Anda di halaman 1dari 69

MAKALAH ASKEB I PERTUMBUHAN

HASIL KONSEPSI
Diposkan oleh admin di 19.56 | Kamis, 03 Mei 2012 | 0 komentar
Label: Makalah, Makalah IPA, Makalah Kebidanan, Makalah Kesehatan, Makalah Pendidikan

KATA PENGANTAR

puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena dengan
karuniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah Pertumbuhan dan Perkembangan
Hasil Konsepsi untuk mahasiswa Program Studi D-IV Kebidanan.
Makalah ini dimaksudkan sebagai tuntunan belajar bagi mahasiswa di insitusi
pendidikan kesehatan khususnya bidang kebidanan. Semoga dengan adanya
makalah ini bisa memberi banyak pengetahuan bagi pembaca khususnya bagi
penulis sendiri.
Kami mengadari keterbatasan dalam menyusun makalah ini. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak, terutama dari seluruh civitas
akademika kebidanan dimanapun berada demi penyempurnaan edisi-edisi
berikutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak hingga makalah ini
dapat selesai.

Mataram, April 2012


Kelompok IV

DAFTAR ISI
Halaman Sampul (Cover)
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
1.2 tujuan
1.3 manfaat
BAB II. PEMBAHASAN (PERTUMBUHAN dan
KONSEPSI)
2.1 Perkembangan embrio awal
A. perkembangan embrio lanjut
B. perkembangan fetus
2.2 struktur dan fungsi amnion
A. struktur Amnion
B. fungsi amnion
2.3 struktur, fungsi dan sirkulasi tali pusat
A. struktur tali pusat
B. fungsi Tali pusat
C. sirkulasi tali pusat
2.4 struktur, fungsi dan sirkulasi plasenta
A. struktur plasent
B. fungsi plasenta
C. Sirkulasi plasenta

PERKEMBANGAN

HASIL

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai
awal periode antepartum.

Periode antepartum dibagi dalam tiga trimester, yang masing-masing


terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender. Pada praktiknya,
trimester pertama secara umum dipertimbangkan berlangsung pada minggu
pertama hingga ke-12 (12 minggu), trimester ke dua pada minggu ke-13 hingga ke27 (15 minggu), dan trimester ke tiga pada minggu ke-28 hingga ke-40 (13 minggu).
Pada masa periode antepartum inilah, dimulainya pertumbuhan dan perkembangan
hasil konsepsi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini agar mahasiswa dapat :
1.
Menjelaskan tentang pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
2.
Menjelaskan tentang struktur dan fungsi amnion
3.
Menjelaskan tentang struktur, fungsi dan sirkulasi tali pusat
4.
Menjelaskan tentang struktur, fungsi dan sirkulasi plasenta
5.
Menjelaskan tentang sirkulasi darah fetus.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini agar mahasiswa dapat memahami dana
menjelaskan :
1.
tentang pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
2.
tentang struktur dan fungsi amnion
3.
tentang struktur, fungsi dan sirkulasi tali pusat
4.
tentang struktur, fungsi dan sirkulasi plasenta
5.
tentang sirkulasi darah fetus.

BAB II
PEMBAHASAN
PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN HASIL KONSEPSI
2.1 Perkembangan embrio awal
6-7 hari setelah fertilisasi blastocyt mulai tertanam didalam uterus dan
sempurna pada hari ke 10. Pertumbuhan embrio bermula dari lempeng embrional
(embryonal plate) yaitu dimulai dari hari ke-15 sampai sekitar 8 minggu setelah
konsepsi atau sampai ukuran embrio sekitar 3 cm, dari puncak kepala sampai
bokong. Tahap ini merupakan masa yang paling kritis dalam perkembangan sistem
organ dan penampilan luar utama janin, daerah yang sedang berkembang dan

mengalami pembelahan sel yang cepat sangat rentan terhadap malformasi akibat
teratogen.
Dari embryonal plate selanjutnya berdeferensiasi menjadi tiga unsur :
a.
Sel-sel ektodermal
Pertumbuhan rambut, kulit, kuku, gigi, jaringan saraf, yang meliputi pula alat indera
(organ sensoris), glandula salivaria, cavitas nasi, bagian bawah kanalis analis,
tractus genitalis dan glandula mammae.
b.
Sel-sel endodermal
Melapisi saccus vittelinus dan berkembang menjadi tractus digestivus, hepar,
pankreas, trachea, pulmo, vesica urinaria dan uretra.
c.
Sel-sel mesodermal
Mesodermal merupakan lapisan jaringan disamping ektodermal dan endodermal
yang berasal dari massa sel dalam. Sebagian mesodermal terletakdi sekeliling
cakram embrio. Perkembangan lebih lanjut dari mesodermal ini akan menghasilkan
sistem sirkulasi dan limpatika, tulang, otot, ren, ureter, organ genitalia dan jaringan
subkutan pada kulit. Dengan kerja yang serupa, dengan amoeba sel tunggal yang
sedang mengambil makanan, maka cavitas amniotica dapat merubah bentuknya
agar dapat mengelilingi sacus vittelinus dan mesoderma dan menarik kedua jaringan
tersebut memasuki cavitas amniotica.

A. Perkembangan embrio lanjut


14 hari pertama
:
blastocyt diberi makan oleh sitoplasma sendiri, pembuluh-pembuluh darah primitif
untuk embrio mulai berkembang pada mesoderma.
Hari 14-28
:
Pembuluh-pembuluh darah embrio berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah
pada vili korion plasenta primitif. Sirkulasi embrio/maternal dengan demikian telah
terbentuk dan darah dapat beredar. Kepala embrio dapat dibedakan dari badannya
tunas-tunas tungkai sudah tampak. Terjadi sikap fleksi yang terjadisecara pelanpelan. Sistem-sistem utama di dalam tubuh telah ada dalam bentuk rudimenter.
Jantung (cor) menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut.
Hari 28-42
:
Panjang embrio kira-kira 12 mm pada akhir minggu ke-6. Lengan mulai memanjang
dan tangan mendapatkan bentuknya. Timbul mata dan telinga rudimenter, telinga
tampak tetapi terletak lebih rendah, gerakan pertama dapat dideteksi dengan
ultrasound mulai dari minggu ke-6.

B. Perkembangan Fetus
Umur
Kehamila
n
8 minggu

Panjang
Badan

Berat
Badan

Pembentukan Organ

2,5 cm

5 gr

Merupakan perkembangan cepat, jantung


mulai memompa darah, anggota badan
hidung, kuping, jari jemari mulai dibentuk,
kepala fleksi.
Embrio menjadi janin. Denyut jantung
dapat
terlihat
dengan
ultrasound.
Diperkirakan lebih berbentuk manusia
karena tubuh berkembang. Jenis kelamin
dapat diketahui dan ginjal sudah mulai
memproduksi urin.
Daun kuping lebih jelas, kelopak mata
melekat, leher mulai terbentuk, alat
kandungan luar terbentuk namun belum
berdiferensiasi.
Sistem muskuloskeletal sudah matang,
sistem saraf mulai melakukan kontrol
pembuluh darah berkembang dengan
cepat,tangan janin dapat menggenggam,
kaki menendang dengan aktif, jantung
janin
dapat
didengarkan
dengan
funandoskop, kelopak mata alis, mata dan
kuku telah tumbuh dengan sempurna.
Kelenjar minyak telah aktif dan vernik
kaseosa telah melapisi tubuh fetus
Verniks melindungi tubuh, kulit sangat
keriput karena lemak subkutan terlalu
sedikit. Alis, bulu mata dan rambut
terbentuk.
Janin
mulai
menjawab
rangsangan dari luar, janin akan tenang
apabila ibu mendengarkan musik yang
tenang.
Kerangka berkembang dengan cepat,
rambut menutupi kepala, deposit lemak
subkutan lebih banyak yang menyebabkan
kerutan
kulit
mulai
berkurang.
Perkembangan pernapasan dimulai. Bila
lahir dapat bernapas tapi hanya bertahan
hidup beberapa jam saja.
Janin dapat bernapas, menelan dan
mengatur suhu. Surfaktan terbentuk
didalam paru-paru. Lanugo berkurang. Bila
lahir dapat bernapas, menangis pelan dan
lemah.

12 minggu 9 cm

15 gr

16 minggu 16 cm

120 gr

20 minggu 25 cm

280 gr

24 minggu 30 cm

600 gr

28 minggu 35 cm

1000 gr

32 minggu 40 cm

1800 gr

36 minggu 45 cm

2900 gr

40 minggu 50 cm

3000 gr

Simpanan lemak berkembang dibawah


kulit, lanugo mulai berkurang tetapi masih
tertutup verniks kaseosa, bila lahir
kelihatan seperti orang tua kecil atau little
old man.
Penulangan (oksipikasi) tulang tengkorak
masih belum sempurna, muka berseri tidak
keriput, jaringan lemak terus bertambah.
Bayi cukup bulan, kulit licin, fetus gemuk
dan merah sedikit lanugo dan sedikit
verniks kaseosa.

2.2 Struktur dan Fungsi Amnion


A. Struktur Amnion
Adapun struktur amnion adalah :
a. Amnion berkembang dari delaminasi sitotrofoblas sekitar hari ke-7 atau ke-8
perkembangan ovum normal atau pada dasarnya berkembang sebagai ekstensi dari
ekstoderm janin.
b. Dimulai sebagai vesikel kecil, amnion berkembang menjadi sebuah kantong kecil
yang menutupi permukaan dorsal embrio.
c. Ketika amnion membesar, perlahan-lahan kantong ini meliputi embrio yang sedang
berkembang yang akan prolaps kerongganya.
d. Distensi kantong amnion akhirnya mengakibatkan kantong tersebut menempel
dengan bagian interior korion.
e. Amnion dan korion, walaupun sedikit menempel tidak pernah berhubungan erat dan
biasanya dapat dipisahkan dengan mudah bahkan pada waktu aterm.
f. Amnion normal mempunyai tebal 0,02-0,5 mm.
g. Volume rata-rata yaitu 1 liter, banyaknya dapat berbeda-beda, pada minggu ke-36
banyaknya 1030 cc, minggu ke-40 banyaknya 790 cc dan pada minggu ke-43 sudah
berkurang menjadi 240 cc. Jika banyaknya lebih dari 2 liter dinamakan
Polyhidramnion atau Hidramnion kalau terlalu sedikit kurang dari 500 cc disebut
Oligohidramnion.
h. Merupakan bantalan bagi fetus akibat trauma dengan memperhalus dan
menghilangkan kekuatan benturan dan memungkinkan pergerakan yang bebas bagi
perkembangan sistem muskuloskeletal.
i. Cairan amnion yang normalnya berwarna putih,agak keruh berkumpul di dalam
rongga amnion bertambah banyak selama kehamilan lanjut sampai mendekati aterm
dan normalnya akan berkurang pada saat aterm.
j. Cairan amnion reaksinya alkalis dengan BJ 1.008, komposisinya terdiri dari 99 % air,
sisanya albumin,urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks
kaseosa dan garam organik.
k. Secara makroskopis berbau amis, adanya lanugo, rambut, dan verniks kaseosa,
bercampur mekonium. Secara mikroskopis terdapat lanugo dan rambut, melalui

pemeriksaan laboratorium dapat dilihat kadar urea (ureum) lebih rendah dibanding
dengan air kencing.

