Sistem Integumen
DISUSUN OLEH :
NS. SILMI TRESIA, S. Kep (1622594)
WIWID DIANA, Amd. Kep (1622597)
FINTA WIDYANTI (1622630)
UMI HAFIFAH (1622637)
1
KATA PENGANTAR
(Tim Penulis)
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
1.3 Manfaat Penulisan
5
BAB 2
TINJAUAN TEORI
6
Epidermis
Merupakan lapisan terluar tubuh. Epidermis terbuat dari
jaringan epitel skuamosa berlapis dan bersifat avaskular, artinya
tidak memiliki kapiler di dalamnya dan terdiri atas empat lapisan
yaitu 1) stratum basale, 2) statrum spinosum, 3) statrum
granulosum dan 4) starnum corneum. Sel-sel yang terdapat pada
lapisan epidermis meliputi 1) keratynocytes, merupakan sel paling
dominan di lapisan epidermis dan berfungsi memproduksi keratin,
2) melanocytes, merupakan sel penghasil melanin (berfungsi
melindungi kulit dari sinar ultraviolet (UV), tumor dll, 3)
langerhans cells:, terlibat dalam respon imun diperantarai sel di
kulit (dermatitis alergi) dan 4) merkel cell, terlibat dalam sensasi
sentuhan.
Warna kulit merefleksikan produksi granula pigmen (melanin)
oleh melanosit dan adanya darah (hemoglobin) pada orang yang
berkulit terang. Warna kulit merefleksikan kombinasi empat
warna dasar: yaitu:
- keratenoid yang dibentuk secara eksogen (kuning)
- Melanin (coklat)
- Hemoglobin teroksigenasi di dalam arteriol dan kapiler
(merah)
- Hemoglobin tereduksi pada venula (biru atau ungu)
7
dalam termoregulasi. Kelenjar ini ditemukan pada keseluruhan
kulit kecuali pada tepi vermilion, telinga, bantalan kuku, glans
penis, dan labia minora.
Kelenjar apokrin utamanya terdapat pada aksila, areola
payudara, area anogenital, kanal telinga dan kelopak mata.
Kelenjar apokrin mensekresi substansi seperti susu yang menjadi
berbau jika diubah oleh bakteri permukaan kulit. Kelenjar ini
tidak berfungsi hingga massa pubertas dan membutuhkan
keluaran hormon seks yang tinggi untuk beraktivitas.
Kelenjar sebaseus, ditemukan di seluruh kulit kecuali pada
telapak tangan dan kaki serta paling banyak pada wajah, kulit
kepala, punggung atas, dan dada. Kelenjar ini berasosiasi dengan
folikel rambut yang membuka ke permukaan kulit, dimana sebum
dilepaskan. Sebum memiliki fungsi lubrikasi dan aktivitas
bakterisidal.
Rambut dan Kuku, Rambut adalah protein produk akhir
yang tidak hidup yang ditemukan pada semua permukaan kulit
kecuali pada telapak tangan dan kaki. Setiap folikel berfungsi
sebagai unit independen dan melalui tahap-tahap perkembangan
yang intermitten. Sedangkan Kuku adalah sisik dari epidermis
yang berzat tanduk. Matriks kuku adalah sumber dari sel-sel tidak
berkeratin yang terspesialisasi. Kuku dan rambut terdiri atas sel-
sel yang berkeratin, yaitu sel mati. Ingesti gelatin tidak
menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan atau kekuatan
kuku.
Dermis
Sel utama yang terdapat didalam lapisan dermis yaitu 1)
fibroblasts memproduksi kolagen, serat elastis, 2) macrophages,
merupakan sel fagosit penting untuk memerangi infeksi, 3) mast
cells, bagian dari sistem kekebalan tubuh dan melepaskan
histamin, mereka bertanggung jawab untuk reaksi alergi dan
hipersensitivitas, 4) adipocytes, merupakan sel lemak. Organ
8
aksesoris yang terdapat di lapisan dermis, yaitu 1) folikel, akar
dan rambut, berfungsi sebagai perlindungan dan regulasi termal,
2) kelenjar sebasea, mensekresikan cairan berminyak (sebum),
kelenjar keringat, merupakan bagian dari ekskresi dan kontrol
suhu sistem tubuh dan 4) otot pili erektil, merupakan indikator
respon merinding.
Hipodermis/Subkutan
Lapisan kulit yang terletak diantara antara lapisan dermis dan
otot, dikenal juga sebagai lapaisan hipodermis. Tersusun atas
jaringan ikat longgar yang terdiri dari adiposa dan jaringan ikat
areolar. Berperan penting dalam pengaturan suhu dan
penyimpanan energi (Brunner & Suddart, 2016).
