Anda di halaman 1dari 24

Neonatus dan Bayi dengan masalah serta Penatalaksanaannya

Dosen Pembimbing :R.D. Rahayu, S. Si.T,S.Psi.,M.Si

Disusun Oleh :
1. Anisa Aswin Kirana (P27224020048)
2. Firda Nuri Helmiati (P27224020057)
3. Qonitah Dhaimahwati (P27224020077)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
menunjukkan dari tahun ke tahun AKB mengalami penurunan signifikan.
Dari 68 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada 1991, hingga 24
kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2017. Sedangkan AKB di
Provinsi Jawa Tengah tahun 2017 sebesar 8,9 per 1.000 kelahiran hidup
(Dinkes Jawa Tengah, 2017).
Menurunkan angka kematian bayi merupakan salah satu tujuan dari
asuhan kebidanan pada neonatal dan bayi. Ditinjau dari pertumbuhan dan
perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode yang paling
kritis. Maka dari itu diperlukan pemantauan pada bayi baru lahir. Tujuan
pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal
atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang
memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak
lanjut petugas kesehatan.
Dengan pemantauan neonatal dan bayi, kita dapat segera mengetahui
masalah-masalah yang terjadi pada bayi sedini mungkin. Contoh masalah
pada bayi yang sering kita temui yaitu bercak mongol, hemangioma,
ikterik, muntah dan gumoh, dll. Jika salah satu dari masalah tersebut tidak
segera diatasi maka bisa menyebabkan masalah atau komplikasi lainnya.
Namun, tak semua masalah tersebut harus mendapat penanganan khusus
karena bisa membuat dampak negative pada pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Ada masalah yang seharusnya dibiarkan saja karena
masalah tersebut bisa menghilang dengan sendirinya. Oleh karena itu
penulis membuat makalah dengan judul “Neonatus dan Bayi dengan
masalah serta Penatalaksanaannya (Bercak Mongol, Hemangioma, Ikterik,
Muntah dan Gumoh, Oral Trus, Diaper Rush, Seborrhea, Bisulan, Miliaris,
Diare, Obstipasi, Infeksi, Bayi meninggal mendadak).
B. Tujuan

