Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN TRIASE

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR


PUSKESMAS RAWAT INAP CIDAUN

1
LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS
TANGGAL : 01 MARET 2023
NOMOR : 03.040/445.4/Kep. /II/2023
TENTANG : PEDOMAN TRIASE
PUSKESMAS

PEDOMAN TRIASE

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Pengertian

Triase adalah memilah tingkat kegawatan pasien untuk


menentukan prioritas penanganan lebih lanjut, bila jumlah pasien ke
UGD melebihi dari kapasitas ruangan, maka triase dapat dilakukan
di luar ruangan Gawat Darurat atau ruang tindakan

Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar


beratnya cedera atau penyakit (berdasarkan yang paling mungkin
akan mengalami perburukan klinis segera) untuk menentukan
prioritas perawatan gawat darurat medik serta prioritas transportasi
(berdasarkan ketersediaan sarana untuk tindakan). Tindakan ini
berdasarkan prioritas ABCDE (Airway, Breathing, Circulation,
Disability, Environment) yang merupakan proses berkesinambungan
sepanjang pengelolaan gawat darurat medik.

Mengkategorikan status pasien menurut kegawatan


daruratannya, apakah masuk kedalam kategori, merah, kuning hijau
dan hitam berdasarkan prioritas atau penyebab ancaman hidupnya

Kategori merah merupakan prioritas pertama( pasien cedera


berat mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila
ditolong segera), Kategori kuning merupakan prioritas kedua (pasien
memerlukan tindakan definitive, tidak ada ancaman jiwa segera),
kategori hijau merupakan prioritas ke tiga (pasien dengan cedera
minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari
pertolongan) , Kategori hitam merupakan psein meninggal atau
cedera fatal yang jelas dan tidak mungkin di resusitasi.

2
Status Triase ini harus di nilai ulang terus menerus karena
kondisi pasien dapat berubah sewaktu-waktu. Apabila kondisi pasien
berubah makan dilakukan retriase

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. TUJUAN TRIASE

Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi


mengancam nyawa. Tujuan triase selanjutnya adalah untuk
menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang memerlukan
pertolongan kedaruratan. Selain itu untuk memberikan
penanganan terbaik pada korban dalam jumlah yang banyak
untuk menurunkan angka kematian dan kecatatan maupun resiko
cedera bertambah parah.

Triase adalah hal penting dalam Unit Gawat Darurat (UGD), di


mana banyak pasien dapat hadir secara bersamaan. Hal ini
bertujuan untuk memastikan bahwa pasien yang dirawat di urutan
mereka urgensi klinis yang mengacu pada kebutuhan untuk
waktu-kritis intervensi. Hal ini tidak identik dengan
keparahan. Triase juga memungkinkan untuk alokasi pasien yang
paling penilaian yang sesuai dan area pengobatan, dan
memberikan kontribusi informasi yang membantu
menggambarkan casemix departemen. 

2. PRINSIP TRIASE

Pada keadaan bencana massal, korban timbul dalam jumlah


yang tidak sedikit dengan resiko cedera dan tingkat survive yang
beragam. Pertolongan harus disesuaikan dengan sumber daya
yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya
lainnya. Hal tersebut merupakan dasar dalam memilah korban
untuk memberikan prioritas pertolongan.

3. SISTEM TRIASE

Sistem yang digunakan adalah START : Simple Triage And


Rapid Treatment, system yang memungkinkan paramedik memilah
korban dalam waktu yang singkat kira-kira 30 detik. Sistem START
didesain untuk membantu penolong menemukan pasien yang
menderita luka berat.

4
Yang perlu diobservasi : Respiration, Perfusion, dan mental status
(RPM) :

a. Respiration / pernafasan
Jika pasien bernafas kemudian tentukan frekuensi
pernafasannya, jika lebih dari 30 per menit, korban ditandai
merah. Korban ini menunjukkan tanda-tanda primer shock
dan butuh pertolongan segera. Jika pasien bernafas dan
frekuensinya kurang dari 30 permenit, segera lakukan
observasi selanjutnya. Jika pasien tidak bernafas, dengan cepat
bersihkan mulut korban dari benda asing.
b. Perfusion atau sirkulasi
Bertujuan untuk mengecek apakah jantungnya masih memiliki
kemampuan untuk mensirkulasikan darah dengan adekuat,
dengan cara mengecek denyut nadi.Jika denyut nadi lemah
dan tidak teratur korban ditandai Merah. Jika denyut nadi
telah teraba segera lakukan observasi status mentalnya.
c. Mental status
Untuk mengetesnya dapat dilakukan dengan memberikan
instruksi yang mudah pada korban tersebut : “ buka mata”
atau “ tutup mata”.

