berarti “penutup”.  Sesuai dengan
fungsinya, organ-organ pada sistem integumen berfungsi menutup organ
ataujaringan dalam manusia dari kontak luar.
Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut,
kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen
mampu memperbaiki sendiri ( self-repairing ) dan mekanisme pertahanan
tubuhpertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh).

1. Kulit
Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh manusia. Pada vertebrata struktur
kulit dibagi menjadi 2 bagian, bagian terluar disebut epidermis, dan bagian
dalam dermis.
a) Epidermis merupakan lapisan luar yang selalu terdiri dari jaringan epitel
berlapis banyak dan berasal dari derivat ectoderm.
b)   Dermis atau torium. Di dalam dermis terdapat kelenjar keringat, kelenjar
minyak, pembuluh darah, ujung-ujung saraf dan kantung rambut.

Kulit dibagi kedalam dua kategori :


- Kulit tebal
Dapat dijumpai pada telapak tangan dan telapak kaki. kulit dari telapak tangan
mempunyai alur yang selalu konstan polanya yang digunakan dalam
dactiloscopy atau ilmu merajah tangan (astrologi).dilihat dari penampang
meintangnya tampak tidak merata karena adanya papilla dermis yang menonjol
ke epidermis. Terbentuknya kulit teba antara lain :
v Mula-mula terjadi pembelahan mitos pada stratum germinativum
v Dilanjutkan denga pedorongan sel-sel hasil pembelahan mitosis ini keluar
3
v Sel-sel yang terdorong keluar ini akan mengalami proses penandukan
(kornivikasi)
v Kemudian sel-sel yang telah mengalami penandukan akan terlepaskan
Lapisan epidermis kulit tebal :
a)    Stratum germinativum, lapisan in terdiri 2 lapisan :
    Lapisan basal dan Stratum spnosium
b)   Stratum granulosum
c)    Stratum lusidum
d)   Stratum corneum
Lapisan dermis kulit tebal :
a)    Stratum papilare, lapisan ini membentuk penjorokan-penjorokan ke
epidermis yang disebut papilla dermis.
b)   Stratum retikulare , sifatnya lebih padat daripada stratum papillare, elemen
seluler lebih sedikit di bandingkan lapisan di atasnnya .

- Kulit tipis
Kulit tipis meliput semua permukaan kulit kecuali pada telapak tangan dan kaki,
kulit yang paling tipis terdapat pada kelopak mata ± 0,5 mm, sedangkan yang
tertebal di bagian punggung yaitu ± 5 mm.
 pada kulit tipis dapat di jumpai : kelenjar keringat, kelenjar keringat , kelenjar
lemak atau minyak yang berhubungan dan tidak berhubungan dengan akar
rambut .
Struktur yang membangun epidermis tipis, terdiri dari :
v  Stratum germinativum
v  Stratum spinosum, tipis saja
v  Stratum granulosum, yangtidak kontinyu
v  Stratum korneum juga tipis, stratum lusidum tidak ada.

Fungsi – fungsi kulit


·           Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.
·           Sebagai alat peraba.
·           Sebagai pelindung organ dibawahnya.
·           Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari.
·           Pengatur suhu tubuh.
·           Tempat menimbun lemak.
Pigmentasi kulit
Didalam kulit terdapat butir-butir melanin, terutama pada stratum germinativum
pada bagian epidermis. Fungsi dari melanin adalah melindungi tubuh dari
bahaya sinar ultra violet. Cara terjadinya pembentukan melanin , adalah sebagai
berikut :
v  Sel-sel yang berperan dalam menghasilkan butir-butir pigmen disebut
melanobast,
4
v  Di dalam sitopasma sel terdapat enzim depaoksidase . darah membawa asam
amino  tyrosin.
v   Tyrosin oleh enzim depaoksidase denga bantuan sinar ultra volet diubah
menjadi melanin.

2. Rambut
Rambut tumbuh pada bayi sejak didalam kandungan ibu, tepatnya ketika janin
berusia 8-12 minggu kehamilan. Rambut tumbuh pada bayi disebut juga sebagai
lanugo.
fungsi rambut:
a)        Isolator , pengatur suhu tubuh
b)        Organ indera misalnya pada vibrissae atau rambut sinus.
Dalam fase pertumbuhan rambut pada bayi terbagi menjadi 3 tahap,yaitu: 
• Fase Anagen : Dimana rambut bayi mengalami awal pertumbuhannya

• Fase Katagen: merupakan tahapan menuju akhir yaitu ketika rambut


mulai tumbuh lebat dan memanjang saat dalam kandungan.