1. Mengetahui pengertian masalah pada neonatus dan bayi


2. Mengetahui masalah pada neonatus dan bayi serta penatalaksanaannya

C. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud masalah pada neonatus dan bayi ?
2. Apakah masalah pada neonatus dan bayi serta bagaimana
penatalaksanaannya ?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian masalah pada neonatus dan bayi
Masalah
B. Macam – macam masalah pada neonatus dan bayi
1. Bercak Mongol
a. Pengertian
Bercak mongol adalah bercak berwarna biru yang terlihat di daerah
lumbo sacral pada bayi yang memiliki pigmentasi kulit (kulit
berwarna), warnanya seperti memar.Bercak mongol adalah lesi-lesi
muskular berwarna abu-abu atau biru dengan batas tepi bervariasi,
paling sering pada daerah prasakral, tapi dapat juga ditemukan di
daerah posterior paha, tungkai, punggung, dan bahu.
b. Tanda gejala
a) Bercak dengan perabaan yang rata dengan permukaan kulit
normal
b) Berwarna biru agak keabu-abuan
c) Lokasi paling sering di daerah pantat atau punggung, tapi dapat
ditemukan dibagian tubuh lain.
d) Berukuran 2 sampai 8 sentimeter, walaupun pada beberapa
kasus dapat lebih lebar.
e) Bentuk bercak tidak beraturan
f) Biasanya muncul saat bayi baru lahir atau seminggu
sesudahnya
g) Bercak mongol tidak hilang dan tidak berubah warna dalam
hitungan hari, berbeda dengan lebam atau memar.
c. Penatalaksanaan
Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun
pertama, atau pada 1-4 tahun pertama sehingga tidak memerlukan
perlindungan khusus. Namun, bercak mongol multiple yang
tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa, cenderung tidak
akan hilang, tapi dapat menetap sampai dewasa.(Wong,donna L
dkk,2009:467)
Sumber lain menyatakan bahwa bercak mongol ini mulai pudar
pada usia dua tahun pertama dan menghilang antara usia 7-13
tahun. Kadang-kadang juga menghilang setelah dewasa. Sebagian
kecil, sekitar 5% anak yang lahir dengan bercak mongol masih
memiliki bercak mongol hingga mereka dewasa. Bercak mongol
ini biasanya tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan
khusus.
2. Hemangioma
a) Pengertian
Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak yang sering
terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak berusia kurang dari 1
satu tahun (5-10%).Biasanya Hemangioma sudah nampak sejak
bayi dilahirkan (30%) atau muncul setelah beberapa minggu
setelah kelahiran (70%). Hemangioma muncul di setiap tempat
pada permukaan tubuh, seperti : kepala, leher, muka, kaki atau
dada. Umumnya hemangioma tidak membahayakan karena
sebagian besar kasus hemangioma dapat hilang setelah kelahiran.
Hemangioma infantil adalah neoplasma vaskuler jinak yang
memiliki perjalanan klinis karakteristik ditandai dengan proliferasi
awal dan diikuti dengan involusi spontan.Selama fase proliferatif
pada periode neonatal atau awal masa bayi, proliferasi sel endotel
cepat membagi bertanggung jawab untuk pembesaran hemangioma
kekanak-kanakan. Akhirnya, fase involusional terjadi, dimana
hemangioma infantil kebanyakan klinis diselesaikan pada usia 9
tahun.
b) Tanda Gejala
Hemangioma biasanya muncul pada bayi. Terdapat area berwarna
merah pada kulit, biasanya pada wajah, dada, atau punggung.
Seiring berjalannya waktu, bekas kemerahan akan berkembang
cepat menjadi benjolan pada kulit. Benjolan ini terasa lembut dan
tidak sakit saat disentuh, namun hemangioma dengan jenis lain
memiliki tanda-tanda yang berbeda pula. Jenis kavernosa terlihat
seperti bekas memar biru di dalam kulit, sedangkan kapiler lobular
berupa benjolan tipis yang lebih mudah terluka. Kondisi ini
biasanya akan menghilang sejalan dengan bertambahnya usia.
Pada keadaan-keadaan tertentu di mana benjolan tumbuh di organ
dalam tubuh, terdapat tanda-tanda dan gejala yang meliputi:
a) Mual
b) Muntah
c) Berkurangnya berat badan
d) Rasa tidak nyaman di perut
