Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN BENCANA LANJUT II

“PENANGGULANGAN TRIASE BENCANA“

DOSEN PEMBIMBING :

VIECE ELESE

DISUSUN OLEH:

AYU INDRA SEPTIAWATI

P05120218049

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PRODI Dlll KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Triase adalah penilaian, pemilihan dan pengelompokan penderita yang mendapat
penanganan medis dan evakusasi pada kondisi kejadian masal atau kejadian bencana.
Penanganan medis yang diberikan berdasarkan prioritas sesuai dengan keadaan penderita.
Tujuan Triage adalah untuk memudahkan penolong untuk memberikan petolongan dalam
kondisi korban masalah atau bencan dan diharapkan banyak penderita yang memiliki
kesempatan untuk bertahan hidup.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Triase ?
2. Bagaimana konsep dan model-model triase bencana ?

C. Tujuan
Tujuan pada makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Triase.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan model-model triase bencana.
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Konsep dan Model-Model Triase Bencana


1. Pengertian Triase
Triase berasal dari Bahasa Prancis “Trier” berarti mengambil atau memilih. Adalah
penilaian, pemilihan dan pengelompokan penderita yang mendapat penanganan medis dan
evakusasi pada kondisi kejadian masal atau kejadian bencana. Penanganan medis yang
diberikan berdasarkan prioritas sesuai dengan keadaan penderita.
Tujuan Triage adalah untuk memudahkan penolong untuk memberikan petolongan dalam
kondisi korban masalah atau bencan dan diharapkan banyak penderita yang memiliki
kesempatan untuk bertahan hidup. Triage secara umum dibagi menjadi dua yakni Triage di
UGD/IGD Rumah Sakit dan Triage di Bencana.
Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit
untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta transportasi. Tindakan ini merupakan
proses yang berkesinambungan sepanjang pengelolaan musibah massal. Proses triase inisial
harus dilakukan oleh petugas pertama yang tiba ditempat kejadian dan tindakan ini harus
dinilai ulang terus menerus karena status triase pasien dapat berubah. Saat ini tidak ada
standard nasional baku untuk triase. Metode triase yang dianjurkan bisa secara METTAG
(Triage tagging system) atau sistim triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And
Rapid Transportation).
Pendekatan yang dianjurkan untuk memprioritisasikan tindakan atas korban adalah yang
dijumpai pada sistim METTAG. Prioritas tindakan dijelaskan sebagai berikut :
a. Prioritas Nol (Hitam) : Pasien mati atau cedera fatal yang jelas dan tidak mungkin
diresusitasi.
b. Prioritas Pertama (Merah) : Pasien cedera berat yang memerlukan tindakan dan transport
segera (gagal nafas, cedera torako-abdominal, cedera kepala atau maksilo-fasial berat,
shok atau perdarahan berat, luka bakar berat).
c. Prioritas Kedua (Kuning) : Pasien dengan cedera yang dipastikan tidak akan mengalami
ancaman jiwa dalam waktu dekat (cedera abdomen tanpa shok, cedera dada tanpa
gangguan respirasi, fraktura mayor tanpa shok, cedera kepala atau tulang belakang leher,
serta luka bakar ringan).
d. Prioritas Ketiga (Hijau) : Pasien degan cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi
segera (cedera jaringan lunak, fraktura dan dislokasi ekstremitas, cedera maksilo-fasial
tanpa gangguan jalan nafas serta gawat darurat psikologis).
Penuntun Lapangan START berupa penilaian pasien 60 detik yang mengamati ventilasi,
perfusi, dan status mental untuk memastikan kelompok korban seperti yang memerlukan
transport segera atau tidak

2. Konsep dan Klasifikasi Triase


1) Konsep Triase antara lain : Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi
mengancam nyawa, Tujuan kedua adalah untuk memprioritaskan pasien menurut ke
akutannya, Pengkatagorian mungkin ditentukan sewaktu-waktu, Jika ragu, pilih prioritas
yang lebih tinggi untuk menghindari penurunan triage.
2) Triase diklasifikasi berdasarkan pada : Tingkat pengetahuan, Data yang tersedia,Situasi
yang berlangsung.

3. Penilaian Di tempat dan Prioritas Triase

Sistim METTAG atau sistim tagging dengan kode warna yang sejenis bisa digunakan
sebagai bagian dari Penuntun Lapangan START. Resusitasi di ambulans atau di Area
Tindakan Utama sesuai keadaan.
Ketua Tim Medik mengatur Sub Tim Triase dari Tim Tanggap Pertama (First
Responders) untuk secara cepat menilai dan men tag korban. Setelah pemilahan selesai, Tim
Tanggap Pertama melakukan tindakan sesuai kode pada tag. Umumnya tim tidak mempunyai
tugas hanya sebagai petugas triase, namun juga melakukan tindakan pasca triase dan setelah
triase selesai. Kondisi penilaian di tempat dan prioritas triase antara lain :

a. Pertahankan keberadaan darah universal dan cairan.


