Anda di halaman 1dari 10

PEMICU

Di ruang IGD suatu Rumah Sakit yang sudah berisi empat pasien. Pasien pertama, Tuan X, 32
tahun, sadar, terlihat lemas, GCS 13, dengan tekanan darah 85/60 mmHg, frekuensi nadi
114x/menit dan frekuensi nafas 17x/mnt, tampak berlumuran darah setelah kecelakaan lalu lintas.
Pasien kedua, ibu Y, 28 tahun, hamil aterm, sedang berteriak kesakitan bahwa dia merasa dia akan
segera melahirkan, saat ini tidak ada tanda – tanda perdarahan, dengan TD 110/70 mmHg,
frekuensi nadi 94x/mnt, RR 32x/mnt.
Pasien ketiga ibu Z, 46 tahun, datang dengan keuhan sesak dan nyeri dada setelah tabrakan, dengan
TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 100x/mnt, RR 32x/mnt.
Pasien keempat, anak A laki – laki 5 tahun, datang dengan luka bakar di daerah wajah dan dada
(lebih kurang 15% permukaan tubuh), GCS 13, dengan TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 120x/mnt,
dan RR 24x/mnt.

I. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Hamil aterm → hamil cukup bulan ( 38 – 42 minggu )
2. GCS 13 → GCS ( Glasgow Coma Scale ) kategori cedera kepala ringan

II. DEFINISI MASALAH


1. Pasien 1 :
Tuan X, 32 th, terlihat lemas, GCS 13, TD 85/60 mmHg, N 114x/mnt, RR 17x/mnt,
berlumuran darah setelah kecelakaan lalu lintas
2. Pasien 2 :
Ibu Y, 28 th, hamil aterm, SS : CM, TD 110/70 mmHg, N 94x/mnt, RR 32x/mnt,
sedang berteriak kesakitan tidak ada tanda – tanda perdarahan
3. Pasien 3 :
Ibu Z, 46 th, gelisah, SS : CM, TD 110/70 mmHg, N 100x/mnt, RR 32x/mnt, sesak
dan nyeri dada setelah tabrakan
4. Pasien 4 :
Anak A, 5 thn, lemah, SS : Apatis, TD 85/60 mmHg, N 120x/mnt, RR 24x/mnt,
luka bakar di daerah wajah dan dada (lebih kurang 15% permukaan tubuh)

1
III. ANALISA MASALAH
1. Pasien 1 :
Hb rendah → lemas → trauma ringan
2. Pasien 2 :
Tanda – tanda mau melahirkan, tanpa ada kegawatdaruratan
3. Pasien 3 :
Trauma thoraks dan gangguan pada pernapasan
4. Pasien 4 :
Trauma ringan
Luka bakar daerah wajah → gangguan pernafasan

IV. KERANGKA KONSEP


IGD

Pasien 1 : Pasien 2 : 1. Pasien 3 : Pasien 4 :


Tuan X, 32 th, Ibu Z, 46 th,
Ibu Y, 28 th, hamil Anak A, 5 thn, lemah,
terlihat lemas, gelisah, SS :
aterm, SS : CM, SS : Apatis, TD 85/60
GCS 13, TD 85/60 CM, TD 110/70
TD 110/70 mmHg, mmHg, N 120x/mnt,
mmHg, N mmHg, N
N 94x/mnt, RR RR 24x/mnt, luka
114x/mnt, RR 100x/mnt, RR
32x/mnt, sedang bakar di daerah wajah
17x/mnt, 32x/mnt, sesak
berteriak kesakitan dan dada (lebih
berlumuran darah dan nyeri dada
tidak ada tanda – kurang 15%
setelah kecelakaan setelah tabrakan
tanda perdarahan permukaan tubuh)
lalu lintas

TRIASE IGD

Penilaian awal

Penanganan

2
V. LEARNING OBJECTIVE
1. Skala prioritas penanganan terhadap pasien di atas dengan menggunakan prinsip
triase untuk menentukan mana yang akan mendapatkan penanganan pertama
terlebih dahulu dan mana indikasi perawatan di ICU
2. Pengertian TRIASE
3. Metode TRIASE
4. Tujuan TRIASE
5. Prinsip TRIASE
6. Diagnosa, penilaian awal dan penanganan

