Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa
neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar
kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan
dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun
terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan
berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah
awal proses fisiologik.
Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau
kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan
anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun
sesudah lahir.
Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal di dunia pada bulan pertama
kehidupan dan dua pertiganya meninggal pada minggu pertama. Penyebab utama kematian
pada minggu pertama kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti BBLR,
asfiksia neonatorium, hipotermia, ikterus, perdarahan tali pusat. Kurang lebih 98% kematian
ini terjadi di negara berkembang dan sebagian besar kematian ini dapat dicegah dengan
pencegahan dini dan pengobatan yang tepat (Kusmiyati, 2009).
B. Rumusan Masalah
1.    Apa Pengertian dan penatalaksanaan pada BBLR?
2.    Apa Pengertian dan penatalaksanaan pada Asfiksia Neonatorium?
3.    Apa Pengertian dan penatalaksanaan pada Hipotermia?
4.    Apa Pengertian dan penatalaksanaan pada Ikterus?
Apa Pengertian dan penatalaksanaan pada Perdarahan Tali Pusat?
C. Tujuan
1.    Menambah wawasan  dan pengetahuan bagi semua pembaca.
2.    Mengetahui tentang BBLR.
3.    Mengetahui tentang asfiksia neonatorium.
4.    Mengetahui tentang hipotermia.
5.    Mengetahui tentang ikterus.
6.    Mengetahui tentang perdarahan tali pusat.

D. Manfaat
1.    Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan penatalaksanaannya BBLR.
2.    Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan penatalaksanaannya asfiksia neonatorium.
3.    Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan penatalaksanaannya hipotermia.
4.    Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan penatalaksanaannya ikterus.
5.    Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan penatalaksanaannya perdarahan tali pusat.
BAB II
PEMBASAHAN

A.    BERCAK MONGOL


1.1  Pengertian

Ada beberapa pengertian dari bercak Mongol, diantaranya yaitu :

·         Bercak Mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah
sacral, walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol biasanya terjadi
pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika, kadang-kadang terjadi pada
anak-anak dengan orangtua mediterania. (Mayes Midwifery Textbook).

·         Bercak mongol adalah bercak berwarna biru yang terlihat di daerah lumbo sacral pada bayi
yang memiliki pigmentasi kulit (kulit berwarna), warnanya seperti memar. Bercak mongol
adalah lesi-lesi muskular berwarna abu-abu atau biru dengan batas tepi bervariasi, paling
sering pada daerah prasakral, tapi dapat juga ditemukan di daerah posterior paha, tungkai,
punggung, dan bahu. (Nelso, 1993)

·         Bintik Mongolia, daerah pigmentasi biru-kehitaman, dapat terlihat pada semua permukaan
tubuh, termasuk pada ekstremitas. Bercak ini lebih sering terlihat di punggung dan bokong.
Daerah pigmentasi ini terlihat pada bayi-bayi yang berasal dari Mediterania, Amerika Latin,
Asia, Afrika, atau beberapa wilayah lain di dunia. Bercak-bercak ini lebih sering terlihat pada
individu berkulit lebih gelap tanpa memperhatikan kebangsaannya. Bercak ini secara
bertahap akan lenyap dengan sendirinya dalam hitungan bulan atau tahun (Dasar-dasar
Keperawatan Maternitas Edisi 6, Persis Mary Hilton, EGC)

·         Bercak mongol adalah bercak datar normal berwarna hijau kebiruan atau abu kebiruan yang
ditemukan pada 90% bayi Amerika, Asia, Hispanik dan Afrika Amerika dan 10%nya terjadi
pada bayi Kaukasia, khususnya keturunan Mediterania. Paling sering pada daerah punggung,
bokong, tapi dapat pula ditemukan pada bagian tubuh lain. Memiliki bermacam ukuran dan
bentuk, tidak memiliki hubungan dengan penyakit tertentu. Kebanyakan akan memudar pada
usia 2 atau 3 tahun, walaupun bekasnya akan bertahan sampai dewasa.
(www.legachyhealth.org)

