Anda di halaman 1dari 43

PEMERIKSAAN FISIK

PADA NEONATUS

Pemeriksaan bayi perlu dilakukan dalam


keadaan telanjang di bawah lampu yang terang
yang berfungsi juga sebagai pemanas untuk
mencegah kehilangan panas. Tangan serta alat
yang digunakan untuk pemeriksaan fisis harus
bersih dan hangat. Pemeriksaan fisis pad BBL
dilakukan paling kurang tiga kali, yakni (1) pada
saat lahir, (2) pemeriksaan yang dilakukan dalam
24 jam di ruang perawatan, dan (3) pemeriksaan
pada waktu pulang.1

Pemeriksaan Pada Saat Lahir (di kamar bersalin)

A. Penilaian adaptasi neonatus

Tanda

Laju Jantung

Tidak ada

<100

100

Tidak ada

Lambat

Menangis kuat

Usaha
Bernapas
Tonus Otot
Refleks

Warna Kulit

Lumpuh
Tidak
bereaksi

Ekstremitas
fleksi sedikit
Gerakan sedikit

Seluruh

Tubuh

tubuh

kemerahan,

biru/pucat

ekstremitas biru

Gerakan aktif
Reaksi melawan
Seluruh tubuh
kemerahan

B. Mencari kelainan kongenital


Pada anamnesis perlu ditanyakan apakah ibu
menggunakan obat-obat teratogenik, terkena radiasi,
atau infeksi virus pada trimester pertama. Juga
ditanyakan apakah ada kelainan bawaan pada
keluarga.
Cairan amnion
Pada pemeriksaan cairan amnion perlu diukur
volume. Bila volumenya lebih dari 2000 ml disebut
polihidramnion atau hidramnion saja, apabila kurang
dari 500 ml disebut sebagai oligohidramnion.2

Plasenta
Pada pemeriksaan plasenta, plasenta perlu ditimbang
dan perhatikan apakah ada perkapuran, nekrosis, dan
sebagainya. Pada bayi kembar harus diteliti apakah
terdapat satu atau dua korion (untuk menentukan
kembar identik atau tidak).1
Tali pusat
Pada pemeriksaan tali pusat perlu diperhatikan
kesegarannya, ada tidaknya simpul, dan apakah
terdapat dua arteri dan satu vena. Kurang lebih 1% dari
BBL hanya mempunyai satu arteri umbilikalis dan 15%
daripadanya mempunyai satu atau lebih kelainan
kongenital.1

c. Berat lahir dan masa kehamilan


Kejadian kelainan kongenital pada bayi kurang bulan
adalah 2 kali lebih banyak dibanding pada bayi cukup
bulan, dan pada bayi kecil untuk masa kehamilan
kejadian kelainan kongenital tersebut sampai 10 kali
lebih besar.1
d. Mulut
Pada pemeriksaan mulut perhatikan apakah terdapat
labio-gnato-palatoskisis, harus diperhatikan juga
apakah
terdapat
hipersalivasi
yang
mungkin
disebabkan oleh adanya atresia esophagus.

e. Anus
Perhatikan adanya anus imperforatus dengan
memasukkan termometer ke dalam anus. Walaupun
seringkali atresia yang tinggi tidak dapat dideteksi
dengan cara ini, Bila ada atresia perhatikan apakah
ada fistula rekto-vaginal.1

f. Kelainan pada garis tengah


Perlu dicari kelainan pada garis tengah berupa spina
bifida, meningomielokel, sinus pilonidalis, ambigus
genitalia, eksomfalos, dan lain-lain.1
g. Jenis kelamin
Biasanya orang tua ingin segera mengetahui jenis
kelamin anaknya. Bila terdapat keraguan misalnya
pembesaran klitoris pada bayi perempuan atau
terdapatnya hipospadia atau epispadia pada bayi
lelaki, sebaiknya pemberitahuan jenis kelamin ditunda
sampai
dilakukan
pemeriksaan
lain
seperti
pemeriksaan kromosom.1

Pemeriksaan Di Ruang Gawat


a. Warna kulit
Warna kulit neonatus normal adalah kemerahan,
kadang-kadang terlihat sianosis pada ujung-ujung jari
pada hari pertama. Bila terdapat sianosis pada seluruh
tubuh pikirkan kemungkinan kelainan jantung bawaan
sianotik atau methemoglobimemia. Warna kulit yang
pucat terdapat pada anemia berat atau asfiksia palida.
Plethora tampak pada polisitemia.2
Warna kulit yang kuning disebabkan oleh kadar
bilirubin yang tinggi dalam serum darah, atau
pewarnaan oleh mekonium.