B. Fungsi Cairan Amnion/Ketuban


Adapun fungsi cairan amnion/ketuban adalah :
a. Memungkinkan anak bergerak dengan bebas dan tumbuh dengan optimal
kesegala jurusan karena tekanan pada anak sama pada semua bagiannya. Hal ini
sangat penting karena seandainya anak tertekan oleh organ sekitarnya maka
pertumbuhan akan terganggu.
b. Untuk melindungi anak terhadap pukulan-pukulan dari luar dan ibu terhadap
gerakan-gerakan anak. Jika cairan berkurang pergerakan anak dirasakan nyeri oleh
ibu.
c. Mempertahankan suhu yang tetap bagi anak.
d. Mencegah terjadinya perlengketan
e. Waktu persalinan membuka servik dengan mendorong selaput janin kedalam
ostium uteri. Bagian selaput anak yang diatas ostium uteri yang menonjol waktu his
disebut ketuban dan membuka servik pada saat persalinan.
2.3 sruktur, fungsi dan sirkulasi tali pusat
A. Adapun Sruktur,Fungsi Adalah :
a. Tali pusat atau funis terbentang dari umbilicus janin sampai permukaan fetalis dari
plasenta. Bagian luarnya putih, pucat, basah dan terbungkus amnion, dimana
didalamnya dapat terlihat tiga pembuluh darah umbilikal yaitu dua arteri satu vena.
b. Pembuluh darah vena berfungsi untuk membawa oksigen dan memberi nutrien ke
sistem peredaran darah fetus dari darah ibu (maternal), dua pembuluh darah arteri
berfungsi untuk mengembalikan produk sisa (limbah) dari fetus ke plasenta dimana

c.
d.
e.

f.

produk sisa tadi diasimilasi ke dalam peredaran darah maternal untuk dibuang
keluar (eksresi).
Diameter tali pusat 1-2,5 cm dengan panjang rata-rata 55 cm dan biasanya
berkisar dari 30-100 cm.
Pembuluh darah yang berlipat-lipat dan berkelok-kelok yang lebih panjang daripada
tali pusat itu sendiri, sering membentuk nodulasi pada permukaan atau false knots,
yang pada dasarnya merupakan varises.
Matriks tali pusat terdiri dari jelly Wharton yaitu zat yang berbentuk seperti agaragar yang mengelilingi pembuluh-pembuluh darah, jumlah selai/jelly ini menentukan
tebal atau tipisnya tali pusat dan mengandung banyak air sehingga pada setelah
bayi lahir tali pusat mudah menjadi kering dan cepat terlepas dari pusar bayi.
Letak tali pusat : biasanya di tengah: insersio sentralis, di pinggir: insersio lateralis,
di luar, hubungan ke plasenta melalui selaput janin: insersio velamentosa

B.Sirkulasi Darah Tali Pusat


Adapun sirkulasi darah tali pusat adalah :
14 hari setelah konsepsi, piringan embryo, amnion sac dan yolk sac terikat
pada villi chorion oleh tangkai penghubung. Selama minggu ketiga, pembuluh darah
berkembang untuk mensuplai embryo dengan nutrient dan oksigen maternal.
Selama minggu ke 5, setelah embrio memiliki cekungan kedalam dari kedua sisinya
membawa tangkai penghubung menjadi tertekan dari kedua sisi oleh pembentukan
amnion dari umbilikal corn yang sempit. Dua arteri membawa darah dari embrio
kevilli chorion dan satu vena mengembalikan darah ke embryo. Satu persen
umbillikal cord memiliki hanya dua pembuluh, satu arteri dan satu vena. Kejadian ini
kadang kadang dihubungkan dengan malformasi kongenital.
Cord meningkat secara cepat dalam ukuran panjangnya. Pada kematangan,
cord ini berkisar dari 30 sampai 90 cm panjangnya dan memiliki diameter 2 cm. Cord
kemungkinan membelok secara spiral dan membentuk loop mengelilingi embrio
fetus. Satu simpul asli jarang, tetapi simpul palsu terjadi sebagai lipatan atau kerutan
dari cord. Jaringan penghubung disebut Whartons jelly mencegah penekanan
pembuluh darah untuk menjamin berlanjutnya zat zat makanan pada embryo
fetus. Penekanan dapat terjadi apabila cord terletak diantara kepala fetal dan pelvis
atau membelok melingkari tubuh fetal. Bila cord melilit pada leher fetal, keadaan ini
disebut dengan nuchal cord.
2.4 Struktur, Fungsi dan Sirkulasi Plasenta
Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung
dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh
janin itu sendiri selama kehidupan intra uterin. Keberhasilan janin untuk hidup
tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta. Plasenta terbentuk pada kira-kira

a.
b.
c.
d.
e.

f.

minggu ke-8 kehamilan berasal dari bagian konseptus yang menempel pada
endometrium uteri dan tetap terikat kuat pada endometrium sampai janin lahir.
Adapun struktur, fungsi dan sirkulasi plasenta adalah :
A. Struktur Placenta
Plasenta merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi janin karena
merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya.
Berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dantebal
lebih kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram.
Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke
atas ke arah fundus uteri.
Plasenta dibagi menjadi 16-20 kotiledon.
Pada penampang sebuah plasenta,yang masih melekat pada dinding rahim
nampak bahwa plasenta terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang dibentuk oleh
jaringan anak dan bagian yang dibentuk oleh jaringan ibu. Bagian yang terdiri dari
jaringan anak disebut piring penutup (membrana chorii), yang dibentuk oleh amnion,
pembuluh-pembuluh darah janin, chorion dan villi. Bagian yang terbentuk dari
jaringan ibu disebut piring desidua atau piring basal yang terdiri dari desidua
compacta dan sebagian dari desidua spongiosa, yang kelak ikut lepas dengan
plasenta.
Jumlah total kotiledon tidak bertambah sepanjang gestasi. masing-masing
kotiledon terus tumbuh walaupun tidak terlalu aktif pada minggu-minggu terakhir.
Ultrastruktur trofoblas
Dipermukaan sinsitium tampak jelas mikrofilus, setara dengan bushborder
yang terlihat pada mikroskop cahaya. Keberadaan vesikel dan fakuol pinositotik
berkaitan dengan fungsi absorbsi dan sekretorik placenta. Lapisan dalam vilussitrotofoblas, menetap sampai kehamilan aterm, walaupun sering tertekan ke lamina
basalis trofoblas dan mempertahankan ultrastrukturnya.
Vilikorionik
Vilus pertama kali dapat dikenali dengan mudah pada placenta manusia dapat
dikenali setelah hari ke 12 setelah fertilisasi. Saat korda mesenkim yang berasal dari
sitotrofoblas menginfasi kolom trofoblas padat terbentuk vilus sekunder. Setelah
terjadi angiogenesis dari inti mesenkim insitu, vilus yang terbentuk disebut vilus
terseir. Sinus-sinus vena ibu telah terbuka pada awal proses inplantasi tetapi sampai
hari ke 14 15 setelah fertilisasi darah arteri ibu belum masuk ke ruang antar vilus.
Pada sekitar hari ke 17 pembuluh darah janin sudah berfungsi dan telah terbentuk
sirkulasi placenta. Sirkulasi janin placenta terbentuk sempurna saat pembuluh darah
janin sudah berfungsi, dan telah terbentuk sirkulasi placenta. Sirkulasi janin placenta
terbentuk sempurna saat pembuluh darah mudigah bertemu dengan pembuluh
darah korion. Pada awal kehamilan vilus tersebar diseluruh perifer membran korion.
Vilus yang berkontak dengan desidua basalis berproliferasi untuk membentuk korion
frondosum yang merupakan komponen janin placenta. Vilus yang berkontak dengan
desidua kapsularis akan berhenti tumbuh dan mengalami degenerasi menjadi korion
leave. Sampai menjelang akhir bulan ke 3 korion leave akan dipisahkan oleh rongga
eksosoelum. Setelah itu korion dan amnion akan berkontak secara erat.
B. Fungsi Plasenta
Adapun fungsi plasenta adalah :
a. Nutrisi : memberikan bahan makanan pada janin

b. Ekskresi : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin


c. Respirasi : memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
d. Endokrin : menghasilkan hormon-hormon : hCG, HPL, estrogen,progesteron, dan
sebagainya.
e. Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
f. Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang
diberikan melalui ibu.
g. Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir2 ini
diragukan, karena pada kenyataannya janin sangat mudah terpapar infeksi /
intoksikasi yang dialami ibunya).
C. Sirkulasi Darah Fetus
Adapun sirkulasi darah fetus :
A. Sirkulasi Fetus
Ad. 1 Sistem peredaran darah fetus di tentukan oleh faktor-faktor berikut :
Foramen otak antara kedua atrium
Duktus arteriosus Borthalli antara arteri pulmonalis dan aorta
Duktus venosus Arantii di dalam hepar menuju vena cava inferior
Pada umbilikus terdapat satu vena umbilikalis dan dua arteri umbilikalis

Ad. 2 Peredaran janin sebagai berikut :


Darah yang kaya dengan nutrisi dan O2 di alirkan melalui vena umbilikalis
menuju hati, dimana terdapat duktus venosus Arantii, langsung menuju dan masuk
ke vena cava inferior lalu masuk ke atrium kanan jantung janin
dari atrium kanan jantung janin sebagaian besar darah masuk ke atrium kiri
melalui foramen ovale
sebagaian kecil darah dari atrum kanan masuk ke ventrikel kanan
Darah yang masuk ke atrium kiri akan dipompa ke ventrikel kiri dan dari
ventrikel kiri dipompa masuk ke aorta dan selanjutnya di alirkan ke seluruh tubuh
janin
Cabang aorta di bagian bawah menjadi dua arteri hipogastrika interna, yang
mempunyai cabang arteri umbiilikalis
Darah dari ventrikel kanan di pompa menuju paru-paru, tetapi karena paruparu belum berkembang maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis di alirkan
menuju aorta melalui duktus arteriosus Borthalli
Darah yang di alirkan menuju paru-paru akan di alirkan kembali menuju
jantung melalui vena pulmonalis
Darah yang menuju plasenta melalui arteri umbilikalis terpecah menjadi kapiler
untuk mendapatkan nutrisi dan O2 untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
Sisa metabolisme janin dan CO2 dilepaskan ke dalam sirkulasi retroplasenter
untuk selanjutnya dibuang melalui alat pembuangan yang terdapat di tubuh ibu. hari

setelah ovum dibuahi,terbentuksuatu celah yang dikelilingi amnion primitif yang


terbentuk dekat embrionicplate.Celah tersebut melebar dan amniondisekelilingnya
menyatu dengan mula-mula dengan body stalk kemudian dengankorion yang akhirnya
membentuk akntungamnion yang berisi cairan amnion.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan janin merupakan proses awal seorang
manusia terbentuk, yang melibatkan semua bidang ilmu diantaranya adalah
genetika, pematangan gamet, pengangkutan ovum dan sperma, kapasitasi sperma
dan reaksi akrosom, fertilisasi, pembelahan sel, perubahan zigot dan transpor
selama minggu pertama kehidupan, implantasi, embriologi, fetologi, dan malformasi
kongenital maupun abnormalitas.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapakan agara mahasiswa dapat mengetahui
bagaiman proses pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi yang
sebenarnya :
a.
Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan embrio
b.
Bagaimana sruktur, fungsi amnion
c.
Bagaimana struktur, fungsi dan sirkulasi plasenta

PERUBAHAN FISIOLOGI /ADAPTASI FISIK


PADA BAYI BARU LAHIR
Diposkan oleh admin di 18.41 | Jumat, 04 Mei 2012 | 0 komentar
Label: Makalah, Makalah IPA, Makalah Kebidanan, Makalah Kesehatan, Makalah Pendidikan
PERUBAHAN
PADA

FISIOLOGI

/ADAPTASI

BAYI

FISIK

BARU

LAHIR

PENDAHULUAN
Sebagai seorang bidan harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru
lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus
mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah
lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per
oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit
/infeksi.

Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar
rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang paling cepat terjadi adalah pada sistem
pernapasan, sirkulasi darah, termoregulasi, dan kemampuan dalam mengambil dan menggunakan glukosa.

