Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN RUTIN BAYI BARU LAHIR

Friska Junita, SST, M.KM


ASUHAN RUTIN BBL
Asuhan pada bayi baru lahir sangat penting
dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup bayi. oleh karena itu, bidan harus mampu
melakukan asuhan dan membuat rencana asuhan
pada bayi.
1. Perlindungan termal
2. Kebersihan (MEMANDIKAN, BAB DAN BAK)
3. Tidur
4. Keamanan
5. Pemeriksaan Fisik
6. Mobilisasi dan Menggendong bayi dengan
aman ( Metode kangguru, Transportasi dan
mobilisasi, Bedong (Swaddle)
PERLINDUNGAN TERMAL

• EVIDANCE BASED
“ Regulasi Suhu Bayi Baru Lahir Belum
Dapat Mengatur Suhu Tubuhnya, Sehingga
Akan Mengalami Stress Dengan Adanya
Perubahan Lingkungan Dari Dalam Rahim
Ibu Ke Lingkungan Luar Yang Suhunya Lebih
Tinggi ”
PENCEGAHAN KEHILANGAN PANAS
• Keringkan bayi dengan seksama. Mengeringkan
dengan cara menyeka tubuh bayi, juga
merupakan rangsangan taktil untuk membantu
bayi memulai pernapasannya.
• Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan
hangat. Ganti handuk atau kain yang telah basah
oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang
baru (hangat, bersih, dan kering)
• Selimuti bagian kepala bayi. Bagian kepala bayi
memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi
akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian
tersebut tidak tertutup.
• Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui
bayinya. Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat
menjaga kehangatan tubuh dan mencegah
kehilangan panas. sebaiknya pemberian asi
harus dimulai dalam waktu satu (1) jam
pertama kelahiran
• Jangan segera menimbang atau
memandikan bayi baru lahir, karena bayi
baru lahir cepat dan mudah kehilangan
panas tubuhnya, sebelum melakukan
penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi
dengan kain atau selimut bersih dan kering.
Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam
jam setelah lahir
KEBERSIHAN
• Menjaga kebersihan kulit bayi dilakukan dengan segera mengganti popok saat
basah karena BAK ataupun BAB, walaupun mandi dengan membasahi seluruh
tubuh tidak harus dilakukan setiap hari. Tetapi, bagian-bagian seperti
muka,bokong,dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur.
BAB DAN BAK
• Membersihkan area genitalia bayi jika sedang BAB dan BAK
• Jumlah feses bayi lahir cukup bervariasi dan jumlah paling banyak
antara hari ke 3 dan ke 6.
• Bayi akan mengeluarkan mekonium, dimana fesesnya lengket berwarna
hitam kehijauan selama 2 hari pertama.

• Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk


seperti ter atau aspal lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan
bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu feses bayi bisa bergumpal
seperti jelly, padat, berbiji atau seeded dan bisa juga berupa cairan,
feses bayi yang diberi ASI ekslusif biasanya tidak berbentuk pasta atau
cream, berbiji dan bisa juga seperti mencret atau mencair. Sedangkan
feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-
gumpal atau agak liat dan bulat. Makanya bayi yang mengkonsumsi
susu formula kadang suka bebelan (susah BAB) sedangkan yang
mendapat ASI tidak
• Menjaga kebersihan genitalia bayi setelah
BAK dengan segera menggangi popok yang
basah
• Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7 –
10 x sehari.
• Bila menggunakan diapers maka gantilah bila
sudah penuh atau maks. 4 jam.
MEMANDIKAN BAYI
• Bayi yang baru lahir sebaiknya tidak dimandikan
walaupun dengan air hangat, tunggu waktu 6 jam
terlebih dahulu karena bayi belum bisa menyesuaikan
diri dengan lingkungan barunya.
• Jika bayi dibasahi dengan air maka panas yang ada
dalam tubuhnya akan terambil sehingga suhu tubuhnya
akan turun drastis. Jika bayi yang baru lahir kehilangan
suhu tubuh, darah yang mengalir dalam tubuh yang
berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuhnya akan
berkurang. Dengan demikian beberapa organ tubuh
akan membiru, misalnya tangan, wajah, kaki dan kulit.
Bukan hanya itu, akibat kekurangan oksigen tersebut
maka beberapa sel-sel tubuh akan mengalami
kerusakan, terutama sel-sel di daerah otak yang sensitif
• Mandi untuk bayi bukan hanya untuk
membersihkan tubuh tetapi mandi merupakan
hal yang sangat menyenangkan bayi. Untuk
orang tua mandi merupakan alat komunikasi
antara orang tua dengan bayi, karena saat
mandi orang tua biasanya melakukan sentuhan,
usapan dan berbicara langsung walaupun bayi
tidak mengerti arti ucapan tersebut.
TUJUAN MEMANDIKAN BAYI
• Membersihkan tubuh bayi
• Memberi kenyamanan pada bayi
• Agar bayi merasa lebih segar
• Menghindari bayi dari alergi akibat
keringat
• Mendekatkan antara ibu dan bayi

• Indikasi : Memandikan bayi satu kali sehari,


memandikan bayi jika keringat berlebih,
memandikan bayi jika bak dan bak mengenai
tubuh bayi
• Kontra Indikasi : Jika bayi lapar, Baru selesai
menyusui, Mengantuk
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
• Pastikan bahwa suhu ruangan tempat memandikan bayi hangat. Jangan memandikan bayi di dalam ruangan yang
bersuhu kurang dari 25 derajat.
• Hindari memandikan bayi setelah makan karena bisa membuat bayi muntah
• Suhu air idealnya 37- 38 derajat celcius.
• Isi air di bak mandi 5-8 cm, jangan lebih dari itu.
• Letakan alas anti slip di dasar bak mandi agar bayi tidak tergelincir
• Memandikan bayi sehari sekali
• Jika tali pusat belum sembuh benar, bayi tidak boleh mandi dengan merendam. Cukup mandikan dengan
menggunakan washlap.
PERAWATAN TALI PUSAT

• Berdasarkan evidence based, pemotongan


tali pusat lebih baik ditunda karena sangat
tidak menguntungkan baik bagi bayi
maupun bagi ibunya.
• Perawatan tali pusat tali pusar yang
melekat di perut bayi, akan disisakan
beberapa senti. Sisanya ini akan dibiarkan
hingga pelan-pelan menyusut dan
mengering, lalu terlepas dengan sendirinya.
TUJUAN PERAWATAN TALI PUSAT
• Mencegah terjadinya infeksi
• Mempercepat proses pemyembuhan tali pusat
• Memantau perubahan dan kondisi tali pusat
• Upaya ini dilakukan untuk menjaga agar luka tersebut tetap
bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah.
• Pemakaian popok bayi diletakkan di sebelah bawah talipusat.
• Apabila talipusat kotor, cuci luka talipusat dengan air bersih
yang mengalir dan sabun, segera dikeringkan dengan kain
kasa kering dan dibungkus dengan kasa tipis yang steril dan
kering.
TANDA – TANDA INFEKSI TALI PUSAT

• Tanda-tanda infeksi talipusat yang harus


diwaspadai, antara lain kulit sekitar
talipusat berwarna kemerahan, ada
pus/nanah dan berbau busuk. Mengawasi
dan segera melaporkan kedokter jika pada
tali pusat ditemukan perdarahan,
pembengkakan, keluar cairan, tampak
merah atau berbau busuk
TIDUR
• Melatih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang hari adalah waktu untuk
banguun. Salah satu caranya adalah dengan mengajaknya bermain hanya disiang hari saja, tidak dimalam hari.
• Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk tidur.
• Letakkan bayi ditempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur dalam gendongan atau
diruangan lain.
• Lampu utama sebaiknya dimatikan, dan nyalakan lampu tidur yang redup. Dalam 2 mg pertama setelah lahir,bayi
normal sering tidur, bayi baru lahir sampai usia 3 bulan ratarata tidur selama 16 jam sehari.
• Menyediakan selimut dan ruanganya yang hangat, serta memastikan bayi tidak terlalu panas/terlalu dingin. Sisa
waktu yang 85% lainnya digunakan bayi untuk tidur
MOBILISASI DAN TRANSPORTASI

