Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN TATA LAKSANA

TRIASE

PUSKESMAS TAMAMAUNG
DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR
2017
BAB I
DEFINISI

Triase adalah memilah tingkat kegawatan pasien untuk menentukan prioritas penanganan lebih
lanjut (Standar Pelayanan Gadar di RS, Dir.Bin.Yankep dan Keteknisian Medik Kemenkes RI,
2011).

Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit
(berdasarkan yang paling mungkin akan mengalami perburukan klinis segera) untuk
menentukan prioritas perawatan gawat darurat medik serta prioritas transportasi (berdasarkan
ketersediaan sarana untuk tindakan). Tindakan ini berdasarkan prioritas ABCDE yang
merupakan proses berkesinambungan sepanjang pengelolaan gawat darurat medik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. TUJUAN TRIASE

Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa. Tujuan triase
selanjutnya adalah untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang memerlukan
pertolongan kedaruratan. Selain itu untuk memberikan penanganan terbaik pada korban dalam
jumlah yang banyak untuk menurunkan angka kematian dan kecatatan maupun resiko cedera
bertambah parah.

Triase adalah hal penting dalam Instalasi gawat darurat (IGD), di mana banyak pasien dapat
hadir secara bersamaan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien yang dirawat di
urutan mereka urgensi klinis yang mengacu pada kebutuhan untuk waktu-kritis intervensi. Hal
ini tidak identik dengan keparahan. Triase juga memungkinkan untuk alokasi pasien yang paling
penilaian yang sesuai dan area pengobatan.

2. PRINSIP TRIASE

Pada keadaan bencana massal, korban timbul dalam jumlah yang tidak sedikit dengan resiko
cedera dan tingkat survive yang beragam. Pertolongan harus disesuaikan dengan sumber daya
yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya. Hal tersebut merupakan
dasar dalam memilah korban untuk memberikan prioritas pertolongan.

3. SISTEM TRIASE

Sistem yang digunakan adalah START : Simple Triage And Rapid Treatment, system yang
memungkinkan paramedik memilah korban dalam waktu yang singkat kira-kira 30 detik. Sistem
START didesain untuk membantu penolong menemukan pasien yang menderita luka berat.
Yang perlu diobservasi : Respiration, Perfusion, dan mental status (RPM) :

a. Respiration / pernafasan
Jika pasien bernafas kemudian tentukan frekuensi pernafasannya, jika lebih dari 30 per
menit, korban ditandai merah. Korban ini menunjukkan tanda-tanda primer shock dan
butuh pertolongan segera. Jika pasien bernafas dan frekuensinya kurang dari 30 permenit,
segera lakukan observasi selanjutnya. Jika pasien tidak bernafas, dengan cepat bersihkan
mulut korban dari benda asing.
b. Perfusion atau sirkulasi
Bertujuan untuk mengecek apakah jantungnya masih memiliki kemampuan untuk
mensirkulasikan darah d e n g a n a d e k u a t , d e n g a n c a r a m e n g e c e k d e n y u t nadi.
Jika denyut nadi lemah dan tidak teratur korban ditandai Merah. Jika denyut nadi telah
teraba segera lakukan observasi status mentalnya.
c. Mental status
Untuk mengetesnya dapat dilakukan dengan memberikan instruksi yang mudah pada
korban tersebut : “ buka mata” atau “ tutup mata”.

4. KLASIFIKASI TRIASE

Triase dibagi menjadi dua macam yaitu :


A. Triase kondisi biasa
B. Triase kejadian luar biasa (KLB) atau bencana

A. Triase kondisi biasa


Pasien yang datang ke IGD diklasifikasikan berdasarkan empat kategori (Menurut Metode RSCM
tidak murni ) yaitu :
1. Kategori Gawat Darurat, warna MERAH
Pemeriksaan pada kategori ini antara lain :
 Ada sumbatan jalan nafas
 Terjadi henti nafas , frekuensi nafas < 10 x/menit, terjadi sianosis
 Ada henti jantung , nadi tidak teraba, pucat dan akral dingin
 GCS < 9
 Kejang
 Jalan nafas bebas (tidak ada sumbatan) atau ada ancaman sumbatan
 Frekuensi nafas > 32 x/menit, suara pernafasan mengi
 Nadi teraba lemah, frekuensi nadi < 50x/menit atau > 150x/menit, pucat, akral dingin,
dan CRT < 2 detik
 GCS 9 – 12
 Gelisah
 Nyeri dada
2. Kategori Gawat tidak darurat, warna KUNING

Pemeriksaan pada kategori ini antara lain :

 Jalan nafas bebas (tidak ada sumbatan)


 Frekuensi nafas > 24 – 32 x/menit, suara
 pernafasan mengi
 Frekuensi nadi 120 – 150 x/ menit, TD Sistole > 160 mmHg, TD diastole > 100
mmHg
 GCS > 12
 Apatis
 Somnolent

3. Kategori Tidak gawat dan tidak darurat, warna HIJAU

Pemeriksaan pada kategori ini antara lain :

 Jalan nafas bebas


 Frekuensi nafas 20-24 x/menit
 Frekuensi nadi 100-120 x/menit
 TD systole > 120-140 mmHg, TD diastole > 80-100mmHg
 GCS 15

Selain hal tersebut diatas dilakukan pemeriksaan suhu tubuh, riwayat alergi baik
makanan , obat- obatan dan lain-lain.

Untuk kriteria FALSE EMERGENCY pemeriksaan yang

dilakukan antara lain :

a. Jalan nafas bebas (tidak ada sumbatan)


b. Frekuensi nafas 16-20 x/menit
c. Frekuensi nadi 80-100x/menit, TD systole 120 mmHg, TD diastole 80 mmHg
d. GCS 15

B. Triase Kejadian luar biasa (KLB) dan bencana


1. Prioritas I atau Emergensi – MERAH (kasus berat)
Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi segera,
perdarahan berat, pasien dibawa ke ruang operasi waktu tunggu nol menit.
Misalnya : asfiksia, cedera servikal, cedera pada maksila, trauma kepala
dengan koma dan proses syok yang cepat, fraktur terbuka, luka bakar >30 %,
syok tipe apapun.
2. Prioritas II atau urgent – KUNING (kasus sedang)
P a s i e n d e n g a n p e n y a k i t y a n g a k u t , m u n g k i n membutuhkan brankard,
kursi roda atau jalan kaki waktu tunggu 30 menit, area kritikal care.
Misalnya :trauma torak non aspiksia, fraktur tertutup pada tulang panjang,
luka bakar terbatas < 30% , cedera pada bagian/ jaringan lunak.
3. Prioritas III atau non urgent – HIJAU (kasus ringan)
Pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis yang minimal,
luka lama, kondisi yang timbul sudah lama.
4. Prioritas 0 (nol) – HITAM (kasus meninggal) :
Pasien dengan tidak ada respon pada semua rangsang dan tidak ada respirasi
spontan, tidak ada bukti aktifitas jantung, tidak ada respon pupil terhdap cahaya.

BAB IV
DOKUMENTASI

Dalam pelaksanaannya, diperlukan beberapa standar prosedur operasional untuk menjamin


manajemen nyeri di Puskesmas Tamamaung dapat berjalan dengan baik, SOP-SOP tersebut
adalah:

1. SOP Triase

2. SOP Penanganan Triase Merah

3. SOP Penanganan Triase Kuning

4. SOP Penanganan Triase Hijau

Anda mungkin juga menyukai