PENDAHULUAN
trimester akhir kehamilan, janin ditutupi oleh pelindung biofilm disebut vernix
adaptasi terhadap keadaaan di ekstrauterus. Transisi dari keadaan yang berair dan
perlu dibedakan dengan keadaan yang serius atau permanen. Terkadang kelainan
sementara ini akan membuat orang tua bayi menjadi khawatir, sehingga
bayi baru lahir. Kondisi kulit tertentu ditemui pada bayi baru lahir yang cenderung
untuk hilang atau sembuh setelah usia 30 hari dan ini dianggap bersifat sementara.
Jika kelainan tersebut merupakan hal yang serius atau permanen, maka perlu
sebasea, milia, epstein pearls, sucking blisters, benign cephalic pustulosis, eritema
neaonatal akne, mottling, miliaria, harlequin color change, cutis marmorata dan
tanda lahir.1,2,3,10,11
1
Diagnosis akurat penyakit kulit pada bayi merupakan proses yang
kulit.1,2 Lesi kulit apapun selama periode ini harus secara hati-hati diperiksa dan
dibedakan dari kondisi kulit yang lebih serius untuk menghindari terapi yang tidak
perlu dan meyakinkan orang tua tentang prognosis yang baik dari manifestasi
kulit yang dialami. Kalaupun perlu diterapi maka dapat diterapi dengan tepat
seringkali berbeda dengan dewasa. Obat-obatan yang digunakan pun berbasis per
kilogram.1,2,10
2
BAB II
PEMBAHASAN
masa 28 hari atau 4 minggu pertama kehidupan ekstrauterin. 2,3,4,5,6 Pada periode ini
kulit neonatal berkembang lebih cepat daripada pada kulit orang dewasa dan
beberapa kondisi yang awalnya dianggap sepele ternyata serius dan begitupun
sebaliknya. 1,2,3
disebut vernix caseosa. Ini membentuk mekanis 'perisai' terhadap maserasi oleh
cairan amnion dan infeksi bakteri. Vernix terutama terdiri dari air (80,5%), protein
dan lipid (8 - 10%) yang melindungi kulit di dalam kandungan dari cairan amnion.
transepidermal.1,3
terhadap keadaaan di ekstrauterus. Transisi dari keadaan yang berair dan steril ke
yang cukup dramatis bagi kulit neonatus. Keutuhan dari barier epidermis paling
3
terhadap koloni mikroorganisme pada kulit mulai dari awal periode kelahiran.
Efikasi dari barier ini merupakan proporsi dari ketebalan dan komposisi lipidnya.
Selama periode gestasi akhir, jumlah lapisan epidermis dan ketebalan stratum
korneum akan bertambah seiring dengan pertambahan usia janin dan mencapai
Pada janin postmatur (>40 minggu usia gestasi) dijumpai kulit yang
kering dan terkelupas akan menutup secara spontan pada sebulan pertama
kehidupan dan akan menghasilkan kulit yang normal dan sehat. Perawatan agen
topikal harus mengandung pelembab dan hindari mandi yang berlebihan. 1,3,8
mengalami penurunan fungsi barier epidermis dan bahkan rasio luas permukaan
tubuh-masa tubuh yang lebih besar lagi. Sebagai tambahan, organ-organ yang
distribusi dan ikatan protein pada agen kimia. Toksisitas lokal maupun sitemik
dapat terjadi pada bayi prematur tidak hanya karena pengobatan topikal tetapi
bisa juga karena sabun, lotion ataupun cairan pembersih lainnya. 1,3,8
Gangguan pada epidermal dan dermal akan menyebabkan nyeri kutaneus yang
lumayan parah. Bayi prematur memiliki resiko infeksi dan sepsis dari organisme
terkait kulit yang masuk lewat kulit yang tipis dan rapuh. Berkeringat pada bayi
terhadap panas tidak berfungsi karena tipisnya lapisan lemak subkutan, kontrol
4
autonom pembuluh darah kulit juga jelek, dan besarnya rasio luas permukaan
isolasi dengan pengaturan suhu dan kelembapan sampai janin matur dan regulasi
sebaseus.1 Manifesatsi yang dapat terlihat pada kelainan ini yaitu adanya makula
atau papula kecil, ukuran < 1 mm, warna kekuningan, multiple. Predileksi dari
hiperplasia kelenjar sebaseus yaitu pada dahi, hidung, bibir atas, dan pipi bayi
baru lahir.1,2,5 Ini merupakan keadaan yang ringan dan dapat hilang secara spontan.
