METODE KONVENSIONAL
6
7
METODE KONVENSIONAL
2.1.1 Definisi
Bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu 37,
( di hitung dari hari pertama haid terakhir) menurut WHO . The American
Bayi prematur atau bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu
tanpa memperhatikan berat badan atau bayi yang dilahirkan dengan berat badan
sesuai dengan masa gestasi tersebut. Sebagian besar bayi lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram adalah bayi prematur. Dari pengertian tersebut
2.1.2 Penyebab.
1. Faktor ibu.
a. Penyakit.
dan psikologi, penyakit lainnya misalnya tifus abdominalis, malaria, nefritis akut,
diabetes melitus, infeksi akut atau tindakan operatif lain, kelainan pada placenta
7
8
b.Faktor usia.
dan pada multigravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat. Kejadian
tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini dapat
disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang
kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi lahir dari perkawinan
yang tidak sah ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari
d. Faktor Janin.
a. Kehamilan ganda.
b. Hidramnion.
d. Cacat bawaan .
f. Insufisiensi placenta.
ABO).
8
9
labia mayora.
lemah.
refleks isap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif,
et.all.2003 )
a. Hipotermi
Dalam kandungan, bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal dan
9
10
stabil yaitu 36ºC sampai dengan 37ºC. Segera setelah lahir bayi dihadapkan
pada suhu lingkungan yang umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini memberi
pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi. Selain itu hipotermi dapat terjadi
belum cukup memadai, lemak subkutan yang sedikit, belum matangnya sistem
saraf pengatur suhu tubuh, luas permukaan tubuh relatif lebih besar
klinis hipotermi , suhu tubuh di bawah normal, kulit dingin, akral dingin dan
sianosis.
suatu zat yang dapat menurunkan tegangan dinding alveoli paru. Pertumbuhan
yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang kuat. Tanda klinis sindrom
c. Hipoglikemia
bahwa hipoglikemia dapat terjadi sebanyak 50% pada bayi matur. Glukosa
merupakan sumber utama energi selama masa janin. Kecepatan glukosa yang
10
11
diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu karena terputusnya plasenta
sedangkan bayi berat badan lahir rendah dalam kadar 40 mg/ dl, hal ini
sebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi. Hipoglikemi bila kadar gula
kesulitan minum, terdapat gerakan putar mata, keringat dingin, hipotermia, gagal
d. Perdarahan intrakranial
Pada bayi prematur pembuluh darah masih sangat rapuh hingga mudah
germinal epidimal yang kaya pembuluh darah merupakan wilayah yang sangat
menurun atau tidak ada, tonus otot menurun, letargi, pucat dan sianosis, apnea,
kegagalan menetek dengan baik, muntah yang kuat, tangisan bernada tajam dan
imunitas humoral dan seluler masih kurang hingga bayi mudah menderita infeksi.
11
12
Selain itu, karena kulit dan selaput lendir membran tidak memiliki perlindungan
f. Hiperbilirubinemia
Hal ini dapat terjadi karena belum maturnya fungsi hepar. Kurangnya
direk belum sempurna, dan kadar albumin darah yang berperan dalam
transportasi bilirubin dari jaringan ke hepar kurang. Kadar bilirubin normal pada
bayi prematur 10 mg/dl. Hiperbilirubin pada prematur bila tidak segera diatasi
dapat menjadi kern ichterus yang akan menimbulkan gejala sisa yang permanen.
Tanda klinis hiperbilirubin: sklera, puncak hidung, sekitar mulut, dada, perut dan
Lemak subcutan kurang atau sedikit , struktur kulit belum matang dan
integritas kulit, terutama pada daerah yang sering tertekan dalam waktu
yang lama . Pemakaian plester dapat mengakibatkan kulit bayi lecet atau
2.2.1. Definisi
pada neonatus lebih sering ditemukan pada BBLR(bayi berat lahir rendah) .
Infeksi lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir dirumah sakit dibandingkan
dengan bayi yang lahir di luar rumah sakit. Bayi baru lahir mendapat imunitas
transplasenta terhadap kuman yang berasal dari ibunya. Sesudah bayi lahir, bayi
terpapar pada kuman yang bukan saja berasal dari ibunya tapi juga berasal dari
12
13
ibu lain, terhadap kuman yang terakhir ini bayi tidak mempunyai imunitas. ( IKA ,
FKUI 1997 )
2.2.2. Patogenesa
1. Infeksi antenatal
Kuman mencapai janin melalui sirkulasi ibu ke plasenta. Di sini kuman itu
sirkulasi umbilikus dan masuk kejanin. Mikroba yang dapat menyerang janin
melalui jalan ini ialah : virus rubella, poliomyelitis, coxsackie, variola, vaccinia,
kongenital dapt terjadi melalui infeksi plasenta. Fokus pada placenta pecah ke
cairan amnion dan akibatnya janin mendapat tuberkulosis melalui inhalasi cairan
amnion tersebut.
2. Infeksi intranatal
Infeksi melalui jalan ini lebih sering terjadi daripada cara lain.
Mikroorganisme dari vagina naik dan masuk kedalam rongga amnion setelah
ketuban pecah. Ketuban pecah lama ( jarak waktu antara pecahnya ketuban dan
lahirnya bayi lebih dari 12 jam ) mempunyai peranan penting terhadap timbulnya
plasentitis dan amnionitis. Infeksi dapat pula terjadi walaupun ketuban masih
utuh misalnya pada partus lama dan seringkali dilakukan manipulasi vagina.
Infeksi janin terjadi dengan inhalasi liquor yang septik sehingga terjadi
13
14
intranatal dapat juga melalui kontak langsung dengan kuman yang berasal dari
3. Infeksi pascanatal
Infeksi ini terjadi sesudah bayi lahir lengkap. Sebagian besar infeksi yang
berakibat fatal terjadi segera sesudah bayi lahir sebagai akibat kontaminasi pada
saat penggunaan alat atau akibat perawatan yang tidak steril atau sebagai akibat
infeksi silang.
bayi sendiri, tetapi lebih penting lagi untuk kamar bersalin dan ruang perawatan
bayinya. Diagnosis infeksi perinatal tidak mudah. Tanda khas seperti pada bayi
yang lebih tua seringkali tidak ditemukan. Biasanya diagnosis dapat ditegakkkan
dengan observasi yang teliti dan akhirnya dengan pemeriksaan fisik dan
selanjutnya.
sehingga gejala infeksi lokal tidak menonjol lagi. Walaupun demikian diagnosis
dini dapat ditegakkan kalau kita cukup waspada terhadap kelainan tingkah laku
terutama BBLR yang dapat tetap hidup selama 72 jam pertama dan bayi tersebut
tidak menderita penyakit tertentu atau kelainan kongenital tertentu, namun tiba-
tiba tingkah lakunya berubah, hendaknya harus selalu diingat bahwa kelainan
tersebut mungkin sekali disebabkan oleh infeksi ( IKA FKUI.1997). Gejala infeksi
pada neonatus biasanya tidak khas seperti yang terdapat pada bayi yang lebih
tua atau pada anak. Beberapa gejala yang dapat disebutkan diantaranya adalah
14
15
ialah malas minum, gelisah atau mungkin tampak letargis, frekuensi pernafasan
meningkat, berat badan tiba-tiba turun, pergerakan menurun, muntah dan diare.
Selain itu dapat terjadi edema, skelerema, purpura atau perdarahan , ikterus,
hepatosplenomegali, dan kejang. Suhu tubuh dapat meninggi normal, atau dapat
kurang dari normal. Pada bayi BBLR seringkali terdapat hipotermia dan skerema.
Umumnya dapat dikatakan bila bayi itu ” not doing well ” kemungkinan besar ia
infeksi.
neonatorum.
2.3.3.1.Sepsis neonatorum
gejala sistemik dan terdapat bakteri di dalam darah. Perjalanan penyakit sepsis
terpantau, tanpa pengobatan yang memadai bayi dapat meninggal dalam waktu
Faktor predisposisi
15
16
tindakan
neonatus.
Manifestasi klinis
Tanda dan gejala sepsis neonatorum umumnya tidak jelas dan tidak
Spesifik, serta dapat mengenai beberapa sistem organ. Berikut ini adalah tanda
dan gejala yang dapat ditemukan pada neonatus yang menderita sepsis :
1. Tanda dan gejala umum : hipertemia atau hipotermia atau bahkan normal,
aktivitas lemah atau tidak ada dan tampak sakit, berat badan menurun
tiba-tiba.
hidung.
16
17
sianosis.