• Mobilisasi atau kemampuan seseorang untuk bergerak bebas merupakan


salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Tujuan mobilisasi
adalah memenuhi kebutuhan dasar (termasuk melakukan aktifitas hidup
sehari-hari dan aktifitas rekreasi), mempertahankan diri (melindungi diri dari
trauma), mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi dengan
gerakan tangan non verbal
• Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem otot,
skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf
• Bayi: sistem muskuloskeletal bayi bersifat fleksibel. Ekstremitas lentur dan persendian
memiliki ROM lengkap. Posturnya kaku karena kepala dan tubuh bagian atas
dibawa ke depan dan tidak seimbang sehingga mudah terjatuh.
• Batita: kekakuan postur tampak berkurang, garis pada tulang belakang servikal
dan lumbal lebih nyata.
• Balita dan anak sekolah: tulang-tulang panjang pada lengan dan tungkai tumbuh.
Otot, ligamen, dan tendon menjadi lebih kuat, berakibat pada perkembangan
postur dan peningkatan kekuatan otot. Koordinasi yang lebih baik memungkinkan
anak melakukan tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan motorik yang baik
MOBILISASI DAN MENGGENDONG BAYI
• Digendong memiliki arti membopong atau
memanggul (kamus besar bahasa indonesia,
2015). Seperti artinya membopong atau
memanggul, menggendong kerap dilakukan
orang tua karena memudahkan berinteraksi
kepada bayi.
• Saat digendong posisi bayi berada dalam
dekapan orang tua dan terjadi kontak fisik
antar bayi dengan ibu hal ini, dapat
membuat bayi merasa terjaga, nyaman, aman
dan akan memberikan kesempatan bagi bayi
untuk melihat lingkungan disekitarnya
(williams, 2012).
Cara menggendong dilakukan sesuai dengan
tahapan umur bayi :
• Menggendong bayi usia 0-12 minggu dengan cara mengangkat
bayi setinggi lengan dengan tangan pada leher bayi dan posisi
hip fleksi dan kaki menghadap keatas.
• Kemudian menggendong pada sisi lengan (memondong) untuk bayi
usia 12-24 minggu dengan posisi hip fleksi dan kepala bayi di
senderkan pada sisi lengan ibu.
• Menggendong depan untuk bayi usia 24-28 minggu tetapi bayi
usia 28 minggu dapat juga digendong di depan perut .

• Bayi yang sudah mampu duduk sendiri atau usia bayi mencapai 40
minggu maka dapat digendong pada pinggang (zukunft dan
huber, 1998). Dan terdapat cara lain menggendong bayi yaitu
dengan mengguna alat bantu gendong seperti selendang dan
baby wearing, Alat bantu ini digunakan untuk bayi yang mampu
duduk mandiri dan sudah mampu berjalan (williams, 2014).