·         Bercak mongol merupakan sekumpulan padat melanosit, sel kulit yang mengandung
melanin, pigmen normal kulit. Saat melanosit muncul ke permukaan kulit, akan terlihat
coklat tua. Semakin jauh dari permukaan kulit, melanosit akan terlihat semakin biru. Selain
itu, bercak mongol tidak berhubungan dengan memar atau kondisi medis lainnya. Bercak
mongol tidak menjurus pada kanker ataupun masalah lain. (www.drgreene.com)

1.2 Etiologi
        Bercak mongol merupakan bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol
ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambat
selama proses migrasi dari krista neuralis ke epidermis. Kemunculan tanda lahir disebabkan
juga oleh adanya hal-hal tertentu yang terjadi dalam proses jalan lahir,misalnya trauma lahir
atau terjadi pembuluh darah yang melebar. Soal bahaya atau tidak harus dilihat dulu dari
perkembangan tanda lahir ini. Misalnya ada tanda kemerahan bila karena jalan lahir, biasanya
sehari juga akan hilang tapi kalau setelah seminggu masih tetap ada maka harus dipantau lagi
perkembangannya tapi tanda lahir ini tidak membahayakan.

1.3 Gejala klinis

        Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru kehitaman.
Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar. Biasanya timbul pada bagian punggung
bawah dan bokong, tetapi sering juga ditemukan pada kaki, punggung, pinggang, dan
pundak. Bercak mongol juga bervariasi dalam ukuran, dari sebesar peniti sampai berdiameter
enam inchi. Seorang anak bisa memiliki satu atau beberapa bercak mongol. Adanya bercak
kebiru-biruan atau biru-kehitaman pada bagian punggung, bokong. Bagian bawah spina, pada
bahu atau bagian lainnya.

2.4 Penatalaksanaan

               Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama, atau pada 1-4 tahun
pertama sehingga tidak memerlukan perlindungan khusus. Namun, bercak mongol multiple
yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa, cenderung tidak akan hilang, tapi
dapat menetap sampai dewasa. Sumber lain menyatakan bahwa bercak mongol ini mulai
pudar pada usia dua tahun pertama dan menghilang antara usia 7-13 tahun. Kadang-kadang
juga menghilang setelah dewasa. Sebagian kecil, sekitar 5% anak yang lahir dengan bercak
mongol masih memiliki bercak mongol hingga mereka dewasa. Bercak mongol ini biasanya
tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan ataupun pencegahan khusus.
Nervus Ota (Daerah zigomaticus) dan Nervus Ito (daerah sclera atau fundus mata atau daerah
delto trapezius) biasanya menetap, tidak perlu diberikan pengobatan. Namun, bila penderita
telah dewasa, pengobatan dapat dilakukan dengan alasan estetik. Akhir-akhir ini dianjurkan
pengobatan dengan menggunakan sinar laser. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh
bidan dalam hal ini adalah dengan memberikan konseling pada orang tua bayi. Bidan
menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan bintik mongol, menjelaskan bahwa bintik
mongol ini akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun dan tidak berbahaya serta tidak
memerlukan penanganan khusus sehingga orang tua bayi tidak merasa cemas.

B.     HEMANGIOMA

2.1  Pengertian

        Tumor jinak vaskuler yang sering terjadi dan tampak pada bulan-bulan pertama setelah
kelahiran. Hemangioma merupakan suatu proliferasi yang sifatnya jinak dari sel-sel
endothelium pembuluh darah yang lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak.
Hemangioma merupakan jenis kelainan pembuluh darah. Orang mengenalnya sebagai tanda
lahir atau birthmark.
Dijelaskan oleh dr. Edi Setiawan , Sp. A(K), hemangioma adalah tumor pembuluh darah.
Walau disebut tumor, hemangioma tak selalu berbentuk benjolan seperti tumor pada
umumnya.
2.2  Etiologi
        Hemangioma terjadi karena adanya proliferasi (pertumbuhan yang berlebih) dari
pembuluh darah yang tidak normal, dan bisa terjadi disetiap jaringan pembuluh darah.
Penyebab hemangioma sampai saat ini masih belum jelas. Angiogenesis sepertinya memiliki
peranan dalam kelebihan pembuluh darah.
2.3  Patofisiologi

