Anda di halaman 1dari 53

KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN KOMPRES AIR SERAI HANGAT PADA KLIEN LANSIA


NY D DAN NY I DENGAN ARTHRTIS RHEUMATOID TERHADAP
PENURUNAN INTENSITAS NYERI DI PANTI SOSIAL TRESNA
WERDHA PAGAR DEWA KOTA BENGKULU
TAHUN 2020

DISUSUN OLEH :
PEMI PURNAMA SARI
NIM. P05120217063

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII
KEPERAWATAN BENGKULU 2020
KARYA TULIS ILMIAH
PENERAPAN KOMRES AIR SERAI HANGAT PADA KLIEN LANSIA
NY D DAN NY I DENGAN ARTHRITIS RHEUMATOID TERHADAP
PENURUNAN INTENSITAS NYERI DI PANTI SOSIAL TRESNA
WERDHA KOTABENGKULU TAHUN 2020

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Diploma


IIIKeperawatan pada Prodi DIII Keperawatan Bengkulu Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Bengkulu

PEMI PURNAMA SARI


NIM. P05120217063

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BENGKULU
TAHUN 2020
PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

Karya tulis ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan
tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan Bengkulu Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Yang dipersiapkan dan dipersentasikan oleh :

PEMI PURNAMA SARI


NIM. P05120217063

Pada tanggal :

Pembimbing,

Ns.Hermansyah,S.kep,M.kep
NIP: 197507161997031002
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulisa dapat menyelesaikan Laporan Proposal Karya
Tulis Ilmiah dengan Judul “Penerapan Kompres Serai Hangat Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Arthritis Reumatoiddi Panti Tresna Werdha Kota
Bengkulu Tahun 2020”. Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan baik materi maupun nasehat dari
berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal karya tulis ilmiah
ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Bapak Darwis, S.Kp, M.Kes selaku Direktur Poltekkes kemenkes Bengkulu


yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

2. Bapak Dahrizal, S.Kp, M.PH, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes


Kemenkes Bengkulu.

3. Ibu Ns. Mardiani, S.Kep, M.M selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

4. Bapak Ns. Hermansyah S.kep.M,kep selaku pembimbing yang telah


memberikan bimbingan, memberikan semangat, dan motivasi kepada penulis
dalam penyusunan proposal ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

6. Kedua orang tua tercinta ibu,ayah yang dengan setia memberikan cinta yang
tulus, serta adikku yang selalu memberikan motivasi,inspirasi kepada penulis.
Terimakasih kepada keluarga yang selalu memberikan dukukungan kepada
penulis.
7. Teman-teman seperjuangan ENC XII Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu.

8. Seluruh mahasiswa-mahasiswi Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan


Keperawatan Bengkulu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis


Ilmiah ini masih banyak terdapat kekeliruan dan kekhilafan baik dari segi
penulisan maupun penyusunan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan bimbingan dari berbagai pihak agar penulis dapat berkarya lebih baik dan
optimal lagi dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga karya tulis
yang telah penulis susun ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat
membawa perubahan posistif terutama bagi penulis sendiri dan mahasiswa
Prodi Keperawatan Bengkulu lainnya.

Bengkulu, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM
PERSETUJUAN PEMBIMBING i
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR BAGAN viii
DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penelitian 6
1. Tujuan Umum 6
2. Tujuan Khusus 6
C. Batasan Masalah 7
D. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Konsep Dasar Lansia 9
1. Pengertian Lansia 9
2. Proses Menua 9
B. Konsep Gangguan penyakit pada Lansia 10
1. Definisi 10
2. Etiologi 11
3. Patofisiologi12
4. WOC 13
5. Manifestasi Klinik 13
6. Pemeriksaan Penunjang 15
7. Tindakan Medis 16
C. Konsep Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman
1. Definisi
Kenyamanan.....................................................................................18
2. Pemenuhan Kebutuhan Rasa
Nyaman............................................................... 19
3. Denisi Gangguan Rasa
Nyaman.........................................................................19
4. Jenis Gangguan Rasa
Nyaman...........................................................................20
5. Konsep
Nyeri..............................................................................................20
D. Konsep Terapi Kompres Serai Hangat 20
1. Definisi 20
2. Peneliti Yang Terkait21
E. Konsep Asuhan Keperawatan 22
1. Pengakajian 22
2. Konsep Pengkajian FungsionalGeronti
k...........................................................31
1. Diagnosa Keperawatan 33
2. Perencanaan Keperawatan 36
3. Implementasi Keperawatan 39
4. Evaluasi Keperawatan 39
F. Prosedur
Tindakan.............................................................................................40