9
ekimosis (bercak hemoragi kecil), benjolan, massa dan
penampakan kosmetik.
Keluhan tersebut dikaitkan dengan onset, durasi dan
pencetus yang dicurigai pada setiap manifestasi.
Manifestasi Klinik
Lakukan analisis manifestasi klinik termasuk pertanyaan
yang tertuju pada pengkajian dermatologi, riwayat seksual.
Keluhan yang sering muncul pada sistem integumen adalah:
a. Pruritus
b. Lesi
c. Infeksi
Tinjauan Sistem
Dapatkan riwayat lengkap mengenai kulit, terutama
tanyakan tentang masalah masa lalu yang timbul dengan gatal
yang tidak biasa, kering, lesi, ruam, benjolan, ekimosis, dan
massa. Tentukan jika klien mengalami masalah dengan tahi lalat
atau lesi lain, terutama jika mereka mengalami perubahan
ukuran, bentuk atau warna.
Riwayat Medis Sebelumnya
Tanyakan tentang penyakit masa kanak-kanak dan
temukan tentang status vaksinasi. Penyakit sistemik yang terkait
dengan kulit (imunologis, endokrin, kolagen, vaskular, ginjal, atau
kondisi hati). Tanyakan tentang status vaksinasi
Riwayat Alergi
Tanyakan kepada klien tentang alergi terhadap medikasi,
makanan, inhalan, lateks, dan bahan kimia lain. Apakah dengan
makan makanan tertentu yang menyebabkan rasa gatal, terbakar,
atau erupsi kemerahan?. Apakah kontak dengan polen, inhalasi,
atau binatang, menyebabkan biduran?. Riwayat tentang reaksi
alergi dimasa lalu terhadap makanan atau obat penting untuk
menghindari reaksi serupa yang terjadi melalui pemberian ulang.
Riwayat kontak dan diskusi komponen pada lingkungan kerja,
10
hobi, dan berpergian terakhir.
Medikasi
Catat resep dan obat terakhir yang dibeli bebas yang telah
dipakai klien atau yang telah klien habiskan.
Kebiasaan Makan
Tanyakan kebiasaan makan pasien berkaitan tentang nutrisi
dan percepatan penyembuhan luka, selain itu tanyakan tentang
multivitamin yang dikonsumsi.
Riwayat Sosial
Kajilah riwayat seksual klien yang membantu menjelaskan
adanya trauma jaringan atau lesi yang disebabkan oleh penyakit
Infeksi Menular Seksual. Tanyakan tentang status pekerjaan dan
pernghasilan terkait sosioekonomi klien. Tanyakan tentang
kebiasaan klien seperti frekuensi dalam kebersihan, produk yang
digunakan (lotion, sabun, dan lain-lain). Apakah terdapat
pergantian pakaian atau sprei tempat tidur dan diskusikan
bagaimana barang-barang itu dibersihkan. Apakah klien
melakukan aktivitas rekreasi yang melibatkan paparan terhadap
matahari yang lama, dingin yang tidak biasa atau kondisi lain
yang dapat merusak integument.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah pasien/klien memiliki riwayat penyakit keluarga
sesperti alopesia, iktiosis, dermatitis atopic, dan psoriasis. Dan
penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, diskrasia darah,
penyakit kolagen vascular, lupus eritematosus, atau penyakit
lainnya seperti skabies.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien/klien yang dimulai dari head to toe
dengan menggunakan teknik inspeksi,dan palpasi. pada kulit,
rambut, kulit kepala dan kuku.
11
2.4. Diagnosa Keperawatan Terkait Sistem Integumen
Diagnosa keperawatan terkait dengan gangguan system
integument adalah diantaranya:
a. Gangguan integritas kulit
b. Resiko infeksi
c. Nyeri
d. Gangguan Citra Tubuh
e. Cemas
Intervensi (rencana keperawatan) untuk Gangguan integritas
kulit menurut Nursing Intervention Clasification (NIC) adalah
sebagai berikut:
a. Pressure Management
- Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
- Hindari kerutan pada tenpat tidur
- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
- Mobilisasi Pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
- Monitor adanya kemerahan
- Oleskan lotion atau minyak baby oil pada daerah yang
tertekan
- Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
- Monitor status nutrisi pasien
- Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
12
- Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan
luka tetap terbuka (tidak dibalut) sesuai program
13
BAB 3
PEMBAHASAN
14
BAB 4
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16