c) Penanganan
1) Observasi
2) Terapi Kortikosteroid
3) Recombinant Interferon Alfa-2a
a) Recombinant interferon alpha-2a(IFN) merupakan agen baru
untuk terapi hemangioma infantil yang besar dan mengancam
nyawa. Pemberian IFN tidak boleh di kombinasikan dengan
kortikosteroid. Bila INF akan diberikan, perlu secepatnya
dilakukan tappering off dosis kortikosteroid.Mekanisme kerja
IFN akan mempercepat timbulnya fase involusi
padahemangioma infantil. Indikasi terapi antara lain:
 Tidak respon kortikosteroid
 Kontraindikasi pemberian kortikosteroid jangka panjang
 Komplikasi pada pemberian kortikosteroid.
 Penolakan dari orang tua dengan penggunaan terapi
kortikosteroid.
3. Ikterik
a. Pengertian
Ikterus adalah perubahan warna kulit/sclera mata (normal berwarna
putih) menjadi kuning karena peningkatan kadar bilirubin dalam
darah. Ikterus pada bayi yang baru lahir dapat merupakan hal yang
fisiologis, terdapat pada 25-50% pada bayi yang lahir cukup bulan.
Tetapi juga bisa merupakan hal yang patologis misalnya akibat
berlawanan rhesus darah bayi dan ibunya, sepsis (infeksi berat),
penyumbatan saluran empedu dan lain-lain (Maryanti, 2014)
b. Tanda Gejala
Gejala pada bayi yang mengalami ikterus neonatorum yaitu
warna kulit pada bayi menjadi warna kuning atau yang sering
disebut dengan bayi kuning. Warna kadang-kadang dimulai
pada wajah dan kemudian menyebar ke dada, perut, kaki, dan
telapak kaki. Terkadang, bayi dengan ikterus parah bertubuh
lemah dan tidak mau menyusu.
c. Penatalaksanaan
1) Berikan ASI secara adekuat.
2) Lakukan pencegahan hipotermi.
3) Letakkan bayi di tempat yang cukup sinar matahari kurang lebih
selama 30 menit, selama 3-4 hari.
4) Lakukan pemeriksaan ulang 2 hari kemudian.
5) Anjurkan ibu dan keluarga untuk segera merujuk bayinya jika
keadaan bayi bertambah parah serta mengeluarkan feses
berwarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul (Dewi,
2013).
6) Berikan informed consent pada keluarga untuk segera merujuk
bayinya.
7) Selama persiapan merujuk, berikan ASI secara adekuat.
8) Lakukan pencegahan hipotermi.
9) Bila mungkin, ambil contoh darah ibu sebanyak 2,5 ml (Dewi,
2013).
4. Muntah dan gumoh
a. Pengertian
Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau
seluruh isi lambung yang terjadi secara paksa melalui mulut,
disertai dengan kontraksi lambung dan abdomen ( Asuhan pada
Anak Dengan Gangguan Sistem Integument, 2005).
Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau
seluruh isi lambung yang terjadi setelah makanan agak lama masuk
kedalam lambung (Depkes RI, 1996). Muntah pada bayi
merupakan gejala yang sering sekali dijumpai dan dapat terjadi
berbagai gangguan.
b. Tanda gejala
Ada beberapa gangguan yang dapat di identifikasi akibat muntah,
yaitu :
1. Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya lendir yang
kadang disertai dengan sedikit darah. Kemungkinan ini terjadi
karena iritasi akibat sejumlah bahan yang tertelan selama
proses kelahiran. Muntah kadang menetap setelah pemberian
makanan pertama kali.
2. Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama kelahiran, dalam
jumlah banyak, tidak secara proyektif, tidak berwarna hijau,
dan cenderung menetap biasanya terjadi sebagai akibat dari
obstruksi usus halus.
3. Muntah yang terjadi secara proyektil dan tidak berwarna
kehijauan merupakan tanda adanya stenosis pylorus.
4. Peningkatan tekanan intrakranial dan alergi susu.
5. Muntah yang terjadi pada anak yang tampak sehat. Karena
tehnik pemberian makanan yang salah atau pada faktor
psikososial.
c. Penatalaksanaan
Kaji faktor penyebab dan sifat muntah :
1) Jika terjadi pengeluaran cairan terus-menerus, maka
kemungkinan dikarenakan obstruksi esofagus.
2) Jika terjadi muntah berwarna hijau kekuning-kuningan, maka
patut dicurigai adanya obstruksi di bawah ampula vateri.
3) Jika terjadi muntah proyektil, maka harus dicurigai adanya