• · Fase Telogen : yaitu dimana saat rambut mati mulai berbugaran.


3. Bulu atau feather
Hampir semua bayi lahir pasti memiliki bulu – bulu halus, tipis dan panjang
ditubuhnya yang disebut lanugo. Lanugo mulai tumbuh sejak janin berusia 5
bulan, dan akan hilang menjelang proses kelahiran digantikan oleh rambut
sesungguhnya yang lebih tebal. Tapi seringkali, ketika bayi lahir, dibeberapa
dibagian tubuh tertentu lanugo belum rontok seluruhnya. Lanugo biasanya
akan hilang dengan sendirinya beberapa setelah bayi lahir.
4. kuku
Kuku adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari.
Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian
terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Pertumbuhan kuku 1 minggu ± 0,5
mm, kuku jari tangan tumbuh lebih cepat dibandingkakn kuku jari
kaki. Pertumbuhan kuku jugadipengaruhi oleh panas tubuh.
Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya,
kalau kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa, pertumbuhan kuku
sangat lamban dan rapuh. . Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari
yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara
kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein
yang kaya akan sulfur.
Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang
memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan.
Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena
5
kandungan airnya sangat sedikit.

2. Fungsi Sistem Integumen


a.    Pelindung dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet dan
mekanik, kimia, atau suhu
b.    Penerima sensasi, sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu
c.    Pengatur suhu, menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin dan
meningkatkan kehilangan panas saat suhu panas
d.   Fungsi metabolic,  menyimpan energi melelui cadangan lemak, sintesis
vitamin  D.
e.    Ekskresi dan absorpsi

Perubahan Fisiologis Sistem Integumen Pada Neonatus

Kulit, yang mulai berkembang selama minggu ke-11 kehamilan, yang


terdiri dari (tiga) lapisan, yaitu epidermis, dermis, jaringan
subkutan.Epidermis adalah lapisan terluar yang terdiri dari 4 lapisan.
Lapisanpaling atas atau lapisan tanduk (stratum korneum) adalah lapisan yang
paling utama dalam melindungi hemostatis internal tubuh. Melanin, dihasilkan
oleh regenerasi lapisan epidermis, merupakan pigmen kulit yang utama.
Dermis adalah lapisan di bawah epidermins dan mengandung pembuluh darah,
pembuluh limfe, folikel rambut, dan saraf. Jaringan subkutan terletak di
bawah dermis dan membantu untuk melindungi, membentuk, dan menyekat
tubuh. Lapisan terakhir ini mengandung kelenjar keringat dan kelenjar
sebasea. Kelenjar sebasea menghasilkan sebum yang mempunyaibeberapa
efek bakterisida. Kulit mampu mencegah infeksi dan mempunyai 4fungsi
utama yaitu: melindungi terhadap cedera, termoregulasi, impermeabilitas,
dan sensoor terhadap sentuhan, nyeri, panas dan dingin.
Pada saat lahir semua struktur kulit tersebut ada, tetapi banyak fungsi
kulit yang belum matang. PH kulit yang normal adalah asam, yang berguna
untuk melindungi kulit dari penyebaran bakteri. Pada bayi PH kulit lebih
tinggi, kulit lebih tipis, dan sekresi keringat dan sebum sedikit. Akibatnya,bayi
lebih rentan terhadap infeksi kulit daripada anak yang lebih besar atau orang
dewasa. Selanjutnya, karena perlekatan yang longgar antara dermis dan
epidermis kulit bayi cenderung mudah melepuh. Sebagai contoh, hal ini
tampak sangat nyata bayi mudah cepat alergi terhadap plester.
6
Kulit pada bayi memainkan bagian yang sangat penting dalam
mencegah infeksi dan oleh karena itu, sangat penting untuk mempertahankan
integritas kulit sebaik mungkin. Hal ini berarti, bahwa beberapa lesi pada kulit
dapat menyebabkan infeksi. Iga tidak terdapat pada saat lahir dan hanya mulai
terbentuk sekitar 2 minggu setelah lahir, yang menyebabkan penurunan
imunitas kulit dan usus.
Kelenjar keringat terdapat pada saat lahir tetapi memerlukan waktu
untukberfungsi secara efisien. Substansi seperti keju, yaitu vernix caseosa,
yang meutupi kulit pada bayi baru lahir, diproduksi oleh kelenjar sebaseorsa.
Bintik-bintik putih kecil yang dikenal sebagai milia  bisa
terdapatpengelupasan kulit pada saat lahir dan merupakan kelenjar
sebaseoa yangbergelembung. Deskuamasi kulit hanya timbul beberapa hari
setelah lahir. Jika terdapat pengelupasan kulit pada saat lahir dapat
mengindikasikan kehamilan yang berlangsung lama (postmatur), reterdasi
pertumbuhan, atau infeksi dalam rahim seperti sifilis. Kulit bayi baru lahir
ditutupi oleh rambut yang sangat halus yang dikenal sebagai lanugo.
Bayi cukup bulan memiliki kulit kemerahan beberapa jam setelah lahir,
setelah itu warna kulit memucat menjadi normal. Kulit sering terlihatberbecak,
terutama di daerah ekstremitas.Tangan dan kaki terlihat sedikit sianosis.
Warna kebiruan ini disebut akrosianosis yang disebabkan oleh ketidakstabilan
vasomotor, statis kapiler, dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini
dianggap normal dan bersifatsementara biasanya berlangsung selama 7-10 hari
terutama bila terpajan pada udara yang dingin. Edema pada wajah dan memar
dapat timbul akibat presentasi muka atau kelahidran dengan forsep. Petepkir
dapat timbul jika daerah tersebut ditekan. Apabila tampak petikie di seluruh
tubuh dapat mengindikasikan adanya masalah seperti hitung platetet rendah
atau infeksi yang harus dilaporkan pada dokter anak.
Beberapa kondisi kulit yang abnormal seperti rash, pustula seharusnya
dilaporkan juga ke dokter karena dapat mengindikasikan adanya infeksi.
Beberapa warna kulit yang abnormal yakni: bruishing, sangat pucat, ikterus
atau sianosis seharusnya dilaporkan pada dokter segera.
Fase pertumbuhan folikel rambut terjadi simultan pada waktu lahir. Selang
beberapa bulan, kesinkronan antara kehilangan rambut denganpertumbuhan
rambut terganggu dan akan menyebabkan banyaknya rambut yang tumbuh,
dan sebaliknya terjadi kebotakan. Pertumbuhan rambut lebih cepat pada bayi
pria daripada bayi wanita.