ADAPTASI
Menurut

/PERUBAHAN
Pusdiknakes

(2003)

perubahan

FISIOLOGI
fisiologis

pada

PADA
bayi

baru

BBL
lahir

adalah

1.

Perubahan

sistim

pernapasan

respirasi

Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir,
pertukaran

gas

harus

a.

melalui

paru

Perkembangan

paru.
paru-paru

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabnga dan kemudian bercabang kembali
membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah
bronkus dan alveolusnakan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas
sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum
usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler
paru-paru

dan

tidak

b.

tercukupinya

Awal

Faktor-faktor

yang

berperan

jumlah

surfaktan.

adanya
pada

rangsangan

nafas

napas
pertama

bayi

adalah

1). Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat
pernafasan

di

otak.

2). Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan, yang
merangsang

masuknya

udara

ke

dalam

paru

paru

secara

mekanis.

Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang
teratur

dan

berkesinambungan

3).

serta

denyut

Penimbunan

yang

diperlukan

untuk

kehidupan.

karbondioksida

(CO2)

Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berurangnya O2 akan
mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat
gerakan

pernapasan

4).

Perubahan

Keadaan

c.
Upaya
1).

janin.

dingin

Surfaktan
pernafasan

akan

dan
pertama

Mengeluarkan

upaya
seorang
cairan

suhu
merangsang

respirasi
bayi

pernapasan.

untuk
berfungsi
dalam

bernapas
untuk

paru-paru

2).

Mengembangkan

jaringan

alveolus

paru-paru

untuk

pertama

kali.

Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah
ke paru paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paruparu matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan
paru dan membantu untuk menstabilkandinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit
bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai
peningkatan

ini

menyebabkan

d.

stres

Dari

pada

bayi

yang

sebelumnya

cairan

sudah

terganggu.

menuju

udara

Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan,
sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria
kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu
lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus
BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

e.

Fungsi

sistem

pernapasan

dan

kaitannya

dengan

fungsi

kardiovaskuler

Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan
pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini
terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli,
sehingga

menyebabkan

penurunan

oksigen

jaringan,

yang

akan

memperburuk

hipoksia.

Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu
menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

2.

Perubahan

pada

sistem

peredaran

darah

Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh
guna mengantarkan oksigen ke jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi
2
a.
b.

perubahan
Penutupan
Perubahan

besar

foramen
duktus

ovale
arteriousus

pada
antara

:
atrium

paru-paru

jantung
dan

aorta.

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan
sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga
mengubah
Dua

aliran

peristiwa

yang

merubah

tekanan

darah.
dalam

system

pembuluh

darah

1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun,
tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan
penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan
oksigen

sedikit

mengalir

ke

paru-paru

untuk

menjalani

proses

oksigenasi

ulang.

2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan pada
atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru.
Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan
dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran
pada

atrium

kiri,

foramen

ovali

secara

fungsional

akan

menutup.

Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam
beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3
bulan.

Perbedaan

sirkulasi

a.

darah

fetus

sirkulasi

1).

Struktur

dan

bayi

darah

tambahan

pada

fetus
sirkulasi

fetus

a). Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam
hepar
b). Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar
darah

baru

yang

mengalami

oksigenasi

ke

dalam

vena

cava

inferior.

c). Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke dalam ventriculus
sinistra
d). Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan aorta desendens
e). Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus
umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri
hypogastica.

2).

Sistem

sirkulasi

fetus

a). Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena
hepatica

meninggalkan

hepar

dan

mengembalikan

darah

ke

vena

cava

inferior

b). Ductus venosus : adalah cabang cabang dari vena umbilicalis dan mengalirkan sejumlah besar darah yang
mengalami

oksigenasi

ke

dalam

vena

cava

inferior

c). Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas inferior dan badan fetus,
menerima darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum
d). Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami oksigenasi dalam
ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister
dan kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan
ekstremitas superior. Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang mengalami
oksigenasi
e). Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini
bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam
venriculus

dexter

f). Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang nonfungsional, yanghanya memerlukan
nutrien

sedikit

g). Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke dalam aorta
descendens

untuk

memasok

darah

bagi

abdomen,

pelvis

dan

ekstremitas

inferior

h). Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah kembali ke plasenta
dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal
b.
1).
2).
3).

Perubahan

pada

Penghentian
Pengembangan

pasokan
dan

saat
darah

pengisian

Penutupan

dari
udara

foramen

4).

lahir

pada

plasenta
paru-paru
ovale
Fibrosis

a).

Vena

b).

Ductus

umbilicalis
venosus

c).

Arteriae

hypogastrica

d).

Ductus

arteriosus

3.

Pengaturan

suhu

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya
perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini
menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa
mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk
membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan
mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak
coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin
banyak

persediaan

lemak

coklat

bayi.

Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.Sehingga upaya
pncegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan
kehilangan

panas

4.

pada

BBlL

Metabolisme

Glukosa

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat
dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada
setiap
Koreksi

bayi

baru

lahir,

penurunan

a.

kadar

darah
gula

akan

turun

darah

melaui
melalui

pembuatan

dalam

dapat

melalui

b.
c.

glukosa

waktu

cepat

dilakukan

(1

dengan

sampai

cara

penggunaan
penggunaan
glukosa

dari

:
ASI

cadangan
sumber

jam).

lain

glikogen
terutama

lemak.

BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat glukosa dari glikogen
(glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan
menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang
mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen
dalam jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama
kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak
dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami
hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang

(digunakan

sebelum

lahir).

Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah,
letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang
hipoglikemi

adalah

5.

kerusakan

yang

meluas

Perubahan

di

seluruh

di

sel-sel

sistem

otak.

gastrointestinal

Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang
matang

sudah

terbentuk

baik

pada

saat

lair.

Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas.
Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan gumoh pada
bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup
bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir.
Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.
6.

Sistem

kekebalan

tubuh/

imun

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap
berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang di
dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahana tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut
beberapa
a.
b.

contoh
perlindungan

kekebalan
oleh

fungsi

kulit

membran

saringan

c.

pembentukan

koloni

d.

perlindungan

kimia

mikroba
oleh

alami:
mukosa

saluran
oleh

napas

klit

lingkungan

dan
asam

usus
lambung

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL membunuh
mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum
mampu

melokalisasi

dan

memerangi

infeksi

secara

efisien.

Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam
tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal
kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan
tubuh.
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi
masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan
menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.

MAKALAH SIRKULASI DAN PEMBULUH


DARAH

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa,hal
ini dikarenakan, pada janin organ vital untuk metabolisme
masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru janin dan
alat
gastrointestinal
yang
seluruhnya
diganti
oleh
plasenta.Dalam sirkulasi darah janin ini diperlukan beberapa
faktor untuk berlansungnya sirkulasi darah pada janin
diantaranya adalah foramen ovale, duktus arteriosus bothalii,
duktus venousus aranthii, vena umbilikalis, arteri umbilikalis
dan plasenta .Namun setelah janin lahir sirkulasi darah janin
akan berubaha pada saat bayi lahir dan menangis,hal ini akan
dapat meberikan perubahan pada organ paru dimana paruparu mulai berkembang dan aliran darah akan berubah pada
sirkulsi pada orang dewasa.Selanjutnya didalam tubuh manusia

memiliki jantung yang mengalirkan darah ke seluruh


tubuh.Dalam tubuh manusia, darah mengalir ke seluruh bagian
(organ-organ) tubuh secara terus menerus untuk menjamin
suplay oksigen dan zat-zat nutrien lainnya.Agar organ-organ
tubuh tetap dapat berfungsi dengan baik.Aliran darah
keseluruh tubuh dapat berjalan berkat adanya pemompa utama
yaitu jantung dan sistem pembuluh darah sebagai alat pengalir
atau distribusi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses sirkulasi darah janin?
2. Bagaimana proses sirkulasi darah janin setelah lahir?
3. Apa saja proses dalam menentukan sirkulasi darah janin?
4. Apa saja komponen penting dalam sirkulasi darah ?
5. Bagaimana sistem sirkulasi darah?
6. Apa saja struktur bagian jantung?

A. Tujuan
1. Agar kita dapat mengetahui sirkulasi darah janin.
2. Agar kita dapat mengetahui sirkulasi darah janin setelah lahir.
3. Mengetahui fungsi paru-paru janin.
4. Agar kita dapat mengetahui sirkulasi darah.
5. Fungsi jantung.
6. Dapat mengetahui komponen penting dalam sirkulasi darah.
7. Mengetahui sistem dan struktur bagian dari jantung.

PEMBAHASAN
A.Sirkulasi Darah Janin
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan
sirkulasi darah pada bayi, anak dan orang dewasa. Pada janin
organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ
tersebut adalah paru janin dan alat gastro intestinal yang
seluruhnya diganti oleh plasenta. Dengan tidak berfungsinya
mekanisme tersebut,harusterdapat mekanisme yang berfungsi
sebagai alat ganti untuk:adlie.web.id
1. Paru Janin
Terjadi pergantian O2 dengan CO2 melalui plasenta sehinggga
paru-paru tidak memerlukan aliran darah
2.Gastrointestinal
Gastro intestinal yang belum berfungsi sebagai alat
penyerapan nutrisi,maka pembuluh darahnya belum berfungsi,
kecuali pada janin digunakan untuk tumbuh kembang sendiri.
Perbedaan antara sirkulasi darah janin intra uterine dan ekstra
uterine
antara lain adalah :
1. Aliran darah arteri pulmonalis dari ventrikel kanan,darahnya
akan dialirkan menuju aorta melalui arteri duktus Bothali.
2. Darah dari vena umbilikalis melalui liver langsung menuju
vena cava inferior melalui duktus venous aranthi.
3. Darah dari vena cava inferior menuju jantung sebagian
langsung menuju atrium kiri melalui foramen ovale
4. Sebagian menuju ventrikel kiri dan selanjutnya ke aorta
sebagian besar digunakan untuk konsumsi O2 dan nutrisi
susunan saraf pusat jantung .

Faktor-faktor yang Menentukan Sirkulasi Darah Janin:


a. Foramen Ovale
Lubang antara atrium kanan dan atrium kirifadlie.web.id
Aliran darahnya : atrium kanan kiri
Setelah janin lahir akan menutup
b. Duktus Arteriosus Bothali
Pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan
aorta
Menutup setelah lahir
c. Duktus venousus Aranthii
Pembuluh yang berada dalam hepar menuju vena cava
inferior
Menutup setelah lahir
d. Vena Umbilcalis
Berjumlah dua buah
Membawa zat makanan dan O2 dari sirkulasi darh ibu
( plasenta ) ke peredaran darah janin
e. Arteri Umbilicalis
Berjumlah dua buah
Membawa sisa zat makanan dan CO2 dari janin ke sirkulasi
darah ibu
Pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis
dengan vena cava inferior

f. Plasenta
Jaringan yang menempel pada endometrium
Tempat pertukaran antara darah janin dengan darah ibu .