b. Aktivitas fisik
Keaktifan BBL dinilai dengan melihat posisi dan
gerakan tungkai dan lengan, Pada BBL cukup bulan
yang sehat, ekstremitas berada dalam keadaan fleksi,
dengan gerakan tungkai serta lengan aktif dan
simetris. Bila ada asimetris pikirkan terdapatnya
kelumpuhan atau patah tulang.

c. Tangisan bayi
Tangisan bayi dapat memberikan keterangan
tentang
keadaan
bayi.
Tangisan
melengking
ditemukan pada bayi dengan kelainan neurologis,
sedangkan tangisan yang lemah atau merintih
terdapat pada bayi dengan kesulitan pernapasan.1
d. Wajah BBL
Wajah BBl dapat menunjukkan kelainan yang khas,
misalnya sindrom Down, sindrom Pierre-Robin,
sindrom de Lange, dan sebagainya.1

e. Keadaan gizi
Diniai dari berat dan panjang badan, disesuaikan
dengan masa kehamilan, tebal lapisan subkutis serta
kerutan pada kulit. Edema pada bayi dapat memberi
kesan bayi dalam status gizi baik karena kulitnya halus
dan licin.
f. Pemeriksaan suhu
Suhu tubuh BBL diukur dari aksila. Suhu BBL normal
Antara 36,5-37,50C. Suhu meninggi dapat ditemukan
pada dehidrasi, gangguan serebral, infeksi atau
kenaikan suhu lingkungan.

Pemeriksaan Lanjutan
Kulit
Kerapuhan sistem vasomotorik dan lambatnya
sirkulasi perifer akan menampilkan bayi yang
berwarna merah sekali atau merah kebiruan pada
waktu menangis. Sianosis pada bayi yang pucat
karena sirkulasi buruk tidak tampak dengan jelas.
Hemoglobin yang relatif tinggi pada hari pertama
disertai dengan kulit tipis dan saturasi oksigen
cukup akan menampakkan bayi yang sianotik.

Sianosis setempat bila ditekan akan pucat,


keadaan ini membedakannya dengan ekimosis. Cara
yang sama dapat pula dipakai untuk melihat ikterus
dan tempat yang paling baik adalah di puncak hidung
atau dahi.
Sianosis setempat bila ditekan akan pucat,
keadaan ini membedakannya dengan ekimosis. Cara
yang sama dapat pula dipakai untuk melihat ikterus
dan tempat yang paling baik adalah di puncak hidung
atau dahi.

Bayi dengan anoksia akan mengeluarkan meconium


ke cairan amnion. Akibatnya verniks, kulit, kuku, dan
tali pusat berwarna kuning kecoklat-coklatan dan
disebut pewarnaan mekonium (meconium staining).1
Turgor kulit yang jelek atau kulit yang keriput
menandakan terdapatnya dehidrasi atau gizi yang
buruk. Pada lebih kurang 40% neonatus cukup bulan,
di kulit hidung dan pipi terlihat bintik-bintik putih
kekuningan yang disebut milia, yaitu kista epidermal
yang berisi materi keratin, yang biasanya menghilang
dalam beberapa minggu.2

Kepala
Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat
tulang kepala tumpang tindih karena molding.
Keadaan ini akan normal kembali setelah beberapa
hari sehingga ubun-ubun besar dan kecil mudah
diraba.2 Bayi yang lahir melalui vagina (terutama anak
pertama atau kepala bayi terlalu lama di ruang
panggul) akan mengalami perubahan bentuk kepala.
Perhatikan juga trauma lahir pada kepala berupa:
Kaput suksedaneum adalah edema pada kulit
kepala, lunak tidak berfluktuasi, batasnya tidak
tegas dan menyeberangi sutura, dan akan hilang
dalam beberapa hari.

