Disusun Oleh :
1. Qonitah Dhaimahwati (P27224020077)
2. Rahmawati (P27224020078)
3. Rina Handayani (P27224020079)
4. Robbi’ah Agustin (P27224020080)
5. Rusmiati (P27224020081)
6. Severiana Jinni K.S (P27224020082)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk memajukan suatu negara dibutuhkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Salah upaya menjaga sumber daya manusia adalah
meneruskan kelangsungan hidup melalui anak – anak kita. Anak merupakan
anugerh dari Tuhan YME yang harus selalu kita jaga, dilindungi oleh kelurga,
masyarakat, dan negara. Di dalam diri seorang anak termuat hak asasi manusia
yang termuat dalam pembukaan UUD 1945 serta dilindungi oleh undang –
undang.
Anak adalah pewaris sekaligus penerus garis keturunan suatu
keluarga. Oleh karena itu, suatu keluarga yang belum memiliki keturunan
akan berusaha untuk melakukan pengangkatan anak atau adopsi. Dalam
melakukan pengangkatan anak harus sesuai dengan hokum di Indonesia
supaya tidak bermasalah dengan hukum.Selain itu pengangkatan anak hanya
dilakukan untuk kepentingan terbaik untuk anak (Rahman, 2007).Oleh karena
itu, kami melakukan penulisan makalah mengenai pengakatan anak atau
adopsi.
B. Tujuan
1. Memahami pengertian pengangkatan anak/ adopsi anak.
2. Mengetahui macam – macam pengangkatan anak.
3. Memahami Pengangkatan anak menurut hukum di Indonesia
4. Memahami akibat hukum dari pengangkatan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Adopsi
1. Dari Segi Etimologi
Adopsi berasal dari bahasa Belanda “Adoptie” atau Adoption (Bahasa
Inggris) yang berarti pengangkatan anak.
2. Dari Segi Terminologi
a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Adopsi adalah pemungutan
atau pengangkatan anak orang lain secara sah sebagai anak sendiri
penerimaan suatu saran atau usul.
b. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia dijumpai arti anak angkat yaitu
“anak orang lain yang diambil dan disamakan dengan anaknya
sendiri”.
c. Dalam Ensiklopedia Umum disebutkan (Muderis Zaeni. SH
1985:5):Adopsi, suatu cara untuk mengadakan hubungan antara orang
tua dan anak yang diatur dalam pengaturan perundang-undangan.
Biasanya adopsi dilaksanakan untuk mendapatkan pewaris atas untuk
mendapatkan anak bagi orang tua yang tidak beranak. Akibat dari
adopsi yang demikian itu ialah bahwa anak yang diadopsi kemudian
memiliki status sebagai anak kandung yang sah dengan segala hak dan
kewajiban. Sebelum melaksanakan adopsi itu calon orang tua harus
memenuhi syarat-syarat untuk benar-benar dapat menjamin
kesejahteraan bagi anak.
d. Dalam PP RI no. 54 tahun 2007 disebutkan bahwa pengangkatan
anak adalah suatu perbuatan hukum yang mengalihkan seorang anak
dari lingkungan kekuasaan orang tua, wali sah atau orang lain yang
bertanggungjawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak
tersebut ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkat.
Pengangkatan anak bertujuan untuk kepentingan terbaik bagi anak
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anak dan perlindungan anak,
yang dilaksanakan berdasarkan adat kebiasaan setempat dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
B. Tujuan Pengangkatan Anak
Tujuan pengangkatan anak termuat dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 54 Tahun 2007 tentang pelaksanaan pengangkatan
anak Pasal 2 yaitu pengangkatan anak bertujuan untuk kepentingan terbaik
bagi anak dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anak dan perlindungan
anak, yang dilaksanakan berdasarkan adat kebiasaan setempat dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Terkait dengan tujuan mengangkat anak membawa akibat hukum bagi
pengangkatan anak yang diuraikan dalam Staatbad.1917 No.129, yakni:
1. Anak angkat secara hukum memperoleh nama dari bapak angkat (pasal 11).
2. Anak angkat dijadikan sebagai anak yang dilahirkan dari perkawinan orang
tua angkat (pasal 12 ayat 1).
3. Anak angkat menjadi ahli waris orang tua angkat.
4. Karena pengangkatan anak, terputus segala hubungan perdata yang
berpangkal pada keturunan karena kelahiran (antara anak dengan orang tua
kandung).
Ketentuan dalam pengangkatan anak menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 54 Tahun 2007, yaitu :
1. Calon orang tua angkat harus seagama dengan agama yang dianut oleh
calon anak angkat (Dalam hal asal usul anak tidak diketahui, maka agama
anak disesuaikan dengan agama mayoritas penduduk setempat).
2. Pengangkatan anak tidak memutuskan hubungan darah antara anak yang
diangkat dengan orang tua kandungnya.
3. Pengangkatan anak Warga Negara Indonesia oleh Warga Negara Asing
hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir.
4. Orang tua angkat wajib memberitahukan kepada anak angkatnya mengenai
asal-usulnya dan orang tua kandungnya sesuai dengan kesiapan dari anak
yang bersangkutan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adopsi/pengangkatan anak yakni pengangkatan anak orang lain ke
dalam keluarg asendiri sedemikian rupa sehingga antara anak yang diangkat
dengan orang tua angkat timbul hubungan antara anak angkat sebagai anak
sendiri dan orang tua angkat sebagai orang tua sendiri. Pengangkatan anak
bertujuan untuk kepentingan terbaik bagi anak dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan anak dan perlindungan anak, yang dilaksanakan berdasarkan
adat kebiasaan setempat dan ketentuan peraturan perundang-undangan (PP
Nomor 54 Tahun 2007). Pengangkatan anak menurut adat yaitu masuknya
anak angkat kedalam keluarga orangtua yang mengangkatnya, dan
terputusnya hubungan keluarga dengan keluarga atau orangtua kandung anak
angkat. Hukum Islam tidak mengenal lembaga adopsi, karena menurut
pendapat orang Islam keturunan itu tidak bisa diganti.
Pengangkatan anak harus sesuai dengan ketetuan pemerintah yang
berlaku. Karena apabila tidak bisa dianggap sebagai adopsi illegal dan bisa di
proses secara hukum sesuai kentuan yang berlaku.
B. Saran
Dalam Melakukan adopsi anak harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Sebagai seorang bidan kita juga harus berhati – hati dalam membuat
surat keterangan lahir karena hal ini sangat rawan digunakan dalam adopsi
illegal.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Achmad. Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2009.
Kamil, Ahmad. Hukum Perlindungan Dan Pengangkatan Anak Di Indonesia.
Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Rahman Saleh, Abdul. 2007. Panduan Bantuan Hukum di Indonesia. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia.
Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.54 Tahun 2007 tentang
Pengangkatan anak