BAB III METODOLOGI KEPERAWATAN


A. Pendekatan/Desain Penelitian 43
B. Subyek Penelitian 43
C. Batasan Istilah (Definisi Operasional) 43
D. Lokasi dan Waktu Penelitian 44
E. Prosedur Tindakan 44
F. Metode dan Instrument Pengumpulan Data 44
G. Keabsahan Data 45
H. Analisa Data 46

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Studi
Kasus........................................................................................................47
1. Gambaran Karakteristik Pasien Arthritis
Rheumatoid..........................................47
2. Gambaran Fase Pra
Interaksi.................................................................................49
3. Gambaran Fase
Orientasi......................................................................................54
4. Gambaran Fase
Interaksi.......................................................................................55
5. Gambaran Fase
Terminasi.....................................................................................56
B. Pembahasan Studi
Kasus.............................................................................................57
C. Keterbatasan Studi
Kasus............................................................................................62

BAB V PENUTUPAN
A. Kesimpulan ..............................................................................................64
B. Sa.............................................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

BAB ini menjelaskan studi kasus deskriptif tentang penerapan kompres air
serai hangat pada lansia dengan Arthritis Rheumatoid (Rematik). Penerapan
intervensi dimulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan dan
penerapan standaroperasional prosedur. Pengkajian ini dilakukan dengan metode
auto anamnesa (wawancara dengan klien langsung), dan allo anamnesa
(wawancara dengan orang terdekat), tenaga kesehatan lain (petugas klinik),
pengamanatan, observasi, pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis dan catatan
keperawatan.

A. Hasil Studi Kasus


1. Gambaran Karakteristik Pasien Arthritis Rheumatoid (Rematik), di
Panti Sosial Tresna Werdha Pagar Dewa Kota Bengkulu.
a. Karakteristik Demografi Pasien Arthritis Rheumatoid

Table 2.5 Karakteristik Demografi Pasien Arthritis Rheumatoid

Identitas Klien Ny. D Identitas Klien Ny. I


Seorang pasien perempuanNy. D berusia Seorang pasien perempuan Ny. I
75 tahun beragama islam, berpendidikan berusia 76 tahun beragama islam,
SD, sudah menikah dan bersetatus berpendidikan SD, sudah menikah dan
pekawinan janda, bersukuKikim bersetatus janda, suku asli jawa dan
(Pasemah), dan berasal dari Sukajadi berasal dari Curup Rejang Lebong
Lahat Bengkulu. Penanggung jawab Tn. Bengkulu. Penanggung jawab Ny. W
S yang merupakan anak kadung pasien. yang merupakan anak tiri pasien.
Pasien masuk ke panti sejak 6 tahun Pasien masuk ke panti sejak 5 tahun
yang lalu, pasien tinggal di Wisma yang lalu, pasien tinggal di Wisma
Angrek. Flamboyan.

47
b. riwayat kesehatan
Table 2.6 Riwayat kesehatan pasien dengan tindakan kompres air serai hangat
No Riwayat Kesehatan Indentitas Klien Ny.D Indentitas Klien Ny. I
1. Keluhan Utama Kronologis keluhan utama yang dirasakan Ny. D Kronologis keluhan utama yang di rasakan Ny. I
dengan mengeluh sakit kaki bagian lutut kiri dengan mengeluh sakit kaki bagian lutut kanan
pasien menjalar sampai jari-jari kaki pasien. pasien menjalar sampai tumit pasien.penganaan
Penanganan yang sudah dilakukan Ny. D yaitu yang sudah di lakukan pasien dengan
dengan mengkonsumsi obat artritis rheumatoid mengkonsumsi obat artritis rheumatoid
piroxicam,diclofenac. piroxicam,diclofenac,mekakukan kompres air
hangat.