Hematoma sefal tidak tampak pada hari pertama


karena tertutup oleh kaput suksedaneum. Konsistensi
hematoma sefal ini lunak, berfluktuasi, berbatas tegas
pada tepi tulang tengkorak, jadi tidak menyeberangi
sutural. Hematoma sefal akan mengalami kalsifikasi
setelah beberapa hari, dan akan menghilang
sempurna dalam waktu 2-6 bulan.
Bila hematoma sefal menyeberangi sutura berarti
terdapat fraktur tulang tengkorak.
Perdarahan subaponeurotik terjadi oleh karena
pecahnya vena yang menghubungkan jaringan di luar
dengan sinus-sinus di tengkorak. Perdarahan ini dapat
terjadi pada tiap persalinan yang diakhiri dengan
alat.1

Wajah
Wajah yang tidak simetris mungkin disebabkan oleh
kelumpuhan saraf ke-7, hipolpasia otot depressor
sudut mulut, atau posisi janin yang tidak normal. Bila
rahang janin terletak di atas bahu atas di atas salah
satu ekstremitas selama hamil, maka mandibular
akan ada jauh dari garis tengah.

Mata
Pemeriksaan
mata
neonatus
seringkali
sulit
dilakukan karena biasanya matanya tertutup. Dengan
menggoyangkan kepalanya secara perlahan-lahan
mata neonatus akan terbuka sehingga dapat
diperiksa.
Perhatikanlah
adanya
sekret
mata.
Konjungtivitis oleh kuman gonokok dapat cepat
menjadi panoftalmia dan menyebabkan buta.2

Telinga
Perhatikan bentuk, ukuran, dan posisi telinga, dan
rasakan kartilagonya. Pada BBL cukup bulan telah
cukup berbentuk tulang rawan sehingga bentuk
telinga dapat dipertahankan. Pada telinga kadangkala
ditemukan daun telinga yang terlipat, dan biasanya
pulih dengan sendirinya dalam 1 minggu pertama. 1

Hidung
Perlu diamati bentuk hidung dan lebar jembatannya
(nasal bridge). Jika tampak lebar, ukurlah jarak antara
kantus medial mata. Jarak tersebut tidak boleh lebih
dari 2,5 cm pada BBL cukup bulan. Hidung dapat
tampak pesek karena tekanan yang dialami di
intrauterine.1
BBL bernapas dengan hidung. Apabila ia bernafas
dengan mulut, maka harus dipikirkan kemungkinan
terdapatnya obstruksi jalan napas oleh karena atresia
koana bilateral atau fraktur tulang hidung atau
ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.1

Mulut
Pemeriksaan mulut dilakukan dengan inspeksi
dan palpasi. Dengan inspeksi dapat dilihat adanya
labio dan gnatosikis, adanya gigi atau ranula,
yaitu kista lunak yang berasal dari dasar mulut.
Perhatikan lidah apakah membesar seperti pada
sindrom Beckwith atau selalu bergerak seperti
sindrom Down. Sebelum bayi berumur 2 bulan
saliva bayi sedikit.

Palatum lunak dan keras harus diperiksa untuk


melihat celah atau tingginya lengkung palatum.
Pada palatum keras kadang-kadang ditemukan
tumpukan sel epitel yang disebut mutiara Epstein
(Epstein pearls); kista retensi yang gambarannya
sama tampak pula di gusi. Keduanya menghilang
dalam beberapa minggu.

Leher
Leher
BBL
tampak
pendek
akan
tetapi
pergerakannya baik. Apabila terdTrauma leher
dapat terjadi pada persalinan yang sulit. Trauma
leher ini dapat menyebabkan kerusakan pleksus
brakialis sehingga terjadi paresis pada tangan,
lengan
atau
diafragma.apat
keterbatasan
pergerakan perlu dipikirkan kelainan tulang leher.

Dada
Dada BBL berbentuk seperti tong. Pektus
ekskavatum atau karinatum sering membuat orang
tua khawatir, padahal biasanya tidak mempunyai
arti klinis. Pada respirasi normal, dinding dada
bergerak bersama dengan dinding perut. Apabila
terdapat gangguan pernafasan, terlihat pernafasan
yang paradoksal dan retraksi pada inspirasi.
Gerakan dinding dada harus simetris. Bila tidak,
pikirkan kemungkinan pneumothoraks, paresis
diafragma atau hernia diafragmatika.1

Payudara
Kelenjar payudara BBL baik pada wanita atau lelaki
oleh karena pengaruh hormon ibu kadangkala tampak
membesar dan sering kali disertai sekresi air susu.
Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan kecuali terdapat
tanda-tanda peradangan. 1

Paru
Frekuensi nafas yang normal pada BBL adalah
40-60 kali per menit. BBL dengan frekuensi nafas
yang terus menerus di atas 60 kali per menit
perlu diamati lebih teliti untuk kemungkinan
adanya kelainan paru, jantung, atau metabolik.
Fluktuasi frekuensi nafas tergantung dari aktivitas
fisis, menangis, tidur, atau bangun.