7
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkjian
1. Pengkajian data pasien
Pada pengkajian dilakukan untuk pengumpulan data dasar tentang
pasien. Pengkajian data terhadap bayi baru lahir yaitu sebagai
berikut :
- Umur ibu
- Masa gestasi
- Riwayat kesehatan
- Pengaruh obat
- Keadaan ibu
- Lama persalinan

2. Pemeriksaan fisik pada bayi harus dilakukan 24 jam dan dilakukan


setelah bayi berada di ruang perawatan. Tujuan pemeriksaan untuk
mendeteksi kelainan yang mungkin terabaikan pada pemeriksaan
dikamar bersalin.
1. Pemeriksaan Apgar
Penilaian dilakukan berdasarkan denyut jantung, pernapasan,
aktivitas otot, refleks gerak, dan warna kulit bayi. Kriteria nilai dari
masing-masing kriteria Apgar Score adalah:
- Activity (aktivitas otot)
Jika bayi menggerakkan kedua kaki dan tangannya secara spontan
begitu lahir, maka skor yang diberikan adalah 2
Jika bayi hanya melakukan sedikit gerakan begitu lahir, maka skor
yang diberikan adalah 1
Jika bayi tidak bergerak sama sekali begitu ia lahir , maka skor
yang diberikan adalah 0
- Pulse (denyut jantung)
Jika jantung bayi berdenyut setidaknya 100 kali per menit, maka
skor yang diberikan adalah  2