Proses Sirkulasi Darah Janin ( Fetus )


1. Darah janin dialirkan ke plasenta melalui aa umbilicalis yang
membawa bahan makanan yang berasal dari ibu .
2. Darah ini akan masuk ke badan janin melalui vena umbilikalis
yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin .
3. Cabang yang kecil akan bersatu dengan vena porta,darahnya
akan beredar dalam hati dan kemudian dianggkut melalui vena
cava hepatica kedalam vena cava inferior. Dan cabang satu lagi
ductus venusus aranthii,akhirnya masuk ke vena cava inferior.
Sebagian O2 dalam darah vena umbilikalis akan direabsorbsi
sehingga konsentrasi O2 menurun .
4. Vena cava inferior, langsung masuk ke atrium kanan, darah ini
merupakan darah yang berkonsentrasi tinggi nutrisi dan O2
yang sebagian menuju ventrikel kanan dan sebagian besar
menuju atrium kiri melalui foramen ovale.
5. Dari ventrikel kanan masuk ke paru-paru,tetapi karena paruparu belum berkembang maka darah yang tredapat pada arteri
pulmonalis dialirkan menuju aorta melalui ductus arteriosus
Bothalli. Darah yang ke paru-paru bukan untuk pertukaran gas
tetapi untuk memberi makanan kepada paru-paru yang sedang
tumbuh.fadlie.web.id
6. Darah yang berada di aorta disebarkan ke alat-alat
badan,tetapi sebelumnya darah menuju ke aa.hypogastricae
( cabang dari arteri iliaca comunis ) lalu ke aa. Umbilicalles dan
selanjutnya ke plasenta.
7. Selanjutnya sirkulasi darah janin akan berulang kembali.
Menerima nutrisi dan O2 dari plasenta melalui ductus venousus

aranthii, menuju vena cava inferior yang kaya akan O2 dan


nutrisi .

Sirkulasi Darah Janin Setelah Lahir


Pada saat persalinan sebahagian besar bayi langsung
menangis maka akan terjadi perubahan besar terhadap
sirkulasi darah, diantaranya adalah :
1. Paru-paru berkembang dengan sempurna dan
langsung dapat berfungsi untuk pertukaran O2 dan CO2.
Akibat perkembangan paru-paru terjadi perubahan
sirkulasi darah diantaranya adalah :

Arteri pulmonalis kini langsung mengalirkan darah ke paru


sehingga ductus arteriosus Bothalli akan menutup .
Perkembangan paru-paru menyebabkan tekanan negatif
pada atrium kiri,karena drah diserahkan langsung oleh ventrikel
kanan
dan
dialirkan
menuju
paru-paru
yang
telah
berfungsifadlie.web.id
Akibat tekanan negatif pada atrium kanan, foramen ovale
akan menutup dengan sendirinya,dan tidak lagi menjadi
tempat aliran darah menuju atrium kiri.
2. Pemotongan Tali Pusat
Tali pusat di potong setelah bayi menangis dengan nyaring
sehingga akan menambah jumlah darah bayi sekitar 50 % .

Dengan dilkaukannya pemotongan tali pusat berarti


perubahan sirkulasi pada bayi telah berubah menjadi sirkulasi
orang dewasa.
B. Sistem Sirkulasi Darah
Sirkulasi pembuluh darah terdiri dari :
1.

Jantung

Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan


tekanan terhadap darah agar timbul gradien dan darah dapat
mengalir ke seluruh tubuh
Ruang Jantung
-

Atrium (dipisahkan oleh septum intratrial)

a.
Atrium dekstra terletak dalam bagian superior kanan
jantung, menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru.
Vena cava superior dan Inferior membawa darah dari seluruh
tubuh ke jantung. Sinus koroner membawa kembali darah dari
dinding jantung itu sendiri.
b.
Atrium sinistra di bagian superior kiri jantung, berukuran
lebih kecil dari atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal.
Menampung empat vena pulmonalis yang mengembalikan
darah teroksigenasi dri paru-paru.
c.

Atrium kanan

-Berdinding tipis
-Fungsi: menampung darah dari sirkulasi sistematik untuk
dialihkan ke ventrikel kanan dan selanjunya ke paru-paru

-80%darah dari atrium kanan mengalir secara pasif ke ventrikel


kanan dan sisanya yang 20% mengalir akibat kontraksi dari
atrium kanan.
d.

Atrium kiri

-Menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru melalui


keempat vena pulmonalis. di antara vena pulmonalis dan
atrium kiri tidak ada katup sejati sehingga perubahan tekanan
dalam atrium kiri mudah mengakibatkan membaliknya aliran
darah dari atrium ke pembuluh darah paru.
Ventrikel
interventricular)

(dipisahkan

oleh

septum

a.
Ventrikel dekstra terletak dibagian inferior kanan pada
apeks jantung. Darah meningalkan ventrikel kanan melalui
truncus pulmonal dan mengalir melewati jarak yang pendek ke
paru-paru.
b.
Ventrikel sinistra terletak dibagian inferior kiri pada apeks
jantung. Tebal dinding 3 kali tebal dinding ventrikel kanan.
c.

Ventrikal kanan
-Dindingnya lebih tipis dibandingkan dengan ventrikel kiri.

-Rongganya berbentuk bulan sabit untuk menghasilkan


bertekanan rendah guna mengalirkan darah ke paru(sirkulasi
pulmonal) melalui arteri pulmonal
d.

Ventrikel kiri
-Mempunyai otot yang tebal dan rongga berbentuk O

-Kontraksi dari ventrikel kiri menghasilkan tahanan sirkulasi


sistematik dan mempertahankan aliran darah ke jaringan
perifer.

Pelapis Jantung
- Pericardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat
membesar dan mengecil, membungkus jantung dan pembuluh
darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma, sternum,
vertebra dan pleura yang membungkus paru.

- Terdiri atas lapisan fibrosa dan serosa. Lapisan fibrosa


tersusun dari serabut kolagen yang membentuk lapisan
jaringan ikat rapat untuk melindungi jantung. Lapisan Serosa
terdirir atas Visceral (epicardium) menutup permukaan jantung,
dan parietal melapisi bagian dalam Fibrosa pericardium.
- Cavitas Pericardium adalah ruang potensial antara
membrane visceral dan parietal. Mengandung cairan pericardial
yang disekresi lapisan Serosa untuk melumasi membrane dan
mengurangi friksi.

Dinding Jantung
Dinding Jantung Jantung sendiri mempunyai tiga lapisan, yang
terdiri dari :
a. Lapisan terluar / Epikardium : Epicardium tersusun atas
lapisan sel-sel mesotelial yang berada diatas jaringan ikat.
b. Lapisan tengah / lapisan otot / miokardium : Miokardium
terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi untuk
memompa darah.
- Ketebalan miokard bervariasi dari satu ruang jantung ke ruang
yang lainnya.
- Serabut otot yang tersusun dalam berkas-berkas spiral
melapisi ruang jantung.
c. Lapisan terdalam / lapisan endotel / endokardium :
endokardium tersusun dari lapisan endothelial yang terletak
diatas jaringan ikat. Lapisan ini melapisi jantung, katup, dan
menyambung dengan lapisan endothelial yang melapisi
pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan jantung.

Gambar : penampang jantung manusia

Katup Jantung
a.

Katup Tricuspid :

Terletak antara atrium dekstra dan Ventrikel dekstra.


Memiliki 3 daun katup (kuspis) jaringan ikat fibrosa irregular
yang dilapisi endokardium. Bagian ujung daun katup yang
mengerucut melekat pada chorda tendinae, yang malekat pada
Otot papilaris. Chorda tendinae mencegah pembalikan daun
katup ke arah belakang menuju atrium. Jika tekanan darah
pada atrium dekstra lebih besar daripada tekanan arah atrium
sinistra, daun katup tricuspid terbuka dan darah mengalir dari
atrium dekstra ke ventrikeldekstra.
Jika tekanan darah dalam ventrikel dekstra lebih besar dari
tekanan darah di atrium dekstra, daun katup akan menutup
dan mencegah aliran balik ke dalam atrium dekstra.
b.

Katup Bicuspid (mitral) :

Terletak antara atrium sinistra dan ventrikel sinistra.


Katup ini melekat pada Chorda tendinae dan otot papilaris,
fungsinya sama dengan fungsi katup tricuspid.

c.

Semilunar aorta dan pulmonal

Terletak di jalur keluar ventricular jantung sampai ke aorta


dan truncus pulmonalis.
Katup semilunar pulmonary terletak antara ventrikel
dekstra dan truncus pulmonal
Katup semilunar aorta terletak antara ventrikel sinistra
dan aorta.

Aliran Darah Dalam Sistem Sirkulasi di Tubuh Manusia


Pada orang dewasa jumlah volume darah yang mengalir di
dalam system sirkulasi mencapai 5-6 liter (4,7-5,7 liter) darah
terus berputar mengalir di dalam system sirkulasi sistematik
dan paru-paru tanpa henti. Untuk menjelaskan alur aliran
darah, kita dapat memulai dari system sirkulasi sitematik
kemudian system sirkulasi pulmoner.

a. System sirkulasi sistematik


System sirkulasi sistematik dimulai ketika darah bersih (darah
yang mengandung banyak oksigen yang berasal dari paru)
dipompa keluar oleh jantung melalui bilik (ventrikel) kiri. Ke
pembuluh darah aorta lalu ke seluruh bagian tubuh melalui
arteri-arteri
hingga
mencapai
pembuluh
darah
yang
diameternya paling kecil yang dinamakan kapilaria.
Kapilaria melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara
bergantian yang disebut dengan vasomotion.sehingga darah
di dalamnya mengalir secara terputus-putus (intermiten).
Vasomotion terjadi secara eriodic dengan interval 15 detik 3
menit sekali. Darah mengalir secara sangat lambat didalam
kapilaria dengan kecepatan rata-rata 0,7 mm/detik. Dengan
aliran yang lambat ini memungkinkan terjadinya pertukaran zat
melalui dinding kapilaria. Pertukaran zat ini terjadi melalui
proses divusi, pinositosis, dan transport vasikuler serta filttrasi
reabsorbsi. Ujung kapilaria membawa darah bersih

dinamakan arteriola sedangkan ujung kapilaria yang


membawa darah kotor dinamakan venule, terdapat hubungan
antara areteriola dan vertiola melalui capilary bed yang
berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan langsung
(bypass) dari arteriole ke venule melalui arteria-vena
anastomose (A-V Anastomosis). (lihat gambar 2 di bawah).
Darah dari arteriole mengalir ke dalam venule kemudian
melalui pembuluh darah balik (vena terbesar yang menuju
jantung kanan yaitu vena cava inferior dan vena cava superior)
kembali ke jantung kanan (serambi atau atrium kanan). Darah
dari atrium kanan memasuki ventrikel kanan melalui katub
trikuspidalis (katub berdaun 3).

Gambar : hubungan arteriole dan ventriole

Sirkulasi sistemik dapat dibagi menjadi lima :


a. Arteri

Dinding aorta dan arteri besar mengandung banyak jaringan


elastis dan sebagian otot polos. Jaringan arteria ini terisi sekitar
15% dari volume total darah. Karena itu sistem arteria
dianggap sebagai sirkuit yang rendah volumenya tetapi tinggi
tekanannya. Karena sifat dan tekanan ini maka cabang-cabang
arteri disebut sirkuit resistensi.
b. Arteriola
Dinding arteriola terdiri dari otot polos dengan sedikit serabut
elastis yang sangat peka dan dapat berdilatasi atau
berkontraksi untuk mengatur aliran darah ke jaringan kapiler.
Arteriola menjadi tempat resistensi utama aliran darah dari
seluruh percabangan arteria. Akibatnya tekanan pada kapiler
akan turun mendadak dan aliran berubah dari berdenyut
menjadi aliran tenang, sehingga memudahkan pertukaran
nutrient pada tingkat kapiler. Pada persambungan antara
arteriola dan kapiler terdapat sfingter prekapiler yang berada di
bawah pengaturan fisiologis yang cukup rumit.
c. Kapiler
Dinding pembuluh kapiler sangat tipis, terdiri dari satu lapis sel
endotel. Melalui membran yang tipis dan semipermeabel inilah
nutrisi dan metabolis berdifusi dari daerah yang konsentrasinya
tinggi ke konsentrasinya rendah.
d. Venula
Venula berfungsi sebagai saluran pengumpul dengan dinding
otot yang relative lemah namun peka. Pada pertemuan antara
kapiler dan venula terdapat sfingter postkapiler.

e. Vena
Vena adalah saluran yang berdinding relative tipis dan
berfungsi menyalurkan darah dari jaringan kapiler melalui
sistem vena, masuk ke atrium kanan. Pembuluh vena dapat
menampung darah dalam jumlah banyak dengan tekanan

relatif rendah. Karena sifat aliran vena yang bertekanan


rendah-bervolume tinggi, maka sistem vena disebut sistem
kapasitas.. kira-kira 65% dari volume darah terdapat dalam
sistem vena.

b.System sirkulasi paru (pulmoner)

System sirkulasi paru dimulai ketika darah kotor (darah yang


tidak mengandung oksigen (O2) tetapi mengandung banyak
CO2, yang berasal dari vena cava inferior dan cava superior)
mengalir meninggalkan jantung kanan (ventrikel/bilik kanan)
melalui arteri pulmonalis menuju paru-paru (paru kanan dan
kiri). Kecepatan aliran darah didalam arteri pulmonalis sebesar
18 cm /detik, kecepatan in ilebih lambat dari aliran darah di
dalam aorta. Di dalam paru kiri dan kanan, darah mengalir dari
kapilaria paru-paru di mana terjadi pertukaran zat dan cairan
melalui proses filtrasi dan reabsorbsi dan difusi. Di kapilaria
paru-paru terjadi pertukaran gas O 2 dan CO2sehingga
menghasilkan darah bersih (darah yang mengandung banyak
oksigen). Darah bersih selanjutnya keluar dari paru melalui
vena pulmonalis (vena pulmonalis kanan dan kiri) memasuki
jantung kiri (atrium/serambi kiri). Kecepatan aliran darah di
dalam kapilaria paru-paru sangat lambat, setelah mencapai
vena pulmonalis, kecepatan aliran darah bertambah kembali.
Seperti halnya Aorta, Arteri pulmonalis hingga kapilaria juga
mengalami pulsasi (berdenyut).
Selanjutnya, darah mengalir dari atrium kiri melalui katup
mitral (katup berdaun 2) memasuki ventrikel kiri lalu keluar
jantung melalui aorta, maka di mulailah system sirkulasi
sistemik (umum), dan seterusnya secara berkesinambungan.
Jadi secara ringkas aliran darah dalam system sirkulasi darah
manusia sebagai berikut :
1.

System sirkulasi sistemik

jantung
(bilik/ventrikel
kiri) aorta arteri arteriole kapillari
bed
atau
A-V
anastomose venule vena vena cava (vena cava inferior
dan vena cava superior) jantung ( natrium/serambi kanan).
2.

System sirkulasi pulmoner

jantung
(bilik/ventrikel
pulmonalis paru kapilaria
pulmonalis jantung (atrium/serambi kiri).

1.

kanan) arteri
paru vena

Pembuluh darah

Pembuluh darah yang berfungsi sebagai saluran untuk


mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh
dan mengembalikannya kembali ke jantung. Ada 3 macam
pembuluh darah yaitu: arteri, vena, dan kapiler (yang
merupakan pembuluh darah halus).
Pembuluh nadi (arteri) : pembuluh darah yang keluar
dari jantung, dan membawa darah ke organ tubuh, dan kembali
lagi ke jantung.Normal pada orang dewasa,kondisi istirahat:6080x/menit.
Ciri-ciri pembuluh nadi yaitu :
o

Tempat Agak ke dalam

Dinding Pembuluh Tebal, kuat, dan elastis

Aliran darah Berasal dari jantung

Denyut terasa

Katup Hanya disatu tempat dekat jantung

Bila ada luka Darah memancar keluar

Faktor-Faktor yang mempengaruhi denyut nadi :


Posisi : Lebih cepat jika berdiri dibanding berbaring
Umur : Anak lebih cepat daripada dewasa
Jenis kelamin : Pria lebih cepat daripada wanita
Excercise
Emosi
Kesehatan
Berat badan

Pembuluh balik (vena) : pembuluh darah yang


membawa darah dari jantung, ke organ tubuh, dan kembali lagi
ke jantung.

Ciri-ciri pembuluh balik (vena) yaitu :


o

Dinding Pembuluh Tipis, tidak elastis

Dekat dengan permukaan tubuh (tipis kebiru-biruan)

Aliran darah Menuju jantung

Denyut tidak terasa

Katup Disepanjang pembuluh

Bila ada luka Darah Tidak memancar

Pembuluh rambut (kapiler) :


pembuluh darah halus yang berfungsi sebagai :

o Alat penghubung arteri dan vena;


o Tempat pertukaran zat;

o Mengambil hasil kelenjar;


o Menyerap zat nutrisi di usus

Pembuluh darah pada janin :


-Pada minggu ke 12 -16 pembuluh darah pada janin sudah
terlihat dengan jelas pada kulit janin yang tipis.
-Usia 1 bulan jantung berfungsi dan berdetak, memompakan
darah ke seluruh bagian tubuh.

Gambar : Penampang vena dan arteri

B. Sifat Pembuluh Darah


Pembuluh darah dapat di ibaratkan sebagai selang yang
bersifat elastis, yaitu diameternya dapat membesar atau
mengecil. Sifat elastis ini sangat bermanfaat untuk
mempertahankan tekanan darah yang stabil. Pada keadaan
normal, apabila tekanan di dalam pembuluh darah meningkat,
maka diameter pembuluh darah akan melebar sebagai bentuk
adaptasi untuk menurunkan tekanan yang berlebih agar
menjadi normal. Sebaliknya diameter pembuluh darah akan
mengecil bila tekanan darah turun. Bila pembuluh darah
mengalami kekakuan maka ia menjadi kurang fleksibel
sehingga tidak dapat melakukan antisipasi terhadap kenaikan
atau penurunan tekanan darah.
Elastisitas pembuluh darah tidak tetap, pembuluh darah akan
menjadi kaku seiring bertambahnya usia ( misalkan oleh karena
terjadi pengapuran pada didindingnya ) oleh karena itu tekanan
darah pada orang lanjut usia cenderung sedikit lebih tinggi
daripada orang muda. Penyebab lain dari kekakuan pembuluh
darah adalah karena adanya tumpukan kolesterol pada dinding
sebelah dalam pembuluh darah, kolesterol juga menyebabkan
penyempitan pembuluh darah. Pembuluh darah yang kaku akan
menyebabkan hipertensi ( penyakit darah tinggi), walau
sebenarnya tidak semua penyakit darah tinggi disebabkan
karena kekakuan pembuluh darah. Apabila pembuluh darah
menjadi kaku dan di sertai penyempitan pada sebagian besar
pembuluh darah dalam tubuh seseorang, maka tekanan
darahnya dapat menjadi sangat tinggi (hipertensi berat).
Untuk menjadi agar elastisitas pembuluh darah tetap baik
sehingga kita tidak muda terkena penyakit tekana darah tinggi,
salah satu cara terbaik adalah dengan melakukan olah raga
(exercise) secara teratur . dengan melakukan olah raga secara
teratur, akan melatih jantung dan pembuluh darah tetap
terjaga kelenturannya.
Penggolongan Pembuluh Darah

Berdasarkan ukuran dan fungsinya, pembuluh darah dapat


digolongkan sebagai berikut :
a.
Windkessel vessels ( compression chamber ) :
pembuluh darah yang sangat besar, misal : aorta dan arteri
besar lainnya. Pembuluh ini sangat elastis dan menyimpan
energy potensial yang dirubah menjadi energy genetic.
b.
Resistance vessels : diameter agar kecil, memiliki
system pengaturan yang sangat efisien dan diatur pula oleh
system saraf otonom.
c.
Exchange
vessels :
pembuluh
darah
kapiler
( kapilaria ). Pembuluh terkecil, dindingnya terdiri dari satu
lapisan sel. Disini terjadi pertukaran air dan zat-zat di dalamnya
antara darah dengan cairan tubuh lainnya ( cairan intestitiil ).
d.
Capacity vessels : pembuluh pembuluh darah balik
( vena dan venuli ). Dapat menampung darah dalam jumlah
banyak.
e.
Shunt vessels : aliran darah yang tidak melalui
pembuluh kapiler akan melewati shunt ini, tidak turun dalam
pertukaran cairan dan zat zat., diatur oleh system saraf
otonom dan hanya terdapat dibeberapa tempat, misalnya :
kulit. Gunanya agar darah lebih muda mengeluarkan panas
keluar tuba/permukaan.

A. KESIMPULAN :
a. Sirkulasi peredaran Janin
Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa,hal
ini dikarenakan, pada janin organ vital untuk metabolisme
masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru janin dan
alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh
plasenta.Dalam sirkulasi darah janin ini diperlukan beberapa

faktor untuk berlansungnya sirkulasi darah pada janin


diantaranya adalah:fadlie.web.id

foramen ovale
duktus arteriosus bothalii
duktus venousus aranthii
vena umbilikalis
arteri umbilikalis dan plasenta
Jalur peredaran darah janin dapat digambarkan sebagai
berikut :
Plasenta vena umbilicalis -hati ductus venosus /vena
hepatica vena cava inferior atrium kanan foramen oval
Atrium kiri ventrikel kiri aorta kepala, tangan/ abdomen,
thorax, kaki arteri umbilicalis plasenta.Ini aliran darah yg
kaya dengan nutrisi dan oksigen yang berasal dari sirkulasi
darah ibu, namun setelah janin lahir sirkulasi darah janin akan
berubaha pada saat bayi lahir dan menangis,hal ini akan dapat
memberikan perubahan pada organ paru dimana paru-paru
mulai berkembang dan aliran darah akan berubah pada sirkulsi
darah seperti orang dewasa.fadlie.web.id

b. Sirkulasi darah jantung Orang dewasa dan pembuluh


darah
Aliran darah ke seluruh tubuh dapat berjalan berkat adanya
pemompa utama yaitu jantung dan sistem pembuluh darah
sebagai alat pengalir atau distribusi.
Ruang jantung
Atrium (dipisahkan oleh septum intratrial) :
a. Atrium dekstra
b. Atrium sinistra
c. Atrium kanan
d. Atrium kiri
Ventrikel (dipisahkan oleh septum interventrikular) :

a. Ventrikel dekstra
b. Ventrikel sinistra
c. Ventrikel kanan
d. Ventrikel kiri
Pelapis jantung
Dinding jantung
Katub jantung

Sistem sirkulasi Darah Manusia sebagai berikut :


1.

System sirkulasi sistemik

jantung
(bilik/ventrikel
kiri) aorta arteri arteriole kapillari
bed
atau
A-V
anastomose venule vena vena cava (vena cava inferior
dan vena cava superior) jantung ( atrium/serambi kanan).
2.

System sirkulasi pulmoner

jantung
(bilik/ventrikel
pulmonalis paru kapilaria
pulmonalis jantung (atrium/serambi kiri).

kanan) arteri
paru vena

B. SARAN :
Makalah ini semoga berguna bagi pembaca,khususnya
mahasiswa. Namun, alangkah baiknya jika pembaca tidak puas
dengan materi yang kami buat dan bisa memahami materi
tentang sirkulasi dan pembuluh darah.
C. Dastar pustaka :
Manuaba I.BG.2007.Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Fadlie. 2011. Proses Sirkulasi darah Janin. Pontianak :

http://www.fadlie.web.id/?p=2294 Dibuka Tanggal 22/02/2011


Pukul: 2:07 PM
Prawirohardjo, Sarwono.2005. Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Varney, Helen dkk.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta:
EGC

Perubahan pada sistem


peredaran darah janin dan bayi
baru lahir
sirkulasi darah janin

Sirkulasi darah bayi baru lahir

Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke
jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus
terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem
pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan
cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah
1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya
aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume
dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah
dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses
oksigenasi ulang.
2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru
dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini
menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru.
Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah
dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini
dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium
kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup
secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat
diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi


a. sirkulasi darah fetus
1). Struktur tambahan pada sirkulasi fetus
a). Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari
plasenta ke permukaan dalam hepar
b). Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar
dan mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke
dalam vena cava inferior.
c). Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium
dextra ke dalam ventriculus sinistra
d). Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc
dexter dan aorta desendens
e). Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari
fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri
umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri
hypogastica.
2). Sistem sirkulasi fetus
a). Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke
permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan
mengembalikan darah ke vena cava inferior
b). Ductus venosus : adalah cabang cabang dari vena umbilicalis dan
mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena
cava inferior
c). Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam
ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan
ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum
d). Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang
mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra,
dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian
melaui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi
kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum
menerima darah baru yang mengalami oksigenasi
e). Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas
superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena
cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam venriculus dexter
f). Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang
nonfungsional, yanghanya memerlukan nutrien sedikit

g). Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus
dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis
dan ekstremitas inferior
h). Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna,
membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen
dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal
b. Perubahan pada saat lahir
1). Penghentian pasokan darah dari plasenta
2). Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
3). Penutupan foramen ovale
4). Fibrosis
a). Vena umbilicalis
b). Ductus venosus
c). Arteriae hypogastrica
d). Ductus arteriosus

MAKALAH ASKEB I
PERTUMBUHAN HASIL
KONSEPSI

DAFTAR ISI
Halaman Sampul (Cover)

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
1.2 tujuan
1.3 manfaat
BAB II. PEMBAHASAN (PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN HASIL KONSEPSI)
2.1 Perkembangan embrio awal
A. perkembangan embrio lanjut
B. perkembangan fetus
2.2 struktur dan fungsi amnion
A. struktur Amnion
B. fungsi amnion
2.3 struktur, fungsi dan sirkulasi tali pusat
A. struktur tali pusat
B. fungsi Tali pusat
C. sirkulasi tali pusat
2.4 struktur, fungsi dan sirkulasi plasenta
A. struktur plasent
B. fungsi plasenta
C. Sirkulasi plasenta

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama
haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal
periode antepartum.

Periode antepartum dibagi dalam tiga trimester, yang masing-masing


terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender. Pada
praktiknya, trimester pertama secara umum dipertimbangkan berlangsung pada
minggu pertama hingga ke-12 (12 minggu), trimester ke dua pada minggu ke-13
hingga ke-27 (15 minggu), dan trimester ke tiga pada minggu ke-28 hingga ke40 (13 minggu).
Pada masa periode antepartum inilah, dimulainya pertumbuhan dan
perkembangan hasil konsepsi.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini agar mahasiswa dapat :
1.

Menjelaskan tentang pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi

2.

Menjelaskan tentang struktur dan fungsi amnion

3.

Menjelaskan tentang struktur, fungsi dan sirkulasi tali pusat

4.

Menjelaskan tentang struktur, fungsi dan sirkulasi plasenta

5.

Menjelaskan tentang sirkulasi darah fetus.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini agar mahasiswa dapat memahami dana
menjelaskan :
1.

tentang pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi

2.

tentang struktur dan fungsi amnion

3.

tentang struktur, fungsi dan sirkulasi tali pusat

4.

tentang struktur, fungsi dan sirkulasi plasenta

5.

tentang sirkulasi darah fetus.

BAB II
PEMBAHASAN
PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN HASIL KONSEPSI

2.1 Perkembangan embrio awal


6-7 hari setelah fertilisasi blastocyt mulai tertanam didalam uterus dan
sempurna pada hari ke 10. Pertumbuhan embrio bermula dari lempeng
embrional (embryonal plate) yaitu dimulai dari hari ke-15 sampai sekitar 8
minggu setelah konsepsi atau sampai ukuran embrio sekitar 3 cm, dari puncak
kepala sampai bokong. Tahap ini merupakan masa yang paling kritis dalam
perkembangan sistem organ dan penampilan luar utama janin, daerah yang
sedang berkembang dan mengalami pembelahan sel yang cepat sangat rentan
terhadap malformasi akibat teratogen.
Dari embryonal plate selanjutnya berdeferensiasi menjadi tiga unsur :
a.

Sel-sel ektodermal

Pertumbuhan rambut, kulit, kuku, gigi, jaringan saraf, yang meliputi pula alat
indera (organ sensoris), glandula salivaria, cavitas nasi, bagian bawah kanalis
analis, tractus genitalis dan glandula mammae.
b.

Sel-sel endodermal

Melapisi saccus vittelinus dan berkembang menjadi tractus digestivus, hepar,


pankreas, trachea, pulmo, vesica urinaria dan uretra.
c.

Sel-sel mesodermal

Mesodermal merupakan lapisan jaringan disamping ektodermal dan endodermal


yang berasal dari massa sel dalam. Sebagian mesodermal terletakdi sekeliling
cakram embrio. Perkembangan lebih lanjut dari mesodermal ini akan
menghasilkan sistem sirkulasi dan limpatika, tulang, otot, ren, ureter, organ
genitalia dan jaringan subkutan pada kulit. Dengan kerja yang serupa, dengan

amoeba sel tunggal yang sedang mengambil makanan, maka cavitas amniotica
dapat merubah bentuknya agar dapat mengelilingi sacus vittelinus dan
mesoderma dan menarik kedua jaringan tersebut memasuki cavitas amniotica.

A. Perkembangan embrio lanjut

14 hari pertama

blastocyt diberi makan oleh sitoplasma sendiri, pembuluh-pembuluh darah


primitif untuk embrio mulai berkembang pada mesoderma.
Hari 14-28

Pembuluh-pembuluh darah embrio berhubungan dengan pembuluh-pembuluh


darah pada vili korion plasenta primitif. Sirkulasi embrio/maternal dengan
demikian telah terbentuk dan darah dapat beredar. Kepala embrio dapat
dibedakan dari badannya tunas-tunas tungkai sudah tampak. Terjadi sikap fleksi
yang terjadisecara pelan-pelan. Sistem-sistem utama di dalam tubuh telah ada
dalam bentuk rudimenter. Jantung (cor) menonjol dari tubuh dan mulai
berdenyut.
Hari 28-42

Panjang embrio kira-kira 12 mm pada akhir minggu ke-6. Lengan mulai


memanjang dan tangan mendapatkan bentuknya. Timbul mata dan telinga
rudimenter, telinga tampak tetapi terletak lebih rendah, gerakan pertama dapat
dideteksi dengan ultrasound mulai dari minggu ke-6.

B. Perkembangan Fetus

Umur
Kehamila
n

Panjang
Badan

Berat
Badan

Pembentukan Organ

8 minggu

2,5 cm

5 gr

Merupakan perkembangan cepat, jantung

mulai memompa darah, anggota badan


hidung, kuping, jari jemari mulai
dibentuk, kepala fleksi.
12
minggu

9 cm

15 gr

Embrio menjadi janin. Denyut jantung


dapat terlihat dengan ultrasound.
Diperkirakan lebih berbentuk manusia
karena tubuh berkembang. Jenis kelamin
dapat diketahui dan ginjal sudah mulai
memproduksi urin.
Daun kuping lebih jelas, kelopak mata
melekat, leher mulai terbentuk, alat
kandungan luar terbentuk namun belum
berdiferensiasi.

16
minggu

16 cm

120 gr

Sistem muskuloskeletal sudah matang,


sistem saraf mulai melakukan kontrol
pembuluh darah berkembang dengan
cepat,tangan janin dapat menggenggam,
kaki menendang dengan aktif, jantung
janin dapat didengarkan dengan
funandoskop, kelopak mata alis, mata
dan kuku telah tumbuh dengan
sempurna. Kelenjar minyak telah aktif
dan vernik kaseosa telah melapisi tubuh
fetus

20
minggu

25 cm

280 gr

Verniks melindungi tubuh, kulit sangat


keriput karena lemak subkutan terlalu
sedikit. Alis, bulu mata dan rambut
terbentuk. Janin mulai menjawab
rangsangan dari luar, janin akan tenang
apabila ibu mendengarkan musik yang
tenang.

24
minggu

30 cm

600 gr

Kerangka berkembang dengan cepat,


rambut menutupi kepala, deposit lemak
subkutan lebih banyak yang
menyebabkan kerutan kulit mulai
berkurang. Perkembangan pernapasan
dimulai. Bila lahir dapat bernapas tapi
hanya bertahan hidup beberapa jam saja.

28
minggu

35 cm

1000 gr

Janin dapat bernapas, menelan dan


mengatur suhu. Surfaktan terbentuk
didalam paru-paru. Lanugo berkurang.
Bila lahir dapat bernapas, menangis pelan
dan lemah.

32
minggu

40 cm

1800 gr

Simpanan lemak berkembang dibawah


kulit, lanugo mulai berkurang tetapi
masih tertutup verniks kaseosa, bila lahir
kelihatan seperti orang tua kecil
atau little old man.

36
minggu

45 cm

2900 gr

Penulangan (oksipikasi) tulang tengkorak


masih belum sempurna, muka berseri
tidak keriput, jaringan lemak terus
bertambah.

40
minggu

50 cm

3000 gr

Bayi cukup bulan, kulit licin, fetus gemuk


dan merah sedikit lanugo dan sedikit
verniks kaseosa.

2.2 Struktur dan Fungsi Amnion

A. Struktur Amnion
Adapun struktur amnion adalah :
a. Amnion berkembang dari delaminasi sitotrofoblas sekitar hari ke-7 atau ke-8
perkembangan ovum normal atau pada dasarnya berkembang sebagai ekstensi
dari ekstoderm janin.
b. Dimulai sebagai vesikel kecil, amnion berkembang menjadi sebuah kantong
kecil yang menutupi permukaan dorsal embrio.
c. Ketika amnion membesar, perlahan-lahan kantong ini meliputi embrio yang
sedang berkembang yang akan prolaps kerongganya.
d. Distensi kantong amnion akhirnya mengakibatkan kantong tersebut
menempel dengan bagian interior korion.
e. Amnion dan korion, walaupun sedikit menempel tidak pernah berhubungan
erat dan biasanya dapat dipisahkan dengan mudah bahkan pada waktu aterm.
f. Amnion normal mempunyai tebal 0,02-0,5 mm.
g. Volume rata-rata yaitu 1 liter, banyaknya dapat berbeda-beda, pada minggu
ke-36 banyaknya 1030 cc, minggu ke-40 banyaknya 790 cc dan pada minggu ke43 sudah berkurang menjadi 240 cc. Jika banyaknya lebih dari 2 liter dinamakan
Polyhidramnion atau Hidramnion kalau terlalu sedikit kurang dari 500 cc disebut
Oligohidramnion.

h. Merupakan bantalan bagi fetus akibat trauma dengan memperhalus dan


menghilangkan kekuatan benturan dan memungkinkan pergerakan yang bebas
bagi perkembangan sistem muskuloskeletal.
i. Cairan amnion yang normalnya berwarna putih,agak keruh berkumpul di
dalam rongga amnion bertambah banyak selama kehamilan lanjut sampai
mendekati aterm dan normalnya akan berkurang pada saat aterm.
j. Cairan amnion reaksinya alkalis dengan BJ 1.008, komposisinya terdiri dari 99
% air, sisanya albumin,urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo,
verniks kaseosa dan garam organik.
k. Secara makroskopis berbau amis, adanya lanugo, rambut, dan verniks
kaseosa, bercampur mekonium. Secara mikroskopis terdapat lanugo dan rambut,
melalui pemeriksaan laboratorium dapat dilihat kadar urea (ureum) lebih rendah
dibanding dengan air kencing.

B. Fungsi Cairan Amnion/Ketuban


Adapun fungsi cairan amnion/ketuban adalah :
a. Memungkinkan anak bergerak dengan bebas dan tumbuh dengan optimal
kesegala jurusan karena tekanan pada anak sama pada semua bagiannya. Hal
ini sangat penting karena seandainya anak tertekan oleh organ sekitarnya maka
pertumbuhan akan terganggu.
b. Untuk melindungi anak terhadap pukulan-pukulan dari luar dan ibu terhadap
gerakan-gerakan anak. Jika cairan berkurang pergerakan anak dirasakan nyeri
oleh ibu.
c.

Mempertahankan suhu yang tetap bagi anak.

d. Mencegah terjadinya perlengketan


e. Waktu persalinan membuka servik dengan mendorong selaput janin
kedalam ostium uteri. Bagian selaput anak yang diatas ostium uteri yang
menonjol waktu his disebut ketuban dan membuka servik pada saat persalinan.

2.3 sruktur, fungsi dan sirkulasi tali pusat

A.

Adapun Sruktur,Fungsi Adalah :

a. Tali pusat atau funis terbentang dari umbilicus janin sampai permukaan
fetalis dari plasenta. Bagian luarnya putih, pucat, basah dan terbungkus amnion,
dimana didalamnya dapat terlihat tiga pembuluh darah umbilikal yaitu dua arteri
satu vena.
b. Pembuluh darah vena berfungsi untuk membawa oksigen dan memberi
nutrien ke sistem peredaran darah fetus dari darah ibu (maternal), dua
pembuluh darah arteri berfungsi untuk mengembalikan produk sisa (limbah) dari
fetus ke plasenta dimana produk sisa tadi diasimilasi ke dalam peredaran darah
maternal untuk dibuang keluar (eksresi).
c. Diameter tali pusat 1-2,5 cm dengan panjang rata-rata 55 cm dan biasanya
berkisar dari 30-100 cm.
d. Pembuluh darah yang berlipat-lipat dan berkelok-kelok yang lebih panjang
daripada tali pusat itu sendiri, sering membentuk nodulasi pada permukaan atau
false knots, yang pada dasarnya merupakan varises.
e. Matriks tali pusat terdiri dari jelly Wharton yaitu zat yang berbentuk seperti
agar-agar yang mengelilingi pembuluh-pembuluh darah, jumlah selai/jelly ini
menentukan tebal atau tipisnya tali pusat dan mengandung banyak air sehingga
pada setelah bayi lahir tali pusat mudah menjadi kering dan cepat terlepas dari
pusar bayi.
f.
Letak tali pusat : biasanya di tengah: insersio sentralis, di pinggir: insersio
lateralis, di luar, hubungan ke plasenta melalui selaput janin: insersio
velamentosa

B.Sirkulasi Darah Tali Pusat

Adapun sirkulasi darah tali pusat adalah :


14 hari setelah konsepsi, piringan embryo, amnion sac dan yolk sac terikat
pada villi chorion oleh tangkai penghubung. Selama minggu ketiga, pembuluh
darah berkembang untuk mensuplai embryo dengan nutrient dan oksigen
maternal. Selama minggu ke 5, setelah embrio memiliki cekungan kedalam dari
kedua sisinya membawa tangkai penghubung menjadi tertekan dari kedua sisi
oleh pembentukan amnion dari umbilikal corn yang sempit. Dua arteri membawa
darah dari embrio kevilli chorion dan satu vena mengembalikan darah ke
embryo. Satu persen umbillikal cord memiliki hanya dua pembuluh, satu arteri
dan satu vena. Kejadian ini kadang kadang dihubungkan dengan malformasi
kongenital.
Cord meningkat secara cepat dalam ukuran panjangnya. Pada
kematangan, cord ini berkisar dari 30 sampai 90 cm panjangnya dan memiliki
diameter 2 cm. Cord kemungkinan membelok secara spiral dan membentuk loop
mengelilingi embrio fetus. Satu simpul asli jarang, tetapi simpul palsu terjadi
sebagai lipatan atau kerutan dari cord. Jaringan penghubung disebut Whartons
jelly mencegah penekanan pembuluh darah untuk menjamin berlanjutnya zat
zat makanan pada embryo fetus. Penekanan dapat terjadi apabila cord terletak
diantara kepala fetal dan pelvis atau membelok melingkari tubuh fetal. Bila cord
melilit pada leher fetal, keadaan ini disebut dengan nuchal cord.

2.4 Struktur, Fungsi dan Sirkulasi Plasenta


Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung
dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan
oleh janin itu sendiri selama kehidupan intra uterin. Keberhasilan janin untuk
hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta. Plasenta terbentuk pada
kira-kira minggu ke-8 kehamilan berasal dari bagian konseptus yang menempel
pada endometrium uteri dan tetap terikat kuat pada endometrium sampai janin
lahir.
Adapun struktur, fungsi dan sirkulasi plasenta adalah :
A. Struktur Placenta
a.
Plasenta merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi janin
karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya.
b.
Berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20
cm dantebal lebih kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram.
c.
Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus,
agak ke atas ke arah fundus uteri.
d.

Plasenta dibagi menjadi 16-20 kotiledon.

e.
Pada penampang sebuah plasenta,yang masih melekat pada dinding
rahim nampak bahwa plasenta terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang
dibentuk oleh jaringan anak dan bagian yang dibentuk oleh jaringan ibu. Bagian
yang terdiri dari jaringan anak disebut piring penutup (membrana chorii), yang
dibentuk oleh amnion, pembuluh-pembuluh darah janin, chorion dan villi. Bagian
yang terbentuk dari jaringan ibu disebut piring desidua atau piring basal yang
terdiri dari desidua compacta dan sebagian dari desidua spongiosa, yang kelak
ikut lepas dengan plasenta.
f.
Jumlah total kotiledon tidak bertambah sepanjang gestasi. masingmasing kotiledon terus tumbuh walaupun tidak terlalu aktif pada minggu-minggu
terakhir.

Ultrastruktur trofoblas
Dipermukaan sinsitium tampak jelas mikrofilus, setara dengan bushborder yang
terlihat pada mikroskop cahaya. Keberadaan vesikel dan fakuol pinositotik
berkaitan dengan fungsi absorbsi dan sekretorik placenta. Lapisan dalam vilussitrotofoblas, menetap sampai kehamilan aterm, walaupun sering tertekan ke
lamina basalis trofoblas dan mempertahankan ultrastrukturnya.
Vilikorionik
Vilus pertama kali dapat dikenali dengan mudah pada placenta manusia dapat
dikenali setelah hari ke 12 setelah fertilisasi. Saat korda mesenkim yang berasal
dari sitotrofoblas menginfasi kolom trofoblas padat terbentuk vilus sekunder.
Setelah terjadi angiogenesis dari inti mesenkim insitu, vilus yang terbentuk
disebut vilus terseir. Sinus-sinus vena ibu telah terbuka pada awal proses
inplantasi tetapi sampai hari ke 14 15 setelah fertilisasi darah arteri ibu belum
masuk ke ruang antar vilus. Pada sekitar hari ke 17 pembuluh darah janin sudah
berfungsi dan telah terbentuk sirkulasi placenta. Sirkulasi janin placenta
terbentuk sempurna saat pembuluh darah janin sudah berfungsi, dan telah
terbentuk sirkulasi placenta. Sirkulasi janin placenta terbentuk sempurna saat
pembuluh darah mudigah bertemu dengan pembuluh darah korion. Pada awal
kehamilan vilus tersebar diseluruh perifer membran korion. Vilus yang berkontak
dengan desidua basalis berproliferasi untuk membentuk korion frondosum yang
merupakan komponen janin placenta. Vilus yang berkontak dengan desidua
kapsularis akan berhenti tumbuh dan mengalami degenerasi menjadi korion
leave. Sampai menjelang akhir bulan ke 3 korion leave akan dipisahkan oleh
rongga eksosoelum. Setelah itu korion dan amnion akan berkontak secara erat.
B.

Fungsi Plasenta

Adapun fungsi plasenta adalah :


a.

Nutrisi : memberikan bahan makanan pada janin

b.

Ekskresi : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin

c.

Respirasi : memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin

d. Endokrin : menghasilkan hormon-hormon : hCG, HPL, estrogen,progesteron,


dan sebagainya.
e.

Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin

f.
Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin,
yang
diberikan melalui ibu.
g. Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi
akhir2 ini diragukan, karena pada kenyataannya janin sangat mudah terpapar
infeksi / intoksikasi yang dialami ibunya).

C. Sirkulasi Darah Fetus


Adapun sirkulasi darah fetus :
A.

Sirkulasi Fetus

Ad. 1 Sistem peredaran darah fetus di tentukan oleh faktor-faktor berikut :


Foramen otak antara kedua atrium
Duktus arteriosus Borthalli antara arteri pulmonalis dan aorta
Duktus venosus Arantii di dalam hepar menuju vena cava inferior
Pada umbilikus terdapat satu vena umbilikalis dan dua arteri umbilikalis

Ad. 2 Peredaran janin sebagai berikut :


Darah yang kaya dengan nutrisi dan O2 di alirkan melalui vena
umbilikalis menuju hati, dimana terdapat duktus venosus Arantii, langsung
menuju dan masuk ke vena cava inferior lalu masuk ke atrium kanan jantung
janin
dari atrium kanan jantung janin sebagaian besar darah masuk ke atrium
kiri melalui foramen ovale
sebagaian kecil darah dari atrum kanan masuk ke ventrikel kanan

Darah yang masuk ke atrium kiri akan dipompa ke ventrikel kiri dan dari
ventrikel kiri dipompa masuk ke aorta dan selanjutnya di alirkan ke seluruh tubuh
janin
Cabang aorta di bagian bawah menjadi dua arteri hipogastrika interna,
yang mempunyai cabang arteri umbiilikalis
Darah dari ventrikel kanan di pompa menuju paru-paru, tetapi karena
paru-paru belum berkembang maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis
di alirkan menuju aorta melalui duktus arteriosus Borthalli
Darah yang di alirkan menuju paru-paru akan di alirkan kembali menuju
jantung melalui vena pulmonalis
Darah yang menuju plasenta melalui arteri umbilikalis terpecah menjadi
kapiler untuk mendapatkan nutrisi dan O2 untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin
Sisa metabolisme janin dan CO2 dilepaskan ke dalam sirkulasi
retroplasenter untuk selanjutnya dibuang melalui alat pembuangan yang
terdapat di tubuh ibu. hari setelah ovum dibuahi,terbentuksuatu celah yang
dikelilingi amnion primitif yang terbentuk dekat embrionicplate.Celah tersebut
melebar dan amniondisekelilingnya menyatu dengan mula-mula dengan body
stalk kemudian dengankorion yang akhirnya membentuk akntungamnion yang
berisi cairan amnion.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan janin merupakan proses awal seorang manusia
terbentuk, yang melibatkan semua bidang ilmu diantaranya adalah genetika,
pematangan gamet, pengangkutan ovum dan sperma, kapasitasi sperma dan
reaksi akrosom, fertilisasi, pembelahan sel, perubahan zigot dan transpor selama
minggu pertama kehidupan, implantasi, embriologi, fetologi, dan malformasi
kongenital maupun abnormalitas.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapakan agara mahasiswa dapat mengetahui
bagaiman proses pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi yang
sebenarnya :
a.

Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan embrio

b.

Bagaimana sruktur, fungsi amnion

c.