        Ada beberapa hipotesis yang dikemukakan diantaranya menyatakan bahwa proses ini
diawali dengan suatu proliferasi dari sel-sel endothelium yang belum teratur dan dengan
perjalanan waktu menjadi teratur dengan membentuk pembuluh darah yang berbentuk lobus
dengan lumen yang berisi sel-sel darah. Sifat pertumbuhan endothelium tersebut jinak dan
memiliki membrane basalis tipis. Proliferasi tersebut akan melambat dan akhirnya berhenti.
Hemangioma superficial dan dalam, mengalami fase pertumbuhan cepat dimana ukuran dan
volume bertambah secara cepat. Fase ini diikuti dengan fase istirahat, di mana perubahan
hemangioma sangat sedikit, dan fase involusi, hemangioma dapat hilang tanpa bekas.
Hemangioma kavernosa yang besar mengubah kulit disekitarnya, dan meskipun fase involusi
sempurna, akhirnya meninggalkan bekas pada kulit yang terlihat. Beberapa hemangioma
kapiler dapat involusi lengkap , tidak meninggalkan bekas .
2.4 Klasifikasi
a. Hemangioma kapiler
Hemangioma kapiler (superficial hemangioma), terjadi pada kulit bagian atas. Hemangioma
kapiler disebut juga Strawberry hemangioma (hemangioma simplek). Hemangioma kapiler
terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Lebih sering terjadi pada bayi
premature dan akan menghilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu.
Tampak sebagai bercak merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah
menyala, tegang dan berbentuk lobular,berbatas tegas, dan keras pada perabaan.  Involusi
spontan ditandai oleh memucatnya warna didaerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan
lebih mendatar.
b. Hemangioma kavernosum
Terjadi pada kulit yang lebih dalam, biasanya pada bagian dermis dan sub cutis. Lesi ini tidak
berbatas tegas, dapat berupa macula erimatosa atau nodus yang berwarna merah sampai
ungu.Bila ditekan akan mengempis dan cepat mengembung lagi apabila dilepas. Lesi terdiri
dari elemen vaskuler yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan
(Coheen,2004; Anonim,2005). Hemangioma kavernosum kadang-kadang terdapat pada
lapisan jaringan yang dalam, pada otot atau organ dalam (Hall.2005).

2.5 Gambaran Klinik


        Gambaran klinik dari hemangioma adalah heterogen. Gambaran yang ditunjukkan
tergantung kedalaman, lokasi , dan derajat dari evolusi.
Pada bayi baru lahir, hemangioma dimulai dengan macula pucat dengan teleanggiektasis.
Sejalan dengan perkembangan proliferasi tumor gambarannya menjadi merah menyala, mulai
menonjol, dan noncompressible plaque.  Hemangioma yang terletak di dalam kulit biasanya
lunak, masa yang terasa hangat dengan warna kebiruan. Seringkali, hemangioma bisa berada
di superficial dan didalam kulit. Hemangioma memiliki diameter beberapa millimeter sampai
beberapa centimeter. Hemangioma bersifat solid, tapi sekitar 20 % mempunyai pengaruh
pada bayi dengan lesi yang multiple. (Kushner, et al,1999; Katz, et al; 2002; Drolet, et al.
2004). Bayi perempuan mempunyai resiko tiga kali lebih besar untuk menderita hemangioma
dibanding bayi laki-laki, dan insidensi meningkat pada bayi premature.
Kurang lebih 55 % hemangioma ditemukan pada saat lahir, dan perkembangannya pada saat
minggu pertama kehidupan. Dulunya, hemangioma menunjukkan fase proliferasi awal,
involusinya lambat, dan kebanyakan terjadi resolusi yang komplit. Jarang sekali hemangioma
menunjukkan pertumbuhan tumor pada saat lahir. Walaupun perjalaan penyakit dari
hemangioma sudah diketahui , sangat sulit untuk memprediksi durasi dari pertumbuhan dan
fase involusi untuk setiap individu. Superfisial hemangioma biasanya mencapai ukuran
maksimal sekitar 6-8 bulan, tapi hemangioma yang lebih dalam mungkin berpoliferasi untuk
12-24 bulan. Pada beberapa kasus dapat mencapai 2 tahun. Onset dari involusi lebih susah
untuk diprediksi tapi biasanya digambarkan dari perubahan warna dari merah menyala ungu
atau keabu-abuan. Kira-kira 20-40 % dari pasien mempunyai sisa perubahan dari kulit,
hemangioma pada ujung hidung, bibir, dan daerah parotis biasanya involusinya lambat dan
sangat besar. Hemangioma superficial pada muka sering menimbulkan noda berupa sikatrik
(Kushner, et al; 1999; katz, et al, 2002 ). Gambaran klinis umum adalah adanya bercak merah
yang timbul sejak lahir atau beberapa saat setelah lahir, pertumbuhannya relative cepat dalam
beberapa minggu atau beberapa bulan, warnanya merah terang bila jenis Strawberry atau bila
jenis kavernosa. Bila besar maksimun sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan,
warnanya menjadi merah gelap. (Katz, et al, 2002).