stenosis pilorus.
4) Jika terjadi segera setelah lahir kemudian menetap, maka
kemungkinan terjadi peningkatan tekanan intrakranial.
5) Berikan pengobatan yang bergantung pada faktor penyebab
6) Ciptakan suasana tenang, ciptakan suasana tenang dan
menyenangkan pada saat makan. Hindari anak makan sambil
berbaring atau tergesa-gesa,agar saluran cerna mempunyai
kesempatan yang cukup untuk mencerna makanan yang masuk
7) Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati
8) Berikan diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah.
9) Ajarkan pola makan yang benar dan hindari makanan yang
merangsang serta menimbulkan alergi. Pemberian makanan
juga harus di sesuaikan dengan usia dan kebutuhan anak,
dengan memperhatikan menu gizi seimbang.
10) Berikan antiemetik jika terjadi reaksi simptomatis.
11) Rujuk segera, rujuk apabila muntah disertai dengan gangguan
fisiologis, seperti warna muntah yang kehijauan, muntah secara
proyektil, atau gangguan lainnya, segeralah bawa anak ke
dokter untuk mendapatkan penanganan secepatnya
5. Oral Trush
a. Pengertian
Oral trush adalah kandidiasis selaput, lendir mulut, biasanya
mukosa dan lidah, dan kadang-kadang palatum, gusi serta lantai
mulut. Penyakit ini ditandaidengan plak-plak putih dari bahan
lembut menyerupai gumpalan susu yang dapat dikelupas dan
meninggalkan perdarahan pada permukaan. Penyakit ini biasanya
menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu dengan kondisi
kesehatan buruk, pasien dengan imun lemah,serta kadang-kadang
pasien yang telah menjalani pengobatan dengan antibiotik.
b. Tanda dan Gejala
1) Tampak bercak keputihan pada mulut, sepertibekas susu yang
sulit dihilangkan
2) Bayi kadang-kadang menolak untuk minumatau menyusu
3) Mukosa mulut mengelupas
4) Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaputlendir mulut
sampai bibir memutih menyerupaibekuan susu yang melekat,
bila dihilangkan,kemudian berdarah
5) Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa(lesi berbenjol
kecil) menyerang sejak bayisampai anak-anak yang
berlangsung lamahingga beberapa tahun akan menyerang
kulitanak.
c. Penatalaksanaan
1) Medik
Memberikan obat anti jamur.
2) Keperawatan
Masalah dari oral trush pada bayi adalah bayi akan sukar
minum dan risiko terjadi diare. Upaya agar oral trush tidak
terjadi pada bayi adalah mencuci bersih botol dan dot susu,
setelah itu diseduh dengan air mendidih atau direbus hingga
mendidih (jika botol tahan rebus) sebelum dipakai. Apabila di
bangsal bayi rumah sakit, botol dan dot dapat disterilkan
dengan autoclaff dan hendaknya setiap bayi menggunakan dot
satu-satu atau sendiri-sendiri tetapi apabila tidak
memungkinkan atau tidak cukup tersedia hendaknya setelah
dipakai dot dicuci bersih dan disimpan kering, ketika akan
dipakai seduh dengan air mendidih.
Bayi lebih baik jangan diberikan dot kempong karena selain
dapat menyebabkan oral trush juga dapat mempengaruhi
bentuk rahang. Jika bayi menetek atau menyusu ibunya, untuk
menghindari oral trush sebelum menyusu sebaiknya puting
susu ibu dibersihkan terlebih dahulu atau ibu hendaknya selalu
menjaga kebersihan dirinya.
Adanya sisa susu dalam mulut bayi setelah minum juga
dapat menjadi penyebab terjadinya oral trush jika kebetulan ada
bakteri di dalam mulut. Untuk menghindari kejadian tersebut,
setiap bayi jika selesai minum susu berikan 1-2 sendok teh air
matang untuk membilas sisa susu yang terdapat pada mulut
tersebut.
Apabila oral trush sudah terjadi pada anak dan sudah
diberikan obat, selain menjaga kebersihan mulut berikanlah
makanan yang lunak atau cair sedikit-sedikit tetapi
frekuensinya sering dan setiap habis makan berikan air putih
dan usahakan agar sering minum. Oral trush dapat dicegah
dengan selalu menjaga kebersihan mulut dan sering-seringlah
minum air putih apalagi sehabis makan.

