Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengertian Bercak Mongol


Bercak mongol atau disebut juga congenital dermal melanocytosis adalah suatu kondisi
kongenital atau bawaan dari lahir berupa bercak kebiruan pada kulit. Bercak mongol
merupakan salah satu jenis tanda lahir. Bercak mongol ini muncul pertama kali saat bayi
dilahirkan atau dalam minggu pertama setelah bayi lahir. Lokasi bercak ini biasanya
paling sering pada pantat atau punggung, dapat juga pada bagian tubuh lain seperti
tangan, kaki, wajah, dan bahu. Bercak ini bersifat non-kanker dan tidak berbahaya bagi
kesehatan bayi.

Gejala Bercak Mongol


Tanda-tanda dari bercak mongol, meliputi:Bercak dengan perabaan yang rata dengan
permukaan kulit normal
Berwarna biru agak keabu-abuan
Lokasi paling sering di daerah pantat atau punggung, tapi dapat ditemukan dibagian
tubuh lain.
Berukuran 2 sampai 8 sentimeter, walaupun pada beberapa kasus dapat lebih lebar.
Bentuk bercak tidak beraturan
Biasanya muncul saat bayi baru lahir atau seminggu sesudahnya
Bercak mongol tidak hilang dan tidak berubah warna dalam hitungan hari, berbeda
dengan lebam atau memar.

Penyebab Bercak Mongol


Warna Biru pada bercak mongol disebabkan oleh melanosit, sel yang berfungsi
menghasilkan pigmen kulit atau warna pada kulit, terperangkap dalam lapisan kulit
dermis sewaktu migrasi ke epidermis, lapisan kulit paling luar waktu perkembangan
embrio. Normalnya melanosit terdapat pada lapisan epidermis. Penyebab
terperangkapnya melanosit ini belum diketahui secara pasti.

Pengobatan Bercak Mongol


Bercak Mongol sebenarnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan masalah kesehatan
dalam jangka panjang. Bercak ini bukan lesi kanker atau prakanker atau indikasi
penyakit tertentu, sehingga tidak ada penanganan medis secara khusus. Sebagian
besar kasus, Bercak Mongol akan perlahan memudar dan menghilang saat usia remaja
atau mendekati usia remaja, walaupun sebagian kecil akan menetap seumur hidup.
Intervensi medis yang dapat dilakukan karena alasan kosmetik, misalnya bercak mongol
pada wajah yang menetap sampai usia remaja dan dirasa mengganggu, maka dapat
dilakukan bedah laser.

Komplikasi yang mungkin terjadi dari bercak mongol adalah dampak psikologis dari
anak. Khususnya pada bercak yang letaknya dapat terlihat jelas oleh orang lain dan
bercak yang menetap setelah masa remaja.

2. Pengertian Hemangioma
Hemangioma atau disebut juga dengan tanda stroberi adalah tanda lahir yang muncul di
kulit akibat adanya pembuluh darah lebih atau tidak normal yang berbentuk benjolan
elastis dan berwarna merah cerah. Penyakit ini termasuk jenis tumor pembuluh darah.
Hemangioma biasanya muncul di kulit kepala, punggung, dada, atau wajah, namun
hemangioma dapat muncul di bagian tubuh manapun. Seiring waktu tanda lahir
hemangioma bisa menyusut dan pudar hingga anak berusia 10 tahun.

Gejala Hemangioma
Gejala awal hemangioma biasanya berupa tanda merah rata yang muncul di tubuh dan
bisa tumbuh atau berkembang dengan cepat serta membuat kulit menjadi menonjol.
Namun setelah itu, hemangioma akan memasuki fase tidak aktif dan hilang secara
perlahan. Hemangioma bisa sudah ada pada saat lahir, tapi bisa juga baru muncul
setelah anak berusia beberapa bulan.

Penyebab Hemangioma
Penyebab hemangioma yaitu adanya pertumbuhan yang tidak normal dari pembuluh
darah tambahan. Selain itu ada beberapa faktor yang bisa membuat seseorang terkena
penyakit itu, diantaranya yaitu kelahiran prematur, berjenis kelamin perempuan dan
faktor keturunan.