TRANSPORTASI DENGAN PERAWATAN
METODE KANGGURU
• Perawatan metode kangguru merupakan alternatif metode perawatan bayi baru
lahir. Metode ini adalah salah satu teknik yang tepat dan sederhana, serta
murah dan sangat dianjurkan untuk perawatan pada bayi BBLR.
• Metode ini tidak hanya menggantikan inkubator, tetapi juga dapat memberikan
manfaat lebih yang tidak didapat dari pemberian inkubator.
• Pemberian metode kangguru ini dirasa sangat efektif untuk memenuhi kebutuhan
bayi yang sangat mendasar seperti kehangatan, air susu ibu, perlindungan dari
infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang (maryunani, 2013).
JENIS METODE KANGGURU
Metode kangguru terdapat dua jenis, perawatan metode kangguru intermitten dan
kontinyu:
1) Perawatan metode kangguru intermitten, biasanya dilakukan pada fasilitas unit
perawatan khusus dan intensif. Metode ini tidak diberikan secara terus menerus
sepanjang waktu, hanya diberikan ketika ibu mengunjungi bayi yang masih berada
dalam inkubator dengan durasi minimal satu jam secara terus menerus dalam satu hari.
Metode ini dapat dimulai pada bayi yang sakit, yang berada dalam proses
penyembuhan tetapi masih memerlukan pengobatan medis (seperti infus, tambahan
oksigen dengan konsentrasi rendah) (maryunani, 2013)
2) Perawatan Metode Kangguru Kontinyu.
Metode kontinyu ini bisa dilakukan di unit rawat gabung atau ruangan yang
diperuntukan untuk perawatan kangguru ataupun dilakukan di rumah. Pada
metode kontinyu ini dapat dilakukan sepanjang waktu. Perawatan kontinyu
dapat diterapkan apabila kondisi bayi dalam kondisi stabil yakni bayi dapat
bernafas secara alami atau spontan tanpa oksigen bantuan (Maryunani, 2013)
LAMA DAN JANGKA WAKTU PENERAPAN PMK

• Secara bertahap lama waktu penerapan metode kangguru ditingkatkan dari:


a) Mulai dari perawatan belum menggunakan perawatan metode kangguru
b) Dilanjutkan dengan pemberian perawatan metode kangguru intermitten
• c) Kemudian diikuti dengan perawatan metode kangguru kontinyu
(Maryunani, 2013)
Pelaksanaan metode kangguru yang singkat
kurang dari 60 menit dapat membuat bayi
stress. Strategi yang dapat dilakukan untuk
menghindari hal tersebut antara lain:
a) Jika bayi masih berada di fasilitas
pelayanan kesehatan, maka lebih baik
bayi diletakkan di inkubator.
b) Apabila bayi telah dilakukan
pemulangan, anggota keluarga lain dapat
menggantikan ibu dalam melaksanakan
perawatan metode kangguru (Maryunani,
2013)
TUJUAN PERAWATAN METODE
KANGGURU
Tujuan dari pemberian metode kangaroo mother care adalah untuk menjaga
agar bayi tetap hangat. Metode ini dapat dimulai segera setelah bayi lahir
atau setelah 18 bayi stabil. Metode ini dapat dilakukan di rumah sakit maupun
di rumah. Pemberian metode ini dapat terus dilakukan meskipun bayi belum
bisa menyusui (Sudarti, Endang Khoirunnisa., 2010).
PELAKSANAAN PERAWATAN METODE
KANGGURU
• Pelaksanaan metode kangguru adalah skin to skin atau kulit dengan kulit
antara bagian depan tubuh bayi dengan dada dan perut ibu dalam baju
kangguru. adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
METODE KANGGURU, DIHENTIKAN BILA :

