1. Bercak mongol
a. Definisi
bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah sacral,
walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol
biasanya terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan
Afrika,
kadang-kadang terjadi pada anak-anak dengan orangtua mediterania. Atau
Bercak mongol terlihat seperti bercak rata berwarna biru, biru hitam, atau
abu-abu dengan batas tegas, bisa berukuran sangat besar dan mirip dengan
tanda lebam.
Umumnya terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, kaki,
punggung atas dan bahu.
b. Etiologi
Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol
ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada
dermis yang terhambat selama proses migrasi dari krista neuralis ke
epidermis.
Lesi ini biasanya berisi sel melanosit yang terletak di lapisan dermis
sebelah dalam atau di sekitar folikel rambut. Kadang-kadang tersebar
simetris, dapat juga unilateral. Bercak ini hanya merupakan lesi jinak dan
tidak berhubungan dengan kelainan-kelainan sistemik.
c. Gejala Klinis
Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru
kehitaman. Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar. Biasanya
timbul pada bagian punggung bawah dan bokong, tetapi sering juga
ditemukan pada kaki, punggung, pinggang, dan pundak. Bercak mongol
juga bervariasi dalam ukuran, dari sebesar peniti sampai berdiameter enam
inchi.Seorang anak bisa memiliki satu atau beberapa bercak mongol.
Adanya bercak kebiru-biruan atau biru-kehitaman pada bagian punggung,
bokong. Bagian bawah spina, pada bahu atau bagian lainnya.
d. Penatalaksaan
Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama, atau
pada 1-4 tahun pertama sehingga tidak memerlukan perlindungan khusus.
Namun, bercak mongol multiple yang tersebar luas, terutama pada tempat-
tempat biasa, cenderung tidak akan hilang, tapi dapat menetap sampai
dewasa.Sumber lain menyatakan bahwa bercak mongol ini mulai pudar
pada usia dua tahun pertama dan menghilang antara usia 7-13 tahun.
Kadang-kadang juga menghilang setelah dewasa.
2. Hemangioma
a. Definisi
b. Etiologi
c. Penatalaksanaan
- Umumnya hemangioma akan menghilang dengan
sendirinya
- Tetapi bila terdapat prognosis yang berat lakukan rujukan dan
kolaborasi dengan tenaga medis dan berikan prednison 2-3
mg/kgBB/hari selama 10-14 hari, jika hemangioma
menipis/menghilang dosis diturunkan secara bertahap
3. Ikterus
a. Definisi
Jika anak tidak bisa menyusui lagi tapi masih bisa menelan
beri perasan ASI atau susu pengganti.
Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat
Sertakan contoh darah ibu jika kuning terjadi pada 2 hari pertama
kehidupan
Rujuk segera.
4. Muntah
a. Definisi
keluarnya sebagian besar atau seluruh isi tabung yang terjadi setelah agak
lama makanan masuk lambung, disertai lambung dan abdomen.
b. Etiologi
Kelainan congenital
Pada saluran pencernaan iritasi lambung athresia esophagus hirsehprung
tekanan intra cranial yang tinggi.
e. Penatalaksaan
Pengkajian faktor penyebab dan sifat muntah
Pengobatan tergantung faktor penyebab.
Ciptakan suasana tenang
Perlakuan bayi dengan baik dan hati-hati
Diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah
jika simptomatis dapat diberi emetik.
Rujuk.
5. Gumoh
a. Definisi
b. Etiologi
c. Patofisiologi
Pada keadaan gumoh biasanya sudah dalam keadaan terisi penuh, sehingga
kadang-kadang gumoh bercampur dengan air liur yang mengalir kembali
ke atas dan keluar melalui mulut pada sudut-sudut bibir. Hal tersebut
disebabkan karena otot katup diujung lambung tidak bisa bekerja dengan
baik yang seharusnya mendorong isi lambung ke bawah. Keadaan ini juga
dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih besar.
Kebanyakan gumoh terjadi pada bayi bulan-bulan pertama kehidupannya.
d. Penatalaksanaan
Perbaiki teknik menyusui (setelah menyusui usahakan bayi
disendawakan)
Bayi yang sedang menyusui pada ibunya harus dengan bibir yang
mencakup rapat seluruh putting susu ibu.
6. ORAL THRUSH
a. Definisi
Kandidiasis membran mukosa mulut bayi yang ditandai dengan
munculnya bercak-bercak keputihan yang membentuk plak-plak
berkeping dimulut, ulkus dangkal, demam dan adanya iritasi gastro
interstinal.
b. Etiologi
Biasanya merupakan infeksi yang disebabkan oleh sejenisnya jamur
(candida albican) yang merupakan organisme penghuni kulit dan mukosa
mulut, vagina dan saluran cerna.
7. Oral Thrush
a. Definisi
Adalah suatu keadaan akibat dari kontak terus menerus dengan lingkungan
yang tidak baik.
b. Etiologi
Kebersihan kulit bayi dan pakaian bayi yang tidak terjaga,
misalnya jarang ganti popok setelah bayi atau anak kencing.
Udara/ suhu lingkungan yang terlalu panas/ lembab
Akibat mencret
Reaksi kontrak terhadap karet, plastik, dan deterjen,
misalnya pampers
c. Tanda dan Gejala
Iritasi pada kulit yang kontak langsung, muncul
erithema
d. Penatalaksaan
Daerah yang terkena ruam popok tidak boleh terkena air dan harus
dibiarkan terbuka dan tetap kering.
Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas
halus yang dibasahi air hangat
Segera dibersihkan dan dikeringkan bila anak kencing atau bab.
Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit/ daerah yang iritasi.
Memperhatikan kebersihan kulit dan kebersihan tubuh secara
keseluruhan.
