PADA NEONATUS
Tanda
Laju Jantung
Tidak ada
<100
100
Tidak ada
Lambat
Menangis kuat
Usaha
Bernapas
Tonus Otot
Refleks
Warna Kulit
Lumpuh
Tidak
bereaksi
Ekstremitas
fleksi sedikit
Gerakan sedikit
Seluruh
Tubuh
tubuh
kemerahan,
biru/pucat
ekstremitas biru
Gerakan aktif
Reaksi melawan
Seluruh tubuh
kemerahan
Plasenta
Pada pemeriksaan plasenta, plasenta perlu ditimbang
dan perhatikan apakah ada perkapuran, nekrosis, dan
sebagainya. Pada bayi kembar harus diteliti apakah
terdapat satu atau dua korion (untuk menentukan
kembar identik atau tidak).1
Tali pusat
Pada pemeriksaan tali pusat perlu diperhatikan
kesegarannya, ada tidaknya simpul, dan apakah
terdapat dua arteri dan satu vena. Kurang lebih 1% dari
BBL hanya mempunyai satu arteri umbilikalis dan 15%
daripadanya mempunyai satu atau lebih kelainan
kongenital.1
e. Anus
Perhatikan adanya anus imperforatus dengan
memasukkan termometer ke dalam anus. Walaupun
seringkali atresia yang tinggi tidak dapat dideteksi
dengan cara ini, Bila ada atresia perhatikan apakah
ada fistula rekto-vaginal.1
b. Aktivitas fisik
Keaktifan BBL dinilai dengan melihat posisi dan
gerakan tungkai dan lengan, Pada BBL cukup bulan
yang sehat, ekstremitas berada dalam keadaan fleksi,
dengan gerakan tungkai serta lengan aktif dan
simetris. Bila ada asimetris pikirkan terdapatnya
kelumpuhan atau patah tulang.
c. Tangisan bayi
Tangisan bayi dapat memberikan keterangan
tentang
keadaan
bayi.
Tangisan
melengking
ditemukan pada bayi dengan kelainan neurologis,
sedangkan tangisan yang lemah atau merintih
terdapat pada bayi dengan kesulitan pernapasan.1
d. Wajah BBL
Wajah BBl dapat menunjukkan kelainan yang khas,
misalnya sindrom Down, sindrom Pierre-Robin,
sindrom de Lange, dan sebagainya.1
e. Keadaan gizi
Diniai dari berat dan panjang badan, disesuaikan
dengan masa kehamilan, tebal lapisan subkutis serta
kerutan pada kulit. Edema pada bayi dapat memberi
kesan bayi dalam status gizi baik karena kulitnya halus
dan licin.
f. Pemeriksaan suhu
Suhu tubuh BBL diukur dari aksila. Suhu BBL normal
Antara 36,5-37,50C. Suhu meninggi dapat ditemukan
pada dehidrasi, gangguan serebral, infeksi atau
kenaikan suhu lingkungan.
Pemeriksaan Lanjutan
Kulit
Kerapuhan sistem vasomotorik dan lambatnya
sirkulasi perifer akan menampilkan bayi yang
berwarna merah sekali atau merah kebiruan pada
waktu menangis. Sianosis pada bayi yang pucat
karena sirkulasi buruk tidak tampak dengan jelas.
Hemoglobin yang relatif tinggi pada hari pertama
disertai dengan kulit tipis dan saturasi oksigen
cukup akan menampakkan bayi yang sianotik.
Kepala
Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat
tulang kepala tumpang tindih karena molding.
Keadaan ini akan normal kembali setelah beberapa
hari sehingga ubun-ubun besar dan kecil mudah
diraba.2 Bayi yang lahir melalui vagina (terutama anak
pertama atau kepala bayi terlalu lama di ruang
panggul) akan mengalami perubahan bentuk kepala.
Perhatikan juga trauma lahir pada kepala berupa:
Kaput suksedaneum adalah edema pada kulit
kepala, lunak tidak berfluktuasi, batasnya tidak
tegas dan menyeberangi sutura, dan akan hilang
dalam beberapa hari.
Wajah
Wajah yang tidak simetris mungkin disebabkan oleh
kelumpuhan saraf ke-7, hipolpasia otot depressor
sudut mulut, atau posisi janin yang tidak normal. Bila
rahang janin terletak di atas bahu atas di atas salah
satu ekstremitas selama hamil, maka mandibular
akan ada jauh dari garis tengah.
Mata
Pemeriksaan
mata
neonatus
seringkali
sulit
dilakukan karena biasanya matanya tertutup. Dengan
menggoyangkan kepalanya secara perlahan-lahan
mata neonatus akan terbuka sehingga dapat
diperiksa.
Perhatikanlah
adanya
sekret
mata.
Konjungtivitis oleh kuman gonokok dapat cepat
menjadi panoftalmia dan menyebabkan buta.2
Telinga
Perhatikan bentuk, ukuran, dan posisi telinga, dan
rasakan kartilagonya. Pada BBL cukup bulan telah
cukup berbentuk tulang rawan sehingga bentuk
telinga dapat dipertahankan. Pada telinga kadangkala
ditemukan daun telinga yang terlipat, dan biasanya
pulih dengan sendirinya dalam 1 minggu pertama. 1
Hidung
Perlu diamati bentuk hidung dan lebar jembatannya
(nasal bridge). Jika tampak lebar, ukurlah jarak antara
kantus medial mata. Jarak tersebut tidak boleh lebih
dari 2,5 cm pada BBL cukup bulan. Hidung dapat
tampak pesek karena tekanan yang dialami di
intrauterine.1
BBL bernapas dengan hidung. Apabila ia bernafas
dengan mulut, maka harus dipikirkan kemungkinan
terdapatnya obstruksi jalan napas oleh karena atresia
koana bilateral atau fraktur tulang hidung atau
ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.1
Mulut
Pemeriksaan mulut dilakukan dengan inspeksi
dan palpasi. Dengan inspeksi dapat dilihat adanya
labio dan gnatosikis, adanya gigi atau ranula,
yaitu kista lunak yang berasal dari dasar mulut.