a) Berat badan bayi minimal >2500 gram


b) Bayi mampu menetek dengan kuat seperti bayi besar dan sehat
c) Suhu tubuh bayi stabil 37̊C (Maryunani, 2013)
C. BEDONG (SWADDLE)
• Bedong (SWADDLING) merupakan suatu cara untuk membungkus bayi dengan
selimut dengan bertujuan untuk memberikan rasa hangat dan nyaman. Sebaliknya,
membedong atau swaddling sudah dilakukan sejak lama oleh orang tua-tua dahulu.
Namun, selama bedong bayi tidak mengikatnya dengan ketat, melainkan hanya
membungkusnya agar hangat, bedong memiliki banyak manfaat. Bedong dilakukan
saat cuaca dingin, tetapi perlu diperhatikan untuk selalu memperhatikan temperatur
bayi dengan menyentuh kulitnya. Bila bayi merasa kepanasan segeralah buka
bedong dengan cepat, melainkan bisa membuat bayi menjadi hipertermi. Bila bayi
berumur 1 bulan, tidak perlu membedong bayi itu lagi karena dapat menghalangi
pergerakan bayi (dr.suririnah,2009).
Manfaat
1. Tidur lebih nyenyak
2. Menenangkan bayi yang rewel atau
menangis
3. Mengurangi resiko kematian mendadak
pada bayi baru lahir
4. Menjaga suhu tubuh agar tetap stabil.
BAGAIMANA CARA BEDONG BAYI YANG BENAR DAN
AMAN?
1. Lipat kain jadi bentuk segitiga
Cara bedong bayi yang pertama adalah menempatkan
kain atau selimut untuk membedong (panjangnya
sekitar 15-20 cm) di permukaan yang rata (seperti
kasur).Pastikan sudut kain atau selimut berada di atas
sehingga menyerupai bentuk segitiga. Lalu, lipat sedikit
sudut atas kain atau selimut tersebut. Setelah dilipat,
langkah selanjutnya adalah menempatkan bayi di
atasnya.
2. Tempatkan bayi di posisi yang tepat
Gendong bayi dan tempatkan perlahan di atas kain
bedong. Pastikan bahu bayi berada tepat di atas batas
lipatan kain atau selimut.

3. Perhatikan posisi lipatan kain


Luruskan tangan kiri bawah bayi agar rapat dengan
tubuh. Kemudian, tarik ujung kain di sisi kiri bayi
hingga menutupi lengan kiri dan area dadanya. Selipkan
ujung kain ini di bagian bawah ketiak lengan kanannya
lalu ke punggung. Lipat kain bedong bayi bagian bawah
ke arah pundak bayi. Ingat, jangan melipat kain terlalu
ketat di area pinggul dan kaki bayi agar ia dapat bebas
bergerak.
4. Perhatikan posisi kain saat menutupi seluruh
tubuh
• Sambil memegang bayi dengan lembut agar tidak berpindah
posisi, ambil ujung kain bedong sebelah sisi kanan bayi lalu tarik
hingga menutupi seluruh tubuhnya. Lipat sisa kain bedong dan
selipkan ke bagian punggung bayi.
5. Pastikan bayi tetap bisa begerak
• Saat membedong bayi baru lahir, pastikan tangan dan kakinya
masih bisa dapat bergerak bebas. Posisikan kakinya agak
menekuk ke atas dan berikan sedikit kelonggaran pada ikatan
bedong.Jangan biarkan ikatan bedong terlalu kencang untuk
menghindari cedera tangan dan kaki bayi.
HASIL PENELITIAN
• Tidak ada hubungan bedong terhadap kemampuan berguling pada bayi

(Wahyuni, 2014. Hubungan pemberian bedong bayi dengan kemampuan


berguling bayi usia 3 bulan di posyandu barokah boyolali).

http://eprints.ums.ac.id/32443/13/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf)

• Fakta menunjukkan bahwa pemakaian bedong sama sekali tidak ada


kaitannya dengan pembentukan kaki bayi. Semua kaki bayi yang baru
lahir memang bengkok soalnya dalam perut tidak ada ruangan cukup bagi
bayi untuk meluruskan kaki, sehingga waktu bayi lahir kakinyapun masih
bengkok.
( Solikah, Siti N. 2017. Pemberian bedong terhadap perkembangan
motorik bayi usia 3 bulan)
https://www.researchgate.net/publication/320105719_PENGARUH_PEMB
ERIAN_BEDONG_TERHADAP_PERKEMBANGAN_MOTORIK_BAYI
_USIA_3_BULAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai