Anda di halaman 1dari 4

MANAJEMEN BENCANA LANJUT

A. Dasar Hukum Pertolongan Pertama dan Pelakunya

Menjadi seorang Pelaku Pertolongan Pertama bukanlah hal yang mudah, selain harus
memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan pertolongan pertama terhadap
korban, si pelaku juga harus mengetahui dasar hukum yang menjadi landasan dalam
melakukan tindakan pertolongan.

Di Indonesia dasar hukum mengenai Pertolongan Pertama dan Pelakunya belum tersusun
dengan baik seperti halnya di negara-negara maju. Namun, dalam perundang-undangan yang
ada di Indonesia ada beberapa pasal yang mencakup aspek tersebut sehingga dapat dijadikan
sebagai landasan atau dasar hukum dalam melakukan Pertolongan Pertama.

Adapun Pasal-pasal tersebut adalah:

1. Dalam Pasal 531 KUH Pidana dinyatakan:

"Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang di dalam keadaan bahaya maut,
lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu
dapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan mengkhawatirkan, bahwa ia
sendiri atau orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-lamanya tiga
bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,- Jika orang yang perlu ditolong itu
mati, diancam dengan : KUHP 45, 165, 187, 304s, 478, 525, 566."

Pasal 531 KUHP ini berlaku bila pelaku pertolongan pertama dapat melakukan
pertolongan tanpa membahayakan keselamatan dirinya dan orang lain.

2. Pasal 322 KUH Pidana :

a. "Barang siapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yang wajib disimpannya
oleh karena jabatannya atau pekerjaannya baik yang sekarang maupun yang
dahulu dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan bulan atau
denda sebanyak-banyaknya Sembilan ribu rupiah."

b. "Jika kejahatan itu dilakukan yang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat
dituntut atas pengaduan orang itu." Pasal 322 KUHP ini mengatur tentang
kerahasiaan medis korban yang ditolong.

1
Dengan adanya kedua landasan hukum di atas, baik yang mengatur tentang kewajiban
melakukan pertolongan dan juga hak korban yang ditolong maka setiap pelaku hendaknya
selalu bertindak sesuai dengan prosedur penatalaksanaan pertolongan pertama agar si pelaku
tidak terjerat hukum (padahal dia bermaksud mulia) dan si korban dapat diselamatkan.

B. Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama

Kecelakaan atau pun kejadiaan yang tidak diinginkan bisa terjadi kapan saja dan dimana
saja, entah itu di rumah, sekolah, jalan raya, tempat kerja, bisa pagi, siang, sore ataupun
malam. Hal ini juga dapat menimpa siapa saja, apakah seorang anak bayi, kakek atau nenek,
laki-laki dewasa atau wanita yang dapat berupa suatu insiden kecil atau juga suatu bencana
besar yang menimpa korban dalam jumlah banyak.

Nah jika seandainya terjadi hal tersebut, sebagai pelaku pertolongan pertama ada
beberapa hal yang wajib anda lakukan agar korban yang anda tolong upaya pertolongan yang
maksimal, yaitu:

1. Menjaga Keselamatan Diri, Anggota Tim, Korban dan Orang Sekitarnya.

Kita tidak akan mampu memberikan pertolongan bila sebagai penolong kita
sudah mengalami cedera sebelum mencapai korban atau pada saat sedang menolong
korban, sehingga keselamatan diri dan tim harus menjadi prioritas. Masalah
keselamatan mencakup bahaya dari orang-orang sekitar, hewan, bangunan yang tidak
stabil, api, ledakan dan lainnya. Berhati-hatilah selalu supaya selamat. Orang-orang
yang berada disekitar suatu kejadian sering hanya menginginkan agar korban segera
dibawa ke fasilitas kesehatan secepat mungkin tanpa mempertimbangkan keadaan,
bahkan bisa saja mereka tidak memberikan kesempatan kepada anda untuk
memberikan pertolongan di tempat kejadian tersebut.

2. Dapat Menjangkau Korban

Kewajiban kedua anda sebagai penolong adalah anda harus mampu untuk
menjangkau korban, baik dalam kendaraan, ditengah kerumunan masa, atau ketika
terperangkap di dalam bangunan. Dalam kasus kecelakaan atau musibah ada
kemungkinan anda sebagai penolong harus memindahkan korban yang satu guna
dapat menjangkau korban lain yang lebih parah. Namun satu hal yang selalu harus
2
anda ingat, keselamatan (para) penolong selalu nomor satu, jangan berupaya
melampaui batas kemampuan.

3. Dapat Mengenali dan Mengatasi Masalah yang Mengancam Nyawa

Ingatlah bahwa sebagai penolong, keberadaan anda untuk menyelamatkan


nyawa, maka selayaknyalah anda mampu mengenali dan mengatasi keadaan yang
mengancam nyawa.

4. Meminta Bantuan / Rujukan

Sebagai pelaku pertolongan pertama, anda harus bertanggung jawab sampai


bantuan rujukan mengambil alih penanganan korban.

5. Memberikan Pertolongan dengan Cepat dan Tepat Berdasarkan Keadaan Korban

Lakukan penilaian dini terhadap korban dan cari masalah yang sedang dialami
korban, dan segera berikan pertolongan pertama. Masalah yang dialami korban dapat
anda peroleh dari informasi di tempat kejadian, saksi, korban itu sendiri atau dengan
memeriksa keadaan serta penilaian korban. Dengan informasi ini anda dapat
memberikan pertolongan sesuai dengan kemampuan dan wewenang anda.
Pertolongan Pertama dapat sederhana saja seperti menenangkan korban, atau juga
kompleks dan rumit seperti memberikan Bantuan Hidup Dasar.

6. Membantu Pelaku Pertolongan Pertama Lainnya.

Jika anda merupakan orang kedua atau tim kedua yang tiba dilokasi
kecelakaan atau bencana, maka menjadi kewajiban anda untuk membantu orang atau
tim yang sudah ada sesuai dengan keadaan.

7. Ikut Menjaga Kerahasiaan Medis.

8. Melakukan Komunikasi dengan Petugas Lain yang Terlibat.

9. Mempersiapkan Korban untuk Ditransportasi.

Pengangkatan atau pemindahan korban hanya dilakukan bila perlu. Jangan


sampai tindakan ini mengakibatkan cedera yang baru.

3
Kesembilan Kewajiban di atas dapat berjalan dengan baik, jika anda sebagai pelaku
pertolongan pertama juga telah memiliki kualifikasi sebagai seorang pelaku pertolongan
pertama. Adapun kualifikasi yang harus dimiliki tersebut adalah:

a. Jujur dan Bertanggungjawab.

b. Berlaku Profesional.

c. Kematangan Emosi.

d. Kemampuan Bersosialisasi.

e. Kemampuan Nyata Terukur sesuai Sertifikasi.

f. Kondisi Fisik Baik.

g. Mempunyai Rasa Bangga untuk Meyakinkan Korban.

Anda mungkin juga menyukai