Karena fluktuasinya cepat maka frekuensi nafas


BBL harus dihitung dalam satu menit penuh dan
kalau mungkin dihitung saat bayi tidur atau dalam
keadaan tenang oleh karena sering terdapat
periodic breathing, yaitu henti nafas yang
berlangsung 5-10 detik di antara pola pernafasan
yang regular. Serangan apnea yang sebenarnya
biasanya lebih lama dari 20 detik dan sangat
jarang terjadi pada BBl cukup bulan. Amati pola
pernafasan.

Table 2. Evaluasi gawat nafas dengan skor Downes.


Pemeriksaan
Frekuensi nafas
Retraksi
Sianosis

Air entry

Merintih

0
<60/menit
Tidak ada retraksi
Tidak ada sianosis

Udara masuk

Tidak merintih

Skor
1
60-80/menit
Retraksi ringan
Sianosis hilang
dengan O2

2
>80/menit
Retraksi berat
Sianosis menetap
walaupun diberi
O2

Penurunan ringan Tidak ada udara


udara masuk

masuk

Dapat didengar

Dapat didengar

dengan stetoskop tanpa alat bantu

Evaluasi
Total

Diagnosis

1-3

Sesak nafas ringan

4-5

Sesak nafas sedang

Sesak nafas berat

Kardiovaskular
Denyut nadi bervariasi dari 90/menit saat bayi
tidur tenang sampai 180/menit selama aktivitas.
Frekuensi senyut nadi yang tetap tinggi pada
takikardia paroksimal lebih baik dihitung dengan
elektrokardiogram daripada dengan telinga.
Denyut jantung bayi prematur yang tenang
berkisar antara 140-150/menit.

Sekitar 60% dari BBL normal memiliki bising


sistolik pada usia 2 jam, tetapi persentase ini
berkurang sampai 1% pada pemeriksaan rutin
bayi. Sebaliknya, bising pada cacat jantung
bawaan mungkin baru dapat didengar beberapa
hari kemudian. Diperkirakan hanya 1 dari 12
cacat jantung bawaan yang bisingnya dapat
didengar pada masa BBL dini.

Abdomen
Dinding perut abdomen lebih datar daripada dinding
dadanya. Bila perut sangat cekung, pikirkan
kemungkinan terdapatnya hernia diafragmatika.
Abdomen yang membuncit mungkin disebabkan
hepato-splenomegali atau tumor lainnya ataupun
cairan didalam rongga perut, bila perut bayi kembung
harus diteliti kemungkinan enterokolitis nekrorikans,
perforasi usus atau ileus.

Hati biasanya teraba 2 sampai 3 cm dibawah


arkus costae kanan. Limpa juga sering teraba 1 cm
di bawah arkus costae kiri, karena masih terjadi
hematopoiesis ekstramedular.
Dengan palpasi yang dalam ginjal; dapat diraba
apabila posisi bayi telentang dan tungkai bayi
dilipat agar otot-otot dinding perut dalam keadaan
relaksasi. Batas bawah ginjal dapat diraba setinggi
umbilicus di antara garis tengah dan tepi perut.
Biasanya ginjal dapat diraba sekitar 2-3 cm.

Genitalia eksterna
Pada bayi perempuan cukup bulan labia
minora tertutup oleh labia mayora, dan ini
adalah salah satu kriteria untuk menilai usia
kehamilan neonatus. Lubang uretra terpisah
dari lubang vagina; bila hanya terdapat satu
lubang berarti ada kelainan.

Pada bayi lelaki sering terdapat fimosis. Ukuran


penis bayi berkisar antara 3-4 cm (panjang) dan
1-1,3 cm (lebar). Scrotum bayi biasanya besar
dan
mempunyai
banyak
rugae.
Hidrokel
seringkali ditemukan dan harus dibedakan dari
hernia inguinalis. Testis biasanya sudah turun ke
dalam scrotum pada bayi cukup bulan; pada bayi
kurang bulan tidak jarang terdapat kriptorkismus
(testis yang belum turun ke dalam kantong
skrotum).