Papul-papul kecil akan semakin mengecil dan hilang seluruhnya dalam 1 minggu
kehidupan. Hal ini tidak berhubungan dengan jenis kelamin, ras, dan usia
kehamilan.1,5 Hiperplasia kelenjar sebaseus lebih sering terjadi pada bayi laki-laki,
yang cukup bulan, pada bayi yang dilahirkan secara normal atau pervaginam,
lebih banyak pada multipara dan pada bayi dengan berat >2500 gr. Keadaan ini
5
Gambar 2.1 Hiperplasia kelenjar sebaseus pada hidung neonatus usia 1 hari
Sumber : Wolff K ,et al. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Ed.8. New York: The
McGraw-Hill Companies; 2012.
Milia
berukuran pin point dengan diameter 1-2 mm, dan berwarna putih atau
paling sering pada wajah terutama hidung, pipi dan dahi bayi.1,2,3,11,12 Kadang juga
Prevalensi milia umumnya bervariasi yaitu mulai dari 7,5% sampai 36%. 5
Milia tidak berhubungan dengan maturitas, lebih sering pada bayi perempuan
daripada laki-laki, bayi yang lahir dengan berat >2500 gr, dan pada multipara. 4,5,9
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Behera B, dkk menyatakan hasil yang
berbeda mengenai jenis kelamin. Dalam penelitian ini, milia lebih banyak
6
Milia dapat ditemukan pada bayi baru lahir dan hilang secara spontan dalam
Epstein Pearls
Milia yang terletak pada mukosa oral di sepanjang median palatal raphe,
memiliki ciri berdiameter 2-3 mm, berwarna putih atau kekuningan, dan dapat
kulit yang paling umum ditemukan yaitu sekitar 61%.12 Penelitian lain yang
dilakukan oleh Patel PV dkk, juga menyatakan hal serupa yaitu epstein pearls
ditemukan pada 64-89 % neonatus normal dan sering terjadi pada bayi
Kaukasia.4,14 Epstein pearls lebih sering terjadi pada bayi baru lahir berjenis
kelamin perempuan, usia gestasi aterm, multipara, dan pada bayi yang berat
7
Ketika terjadi pada margin alveolar, maka disebut bohn’s nodule.2,3,12
Epstein pearls tidak membutuhkan terapi khusus karena dalam beberapa minggu
akan hilang.2
Sucking Blisters
soliter atau tersebar pada ekstrimitas atas bayi baru lahir. Lesi kulit ini diyakini
terjadi akibat isapan kuat dari janin pada daerah tertentu saat di dalam kandungan.
Tempat yang sering adalah lengan bawah, ibu jari, dan telunjuk. Bula-bula ini
sedang menghisap daerah lesi. Jika ekstremitas yang terkena didekatkan ke mulut
bayi, bayi akan mulai mengisap lokasi ini,maka diagnosis dapat ditegakkan. 1,12
8
Infeksi herpes perlu dipertimbangkan sebagai diferensial diagnosis.