5. Tanda dan gejala sistem saraf pusat : Refleks moro abnormal, iritabilitas
perdarahan, spelenomegali.
secara klinis tanda sepsis sudah jelas, pemeriksaan protein c reaktif, IgM,
di RSCM Jakarta oleh Monintja dkk (1971) menunjukkan bahwa jumlah sel yang
seperti sepsis, yang kemudian disertai kejang, ubun-ubun besar menonjol, kaku
17
18
intranatal, atau pasca natal disertai gejala klinis dan hasil pemeriksaan cairan
serebrospinal.
2.2.3.3. Pneumonia
Ada beberapa macam pneumonia yang bisa terjadi pada neonatus yaitu :
pecah lama, air ketuban keruh berbau, dan ada kesulitan bernafas pada
peroral dimulai terjadi aspirasi, yaitu karena refleks menelan dan refleks
batuk belum sempurna. Pneumonia ini harus dicurigai bila bayi berat lahir
18
19
atau virus. Gejala klinis biasanya didahului oleh ISPA, rinitis, dispnea,
atau piotoraks. Proses ini terjadi dengan cepat disertai gejala sesak
menurun, kemudian terjadi diare dan muntah. Tinja biasanya banyak dan cair,
berwarna kuning atau hijau. Agak khas ialah bau tinja seperti sperma, lama
kelamaan dapat terjadi dehidrasi, asidosis, dan syok hipovolemik, keadaan berat
Demam, Tidak mau minum, pucat dan berat badan menurun. Diagnosis
2.3.3.6.Pemfigus neonatorum
19
20
menjadi purulent, yang dikelilingi daerah kemerahan. Infeksi ini dapat meluas dan
neonatorum ini dapat mengakibatkan suatu epidemi dalam suatu bangsal bayi
baru lahir.
N. Gonorrhoeae pada konjunktiva bayi pada waktu melewati jalan lahir, selain itu
dapat ditularkan melalui tangan perawat yang mendapat kontaminasi kuman ini.
palpebra, bulu mata lengket karena pus dan mata mengeluarkan sekret yang
purulen, Penyakit ini biasanya bilateral. Pada stadium selanjutnya kornea akan
2.3.3.8.Omfalitis
tempat ini seringkali terjadi radang dan dapat mengeluarkan nanah, sekitarnya
merah dan terdapat edema. Pada keadaan yang berat, infeksi yang menjalar
2.3.3.9.Moniliasis
20
21
keadaan tertentu bila daya tahan tubuh rendah atau pemakaian antibiotik yang
berlebihan atau kortikosteroid yang lama, dapat terjadi pertumbuhan jamur yang
berlebihan , jamur ini dapat menimbulkan kelainan berupa stomatitis (oral trush),
diare, dermatitis bahkan infeksi parenteral. Infeksi ini mula-mula terdapat dimulut
kemiduan esophagus dan traktus digestivus yang lain dan menyebabkan diare.
Pada bayi yang mendapat makanan secara pananteral pada waktu yang lama
2.2.3.10. Stomatitis
Biasanya dimulai sebagai bercak putih pada lidah, bibir dan mukosa
mulut . Hal ini dapat dibedakan dengan sisa susu, yaitu karena sukar dilepaskan
dari dasarnya. Diagnosis ini dapat dibuat dengan membuat sedian hapus yang
diwarnai biru metilen, dalam sedian akan tampak miselium dan spora yang khas.
tetapi kulit bayi tipis dan mudah rusak. Pada tali pusat dapat terjadi gangren dan
2.3.3. Bayi tidak mempunyai IgM dan IgA, tetapi mempunyai IgG yang
21
22
setelah bayi lahir, terutama di sekitar hidung, tenggorok, tali pusat, rektum, dan
perineum. Hal ini mengakibatkan timbulnya kolonisasi flora tubuh, baik yang
bersifat saprofit maupun yang patogen. Yang dapat berasal dari jalan lahir adalah
kamar bayi , organisme gram negatif dari alat-alat perawatan, terutama yang
Pengertian
Tujuan
a. Membersihkan bayi
b. Memberi kenyamanan
Persiapan
1. Persiapan alat :
a. Meja mandi khusus yang bersih dan lunak untuk meletakkan bayi
b. Handuk
22
23
d. Waslap
h. Baby oil
l. Air hangat
2. Prosedur :
b.
Pada Tumit
darah .
3. Siapkan alat yang diperlukan yaitu : kasa steril kering, kapas alkohol, spuit 1cc
bengkok.