VI. KUMPULAN INFORMASI


1. Skala prioritas penanganan terhadap pasien
 Prioritas 1 ( pasien 4 )
Pasien pediatri beresiko tinggi dengan luka bakar yang mengenai bagian wajah
dan dada (trauma inhalasi ) hal ini beresiko gangguan pada jalan nafas ( edema
laring )
 Prioritas 2 ( pasien 3 )
Pasien dengan nyeri dada dan sesak nafas setelah kecelakaan lalu lintas, yang
ditakutkan adalah terjadinya trauma thorax yang dapat mengancam jiwa
 Prioritas 3 ( pasien 1 )
Pasien perdarahan akibat kecelakaan lalu lintas dengan tanda-tanda syok
 Prioritas 4 ( pasien 2 )
Pasien hamil dengan tanda tanda inpartu

2. Pengertian TRIASE
Suatu proses yang dinamis, cepat dan sistematis dalam pengelompokkan
pasien berdasarkan beratnya penyakit atau cidera dan tingkat prioritas pasien untuk
mendapat penanganan, dengan tujuan efisensi penggunaan sumber daya di Instaasi
Gawat Darurat ( IGD )

3
3. Metode TRIASE

Metode START (Simple Triage and Rapid Treatment), sebagai cara triage
lapangan yang berprinsip pada sederhana dan kecepatan, dapat dilakukan oleh
tenaga medis atau tenaga awam terlatih. Dalam memilah pasien, petugas
melakukan penilaian kesadaran, ventilasi, dan perfusi selama kurang dari 60 detik
lalu memberikan tanda dengan menggunakan berbagai alat berwarna, seperti
bendera, kain, atau isolasi.

Prioritas 1 : Merah adalah pasien gawat darurat dan mengancam nyawa. Cth :
untuk penderita cedera berat, penderita gagal nafas, perdarahan massif,luka bakar
luas,gangguan jantung yang mengancam jiwa, dll

Prioritas 2 : Kuning adalah pasien dalam kondisi darurat dengan potensial


mengancam jiwa bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Cth : luka
abdoment dengan dengan resiko syok, fraktur multiple, fraktur pelvis/femur, luka
bakar yang luas tanpa trauma inhalasi.

Prioritas 3 : Hijau adalah pasien yang tidak membutuhkan penanganan segera dan
tidak mengancam jiwa. Cth : cedera ringan, demam,dll

Prioritas 4 : Hitam adalah pasien yang telah meninggal

Pelaksanaan triage metode START meliputi :


a. Kumpulkan semua penderita yang dapat / mampu berjalan sendiri ke areal yang
telah ditentukan, dan beri mereka label HIJAU.

b. Setelah itu alihkan kepada penderita yang tersisa periksa

c. Pernapasan :
 Bila pernapasan lebih dari 30 kali / menit beri label MERAH.

 Bila penderita tidak bernapas maka upayakan membuka jalan napas dan
bersihkan jalan napas satu kali, bila pernapasan spontan mulai maka beri label
MERAH, bila tidak beri HITAM.

4
 Bila pernapasan kurang dari 30 kali /menit nilai waktu pengisian kapiler.

d. Waktu pengisian kapiler :


 Lebih dari 2 detik berarti kurang baik, beri MERAH, hentikan perdarahan
besar bila ada.

 Bila kurang dari 2 detik maka nilai status mentalnya.

 Bila penerangan kurang maka periksa nadi radial penderita. Bila tidak ada
maka ini berarti bahwa tekanan darah penderita sudah rendah dan perfusi
jaringan sudah menurun.

e. Pemeriksaan status mental :


 Pemeriksaan untuk mengikuti perintah-perintah sederhana

 Bila penderita tidak mampu mengikuti suatu perintah sederhana maka beri
MERAH.