Namun lesi infeksi herpes simplek adalah vesikel berkelompok dengan dasar
Hal ini dikarenakan lesi ini membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari
pertama kehidupan dan diperkirakan terjadi pada 50% bayi baru lahir. Erupsi ini
sebaceous dan dikaitkan dengan pertumbuhan berlebih dari Malassezia sp, dan
spontan.3,11,12
Gambar 2.3 Benign cephalic pustulosis. Tampak banyak papulopustul di kedua pipi pada bayi
berusia 3 minggu (kiri). Infantil acne. True comedones dan inflammatory papules pada kedua pipi
anak perempuan berusia 10 bulan (kanan).
Sumber: Wolff K ,et al. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Ed.8. New York: The
McGraw-Hill Companies; 2012.
9
Neonatal Akne
seperti pada benign cephalic pustulosis. Akan tetapi pada neonatal acne jauh lebih
sedikit dibandingkan benign cephalic pustulosis dan dapat dibedakan dengan lesi
komedomal. Pada neonatal akne biasanya terdiri dari komedo tertutup di dahi,
hidung dan pipi, meskipun lokasi lain juga mungkin. Komedo terbuka, papula
diperlukan, cukup dilakukan pembersihan setiap hari dengan sabun dan air.2 Jika
lesi luas dan bertahan selama beberapa bulan maka dapat diberikan lotion benzoil
peroksida 2,5%.3,11,12
kortikal adrenal, tumor virilisasi. Lesi dapat menghilang dalam 1-3 bulan.3,11,12
pada hampir 50-75% bayi cukup bulan dan jarang terjadi pada bayi kurang
bulan.1,2
10
Penyebab ETN tidak diketahui. Trauma mekanis atau kelahiran cukup
bulan diduga sebagai faktor etiologi. Faktor genetik, lingkungan dan ras kulit
hitam memiliki peran pada etiologi ETN.4,5,13 ETN juga lebih sering ditemukan
pada bayi berjenis kelamin laki-laki, multipara, dan berat badan lahir yang
berlebihan.9 Penelitian lain yang dilakukan oleh Behera, dkk menunjukkan hasil
yang berbeda. Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara jenis kelamin dengan ETN (p=0,002), dan perempuan yang
paling dominan. Selain itu, penderita ETN lebih banyak yang lahir dengan berat
badan normal, dan dengan dilahirkan melalui caesarean section.7 Gokdemir, dkk
melalui penelitiannya juga menyatakan bahwa ETN lebih banyak ditemukan pada
Lesi yang dapat ditemukan pada ETN yaitu makula eritematosa, papul,
1-3 cm dengan vesikel atau pustula sentral 1-4 mm, berwarna putih-kuning, dan
menyebar, sembuh sendiri, dan bersifat jinak. Biasanya muncul pada usia 24
Lesi dapat jarang atau banyak dan berkelompok pada beberapa tempat atau
tersebar luas pada permukaan tubuh terutama pada dahi, wajah, batang tubuh, dan
ekstremitas.2 Telapak tangan dan kaki biasanya tidak terkena lesi ini. Pustula
terbentuk di bawah stratum korneum atau lebih dalam pada epidermis dan
mewakili kumpulan eosinofil yang juga berakumulasi di sekitar bagian atas dari
11
folikel pilosebasea. Eosinofil dapat ditemukan pada pewarnaan wright dari isi
pada punggung, paha dan wajah. Jarang terjadi di telapak tangan dan telapak kaki.
Lesi biasanya dikelilingi oleh halo difus, bercak, erythematous halo. Temuan
klinis sebagian besar cukup untuk diagnosis.1-5 Terdapat 2 jenis erupsi yang dapat
1. Pada 70% kasus berupa gambaran eritematosa dan papul. Bercak eritematosa,
Gambaran yang paling khas yaitu terdapat "gigitan kutu atau “flea bite"
2. Pada 30% kasus didominasi pustular berwarna putih, diameter berukuran 1-2
sering terdapat pada punggung, tapi juga dapat ditemukan di lengan atas,
wajah dan paha. Jarang ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki.3
transient neonatal pustular melanosis (TNPM), dan miliaria tapi dapat dibedakan
oleh karakteristik infiltrat eosinofil dan tidak adanya organisme pada pewarnaan.