6. Diaper Rush
a. Pengertian
1) Merupakan akibat akhir karena kontak terusmenerus dengan
keadaan lingkungan yangtidak baik( udara/suhu lingkungan
yang terlalupanas/lembab)
2) Inflamasi akut pada kulit yang disebabkansecara langsung/tidak
langsung oleh pemakaianpopok.
3) Merupakan dermatitis kontak iritasi karenabahan kimia yang
terkandung dalam urine dan feses.
b. Tanda dan Gejala
1) Iritasi pada kulit yang terkena, muncul sebagai erythema
(kemerahan kulit karena pelebaranpembuluh darah)
2) Erupsi (peristiwa memecah, muncul) padadaerah kontak yang
menonjol, seperti : pantat,alat kemaluan, perut bawah, paha
atas.
c. Penatalaksanaan
1) Hindari pemakaian sabun yang berlebihan untuk membersihkan
daerah pantat
2) Sebaiknya gunakan kapas dengan air hangat untuk
membersihkan pantat segera setelah bab/bak
3) Bila terdapat bintik kemerahan berikan salep dan biarkan
terbuka untuk beberapa saat.
4) Jika menggunakan popok yang disposibel, pilih yang
menggunakan bahan super ansorbent.
5) Hindari penggunaan popok/celana dari bahan karet / plastik
6) Berikan posisi tidur selang seling, agar pantat tak tertekan dan
memberi kesempatan untuk kontak dengan udara.
7) Saat mencuci pakaian,hindari penggunaan detergent /
pengharum pakaian.
8) Bahaya penggunaan bedak talk, jika masuk dalam saluran
nafas, dapat menyebabkan iritasi kulit perianal bila bercampur
urine,feses.
7. Seborrhea
a. Pengertian
Suatu kelainan menyeluruh pada kulit, dimana kulit bersisik
dengan krusta kekuningan.Sering dijumpai pada kulit kepala dan
anagenital. Penyakit ini belum diketahui penyebabnya. Mulai
biasanya dari kulit kepala kemudian menjalar ke muka, kuduk,
leher dan badan. Ada yang mengatakan bahwa penyakit radang ini
berdasarkan gangguan konstitusionil dan sering terdapat faktor
hereditas. Tidak dapat disangkal bahwa penderita umumnya kulit
yang berlemak (seborea), tetapi bagaimana hubungan antara
kelenjar lemak dan penyakit ini sama sekali belum jelas. Ada yang
menganggap bahwa kambuhnya penyakit yang kronis ini:adalah
akibat makanan yang berlemak, makanan yang berkalori tinggi,
minuman alkhohol dan gangguan emosi.
b. Tanda dan Gejala
1) Rash (erupsi) erithematosa bersisik dan berminyak
2) Biasanya muncul pada bulan pertama kelahiran
3) Dapat menyebar kebagian tubuh lain
4) Penatalaksanaan
1) Cream kortikosteroid ringan
2) Personal hygiene ditingkatkan
Topikal :
Bila ada infeksi sekunder dan eksudatif harus dikompres dulu
dengan larutan kalium permanganat 1/5.000. Kemudian diberikan
cream yang mengandung asam salisilat (2%),vioform (3 %) dan
hidrokortison ( 1/2-1 %). Neomisin dan basitrasin ditambahkan
bila adainfeksi sekunder. Pada kasus menahun dapat dicoba
pengobatan dengan sinar ultraviolet. Padadaerah kepala dianjurkan
penggunaan shampoo yang tidak berbusa, 2-3 kali seminggu dan
memakai cream yang mengandung seleniumsulfida.
Biasanya sembuh secara spontan dalam 6 hingga 12 bulan