23
24
handuk atau waslap yang direndam pada air hangat di area injeksi fungsi 10
7. Lakukan pungsi pada tumit atau jari pada lokasi yang tepat, sisi yang umum
pada pungsi tumit adalah bagian luar pada tumit, batasan dapat ditandai dengan
garis imajiner yang terbentang secara posterior dari titik diantara jari kaki
9. Beri tekanan pada area injeksi pungsi dengan kasa steril kering sampai
perdarahan berhenti.
10. Bersihkan area yang diberi zat / agens bakteriostatik dengan air untuk
menghindari absorbsi.
11. Buang lanset atau alat pungsi dalam wadah tahan tusuk di dekat tempat
penggunaannya.
12. Dokumentasikan area injeksi dan jumlah darah serta tipe tes yang dilakukan.
Pada vena
8. Ambil darah sejumlah yang diinginkan dan tempatkan dalam wadah yang tepat
24
25
9. Lepaskan turniket
10. Tarik jarum dari area tusukan dan tempelkan kasa steril kering atau bola
kapas pada sisi tersebut dengan tekanan kuat sampai perdarahan berhenti. Bila
tusukan dilakukan pada daerah antekubital, jaga agar lengan tetap terekstensi
12. Buang spuit dan lepaskan penutupnya, buang jarum yang tidak dipotong
dibuang kedalam wadah yang tahan tusukan yang diletakkan di dekat tempat
pelaksanaan prosedur.
13. Dokumentasikan area injeksi dan jumlah darah yang diambil serta tes yang
dilakukan.
Perawatan tali pusat sama dengan perawatan luka operasi lain. Tujuan
secara dini . Apabila ada perdarahan dari pembuluh darah tali pusat, perawat
harus memeriksa keadaan klem (atau ikatan) dan pasang klem kedua dekat
dengan klem pertama. Adapun cara perawatan tali pusat yaitu gunakan lidi
larutan eritromosin, pewarna triple blue atau alkohol dan bersihkan daerah
disekeliling pangkal tali pusat , tempat tali pusat menyatu dengan kulit. Beri tahu
dokter jika timbul bau, sekret, atau inflamasi kulit disekitar tali pusat. Klem dilepas
bila tali pusat mengering ( kira-kira 24 jam ). Popok tidak boleh menutupi tali
pusat. Popok yang basah dan kotor akan memperlambat pengeringan tali pusat
dan mempermudah timbulnya infeksi.Saat tali pusat lepas yaitu setelah satu
25
26
minggu sampai 10 hari, dapat terlihat beberapa tetes darah saat bayi menangis.
Keluarga memutuskan untuk tidak menyusui bayi atau ibu tidak mampu
Susu formula harus menjadi pilihan jika ibu mengidap infeksi aktif, seperti
syndrome(HIV). Karena formula susu sapi menghasilkan hasil cerna yang lebih
besar, waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama daripada hasil cerna dari
ASI. Bayi yang diberi susu botol menyusu setiap tiga sampai lima jam. Dokter
akan memberi instruksi tentang jumlah susu botol yang harus bayi minum selama
24 jam dan kapan jumlah susu perlu ditambah untuk memenuhi jumlah nutrisi
yang diperlukan bayi yang sedang bertumbuh. Susu botol dapat diberikan pada
suhu kamar atau lebih hangat asalkan diuji dahulu pada lengan bagian dalam
pemberi susu. Jumlah cairan yang dibutuhkan lebih banyak jika bayi pada berada
dalam lingkungan udara yang panas. Bayi menelan udara ketika makan dari
30 ml susu formula , sisa air susu didalam botol harus dibuang. Botol, dot, air,
26
27
dan susu tidak perlu disterilkan kecuali air yang digunakan tidak aman untuk
diminum.
kaleng), dan cuci tangan dengan cermat sebelum membuat susu botol.
Baca label kemasan dan encerkan formula tepat sesuai dengan petunjuk
formula dengan benar. Ginjal bayi baru lahir tidak matang dan formula
pertumbuhannya.
Pakai air matang untuk menyiapkan susu formula , kecuali ada petunjuk
Kaleng susu formula siap pakai harus dibuang dalam 24 jam pertam
setelah dibuka.
pakaian / popok yang bersih dan kering . Bertujuan untuk memberikan rasa
Prosedur :
1. Persiapan alat :
27
28
Kapas cebok
2. Persiapan bayi
3. Prosedur:
Mencuci tangan
Bokong dilap dengan kapas cebok kemudian dengan waslap air hangat
Keringkan bokong dan kemudian diberi baby oil dan diberi bedak bila
perlu
kebutuhan
4. Perhatian :
28