Memelihara kebersihan pakaian dan alat-alat untuk bayi
Pakaian atau celana yang terkena air kencing harus direndam dalam air
yang dicampur acidum borium
Kemudian dibersihkan dan tidak boleh menggunakan sabun cuci
langsung dibilas dengan bersih dan dikeringkan.
8. SEBORHEEA
a. Definisi
Radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang terdapat
banyak kelenjar sebaseanya, biasanya di daerah kepala
b. Etiologi
c. Pelaksanaan
Topical, shampoo yang tidak berbusa 2-3x per minggu dan krim
selemum sulfide/Hg-presipirtatus albus 2%
9. Furunkel
a. Definisi
Bisul merupakan nanah yang terkumpul dalam satu rongga yang sangat
menyakitkan. Kelompok bisul dipanggil pekung (carbuncles) tetapi
perubahan pada kulit seperti ini tidak biasa berlaku kepada kanak-kanak.
b. Etiologi
Misalnya saja, proses penyerapan dan pengeluaran keringat belum
berjalan semestinya. Akibatnya, sering dijumpai bayi yang
berkeringat berlebihan. Keringat yang keluar belum diserap oleh
kulit dengan sempurna, sehingga terjadi kelembaban berlebih pada
bagian tubuh bayi. Fungsi keratinisasi yang belum sempurna juga
mengakibatkan proses pembentukan kulit baru belum berlangsung
secara teratur.
10. MILLIARIASIS
a. Definisi
Disebut juga sudamina, liken tropikus, biang keringat, keringat buntet,
priekle heat. Yaitu dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat
akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat.
b. Etiologi
c. Patofisiologi
Akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat, sehingga pengeluaran
keringat tertahan yang ditandai dengan adanya vesikel miliar di muara
kelenjar keringat. Kemudian akan timbul radang dan edema akibat
perspirasi yang tidak dapat keluar diabsorbsi oleh stratum korneum.
Milliariasis sering terjadi pada bayi premature karena proses
diferensiasi sel epidermal dan apendiksnya belum sempurna. Kasus
miliaria terjadi pada 40-50% bayi baru lahir. Muncul pada usia 2-3 bln
pertama akan menghilang dengan sendirinya 3-4 minggu kemudian.
Kadang-kadang kasus ini menetap untuk beberapa lama dan dapat
menyebar ke daerah sekitarnya.
d. Penatalaksanaan
Prinsip asuhan adalah dengan mengurangi penyumbatan keringat dan
menghilangkan sumbatan yang sudah timbul.
Memelihara kebersihan tubuh bayi.
Upayakan kelembaban suhu yang cukup dan suhu lingkungan yang
sejuk dan kering. Misalnya pasien tinggal diruang ber-AC atau di
daerah yang sejuk dan kering.
11. Diare
a. Definisi
Adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buangan air
besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi
yang lebih banyak dari biasanya.
Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3x buang air besar,
sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4x buang air
besar
b. Tanda klinis
Cengeng
Gelisah
Suhu meningkat
Nafsu makan menurun
Tinja cair, lendir kadang-kadang ada darahnya,
lama-lama tinja berwarna hijau atau asam.
Anus lecet
Dehidrasi, dan bila itu terjadi volume darah akan berkurang, nadi
cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah turun,
kesadaran menurun dan diakhiri dengan syok.
Berat badan turun.
Turgor kulit menurun
Mata dan ubun-ubun cekung
Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering.
c. Penatalaksanaan
c. Komplikasi
Perdarahan
Ulcerasi
Obstruksi parsial
Diare intermitten
Distensi kolon menghilang sensasi regangan rectum
yang mengawali proses defekasi.
d. Penatalaksanaan
Mencari penyebab
Menegakkan kembali kebiasaan defekasi yang normal dengan
memperhatikan gizi, tambahan cairan dan kondisi psikis.
Pengosongan rectum dilakukan jika tidak ada kemajuan setelah
dianjurkan untuk menegakkan kembali kebiasaan defekasi
pengosongan rectum biasa dengan disimpaksi digital, enema
minyak zaitun, laksativa.
13. Infeksi
a. Definisi
Infeksi pada neonatus yang terjadi pada masa antenatal, intranatal dan
postnatal
b. Etiologi
- Infeksi antenatal
- Infeksi intranatal
- Infeksi postnatal
c. Gejala
Bayi malas minum
Gelisah mungkin juga terjadi alergi
Frekuensi pernafasan
Berat badan menurun
Pergerakan kurang
Muntah
Diare
Sklerema, edema
Perdarahan, ikterus, kejang
d. Penatalaksaan
Mengatur posisi tidur/ semi fowler agar sesak berkurang
Apabila suhu tinggi lakukan kompres dingin
Berikan ASI perlahan-lahan sedikit demi sedikit
14. SIDS
a. Definisi
Terjadi pada bayi sehat pada saat ditidurkan tiba-tiba ditemukan
meninggal beberapa jam kemudian.
b. Gejala
Secara pasti penyebabnya belum diketahui, namun beberapa ahli telah
melakukan penelitian dan mengemukakan ada beberapa penyebab dari
SIDS yaitu:
Ibu yang masih remaja
Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat
Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah normal
Bayi yang mengalami displasia bronkopulmoner
Bayi premature
Gemeli
Bayi dengan sibling
Bayi dari ibu dengan ketergantungan narkoba
Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur tengkurap
Bayi dengan virus pernafasan
Bayi dengan infeksi botulinum
Bayi dengan apnea yang berkepanjangan
Bayi dengan gangguan pola nafas herediter.
Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli.
c. Penatalaksanaan
Bantu orang tua mengatur jadwal untuk melakukan konseling