 Bila mampu beri KUNING

Korban dapat HIJAU


berjalan

Tidak HITAM
bernafas
Tidak Bebaskan
bernafas jalan nafas
START Bernafas MERAH

CRT >
MERAH
2 detik
Nafas Tidak dapat
melakukan MERAH
perintah
Bernafas Cek
perfusi CRT < Cek Dapat
2 detik kesadaran melakukan KUNING
perintah
5
4. Tujuan TRIASE
Tujuan dari triage dimanapun dilakukan, bukan saja supaya bertindak
dengan cepat dan waktu yang tepat tetapi juga melakukan yang terbaik untuk
pasien. Dimana triage dilakukan berdasarkan pada ABCDE, beratnya cedera,
jumlah pasien yang datang, sarana kesehatan yang tersedia serta kemungkinan
hidup pasien

5. Prinsip TRIASE
Prinsip triase dilakukan sistem prioritas, prioritas adalah penentuan atau
penyeleksian mana yang harus didahului mengenai penanganan yang mengacu
pada tingkat ancaman yang timbul.
Dalam seleksi berdasarkan :
 Memilah korban berdasarkan beratnya kelainan
 Menentukan prioritas siapa korban yang akan ditolong lebih dahulu
 Untuk memudahkan primary survey
 Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit dan hitungan jam
 Trauma ringan
 Sudah meninggal

6. Diagnosa, penilaian awal dan penanganan

Prioritas I → Pasien 4 ( Diagnosa : Luka Bakar )

- Lihat Airway ( jika ada tanda-tanda sumbatan → bebaskan jalan nafas )


- Pemberian O2 → 2-4 liter dengan nasal
- Pasang infus, lakukan resusitasi cairan

Untuk Kemungkinan terjadi trauma inhalasi, dapat diberikan bronkodilator (


Nebulizer )

Berikan analgetik → mereda nyeri

Selanjutnya pasien dirawat di ICU

6
Prioritas II → Pasien 3 ( Diagnosa : trauma thoraks, DD: Pneumothoraks &
Hematothoraks )

- Primer Survey ( ABC )


 Mempertahankan jalan nafas
 Menilai pernafasan
 Mempertahankan perfusi
- Jika dijumpai tanda-tanda pneumothoraks / hemotothoraks dapat dilakukan
tindakan dekompresi berupa pemasangan WSD
- Berikan analgetik
- Pasien dirawat di ICU

Prioritas III → Pasien 1 ( Diagnosa: Syok Hipovolemik )

- Primer Survey ( ABC )


 Mempertahankan jalan nafas
 Menilai pernafasan
 Mempertahankan perfusi
- Hentikan pendarahan
- Resusitasi Cairan

Jika Resusitasi pasien stabil dan pendarahan dapat dihentikan, pasien dapat di
ruangan.

Prioritas IV → Pasien 2 ( Diagnosa : Gravida aterm dengan tanda inpartu )

- Menunggu tanda inpartu


- Pasien dipersiapkan untuk persalinan

Penilaian awal pasien dan tindakan pertama

Menurut Oman (2008) penilaian awal triage terdiri dari :


a. Primary survey priorotas (ABC) untuk menghasilkan prioritas I dan seterusnya

b. Secondary survey pemeriksaan menyeluruh (Head to Toe) untuk menghasilkan


prioritas I, II, III,0 dan selanjutnya.

7
c. Monitoring korban akan kemungkinan terjadinya perubahan perubahan pada
(A,B,C) derajat kesadaran dan tanda vital lainnya. Perubahan prioritas karena
perubahan kondisi korban.

8
VII. KESIMPULAN

Pada pembahasan kasus ini dapat disimpulkan bahwa prioritas I adalah (pasien 4) anak
dengan luka bakar di daerah wajah dan dada, prioritas II adalah (pasien 3) ibu Z yang
mengalami keluhan sesak dan nyeri dada setelah bertabrakan, prioritas III adalah
(pasien 1) yang tampak berlumuran darah setelah KLL, prioritas IV adalah (pasien 2)
ibu Y yang mengalami tanda – tanda inpartu, dalam penatalaksanaan semua pasien
emergensi dibutuhkan triase untuk memilah pasien yang harus segera di selamatkan
atau tidak. Triase memiliki label – label warna untuk pasien agar bisa menentukan
prioritas pasien mana yang harus mendapatkan terapi terlebih dahulu.

9
DAFTAR PUSTAKA

Moenajat, Yefta. 2009. Luka Bakar : Masalah dan Tatalaksana. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Rab, Tabrani. 2010. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta : TIM.

Seymour, I., Schwartz. 2000. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta : EGC.

Henderson, Sean. 2013. Kedokteran Emergensi. Jakarta : EGC.

10

Anda mungkin juga menyukai