9
Jika jantung bayi berdenyut kurang dari 100 kali per menit, maka
skor yang diberikan adalah 1
Jika jantung bayi tidak berdenyut sama sekali, maka skor yang
diberikan adalah 0
- Appearance (warna kulit)
Jika seluruh kulit di tubuhnya berwarna kemerahan, maka skor
yang diberikan adalah 2
Jika kulit tubuh bayi berwarna kemerahan, tetapi tangan dan
kakinya berwarna kebiruan, maka skor yang diberikan adalah 1
Jika seluruh kulit bayi berwarna kebiruan, keabu-abuan, atau pucat
pasi, maka skor yang diberikan adalah 0
- Grimace (reflek gerak)
Jika bayi menangis, batuk atau bersin, serta menarik diri ketika
dokter memberikan rangsangan, maka skor yang diberikan adalah 2
Jika bayi meringis, menangis lemah ketika ketika dokter
memberikan rangsangan, maka skor yang diberikan adalah 1
Jika bayi tidak menangis atau bahkan merespons sama sekali ketika
dokter memberikan rangsangan, maka skor yang diberikan adalah 0
- Respiration (pernapasan)
Jika bayi langsung menangis dengan kencang dan kuat, maka skor
yang diberikan adalah 2
Jika bayi hanya merintih, maka skor yang diberikan adalah 1
Jika bayi tidak menangis sama sekali alias diam membisu, maka
skor yang diberikan adalah 0

Pemeriksaan warna kulit bayi

Lakukan inspeksi pada warna bayi untuk mengetahui keadaan bayi. Warna kulit
pada bayi baru lahir normal biasanya berwarna kemerahan, jika kulit bayi
berwarna pucat, ikterus (kulit kuning), sianosis atau tanda lainnya itu
kemungkinan bayi lahir dalam keadaan aterm. Pemeriksaan ini normal apabila
toksikum seperti eritema (titik merah dan putih kecil pada muka, tubuh dan
punggung) pada hari kedua selanjutnya. Kulit tubuh terkelupas juga dikatakan
normal jika terkelupas pada hari pertama.

 B. Diagnosa Keperawatan:


Gangguan integritas kulit berhubungan dengan Perubahan Hormonal

10
C. Rencana Keperawatan

SDKI SLKI SIKI


Gangguan Integritas Setelah dilakukan *perawatan integritas
Kulit b.d perubahan asuhan keperawatan kulit
hormonal selama 1 x 24 jam maka Observasi :
Kategori : Lingkungan diharapkan Integritas
1. identifikasi
Subkategori : keamanan Kulit dan Jaringan
penyebab
dan proteksi meningkat, dengan
gangguan
(D.0129) kriteria hasil :
integritas kulit
Definisi : kerusakan 1. perfusi jaringan Terapeutik :
kulit (dermis dan/atau meningkat
1. lakukan pemijatan
epidermis) atau jaringan 2. kerusakan lapisan pada area
(membran mukosa, kulit menurun penonjolan
kornea, fasia, otot, tulang, jika perlu
tendon, tulang, 3. nyeri menurun
kartilago, kapsul sendi 2. bersihkan parineal
4. kemerahan
dan/atau ligamen). dengan air hangat
menurun
3. gunakan produk
5. suhu kulit
2. Gejala dan tanda berbahan
membaik
mayor ringan/alami dan
Subjektif : (tidak 6. sensasi membaik hipoalergik pada
tersedia) kulit sensitif.
7. tekstur kulit
Objektif : kerusakan Edukasi :
membaik
jaringan dan/atau
1. anjurkan
lapisan kulit 8. pertumbuhan
menggunakan
rambut membaik
3. Gejala dan tanda pelembab (mis.
minor Lotion, serum)
Subjektif : (tidak 2. anjurkan minum
tersedia) air yang cukup
Objektif : 3. anjurkan
meningkatkan
1. Nyeri
asupan nutrisi
2. Perdarahan
4. anjurkan
3. Kemerahan meningkatkan
asupan buah dan
4. hematoma sayur.

11
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada saat lahir, seluruh struktur kulit sudah terdapat, namun fungsi dari integumen
belum optimal. Kelenjar sebasea sangat aktif pada masa akhir janin dan awal bayi
karena tingginya tingkat androgen dari ibu. Tersumbatnya kelenjar sebasea dapat
mengakibatkan milia. Fase pertumbuhan folikel rambut terjadi simultan pada
waktu lahir. Pertumbuhan tambut lebihcepat pada bayi pria daripada bayi wanita.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://rheno-biology.blogspot.com/2010/11/sistem-integumen-manusia.htm

http://www.sith.itb.ac.id/profile/pakAR/SistemImun.pdf

http://rheno-biology.blogspot.com/2010/11/sistem-integumen-manusia.html

https://www.scribd.com/document/407648163/Makalah-Adaptasi-Fisiologi-s-Integumen-Bbl

https://www.google.com/amp/s/slideplayer.info/amp/12997734/

PPNI SDKI, SLKI, SIKI EDISI 1

13

Anda mungkin juga menyukai