b. Tim respons pertama harus menilai lingkungan atas kemungkinan bahaya, keamanan dan
jumlah korban untuk menentukan tingkat respons yang memadai.
c. Beritahukan koordinator untuk mengumumkan musibah massal dan kebutuhan akan
dukungan antar instansi sesuai yang ditentukan oleh beratnya kejadian.
d. Kenali dan tunjuk pada posisi berikut bila petugas yang mampu tersedia : Petugas
Komando Musibah, Petugas Komunikasi, Petugas Ekstrikasi/Bahaya, Petugas Triase
Primer, Petugas Triase Sekunder,Petugas Perawatan, Petugas Angkut atau Transportasi
e. Kenali dan tunjuk area sektor musibah massal : Sektor Komando/Komunikasi Musibah,
Sektor Pendukung (Kebutuhan dan Tenaga), Sektor Musibah, Sektor Ekstrikasi/Bahaya,
Sektor Triase, Sektor Tindakan Primer, Sektor Tindakan Sekunder, Sektor Transportasi
f. Rencana Pasca Kejadian Musibah massal : Kritik Pasca Musibah, CISD

4.    Triase dalam Bencana


Bencana merupakan peristiwa yang terjadi secara mendadak atau tidak terncana atau
secara perlahan tetapi berlanjut, baik yang disebabkan alam maupun manusia, yang dapat
menimbulkan dampak kehidupan normal atau kerusakan ekosistem, sehingga diperlukan
tindakan darurat dan luar biasa untuk menolong, menyelamatkan manusia beserta
lingkunganya.
Triase dibagi menjadi penilaian triase pada psikologis korban dan menilai triase medis.
Dalam Triase Medis sebaiknya menggunakan metode START (Simple Triage and Rapid
Treatment) yaitu memilih korban berdasarkan pengkajian awal terhadap penderita degan
menilai Respirasi, Perfusi, dan Status Mental.
Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan penolong saat terjadi bencana :

a. Penolong pertama melakukan penilaian cepat tanpa menggunakan alat atau


melakuakan tindakan medis.
b. Panggil penderita yang dapat berjalan dan kumpulkan diarea pengumpulan
c. Nilai penderita yang tidak dapat berjalan, mulai dari posisi terdekat dengan
penolong.
d. Inti Penilaian Triage Medis (TRIASE dalam bencana memiliki 4 warna Hitam
(penderita sudah tidak dapat ditolong lagi/meninggal), Merah (penderita mengalami
kondisi kritis sehingga memerlukan penanganan yang lebih kompleks), Kuning
(kondisi penderita tidak kritis), Hijau (penanganan pendirita yang memiliki
kemungkinan hidup lebih besar. Penderita tidak memiliki cedera serius sehingga
dapat dibebaskan dari TKP agar tidak menambah korban yang lebih banyak.
Penderita yang memiliki hidup lebih banyak harus diselamatkan terlebih dahulu).
1) Langkah 1: Respirasi
 Tidak bernapas, buka jalan napas, jika tetap tidak bernapas beri TAG HITAM
 Pernfasan >30 kali /menit atau <10 kali /meni beri TAG MERAH
 Pernafasn 10-30 kali /menit: lanjutkan ke tahap berikut
2) Langkah 2: Cek perfusi (denyut nadi radial) atau capillary refill test (kuku atau
bibir kebiruan)
 Bila CRT > 2 detik: TAG MERAH
 Bila CRT < 2 detik: tahap berikutnya
 Bila tidak memungkinankan untu CRT (pencahayaan kurang), cek nadi radial,
bila tidak teraba/lemah; TAG MERAH
 Bila nadi radial teraba: tahap berikutnya
3) Langkah 3: Mental Status
 Berikan perintah sederhana kepada penderita, jika dapat mengikuti perintah:
TAG KUNING
 Bila tidak dapat mengikuti perintah: TAG MERAH

Tindakan yang haru CEPAT dilakuakn adalah :


Buka jalan napas, bebaskan benda asing atau darah

 Berikan nafas buatan segara jika korban tidak bernafas


 Balut tekan dan tinggikan jika ada luka terbuka/perdarahan

Setelah memberikan tindakan tersebut, penolong memberikan tag/kartu sesuai


penilaian triase (hijau, kuning, merah, hitam).
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk
menentukan jenis perawatan gawat darurat serta transportasi. Tindakan ini merupakan proses
yang berkesinambungan sepanjang pengelolaan musibah massal. Proses triase inisial harus
dilakukan oleh petugas pertama yang tiba ditempat kejadian dan tindakan ini harus dinilai ulang
terus menerus karena status triase pasien dapat berubah. Saat ini tidak ada standard nasional baku
untuk triase. Metode triase yang dianjurkan bisa secara METTAG (Triage tagging system) atau
sistim triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid Transportation).
Prioritas tindakan dalam triase yaitu terdiri dari Prioritas Nol (Hitam), Prioritas Pertama
(Merah), Prioritas Kedua (Kuning), dan Prioritas Ketiga (Hijau). Konsep Triase antara lain :
a) Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa
b) Tujuan kedua adalah untuk memprioritaskan pasien menurut ke akutannya
c) Pengkatagorian mungkin ditentukan sewaktu-waktu
d) Jika ragu, pilih prioritas yang lebih tinggi untuk menghindari penurunan triage
B. Saran
Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan sumber yang
kami peroleh. Sehingga isi dari makalah ini masih bersifat umum, oleh karena itu kami harapkan
agar pembaca bisa mecari sumber yang lain guna membandingkan dengan pembahasan yang
kami buat, guna mengoreksi bila terjadi kelasahan dalam pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Efrandi. 2008. Sejarah, Konsep dan Kategori Triase. Diakses pada tanggal 29 Maret 2018.
Gusti. 2014. Cara Cepat Menilai Triage Pada Korban Bencana.. Diakses pada tanggal 31 Maret
2018

Anda mungkin juga menyukai