Pemeriksaan dengan pewarnaan wright pada inti vesikel atau pustule akan
eosinofilia sebanyak 20% terutama pada bayi, dengan lesi yang luas. Pada TNPM
lesi neutrofil lebih banyak daripada eosinofil, lesi sembuh dengan sisa pigmentasi,
hal ini tidak terlihat di ETN. Infeksi bakteri, Pityrosporum folliculitis, dan
12
kandidiasis juga dapat menyerupai ETN. Kultur Bakteri dan jamur dan pewarnaan
Gram akan membantu membedakan penyakit tersebut. ETN bersifat jinak dan
dapat hilang spontan pada usia 2-3 minggu tanpa gejala sisa.1,3,4,5,10
Gambar 2.4 Eritema toksikum neonatorum. Makula eritematosa, beberapa dengan papulopustula
sentral kecil, pada lengan neonatus usia 1 hari.
Sumber : Wolff K ,et al. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Ed.8. New York: The
McGraw-Hill Companies; 2012.
TNPM merupakan erupsi pustular idiopatik pada bayi baru lahir dengan
coklat kecil. Lesi ini lebih jarang daripada ETN dan lebih sering pada neonatus
dengan kulit yang berkulit gelap daripada kulit putih sehingga disebut juga
tinggi pada ibu dari anak yang terkena dibandingkan pada ibu dari bayi kontrol
13
(normal). Temuan ini belum dikonfirmasi, dan saat ini tidak ada penelitian yang
menghubungkan TPM dengan proses infeksi. insiden yang lebih tinggi pada
diakibatkan oleh sitokin dan untuk melepaskan faktor pertumbuhan oleh sel-sel
1. Vesikel kecil
3. Makula hiperpigmentasi
Pustula muncul pada fase awal, dan makula pada fase lanjut. Makula
berpigmen juga seringkali tampak saat lahir atau berkembang pada tempat pustula
atau vesikel yang pecah dalam hitungan jam atau selama hari pertama kehidupan.
basal dan suprabasal. Fase pustula jarang berlangsung lebih dari 2-3 hari. Fase
serosa dan poros rambut yang terfragmentasi juga dapat ditemukan. Pada dermis,
eosinofil dan atau neutrofil dapat terlihat di sekitar cappilaries dan di sekitar
14
Gambar 2.5 (A) Bayi baru lahir dengan pustula kongenital berdinding tipis yang mudah ruptur.
(B) Makula hiperpigmentasi yang muncul pada usia 10 jam.
Sumber : Wolff K ,et al. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Ed.8. New York: The
McGraw-Hill Companies; 2012.
Lesi ini dapat ditemukan dalam distribusi yang menyebar. Lesi dapat
terjadi di mana-mana dengan tempat predileksi adalah dagu, leher, dahi, dada
bagian atas, punggung bawah, dan pantat, dan punggung bawah walaupun kulit
kepala, ekstrimitas, telapak tangan dan kaki pun bisa terkena. Apusan dari isi
eosinofil pada sediaan pewarnaan wright. Kultur dan pewarnaan dapat digunakan
untuk membedakan pustula dari ETN dan pioderma karena mereka tidak
mengandung bakteri atau kumpulan eosinofil. Pewarnaan gram dari pustula ETN
makula pigmentasi residual yang sembuh selama 3 minggu sampai 3 bulan. 1,3,11,12
15
Mottling
Mottling adalah bercak atau pola seperti renda yang bewarna eritema
kehitaman pada ekstremitas dan tubuh neonatus yang terjadi karena terpapar
Miliaria
ekrin sementara. Dermatosis umum ini disebabkan oleh oklusi duktus ekrin pada
tetapi secara klinis berbeda. Miliaria mempengaruhi hingga 40% bayi dan
manifestasi klinis.11,12
16
Gambar 2.6 Miliaria
Sumber: Patel PV, et al. Clinical study of neonatal skin lesions. International Journal of Research
in Dermatology. 2017;3:239
dan profunda.