2. 6 Komplikasi
a. Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya. Penyebabnya
adalah trauma dari luar atau rupture spontan dinding pembuluh darah karena tipisnya kulit di
atas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah dibawahnya terus tumbuh.
b. Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan, dan sikatrik.
Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat juga terjadi akibat rupture .Hemangioma
kavernosa yang besar dapat diikuti dengan ulserasi dan infeksi sekunder (Kantor, 2004).

c. Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira bahwa
trombositopenia disebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata kemudian bahwa dalam
jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit yang mengalami sekuenterisasi
d. Gangguan penglihatan
Pada region periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan penglihatan dan harus lebih
sering dimonitor. Amblyopia dapat merupakan hasil dari sumbataan pada sumbu penglihatan
(Visual axis). Kebanyakan komplikasi yang terjadi adalah astigmatisma yang disebabkan
tekanan tersembunyi dalam bola mata atau desakan tumor keruang rettrobul
e. Masalah psikososial
Akan menimbulkan kecemasan bagi orang tua terutama jika hemangioma muncul pada
bagian muka.
f. Dengan persentase yang sangat kecil hemangioma bisa menyebabkan obstruksi jalan napas,
gagal jantung
2.7 Penanganan
a. Cara konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-
bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimun dan sesudah itu terjadi regresi spontan
sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun . Untuk
hemangioma kapiler (strawberry Hemangioma) , sering tidak diterapi karena hemangioma
jenis ini bila biarkan akan hilang dengan sendirinya dan kulit terlihat normal.
b. Cara aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah hemangioma yang
tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan; Hemangioma yang
mengalami perdarahan, hemangioma yang mengalami ulserasi, hemangioma yang mengalami
infeksi, hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi deformitas jaringan.
Cara-cara aktif dapat dilakukan antara lain pembedahan, radiasi, corticosteroid, obat
sklerotik, eletrokoagulansi, pembekuan, dan antibiotic.

C. IKTERUS

Ikterus neonatal adalah kondisi munculnya warna kuning dikulit dan selaput mata
pada bayi baru lahir karena adanya bilirubin atau ( pigmen empedu ) pada kulit dan selaput
mata sebagai akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah ( hiperbilirubinemia ). Keadaan
kuning pada lahir ini adalah istilah umum sering disebut jaundice.