Bagaimana struktur, fungsi dan sirkulasi plasenta

( Sistem
Peredaran
Darah Pada
Janin)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan kehamilan atau masa
gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36 40 minggu. Bayi baru lahir
normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di dalam rahim
(intrauterine) ke kehidupan di luar rahim (ekstrauterin).
Pemahaman terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting
sebagai dasar dalam memberikan asuhan. Perubahan lingkungan dari dalam
uterus ke ekstrauterin dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik,
dan termik yang menimbulkan perubahan metabolik, pernapasan dan sirkulasi
pada bayi baru lahir normal. Penatalaksanaan dan mengenali kondisi kesehatan
bayi baru lahir resiko tinggi yang mana memerlukan pelayanan rujukan/ tindakan
lanjut.
Sebagai seorang tenaga kesehatan, bidan harus mampu memahami tentang
beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai
dasar dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus
mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi
mandiri secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui
sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk
mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan
melawan setiap penyakit /infeksi.
Oleh karena hal tersebut di atas lah kami menyusun makalah yang bejudul
ADAPTASI FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR

1.2

Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui pengertian dari Bayi Baru Lahir

Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada Bayi Baru


Lahir

Untuk mengetahui rangsangan pernapasan pertama pada Bayi Baru Lahir

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Peredaran Darah Pada Janin

Peredaran darah janin tidak dapat dipisahkan dari peredaran darah ibu.
Sewaktu mudigah tumbuh, pada permulaan yang mempunyai peranan penting
dalam memberikan nutrisi ke embrio (pembentukan dan peredaran darah janin)
adalah yolk sac, yang hanya berfungsi sampai usia kehamilan 10 minggu.
Seiring dengan perkembangan mudigah maka organ-organ tubuh fetus pun
mulai terbentuk termasuk di dalamnya plasenta dan pembuluh darah, sehingga
pemberian nutrisi oleh yolk sac pada janin diambil alih oleh plasenta.
Peredaran darah janin berlangsung selama kehidupan intra uteri, di mana
plasenta memegang peranan penting yang menyalurkan darah dari ibu ke janin.
Kegagalan fungsi plasenta dapat menimbulkan berbagai penyulit dalam
pertumbuhan dan perkembangan janin. Walaupun organ-organ janin belum
berfungsi, peredaran darah janin berfungsi untuk memenuhi nutrisi untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin.
Dengan penjelasan di atas untuk pertemuan kali ini kita akan membahas tentang
peredaran darah janin. Pada sistem peredaran darah ini akan dibahas tentang :
faktor-faktor penentu dalam sistem peredaran darah janin, komponen/organ
yang terlibat, mekanisme dan faktor-faktor penting yang mengubah peredaran
darah janin.
Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah orang
dewasa, karena paru-paru janin belum berkembang sehingga oksigen diambil
melalui plasenta.
Sistem peredaran darah janin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Foramen Ovale
Merupakan lubang sementara di antara serambi kiri dan serambi kanan
yang
memungkinkan sebagian darah masuk dari vena cava inferior
menyeberang ke serambi kiri. Alasan pengalihan ini adalah darah tidak perlu lagi
melewati paru-paru karena telah
teroksigenisasi.
2. Duktus Arteriosus Bothalli
Merupakan saluran yang terdapat antara arteri pulmonalis dan aorta.
3. Duktus Venosus Arantii
Menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena cava inferior. Pada titik ini
darah bercampur dengan darah yang telah diambil oksigennya yang kembali dari
tubuh bagian bawah.

4. Vena Umbilikal
Memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah hati dan membawa darah
yang mengandung oksigen dan sari makanan. Ia memiliki cabang yang bertemu
dengan vena porta dan masuk ke hati.
2.2. Komponen/Organ yang Terlibat dalam Pembuluh Darah Janin
Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya melibatkan pembuluh
darah saja tetapi juga melibatkan organ tubuh janin di antaranya sebagai berikut
:
1. Plasenta
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
2. Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.
3. Hati
Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosus
arantii.
4. Jantung
Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium
dekstra ke atrium sinistra.
5. Paru-paru
Terdapatnya duktus arteriosus bothalli.
2.3. Mekanisme Peredaran Darah Janin
Darah janin didapat dari Ibu dan dialirkan dari Ibu ke janin melalui
plasenta untuk kemudian diteruskan ke seluruh tubuh janin melalui vena yang
terdapat di umbilikus. Peredaran darah janin digambarkan langsung sebagai
berikut :
Mula-mula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta
masuk ke janin melalui vena umbilikus yang bercabang dua setelah memasuki
dinding perut yaitu :

A. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati
dan kemudian diangkut melalui vena hepatika ke vena cava inferior.
B.
Cabang satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung masuk ke dalam
vena cava inferior.Darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan dan
sebagian besar darah dari atrium kanan akan dialirkan ke atrium kiri melalui
foramen ovale. Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan
bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior.

C. Darah dari ventrikel kanan ini dipompakan ke paru-paru melalui arteri


pulmonalis, karena adanya tahanan dari paru-paru yang belum mengembang
maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis sebagian akan dialirkan ke
aorta melalui duktus arteriosus bothalli dan sebagian kecil akan menuju paruparu dan selanjutnya ke atrium sinistra melaui vena pulmonalis.

Sementara itu darah yang terdapat pada atrium kiri kemudian dialirkan ke
ventrikel kiri dan diteruskan ke seluruh tubuh melaui aorta guna memberikan
oksigen dan nutrisi bagi tubuh bawah. Cabang aorta bagian bawah ini menjadi 2
(dua) arteri hipograstika interna yang mempunyai cabang arteri umbilikalis.
Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta sisa metabolisme
akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis ke plasenta melalui
arteri umbilikalis untuk diteruskan ke ibu.
2.4. Faktor-Faktor yang Mengubah Peredaran Darah Janin
Setelah kelahiran terjadi perubahan peredaran darah janin, faktor penting
yang mengubah peredaran darah janin menuju peredaran darah dewasa
ditentukan oleh :

a. Berkembangnya paru-paru janin


Berkembangnya paru-paru janin dapat menyebabkan tekanan negatif
dalam paru sehingga dapat menampung darah, untuk melakukan pertukaran
CO2 dan O2 dari udara sehingga terjadi oblitersi pada duktus arteriosus
bothalli.
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen
ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke
atrium kanan kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke
atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di
atrium kiri meningkat.

b.Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin


Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin terjadi
karena dipotongnya tali pusat sehingga terjadi peredaran darah pulmonal yang
mengakibatkan terjadi pernafasan pulmona. Dengan demikian duktus arteriosus
bothalli tidak berfungsi dan akan mengalami perubahan dan menjadi
ligamentum arteriosum begitu juga dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi
ligamentum teres, duktus venosus arantii menjadi ligamentum venosum serta
foramen ovale menjadi hypogastrik arteries kecuali beberapa cm pertama yang
tetap terbuka sebagai arteri vesical superior.
Pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis dan tali
pusat berhenti berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta sekitar
50 ml s/d 75 ml yang sangat berarti bagi pertumbuhan janin.

c. Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A)


Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A) sehingga setelah lahir dapat
menangkap oksigen dan melepaskan CO2 melaului pernafasan sehingga terjadi
pertukaran O2 dan CO2 di paru-paru.
2.5. Sistem Peredaran Darah Pada Bayi Baru Lahir

Sistim peredaran darah pada bayi baru lahir berbeda dengan sistem
peredaran darah pada janin,pada bayi yang baru lahir semua pembuluh
umbilikal,duktius venosus,dan duktus arteriosus akan mengerut,pada saat itu
pula akan terjadi perubahan sirkulasi,dimana terjadi pengembangan paru dan
penyempitan tali pusat.akibat peningkatan kadar oksigen pada sirkulasi paru
dan vena
pulmonlis,duktus arteriosus akan menutup dalam 3 hari,dan total pada minggu
kedua.Pada situasi,dimana kadar oksigen kurang yaitu pada gagal nafas,duktus
akan relatif membuka(paten).
sirkulasi darah janin

Sirkulasi darah bayi baru lahir

Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke
jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus
terjadi 2 perubahan besar :

a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung


b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem
pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan
cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah
1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya
aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume
dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah
dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses
oksigenasi ulang.
2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru
dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini
menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru.
Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah
dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini
dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium
kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup
secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat
diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi
a. sirkulasi darah fetus
1). Struktur tambahan pada sirkulasi fetus
a). Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari
plasenta ke permukaan dalam hepar
b). Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar
dan mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke
dalam vena cava inferior.
c). Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium
dextra ke dalam ventriculus sinistra
d). Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc
dexter dan aorta desendens
e). Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari
fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri

umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri


hypogastica.
2). Sistem sirkulasi fetus
a). Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke
permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan
mengembalikan darah ke vena cava inferior
b). Ductus venosus : adalah cabang cabang dari vena umbilicalis dan
mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena
cava inferior
c). Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam
ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan
ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum
d). Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang
mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra,
dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian
melaui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi
kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum
menerima darah baru yang mengalami oksigenasi
e). Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas
superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena
cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam venriculus dexter
f). Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang
nonfungsional, yang hanya memerlukan nutrien sedikit
g). Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus
dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis
dan ekstremitas inferior
h). Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna,
membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen
dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal
b. Perubahan pada saat lahir
1). Penghentian pasokan darah dari plasenta
2). Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
3). Penutupan foramen ovale
4). Fibrosis
a). Vena umbilicalis
b). Ductus venosus

c). Arteriae hypogastrica


d). Ductus arteriosus
Tabel Perubahan
STRUKTUR

SEBELUM LAHIR

SETELAH LAHIR

Vena Umbilikalis

Membawa darah arteri ke hati dan


jantung

Menutup;
menjadi
ligamentum
teres hepatis

Membawa darah anterio venosa ke


plasenta

Menutup;menjad
i ligamentum
vesikale pada
dinding
abdominal
anterior

Duktus Anteriosus

Pirau darah arteri dan sebagian darah


vena dari arteri pulmonalis ke oaorta

Menutup;
menjadi
ligamentum
anteriosum

Foramen Ovale

Menghubungkan atrium kanan dan kiri

Biasanya
menutup,
kadang-kadang
terbuka

Paru-paru

Tidak mengandung udara dan sangat


sedikit mengandung darah; berisi cairan

Berisi udara dan


disuplai darah
dengan baik

Arteri Pulmonalis

Membawa sedikit darah ke paru

Membawa
banyak darah ke
paru

Aorta

Menerima darah dari kedua ventrikel

Menerima darah
hanya dari
ventrikel kiri

Vena Kafa Inferior

Membawa darah vena dari tubuh dan


darah arteri dari plasenta

Membawa darah
hanya ke atrium
kanan

2.6. ADAPTASI /PERUBAHAN FISIOLOGI PADA BBL

Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
1. Perubahan sistem pernapasan / respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru paru.

a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang
dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus
proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus
dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan
adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak
matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal
ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan
sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.

b. Awal adanya napas


Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru
selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru
secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan
susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan
berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
3) Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat
dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan
mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan
menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4) Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas


Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.

Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin


/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru paru. Produksi surfaktan
dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru
matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk
mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan
dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir
pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini
memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai
peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah
terganggu.

d. Dari cairan menuju udara


Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati
jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari
paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara sectiocesaria kehilangan
keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah
dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang
pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paruparu dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler


Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam
mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh
darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak
ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam
alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan
memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam
alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang
perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa,hal ini dikarenakan, pada
janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut
adalah paru janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh
plasenta.

Transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri terjadi pada sistem pernafasan,
sistem sirkulasi darah dan perubahan darah sebagai akibat perubahan
lingkungan dalam uterus ke luar uterus serta beberapa refleksi yang ada pada
saat lahir. Hal ini hanya berlangsung sampai beberapa bulan dan kemudian
menghilang.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Behrman,dkk.(2000).Ilmu kesehatan Anak Nelson Vol 3.Jakarta: EGC

2.

Farrer, Helen.(1999). Perawatan Maternitas: Ed. 2. Jakarta : EGC.

3.
Winknjsastro, Hanifa.(2005).Ilmu Kebidanan Ed 3. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwon Prawirohardjo
4.

Ngastiyah, (1997). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC

5.

Staf Pengajar IKA-FKUI, (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Infomedika

Anda mungkin juga menyukai