Anus
Pemeriksaan anus bukan hanya untuk mengetahui
ada atau tidaknya atresia ani, melainkan juga untuk
mengetahui
posisinya.
Pengeluaran
mekonium
biasanya terjadi dalam 24 jam pertama. Bila setelah
48 jam belum juga keluar mekonium, perlu dipikirkan
kemungkinan mekonium plug syndrome, megakolon,
atau obstruksi saluran pencernaan. Mekonium yang
keluar in utero pada bayi yang letak kepala adalah
salah satu tanda gawat janin. Bila terdapat darah
dalam mekonium perlu dibedakan apakah darah
berasal dari bayi atau dari darah ibu yang tertelan.

Pemeriksaan Neurologis
a. Refleks Rooting dan Sucking
Refleks Rooting diperiksa dengan menyentuhkan
ujung jari di sudut mulut pasien, maka pasien akan
menengok ke arah rangsangan dan berusaha
memasukkan ujung jari tersebut ke mulutnya, kalau
ujung jari dimasukkan ke dalam mulutnya 3 cm
akan diisap, dan disebut sucking reflex (refleks
isap). Pemeriksaan refleks rooting dan refleks isap
dilakukan untuk menentukan kelainan saraf V, VII
dan XII.

b. Refleks Moro
Ini adalah suatu reaksi kejutan dengan
menimbulkan perasaan jatuh pada bayi. Bayi
dalam posisi telentang, kemudian kepalanya
dibiarkan jatuh dengan cepat beberapa sentimeter
dengan hati-hati ke tangan pemeriksa. Reaksinya
bayi akan kaget, lengan direntangkan dalam posisi
abduksi ekstensi, dan tangan terbuka disusul
dengan gerakan lengan adduksi dan fleksi. Pada
bayi prematur, setelah ia merentangkan lengan
tidak selalu diikuti oleh gerakan fleksi.

c. Refleks Tonic Neck


Bayi diletakkan dalam posisi telentang, kepala di
garis tengah dan anggota gerak dalam posisi fleksi,
kemudian kepala ditengokkan ke kanan, maka akan
terjadi ekstensi pada anggota gerak sebelah kanan,
dan fleksi pada anggota gerak sebelah kiri.
d. Refleks Withdrawal
Pemeriksaan dilakukan dengan jarum untuk
merangsang telapak kaki, maka akan terjadi fleksi
pada tungkai yang dirangsang dan terjadi ekstensi
pada tungkai kontralateral, tetapi ekstensi tungkai
kontralateral ini tidak selalu ada.2

e. Refleks Plantar Grasp


Refleks ini dilakukan dengan meletakkan sesuatu
(misalnya jari pemeriksa) pada telapak kaki pasien,
maka akan terjadi fleksi jari-jari kaki. 2
f. Refleks Palmar Grasp
Pemeriksaan
dilakukan
dengan
meletakkan
sesuatu pada telapak tangan pasien, maka akan
terjadi fleksi jari-jari tangan.2

Pemeriksaan Usia Kehamilan


Usia kehamilan BBl dapat dinilai dengan beberapa
cara, termasuk dengan menghitungnya dari hari
pertama haid terkhir sampai saat kelahiran, atau
dengan cara ultrasonografi.1
Mengetahui usia kehamilan dan keadaan gizi BBL
sangat penting untuk dapat mengkategorikan BBL
apakah cukup bulan, atau lebih bulan dan apakah
sesuai, lebih kecil, atau lebih besar untuk usia
kehamilannya.1

Pemeriksaan Pada Waktu


Memulangkan
Pada waktu memulangkan dilakukan lagi pemeriksaan
untuk meyakinkan bahwa tidak ada kelainan kongenital
atau kelainan akibat trauma yang terlewatkan. Perlu
diperhatikan:
Susunan saraf pusat: aktivitas bayi, ketegangan ubunubun
Kulit: adanya ikterus, piodermia
Jantung: adanya bising yang baru timbul kemudian
Abdomen:
adanya
sebelumnya

tumor

Tali pusat: adanya infeksi

yang

tidak

terdeteksi

Anda mungkin juga menyukai