Perhatikan lidah apakah membesar seperti pada
sindrom Beckwith atau selalu bergerak seperti
sindrom Down. Sebelum bayi berumur 2 bulan
saliva bayi sedikit.
Leher
Leher
BBL
tampak
pendek
akan
tetapi
pergerakannya baik. Apabila terdTrauma leher
dapat terjadi pada persalinan yang sulit. Trauma
leher ini dapat menyebabkan kerusakan pleksus
brakialis sehingga terjadi paresis pada tangan,
lengan
atau
diafragma.apat
keterbatasan
pergerakan perlu dipikirkan kelainan tulang leher.
Dada
Dada BBL berbentuk seperti tong. Pektus
ekskavatum atau karinatum sering membuat orang
tua khawatir, padahal biasanya tidak mempunyai
arti klinis. Pada respirasi normal, dinding dada
bergerak bersama dengan dinding perut. Apabila
terdapat gangguan pernafasan, terlihat pernafasan
yang paradoksal dan retraksi pada inspirasi.
Gerakan dinding dada harus simetris. Bila tidak,
pikirkan kemungkinan pneumothoraks, paresis
diafragma atau hernia diafragmatika.1
Payudara
Kelenjar payudara BBL baik pada wanita atau lelaki
oleh karena pengaruh hormon ibu kadangkala tampak
membesar dan sering kali disertai sekresi air susu.
Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan kecuali terdapat
tanda-tanda peradangan. 1
Paru
Frekuensi nafas yang normal pada BBL adalah
40-60 kali per menit. BBL dengan frekuensi nafas
yang terus menerus di atas 60 kali per menit
perlu diamati lebih teliti untuk kemungkinan
adanya kelainan paru, jantung, atau metabolik.
Fluktuasi frekuensi nafas tergantung dari aktivitas
fisis, menangis, tidur, atau bangun.
Air entry
Merintih
0
<60/menit
Tidak ada retraksi
Tidak ada sianosis
Udara masuk
Tidak merintih
Skor
1
60-80/menit
Retraksi ringan
Sianosis hilang
dengan O2
2
>80/menit
Retraksi berat
Sianosis menetap
walaupun diberi
O2
masuk
Dapat didengar
Dapat didengar
Evaluasi
Total
Diagnosis
1-3
4-5
Kardiovaskular
Denyut nadi bervariasi dari 90/menit saat bayi
tidur tenang sampai 180/menit selama aktivitas.
Frekuensi senyut nadi yang tetap tinggi pada
takikardia paroksimal lebih baik dihitung dengan
elektrokardiogram daripada dengan telinga.
Denyut jantung bayi prematur yang tenang
berkisar antara 140-150/menit.
Abdomen
Dinding perut abdomen lebih datar daripada dinding
dadanya. Bila perut sangat cekung, pikirkan
kemungkinan terdapatnya hernia diafragmatika.
Abdomen yang membuncit mungkin disebabkan
hepato-splenomegali atau tumor lainnya ataupun
cairan didalam rongga perut, bila perut bayi kembung
harus diteliti kemungkinan enterokolitis nekrorikans,
perforasi usus atau ileus.
Genitalia eksterna
Pada bayi perempuan cukup bulan labia
minora tertutup oleh labia mayora, dan ini
adalah salah satu kriteria untuk menilai usia
kehamilan neonatus. Lubang uretra terpisah
dari lubang vagina; bila hanya terdapat satu
lubang berarti ada kelainan.
Anus
Pemeriksaan anus bukan hanya untuk mengetahui
ada atau tidaknya atresia ani, melainkan juga untuk
mengetahui
posisinya.
Pengeluaran
mekonium
biasanya terjadi dalam 24 jam pertama. Bila setelah
48 jam belum juga keluar mekonium, perlu dipikirkan
kemungkinan mekonium plug syndrome, megakolon,
atau obstruksi saluran pencernaan. Mekonium yang
keluar in utero pada bayi yang letak kepala adalah
salah satu tanda gawat janin. Bila terdapat darah
dalam mekonium perlu dibedakan apakah darah
berasal dari bayi atau dari darah ibu yang tertelan.
Pemeriksaan Neurologis
a. Refleks Rooting dan Sucking
Refleks Rooting diperiksa dengan menyentuhkan
ujung jari di sudut mulut pasien, maka pasien akan
menengok ke arah rangsangan dan berusaha
memasukkan ujung jari tersebut ke mulutnya, kalau
ujung jari dimasukkan ke dalam mulutnya 3 cm
akan diisap, dan disebut sucking reflex (refleks
isap). Pemeriksaan refleks rooting dan refleks isap
dilakukan untuk menentukan kelainan saraf V, VII
dan XII.
b. Refleks Moro
Ini adalah suatu reaksi kejutan dengan
menimbulkan perasaan jatuh pada bayi. Bayi
dalam posisi telentang, kemudian kepalanya
dibiarkan jatuh dengan cepat beberapa sentimeter
dengan hati-hati ke tangan pemeriksa. Reaksinya
bayi akan kaget, lengan direntangkan dalam posisi
abduksi ekstensi, dan tangan terbuka disusul
dengan gerakan lengan adduksi dan fleksi. Pada
bayi prematur, setelah ia merentangkan lengan
tidak selalu diikuti oleh gerakan fleksi.
tumor
yang
tidak
terdeteksi