1. Miliaria kristallina
Miliaria kristallina adalah jenis yang paling umum pada periode bayi
baru lahir. Ini ditandai dengan 1-2 mm vesikel non inflamasi superfisial tanpa
dikelilingi eritema dan adanya obstruksi superfisial duktus ekrin pada tingkat
stratum korneum. Lesi paling sering terjadi pada dahi dalam 6-7 hari
kehidupan pertama. Selain itu juga dapat ditemukan pada badan bagian atas.
sekelilingnya, dan tidak adanya sel peradangan atau keratinosit raksasa pada
17
Gambar 2.7 Miliaria crystalline pada lengan atas bayi usia 7 hari
Sumber: Burns T, et al. Rook’s textbook of dermatology. Ed. 8. Oxfoord: Bleckwell publishing;
2010.p.561
Miliaria rubra ditandai oleh papula inflamasi yang kecil dan pustula.
Obstruksi miliaria jenis ini terjadi pada pertengahan epidermis. Temuan klinis
sebagian besar pada dahi, dada atas, volar lengan dan bagian kulit yang
Insiden miliaria rubra lebih banyak pada laki-laki dan lebih banyak di
pada bayi cukup bulan, yang menjalani operasi caesar dan pada bayi dengan
3. Miliaria Profunda
Miliaria profunda jarang terjadi pada bayi baru lahir. Pada miliaria profunda,
18
Harlequin Color Change
Lesi ini merupakan kejadian vaskular yang jarang namun dramatis yang
terjadi pada periode neonatus dan paling sering pada berat badan lahir rendah.
Lesi kulit ini terjadi terutama pada bayi belum cukup bulan, sedangkan jarang
tonus otot polos pembuluh darah perifer, lesi ini biasanya terjadi pada 2-5 hari
Gambaran klinis yang ditemukan berupa perubahan warna kulit pada saat
sisi sebelahnya berwarna pucat. Perubahan warna bertahan hanya 30 detik sampai
20 menit dan terkadang terkena hanya sebagian kecil dari tubuh atau muka.
permanen.1,3,12
Kutis Marmorata
Kutis marmorata adalah lesi kulit dimana terdapat warna kulit kebiruan
akibat dari adanya pelebaran pembuluh darah kapiler dan venula. Hal ini terjadi
ketika bayi baru lahir terpapar dengan suhu udara lingkungan yang rendah.
Perubahan vaskular ini mewakili respon pembuluh darah yang fisiologis dan
19
yang lebih tua. Lesi ini terutama mengenai daerah batang tubuh dan eksterimitas.
Keadaan ini dapat menghilang dari beberapa minggu sampai bulan. 2,10,12
dan sindrom Cornelia de Lange, Down, dan trisomi 18. Cutis marmorata
telangiectatica congenita secara klinis mirip, tapi lesi lebih banyak, dapat
atrofi epidermal, dan ulserasi. Kondisi ini dapat meningkat pada tahun pertama
dengan menghangatkan neonatus maka akan terjadi perbaikan warna kulit seperti
Tanda Lahir
Tanda lahir merupakan kelebihan satu atau lebih komponen normal kulit
per unit area, seperti: pembuluh darah, pembuluh getah bening, sel pigmen, folikel
rambut, kelenjar sebasea, epidermis, otot polos, kolagen atau elastin. Dua tanda
lahir yang paling umum adalah nevus simpleks dan mongolian spot.1,5,10
Salmon Patch
ciuman malaikat, atau gigitan bangau). Salmon patch merupakan makula vaskular,
berwarna merah muda pucat dan kecil. Paling sering terjadi pada glabela, kelopak
20
mata, bibir atas, dan daerah leher pada 30-40% dari bayi baru lahir yang normal.