Pengobatan Hemangioma
Mengobatinya dapat dengan cara memberikan obat atau operasi laser untuk
menghentikan pertumbuhan hemangioma dan mengatasi rasa sakit yang mendadak
muncul.

Pencegahan Hemangioma
Diskusi dengan dokter ahli sejak dini merupakan salah satu cara yang bisa Anda
lakukan untuk mencegah timbulnya penyakit tersebut.

3. Pengertian Kernikterus
Kernikterus adalah kelainan akibat kelebihan bilirubin merusak otak, terutama bagian
ganglia basal, hipokampus, serebelum, dan nukleus dari lantai ventrikel keempat. Pada
bayi baru lahir, kadar bilirubin yang sangat tinggi dapat menembus sampai ke otak
hingga menimbulkan kerusakan otak. Bilirubin merupakan pigmen berwarna kuning
kecokelatan yang ditemukan di dalam empedu, darah, dan tinja. Bilirubin berasal dari
pemecahan hemoglobin di sel darah merah dan perombakan zat lain.

Penyebab Kernikterus
Penyebab kernikterus bersifat multifaktorial, melibatkan interaksi antara kadar bilirubin
dan kadar albumin yang mengikat, perjalanan melewati sawar darah otak, dan
kerentanan saraf terhadap cedera. Gangguan sawar darah otak hingga bilirubin dapat
menembus ke otak akibat penyakit, kekurangan oksigen (asfiksia), perubahan
permeabilitas sawar darah otak, dan faktor lainnya.
Gejala Kernikterus
Ketika bayi mengalami sakit kuning, umumnya perubahan warna kulit pada wajah
merupakan gejala yang paling mudah dilihat. Jika kadar bilirubin makin meningkat,
gejala perubahan warna tersebut akan menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti dada,
perut, kaki, dan tangan. Pengamatan terhadap gejala akan sulit untuk dilakukan jika bayi
berkulit yang berwarna gelap.
Sementara itu, kadar biliburin yang makin meningkat hingga menembus ke otak dapat
menimbulkan gejala kerusakan otak. Kondisi tersebut dikenal dengan ensefalopati
bilirubin akut. Tanda yang dapat timbul termasuk refleks yang lambat, postur abnormal
yang membuat punggung melengkung karena kejang otot (opistotonus), kontraksi otot
berulang, sehingga leher menjadi tertarik ke belakang (retrocollis), otot lemas
(hipotonia), muntah, tangisan bernada tinggi, suhu badan tinggi (hiperpireksia), kejang,
rewel, sulit minum susu (termasuk ASI), dan kesulitan bernapas.
Dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini menyebabkan ensefalopati bilirubin kronis
yang ditandai dengan kelenturan, gerakan tidak terkendali (koreoatetosis), kerusakan
gigi, gangguan pendengaran, kognitif tidak berfungsi, dan ketidakmampuan belajar.

Pengobatan Kernikterus
Kernikterus diobati untuk mencegah kerusakan saraf di otak terkait dengan bilirubin
yang menembus ke otak. Pilihan pengobatan antara lain fototerapi dan transfusi tukar.
Efek samping fototerapi antara lain tinja lunak, ruam kemerahan, dehidrasi (kehilangan
cairan), hipotermia akibat paparan, dan baby bronze syndrome (kulit bayi jadi gelap atau
abu kecokelatan). Sedangkan, transfusi tukar dapat mengakibatkan komplikasi berupa
asidosis metabolik, kelainan elektrolit, hipoglikemia, hipokalsemia, trombositopenia,
volume berlebih, aritmia, infeksi, penyakit graft versus host, hingga kematian.

Pencegahan Kernikteru
Pencegahan terhadap kernikterus bisa dilakukan dengan skrining pada bayi. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui kadar bilirubin pada 24-48 jam pertama setelah lahir. Selain
itu, skrining pada bayi juga dilakukan untuk medeteksi apakah bayi memiliki risiko tinggi
untuk mengalami kernikterus, atau tidak.

4.

Anda mungkin juga menyukai