D.ORAL THRUSH
A.  Definisi Oral Thrush
Pada kenyataanya, Sebagian besar bayi baru lahir dilahirkan dalam kondisi sehat, namun
beberapa bayi dapat mengalami keadaan-keadaan yang membutuhkan pemeriksaan. Bayi
baru lahir rentan terhadap beberapa penyakit daripada anak atau orang dewasa. Sistem
kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna untuk melawan bakteri, virus dan parasit.
Oral trush (stomatitis) adalah radang mulut (pada bibir atau lidah). Hal ini biasanya
dijumpai pada bayi dan anak – anak kecil. Oral trush ini kadang sulit dibedakan dengan sisa
susu, terutama pada bayi yang mendapatkan susu formula (Pengganti air Susu Ibu – PASI).
Sisa susu yang berupa lapisan endapan putih tebal pada lidah bayi ini dapat dibersihkan
dengan kapas lidi yang dibasahi dengan air hangat.
Oral trush juga dapat diartikan sebagai terinfeksinya membrane mukosa, mulut bayi oleh
jamur candidiasis yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak putih dan membentuk
plak-plak berkeping di mulut. Biasanya penderita akan menunjukkan gejala demam karena
adanya iritasi gastrointestinal.
Oral thrush pada bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan dan penyakit ini biasanya
menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu dengan kondisi kesehatan buruk, pasien
dengan tanggap imun lemah, serta sering terjadi pada pasien yang telah menjalani pengobatan
dengan antibiotic. Oral trush ini kadang sulit dibedakan dengan sisa susu, terutama pada bayi
yang mendapatkan susu formula (Pengganti air Susu Ibu – PASI).
B.  Penyebab Oral Thrush
Pada umumnya oral thrush disebabkan oleh jamur Candida albicans yang ditularkan
melalui vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan(saat bayi baru lahir) atau transmisi
melalui botol susu dan puting susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang tidak benar. Oral
trush pada bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan. Jamur ini adalah jamur yang normalnya
hidup pada mulut dan saluran cerna manusia. Apabila jamur ini berkembang lebih banyak
dari biasanya maka menimbulkan infeksi jamur.
C.  Tanda dan Gejala Oral Thrush
Secara umum tanda dan gejala oral thrush antara lain terjadi pada bayi, gejala sariawan
berapa suhu badan meninggi hingga 400C, mengeluarkan air liur lebih dari biasa, rewel, tidak
mau makan atau makanan dimuntahkan, tidak mau susu botol, bahkan ASI, dan gelisah
secara terus-menerus. Biasanya, juga disertai bau mulut yang kurang sedap akibat kuman dan
jamur. Sedangkan, pada balita, terkadang suhu yang naik terlalu tinggi, dan nafsu makannya
berkurang.

E. DIAPER RASH
Menurut beberapa ahli pengertian dari diaper rash :
a.       Diaper rash yang dikenal juga dengan eksim popok, dermatitis popok , napkin dermatitis,
diaper dermatitis, adalah kelainan kulit yang timbul di daerah kulit yang tertutup popok,
terjadi setelah penggunaan popok ( Diana, IA, 2006 )
b.      Eksim popok, yang disebut juga dermatitis popok adalah kelainan kulit/ ruam kulit yang
timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok, yaitu di alat kelamin, sekitar dubur,
bokong, lipat paha dan perut bagian bawah. Penyakit ini sering terjadi pada bayi dan balita
yang menggunakan popok, biasanya pada usia kurang dari 3 tahun, penyakit ini paling
banyak pada usia 9 – 12 bulan ( Titi LS, 2000 )
c.       Eksim popok merupakan peradangan kulit di daerah popok yang paling sering diderita oleh
bayi dan anak, kelainan ini dapat diderita oleh bayi laki-laki atau perempuan ( Lokananta
MD, 2004 )
d.      Dermatitis popok atau diaper dermatitis adalah dermatitis yang terjadi pada daerah yang
tertutup popok, biasanya disebabkan iritasi oleh urin dan feses ( Dharmadi HP, 2006 )
e.       Eksim popok adalah eksim yang terlokalisasi, paling tidak awalnya terjadi pada daerah yang
tertutup popok dan keadaan ini terjadi setelah pemakaian popok ( Diana IA, dkk, 2006 )

1.      Angka Kejadian Diaper Rash


a.       Menurut Titi L, dkk (2006), angka kejadian dermatitis pada usia 3-18 bulan, puncaknya pada
usia 6-9 bulan; 50% dari bayi dan anak pernah menderita dermatitis popok dengan berbagai
gambaran klinis mulai dari yang ringan sampai berat.
b. Menurut Lokananta, MD (2004), pasien bayi dan balita rawat jalan yang menderita kelainan ini
berjumlah sekitar 1.000.000 anak setiap tahunnya. Lebih dari 50 pasien adalah bayi berusia
3-20 bulan, sedangkan insiden puncak kelainan ini adalah pada usia 7-15 bulan. Pada suatu
penelitian yang dilakukan di Inggris, ditemukan 25% dari 12.000 orang tua mendapati ruang
popok pada bayi mereka yang berusia 4 minggu.
c.       Menurut Boediardja, SA (2000), mengemukakan bahwa penyakit ini sering terjadi pada bayi
dan balita yang menggunakan popok, biasanya pada usia kurang dari 3 tahun dan paling
banyak pada usia 9-12 bulan.

2.      Penyebab Diaper Rash


Penyakit ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti faktor fisik, kimia, enzimatik
dan biogenik (kuman dalam urin dan feses). Tetapi penyebab diaper rash/ eksim popok
terutama disebabkan oleh iritasi terhadap kulit yang tertutup oleh popok karena cara
pemakaian popok yang tidak benar, seperti :
a.       Penggunaan popok yang lama.
Perlu diketahui bahwa jenis popok bayi ada dua macam yaitu :
1)      Popok yang disposable (sekali pakai-buang atau sering juga disebut pempers bayi, disposable
diaper). Bahan yang digunakan pada popok ini adalah bukan bahan tenunan tetapi bahan yang
dilapisi dengan lembaran yang tahan air dan lapisan dengan bahan penyerap, berbentuk
popok kertas maupun plastik.
2)      Popok yang dapat digunakan secara berulang (seperti popok yang terbuat dari katun).
Diaper rash banyak ditemui pada bayi yang memakai popok disposable (
kertas/plastik ) dari pada popok yang terbuat dari bahan katun, karena :
1)      Kontak yang terus-menerus antara popok kertas dengan kulit bayi serta dengan urin dan
feses.
2)      Kontak bahan kimia yang terdapat dalam kandungan bahan popok itu sendiri.
3)      Di udara panas, bakteri dan jamur lebih mudah berkembang biak pada bahan plastik/
kertas daripada bahan katun.
b.      Tidak segera mengganti popok setelah bayi dan anak BAB/ BAK.

3.      Faktor-faktor yang berperan dalam timbulnya Diaper Rash


Faktor-faktor penyebab yang dipertimbangkan dalam terjadinya diaper rash, antara lain :
a.       Feses dan urine
b.      Kelembaban kulit
c.       Kulit yang basah dan kotor berlangsung lama
d.      Keadaan tertutup ketat oleh popok

F. SEBORRHEA

2.1.1 Pengertian
Adalah suatu peradangan pada kulit bagian atas, yang menyebabkan timbulnya sisik
pada kulit kepala, wajah dan kadang pada bagian tubuh lainnya. Biasanya, proses pergantian
sel-sel pada kulit kepala terjadi secara perlahan-lahan dan tidak terlihat oleh mata. Proses
pergantian tersebut terjadi setiap bulan. Jika proses ini menjadi lebih cepat, maka akan timbul
gangguan pada kulit kepala yang kita sebut ketombe. Gangguan yang lebih parah yaitu
dermatitis seboroik, berupa serpihan berwarna kuning berminyak yang melekat pada kulit
kepala.

2.1.2  Klasifikasi seborrhea


- Seborrhea adipose
- Seborrhea neonaturum (saraf susu)
- Seborrhea Squamosa (bersisik)

2.1.3  Etiologi
·         Faktor hereditas, yaitu disebabkan karena adanya faktor keturunan orang tua
·         Intake makanan berlemak dan berkalori tinggi
·         Asupan minuman beralkohol
·         Adanya gangguan emosi
·         Kelenjar minyak pada bayi biasanya bekerja terlalu aktif akibat tingginya kadar hormon ibu
yang mengalir didalam tubuh bayi
·         Pengaruh hormon ibu biasanya hanya berlangsung pada bulan-bulan pertama kehidupan
sikecil. Gangguan ini akan hilang setelah bayi berusia 6-7 bulan.
Dermatitis seboreik sering ditemukan sebagai penyakit keturunan dalam suatu keluarga.
Salah satu penyebab ketombe adalah Pitysporum ovale ( P. Ovale ). Walaupun namanya
mungkin sedikit menakutkan , tetapi P. Ovale adalah jamur yang secara alami terdapat pada
kulit kepala dan bagian kulit yang lain.

G.MUNTAH

1.      Pengertian

Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang

terjadi secara paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi lambung dan abdomen (Markum

: 1991).

Muntah merupakan keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi

setelah agak lama makanan masuk ke dalam lambung (Depkes R.I, 1994).

Pada masa bayi, terutama masa neonatal, muntah jarang terjadi. Oleh karena itu, bila terjadi

muntah maka harus segera dilakukan observasi terhadap kemungkinan adanya gangguan.

Muntah harus dibedakan dengan regurgitasi. Pada regurgitasi, pengeluaran susu terjadi

setelah minum susu. Hal ini dapat disebabkan karena kebanyakan minum atau kegagalan

untuk mengeluarkan udara yang tertelan. Muntah merupakan aksi refleks yang dikoordinasi

medulla oblongata, sehingga isi lambung dikeluarkan dengan paksa melalui mulut.

H. GUMOH (Regurgitasi)

1.      Pengertian

Regurgitasi adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut dan

tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes R.I, 1999).

Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan ketika beberapa saat

setelah minum susu botol/ menyusui dan dalam jumlah sedikit. (Depkes R.I, 1994).

Regurgitasi merupakan keadaan normal yang sering terjadi pada bayi dengan usia

dibawah 6 bulan. Seiring dengan bertambahnya usia, yaitu sampai usia diatas 6 bulan, maka

regurgitas semakin jarang dialami oleh anak.

2.      Etiologi
a.       Posisi saat menyusui yang tidak tepat

b.      Anak sudah kenyang tetapi tetap diberi minum karena orang tuanya khawatir anaknya

kekurangan makan

c.       Posisi botol

d.      Terburu-buru/tergesa-gesa

e.       Dan lain-lain

Bayi Gumoh (Jawa) biasanya hanya untuk membersihkan sisa susu dari mulutnya. Gumoh

menjadi abnormal bila jumlahnya banyak dan pertambahan berat badan tidak mencukupi.

3.      Patofisiologi

Biasanya bayi mengalami gumoh setelah diberi makan. Selain karena pemakaian gurita

dan posisi saat menyusui, juga karena ia ditidurkan telentang setelah diberi makan. Cairan

yang masuk di tubuh bayi akan mencari posisi yang paling rendah. Bila ada makanan yang

masuk ke Esofagus atau saluran sebelum ke lambung, maka ada refleks yang bisa

menyebabkan bayi gumoh.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka kesimpulan yang
dapat dikemukakan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bercak mongol adalah bercak berwarna  biru yang terlihat di daerah lumbo sacral pada bayi
yang memiliki pigmentasi kulit warna seperti memar.
2.      Bercak mongol merupakan bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol ditimbulkan
oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama proses
migrasi dari krista neuralis ke epidermis. Kemunculan tanda lahir disebabkan juga oleh
adanya hal-hal tertentu yang terjadi dalam proses jalan lahir,misalnya trauma lahir atau
terjadi pembuluh darah yang melebar.
3.      Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru kehitaman. Terkadang
bintik mongol ini terlihat seperti memar.
4.      Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama, atau pada 1-4 tahun
pertama sehingga tidak memerlukan perlindungan khusus. Namun, bercak mongol multiple
yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa, cenderung tidak akan hilang, tapi
dapat menetap sampai dewasa.
5.      Hemangioma merupakan Tumor jinak vaskuler yang sering terjadi dan tampak pada bulan-
bulan pertama setelah kelahiran.
6.       Hemangioma terjadi karena adanya proliferasi (pertumbuhan yang berlebih) dari pembuluh
darah yang tidak normal, dan bisa terjadi disetiap jaringan pembuluh darah.
7.      Hemangioma terbagi atas dua yaitu hemangioma kapiler dan cavernosum.
8.      Gambaran klinik dari hemangioma adalah heterogen. Gambaran yang ditunjukkan tergantung
kedalaman, lokasi , dan derajat dari evolusi.
9.      Penanganan hemangioma terbagi atas dua cara yaitu cara konservatif dan cara aktif.
B.     Saran
Adapun saran yang diajukan dalam makalah ini, yaitu:
1.      Dalam mempelajari hal yang lazim yang terjadi pada neonatus, seorang calon bidan
diharapkan mengetahui  bercak mongol dan hemangioma yang biasanya terjadi pada di
sekitar lingkungan bidan.
2.      Kepada pembaca, jika menggunakan makalah ini sebagai acuan dalam pembuatan makalah
atau karya tulis yang berkaitan dengan judul makalah ini, diharapkan kekurangan yang ada
pada makalah ini dapat diperbaharui dengan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Muslihatun, Nur Wafi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya

Anda mungkin juga menyukai