Lesi ini mewakili pelebaran vaskular yang terlokalisasi, menetap untuk beberapa
bulan dan dapat menjadi lebih terlihat saat menangis atau perubahan suhu
lingkungan. 7,12,13
bulan sampai tahun tapi lesi pada leher posterior dan daerah oksipital biasanya
menetap sepanjang hidup namun tidak memiliki dampak klinis apapun atau
Lesi pada daerah wajah harus dibedakan dengan port-wine stain yang
merupakan lesi permanen. Salmon patch biasanya simetris, dengan lesi pada
kedua kelopak mata atau kedua sisi batang tubuh. Port-wine stain biasanya lebih
insiden salmon patch yaitu sekitar 10%, sedangkan di Jepang 22%. Tidak terdapat
perbedaan jenis kelamin dalam kasus ini dan bayi yang paling sering terkena yaitu
21
Mongolian Spot
Mongolian spot merupakan lesi ini biasanya terlihat saat lahir, walaupun
bisa juga muncul beberapa minggu setelah lahir. Lesi ini berupa belang berwarna
biru pada regio lumbosakral yang disebakan oleh melanosit yang terperangkap
selama migrasi ke dermis. Walapun dapat terjadi pada seluruh ras, tapi lebih
Lesi makular biru atau keabuan memiliki batas yang bervariasi, terjadi
paling sering pada daerah presakral tapi dapat juga ditemukan sepanjang paha
bagian belakang, kaki, punggung, dan bahu. Dapat berupa satu lesi atau beberapa
dan biasanya melibatkan daerah yang luas. Lebih dari 80% bayi kulit hitam, Asia,
dan India Timur memiliki lesi ini, insiden pada bayi kulit putih kurang dari 10%.
Warna yang unik dari makula ini terjadi karena lokasi dermal dari melanosit yang
22
Mongolian spot biasanya hilang selama beberapa tahun pertama
kehidupan tapi terkadang menetap. Penentuan diagnosis dari lesi ini dapat secara
klinis ditentukan tanpa perlu adanya tes penunjang lainnya. Lesi ini bukanlah
suatu keganasan. Beberapa lesi dapat menyebar pada daerah yang tidak biasa serta
jarang hilang. Penampilan karakteristik dan awal terjadinya membedakan lesi ini
23
BAB III
PENUTUP
penyebab kecemasan pada orang tua yang membuat mereka mencari konsultasi
kesehatan. Mayoritas lesi kulit neonatus biasanya fisiologis, sementara dan self-
neonatus sangat sensitif terutama karena pada masa ini terjadi penyesuaian awal
terhadap fungsi kulit sebagai regulator. Penting bagi seorang dokter untuk dapat
mengidentifikasi dan mendiagnosis lesi kulit pada neonatus secara tepat agar
tidak perlu.
Beberapa lesi kulit, baik fisiologis ataupun patologis, dapat muncul pada
saat lahir dan selama periode neonatal. Pengetahuan mengenai lesi-lesi kulit
tatalaksana yang akan diberikan pun akan sesuai. Oleh karena itu, perlu
lesi kulit yang terjadi akan mengarahkan pada ketepatan pemberian tatalaksana.
jenis kelamin, usia kehamilan, dan proses kelahiran. Data tersebut dapat berguna
dalam memahami perjalanan terjadinya lesi kulit yang terjadi pada neonatus.
24
DAFTAR PUSTAKA
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, editors.
skin disorders of childhood and adolescent. Ed. 5. China: Elsevier Inc; 2011.
p.11-16
4. Patel PV, SHetty VH, Shetty NJ, Varsha. Clinical study of neonatal skin
244.
49.
25
7. Behera B, Kavadya Y, Mohanty P, Routray D, Ghosh S, Das L. Study of
10. Paige D. Skin disorders in the neonate. In: Burns T, Breathnach S, Cox N,
2017;12(1):42-47.
26