4. KLASIFIKASI TRIASE

Triase dibagi menjadi dua macam yaitu :

a. Triase kondisi biasa


b. Triase kejadian luar biasa (KLB) atau bencana

a. Triase kondisi biasa


Pasien yang datang ke UGD diklasifikasikan berdasarkan
empat kategori yaitu :
1). Kategori Gawat Darurat, warna MERAH
Pemeriksaan pada kategori ini antara lain :
 Ada sumbatan jalan nafas
 Terjadi henti nafas , frekuensi nafas < 10 x/menit, terjadi
sianosis
 Ada henti jantung , nadi tidak teraba, pucat dan akral
dingin
 GCS < 9

5
 Kejang
 Jalan nafas bebas (tidak ada sumbatan) atau ada
ancaman sumbatan
 Frekuensi nafas > 32 x/menit, suara pernafasan mengi
 Nadi teraba lemah, frekuensi nadi < 50x/menit atau >
150x/menit, pucat, akral dingin, dan CRT < 2 detik
 GCS 9 – 12
 Gelisah
 Nyeri dada
2). Kategori Gawat tidak darurat, warna KUNING
Pemeriksaan pada kategori ini antara lain :
 Jalan nafas bebas (tidak ada sumbatan)
 Frekuensi nafas > 24 – 32 x/menit, suara pernafasan
mengi
 Frekuensi nadi 120 – 150 x/ menit, TD Sistole > 160
mmHg, TD diastole > 100 mmHg
 GCS > 12
 Apatis
 Somnolent
4). Kategori Tidak gawat dan tidak darurat, warna HIJAU
Pemeriksaan pada kategori ini antara lain :
 Jalan nafas bebas
 Frekuensi nafas 20-24 x/menit
 Frekuensi nadi 100-120 x/menit, TD systole >120-140
mmHg, TD diastole > 80-100mmHg
 GCS 15

Selain hal tersebut diatas dilakukan pemeriksaan suhu tubuh,


riwayat alergi baik makanan , obat-obatan dan lain-lain.

Untuk kriteria FALSE EMERGENCY pemeriksaan yang


dilakukan antara lain :

1. Jalan nafas bebas (tidak ada sumbatan)


2. Frekuensi nafas 16-20 x/menit
3. Frekuensi nadi 80-100x/menit, TD systole 120 mmHg,
TD diastole 80 mmHg
4. GCS 15

6
b. Triase Kejadian luar biasa (KLB) dan bencana
Triase pada saat terjadi bencana alam ataupun kejadian
bencana lainnya yang menyebabkan pasien dalam jumlah
banyak, pengunaan Tag Triase ( pemberian label pada pasien)
perlu dilakukan
1) Prioritas I atau Emergensi – MERAH (kasus berat)
Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan
evaluasi segera, perdarahan berat, pasien dibawa ke ruang
operasi waktu tunggu nol menit.
Misalnya : aspiksia, cedera servikal, cedera pada maksila,
trauma kepala dengan koma dan proses syok yang cepat,
fraktur terbuka, luka bakar >30 %, syok tipe apapun.
2) Prioritas II atau urgent – KUNING (kasus sedang)
Pasien dengan penyakit yang akut, mungkin membutuhkan
brankard , kursi roda atau jalan kaki waktu tunggu 30
menit , area kritikal care.
Misalnya :trauma torak non aspiksia, fraktur tertutup pada
tulang panjang, luka bakar terbatas < 30% , cedera pada
bagian/ jaringan lunak.
3) Prioritas III atau non urgent – HIJAU (kasus ringan)
Pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis
yang minimal, luka lama, kondisi yang timbul sudah
lama.
4) Prioritas 0 (nol) – HITAM (kasus meninggal) :
Pasien dengan tidak ada respon pada semua rangsang dan
tidak ada respirasi spontan, tidak ada bukti aktifitas
jantung, tidak ada respon pupil terhdap cahaya.

5. PENANGANAN TRIASE PADA ANAK


Untuk menilai tanda kegawatdaruratan pada anak dilakukan
prioritas yaitu
- Tiny baby : bayi kecil < 2 bulan
- Temperature : apakah anak sangat panas
- Trauma : terdapat trauma atau kondisi yang perlu
tindakan bedah segera
- Trismus
- Pallor (sangat pucat)

7
- Poisoning (keracunan)
- Pain (nyeri hebat)
- Distress pernafasan
- Restless
- Irritable atau lethargic (gelisah, mudah marah, lemah)
- Referral (rujukan segera)
- Malnutrisi (gizi buruk)
- Odema
- Luka bakar

8
LEBAR TRIASE PASIEN UGD PUSKESMAS RAWAT INAP CIDAUN

Nama Pasien : ……………………………… L /P

Nomor Medrec : …………………………….

Usia/ Jenis Kelamin : ………………………. thn

Tanggal / Jam : ……………………/………...

INDIKATOR HIJAU KUNING MERAH


A = Airway(Jalan Bebas / Bebas / Ada
napas) tidak ada Tidak ada Sumbatan /
Lihat dan Sumbatan Sumbatan Suara nafas
Dengarkan Suara tambahan
Napas

B = Breathing RR < 20 RR > 20 RR > 30


(Pernafasan)
Hitung RR

C = Circulation Nadi < 100 Nadi 100 - Nadi > 120


(Sirkulasi)
120
Hitung Nadi

Hitung CRT CRT < 2 CRT > 2 CRT > 2


(Capirally Refill
Detik Detik Detik
Time)

D = Disabillity GCS 15 GCS 13-15 GCS < 13


(Kesadaran)
Nilai Kesadaran

Skala Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Berat


Ringan Sedang
TOTAL

KEPUTUSAN Poli Rawat Masuk UGD Masuk UGD


Jalan

BAB IV
9
DOKUMENTASI

Dalam pelaksanaannya, diperlukan beberapa standar prosedur

operasional untuk menjamin manajemen nyeri di Puskesmas Rawat Inap

Cidaun dapat berjalan dengan baik, SPO – SPO tersebut adalah :

1. SOP Triase

2. SOP Penanganan Triase Merah

3. SOP Penanganan Triase Kuning

4. SOP Penanganan Triase Hijau

5. SOP Penanganan Triase Hitam (DOA)

10

Anda mungkin juga menyukai