8. Bisulan
a. Pengertian
Infeksi kulit yang disebabkan oleh stafilokokus aurea atau kadang-
kadang oleh streptokokus dan mudah menular dengan masa
inkubasi 2-5 hari.
b. Penatalaksanaan
1) Jaga kebersihan tubuh dan lingkungannya, sendirikan pakaian
kotor anak yang menderita impetigo, jauhkan kontak dengan
anak lain.
2) Jangan memencet, menggaruk benjolan
3) Rawat bulae/krusta dengan prinsip antiseptic, untuk
melepaskan keropeng basahi dulu dengan larutan
antiseptik( mis:savlon,air matang dan sabun). Jika krusta sudah
hilang oleskan salep antibiotik 2-3x sehari.
4) Tablet antibiotik jika infeksi menyebar.
5) Berikan nutrisi yang cukup,bila tak ada perbaikan rujuk ke
dokter.
6) Penjelasan tentang impetigo pada anggota keluarga lain, agar
masing-masing dapat menjaga dirinya sendiri.Bila ada yang
tertular,segera rawat dan obati.
9. Miliariasis/Sudamina/Liken Tropikus/Biang Keringat
a. Pengertian
Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan,
disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat
berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu di
dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat
yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala.
b. Faktor penyebab
1) Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang
2) Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat
3) Aktivitas yang berlebihan
4) Setelah menderita demam atau panas
5) Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang
menimbulkan radang dan edema akibat perspirasi yang tidak
dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum
c. Bentuk miliariasis
1) Miliaria kristalina
a) Kelainan kulit berupa gelembung kecil 1-2 mm berisi
cairan jernih disertai kulit kemerahan
b) Vesikel bergerombol tanpa tanda radang pada bagian
pakaian yang tertutup pakaian
c) Umumnya tidak menimbulkan keluhan dan sembuh dengan
sisik halus
d) Pada keadaan histopatologik terlihat gelembung
intra/subkorneal
e) Asuhan : pengobatan tidak diperlukan, menghindari udara
panas yang berlebihan, ventilasi yang baik serta
menggunakan pakaian yang menyerap keringat.
2) Miliaria rubra
a) Sering dialami pada anak yang tidak biasa tinggal didaerah
panas
b) Kelainan berupa papula/gelembung merah kecil dan dapat
menyebar atau berkelompok dengan rasa sangat gatal dan
pedih
c) Staphylococcus juga diduga memiliki peranan
d) Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi pada
stratum spinosum sehingga menyebabkan peradangan pada
kulit dan perifer kulit di epidermis
e) Asuhan : gunakan pakaian yang tipis dan menyerap
keringat, menghindari udara panas yang berlebihan,
ventilasi yang baik, dapat diberikan bedak salicyl 2%
dibubuhi menthol 0,25-2%
3) Miliaria profunda
a) Timbul setelah miliaria rubra
b) Papula putih, kecil, berukuran 1-3 mm
c) Terdapat terutama di badan ataupun ekstremitas
d) Karena letak retensi keringat lebih dalam maka secara
klinik lebih banyak berupa papula daripada vesikel
e) Tidak gatal, jarang ada keluhan, tidak ada dasar kemerahan,
bentuk ini jarang ditemui
f) Pada keadaan histopatologik tampak saluran kelenjar
keringat yang pecah pada dermis bagian atas atau tanpa
infiltrasi sel radang
g) Asuhan : hindari panas dan lembab berlebihan,
mengusahakan regulasi suhu yang baik, menggunakan
pakaian yang tipis, pemberian losio calamin dengan atau
tanpa menthol 0,25% dapat pula resorshin 3% dalam
alcohol
d. Penatalaksanaan
1) Perawatan kulit yang benar
2) Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak
salycil atau bedak kocok setelah mandi
3) Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang
terbentuk memperparah sumbatan kelenjar
4) Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan
antibiotic
5) Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih,
sehingga tidak menggores kulit saat menggaruk)
10. Diare
a. Pengertian
Diare adalah BAB dengan frekuensi 3 kali atau lebih per hari,
disertai perubahan tinja / feses menjadi cair dengan atau tanpa
lender dan darah yang terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya
tampak sehat.
b. Tanda dan gejala
1) Cengeng
2) Gelisah
3) Suhu meningkat
4) Nafsu makan menurun
5) Feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan adanya
darahnya.
6) Anus lecet
7) Dehidrasi
8) Berat badan menurun
9) Turgor kulit menurun
10) Mata dan ubun-ubun cekung
11) Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering.

c. Jenis diare
1) Diare akut, feses sering dan cair, tanpa darah, berakhir <7 hari,
muntah, demam.
2) Disentri, terdapat darah dalam feses, sedikit-sedikit/sering, sakit
perut, sakit pada saat BAB, anoreksia, kehilangan BB,
kerusakan mukosa usus.
3) Diare persisten, berakhir selama 14 hari/lebih, dapat dimulai
dari diare akut ataupun disentri.
d. Penanganan
1) Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan cairan
elektrolit.
2) Melakukan terapi rehidrasi.
3) Melakukan kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebabnya.
4) Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk
mencegah penularan.
5) Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi
antibiotik.
6) Tidak dianjurkan memberi anti diare.

11. Obstipasi
a. Pengertian
Obstipasi : Obstruksi Intestinal (konstipasi yang berat) yaitu keadaan
dimana anak jarang sekali buang air besar dan kalau buang air besar
keras.
b. Penyebab
1) Faktor  non organic
a) Kurang makanan yang tinggi serat
b) Kurang cairan
c) Obat/zat kimiawi
d) Kelainan hormonal/metabolic
e) Kelainan psikososial
f) Perubahan mikroflora usus
g) Perubahan/kurang exercise
2) Faktor organic
a) Kelainan organ (mikrocolon, prolaps rectum, struktur anus,
tumor)
b) Kelainan otot dasar panggul
c) Kelainan persyarafan : M. Hirsprung
d) Kelainan dalam rongga panggul
e) Obstruksi mekanik : atresia ani, stenosis ani, obstruksi usus
c. Penatalaksanaan
1) Banyak minum
2) Makan makanan yang tinggi serat (sayur dan buah)
3) Latihan
4) Cegah makanan dan obat yang menyebabkan konstipasi
5) ASI lebih baik dari susu formula
6) Enema perotal/peranal
7) Kolaborasi untuk intervensi bedah jika ada indikasi
8) Perawatan kulit peranal

12. Infeksi
a. Pengertian
Kolonaliasis yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme
inang dan bersifat paling membahayakan inang.
b. Tanda dan gejala
Gejala infeksi yang umum terjadi pada bayi yang mengalami infeksi
perinatal adalah sebagai berikut :

1) Bayi malas minum.


2) Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi.
3) Frekuensi pernapasan meningkat.
4) Berat badan menurun.
5) Pergerakan kurang.
6) Muntah
7) Diare
8) Sklerema dan edema
9) Perdarahan, ikterus, kejang.
10) Suhu tubuh dapat normal, hipotermi atau hipertermi.

c. Penanganan
1) Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan.
2) Mencuci tangan sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi,
pakaian bayi harus bersih, alat-alat yang digunakan untuk
melakukan tindakan pada bayi harus bersih.
3) Berikan posisi semi fowler apabila bayi mengalami sesak.
4) Apabila suhu tinggi lakukan kompres dingin.
5) Memberikan ASI perlahan-lahan, sedikit demi sedikit.
6) Apabila bayi muntah lakukan perawatan muntah yaitu posisi tidur
miring ke kiri atau ke kanan.
7) Apabila ada diare, perhatikan personal hygine dan keadaan
lingkungan.
8) Rujuk segera kerumah sakit. Lakukan informant consent pada
keluarga
13. Bayi Meninggal Mendadak (Sudden Infant Death Syndrom)
a. Pengertian
Suatu kematian yang mendadak dan tidak terduga pada bayi yang
tampaknya sehat. Sering ditemukan pada bayi usia 2 minggu sampai 1
tahun dan sering terjadi ketika bayi sedang tidur.
b. Etiologi
1) Ibu yang masih remaja
2) Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat
3) Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah normal
4) Bayi yang mengalami dysplasia bronkopulmoner.
5) Bayi premature.
6) Gemeli (bayi kembar)
7) Bayi dengan sibling
8) Bayi dari ibu dengan ketergantungan narkotika.
9) Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur telungkup.
10) Bayi dengan virus pernapasan.
11) Bayi dengan infeksi botulinum
12) Bayi dengan apnea yang berkepanjangan
13) Bayi dengan pola napas herediter
14) Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli.
c. Pencegahan
1) Selalu meletakkan bayi dalam posisi terlentang ketika ia sedang
tidur walaupun saat tidur siang.
2) Menggunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu
empuk.
3) Jauhkan berbagai selimut atau kain lembut.
4) Pastikan wajah dan kepala bayi tidak tertutup oleh apapun selama
ia tidur.
5) Melarang siapa pun merokok di sekitar bayi.
6) Jangan membiarkan bayi kepanasan selama tidur.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Evidence Based Penatalaksanaan Ikterik


Jurnal :

Ada hubungan yang signifikan bahwa Pemberian Asi terutama pada


Kolostrum pada awal masa emas dalam menyusui, yaitu memberikan
dampak positif bagi antibodi bayi salah satunya dalam pencegahan
penyakit ikterus.Hal ini real dibuktikan dalam penelitian di RSUD
Cicalengka pada tahun 2017. Begitupun dalam penatalaksanaan ikterus
juga dijelaskanbahwa diberikanya Asi secara adekuat akan terhindar dari
penyakit ikterus pada bayi
B. Evidence Based Penatalaksanaan Oral Trush
Jurnal :

Ada hubungan yang signifikan antara kondisi mencuci tangan,


persiapan sebelum menyusui dengan kejadian oral trush.Cuci tangan
adalah proses pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dari kulit
kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air mengalir.
Dalam penatalaksanaan oral trush yaitu jika bayi menetek atau
menyusu ibunya, untuk menghindari oral trush sebelum menyusu
sebaiknya puting susu ibu dibersihkan terlebih dahulu atau ibu hendaknya
selalu menjaga kebersihan dirinya. Dalam hal ini telah sesuai dengan
evidence based pada jurnal tersebut
C. Evidence Based Penatalaksanaan Diare

Ada hubungan yang signifian antara hubungan pengetahuan ibu


tentang diare dengan perilaku ibu dalam pencegahan diare. Pengetahuan
adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan responden tentang
diare baik maka perilaku yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari juga
baik. Karena perubahan perilaku bisa didapatkan dari beberapa faktor
misalnya pengetahuan, sikap, kepercayaan, sikap keluarga atau suami, dan
bisa didapat dari petugas kesehatan. Perilaku yang paling banyak dan sering
dilakukan oleh ibu adalah menggunakan air yang bersih untuk keperluan
sehari-hari. Responden yang mempunyai pengetahuan baik atau cukup
sebagian besar ibu berperilaku baik dalam pencegahan diare pada anak.
Banyak hal yang diketahui responden tentang pengetahuan diare dan
pencegahannya sehingga responden mampu untuk memperagakannya dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya kotoran dapat menyebabkan diare sehingga
para responden mempunyai perilaku untuk membersihkan lingkungan rumah
ataupun memasak air sampai matang. Dalam hal ini telah sesuai dengan
evidence based pada jurnal tersebut.
BAB IV

Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Orangtua
Sebaiknya orang tua memantau bayinya agar dapat mengetahui
masalah-masalah yang terjadi pada bayi sedini mungkin. Karena jika
salah satu dari masalah tersebut tidak segera diatasi maka bisa
menyebabkan masalah atau komplikasi lainnya.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan seluruh mahasiswa harus benar –benar mempelajari dan
memahami asuhan kebidanan pada neonatus dan bayi.
C. Daftar Pustaka

https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf

DAFTAR PUSTAKA RIRIN


https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/index
https://griyahusada.id/files/bahan-ajar/Buku%20Ajar%20Neonatus.pdf
http://elearning.fkkumj.ac.id/pluginfile.php?file=%2F8663%2Fcourse
%2Foverviewfiles%2FASUHAN%20NEONATUS%2C%20BAYI
%2C%20BALITA%20DAN%20ANAK%20PRA
%20SEKOLAH.pdf&amp;forcedownload=1

Anda mungkin juga menyukai