2. Keluhan Pada saat pengkajian Ny. D hari senin tanggal 11 Pada saat pengkajian Ny. I hari senin tanggal 11
Sekarang Februari 2020 pukul 13:00 WIB di wisma februari 2020 pukul 15:00 WIB di wisma
Angrek pasien mengatakan nyeri dan kaku pada Flamboyan pasien mengatakan nyeri dan kaku
sendi-sendi terutama di bagian lutut kiri dan pada sendi-sendi terutama di bagian lutut kanan
menjalar sampai ke jari-jari kaki pasien. dan menjalar ketumit pasien. Keadaan umum
Keadaan umum pasien baik, kesadaran compos pasien baik, kesadarn compos mentis, TD 150/90
mentis, TD 130/80 mmHg, frekuensi nadi mmHg, frekuensi nadi 95x/m, frekuensi nafas
90x/m, frekuensi nafas 20x/m dan suhu tubuh 21x/m dan suhu tubuh 36,7°C.
36,0°C.

3. Riwayat Penyakit Pasien mengatakan pernah menderita penyakit Pasien mengatakan pernah menderita penyakit
Dahulu mag dan hipertensi (darah tinggi).Pasien asam urat dan hipertensi( darah tinggi), pasien
mengatakan pernah dirawat di rumah sakit, megatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit,
pasien megatakan tidak pernah di operasi, pasien pasien megatakan tidak pernah operasi, pasien
megatakan tidak ada riwayat alergi, tidak ada megatakan tidak ada riwayat alergi tidak ada
riwayat merokok dan tidak ada riwayat alkohol. riwayat merokok dan tidak ada riwayat alkohol.
4. Riwayat Kesehatan Pasien mengatakanada keluarga yang Pasien mengatakan keluarga ada yang mempunyai
keluarga mempunyai riwayat penyakit hipertensi yaitu riwayat penyakit Arthritis Rheumatoid ( Rematik),
ayah dari Ny.D dan rematik dari ibu pasien Ny. hipertensi dan asam urat dari ayah kandung pasien
D mengatakan kedua orangtua sudah meninggal mengalami penyakit Rematik. Ny, I mengatakan
dan mempunyai 5 orang saudara dimana 3 kedua orang tua sudah meninggal dan mempunyai
perempuan dan 2 orang laki-laki. Ny D 3 orang saudara dimana 2 laki-laki dan 1
merupakan anak ke-4. Kedua orang tua suami perempuan. Ny. I merupakan anak ke-2. kedua
sudah meninggal, dan mempunyai 4 orang anak. orang tua suaminya sudah meninggal dan
Suami Ny. D merupakan anak ke 2. Dari 4 orang mempunyai 6 orang anak. Suami Ny.I merupakan
saudara dan mempunyai 2 orang anak anak ke 3. Ny. I dan Suami mempunyai 2 orang
perempuan dan 2 anak laki-laki. Ny. D suami tiri, 1 laki-laki dan 1 perempuan. Semenjak tinggal
mempunyai anak 5 orang anak 3 laki-laki dan 2 dipanti Ny. I berpisah dengan kedua orang
anak perempuan Semenjak tinggal dipanti Ny. D anaknya.
berpisah pada anak-anaknya.

2. Gambaran Pra Interaksi


Pada fase pra interaksi ini perawat membaca status pasien terlebih dahulu untuk mendapatkan data skunder dan melakukan
pengkajian istirahat dan tidur. Perawat menetapkan diagnosa keperawatan dan juga menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan dalam penelitian.
a. Gambaran Hasil Pengkajian Kebutuhan Aman & Nyaman
1) Pengkajian nyeri
Tabel 2.7Gambara Hasil Pengkajian Kebutuhan Aman & Nyaman
No Aspek Yang Diambil Identitas Klien Ny. D Identitas Klien Ny. I
1. Pemacu (p) Pasien mengatakan penyebab nyeri Pasien mengatakan penyebab nyeri Arthritis
Arthritis Rheumatoid (Rematik) yang ia Rheumatoid ( Rematik ) yang ia alami ketika
alami ketika cuaca dingin di malam hari, cuaca dingin di malam hari,dan ketika terlalu
dan setelah banguan tidur di pagi hari,dan banyak bergerak naik turun tangga,dan
duduk dilantai terlalu lama berdiri terlalu lama.
Quality/Kualitas (Q) Pasien mengatakan kualitas nyeri yang Pasien mengatakan kualitas nyeri yang
dirasakan pasien terasa panas dan dirasakan pasien terasa panas dan berdenyut-
berdenyut-denyutdi kaki sebela kiri pasien denyut,di bagian lutut sebela kanan pasien.
Region/tempat (R) Pasien mengatakan nyeri yang di rasakan Pasien mengatakan nyeri yang di rasakan
dibagian lutut kiri pasien sampai ketumit dibagian lutut kanan sampai kejari-jari kaki
pasien.
Skala (S) Pasien mengatakan skala nyeri yang Pasien mengatakan skala nyeri yang
dirasakan pada skala 6 (nyeri sedang) nyeri dirasakan pada skala 5 (nyeri sedang) nyeri
yang dirasakan cukup mengganggu yang dirasakan cukup mengganggu aktivitas
aktivitas pasien. pasien.

Time/waktu (T) Pasien mengatakan jika pasien mengalami Pasien mengatakan jika pasien mengalami
nyeri dapat berlangsung ± 30 menit. Nyeri nyeri dapat berlangsung ± 20 menit. Nyeri
dapat terjadi pada malam hari ketika cuaca dapat terjadi pada pagi hari,dan malam hari
dingin dan pagi hari,pagi hari pukul ± saat cuaca dingin,dan siang hari saat bayak
05:00-07:00 WIB karen pada pada pagi
bergerak naik turun tangga
hari cuaca dingin.
2) Terapi pengobatan
Table 2.8 Terapi pengobatan
No Nama Pasien : Ny. D Nama Pasien : NY. I

Obat Dosis Obat Dosis


1 Piroxicam 1x1 Piroxicam 1x1
2 Diclofenac 3x1 Diclofenac 3x1
3 CTM 1x1
(Chlorphenamine
maleante)
4 Amlodipine 1x1
5 Kompres air serai 1x1 (20 Kompres air serai 1x1 (20
hangat menit) hangat menit)

b. Gambara Dignosa Keperawatan


Tabel 2.9 Gambaran Diagnosa Keperawatan
No Identitas Klien Ny. D Identitas Klien Ny. I
1. Dx: Nyeri Kronis Penurunan Dx: Nyeri Kronis Penurunan
berhubungan dengan Gangguan berhubungan dengan Gangguan
muskuloskletal kronis. muskuloskletal kronis.

DS : DS :
 Pasien mengatakan nyeri di
 Pasien mengatakan nyeri di
bagian persendian
bagian persendian
 Pasien mengatakan nyeri yang
 Pasien mengatakan nyeri yang
dirasakan berdenyut-denyut
dirasakan berdenyut-denyut
skala 6
skala 5
 Pasien mengatakan nyeri akan
 Pasien mengatakan yeri
terasa apabila cuaca dingin
berlangsung terus menerus
 Pasien mengatakan yeri
selama ± 20 menit
berlangsung terus menerus
 Pasien mengatakan bengkak di
selama ± 30 menit
bagian kaki kanan
 Pasien mengatakan bengkak
 Pasien mengatakan sulit tidur
dibagian lutut kiri
 Pasien mengatakan nyeri akan
 Pasien mengatakan cemas
terasa apabila banyak gerak
 Pasien mengatakan badan
DO :
terasa lemas
 Pasien tampak meringis
DO :
 Pasien tampak lemas
 Pasien tampak meringis
 Pasien tampak gelisa
 Pasien gelisah
 Pasien tampak berkeringat
 pasien tampak lemah
 pasien tampakmemegang lutut  TD 150/90 mmHg
bagian kaki sebela kiri  Nadi 95 x/m
 TD 130/80 mmHg  Suhu tubuh 36.7°C
 Frekuensi nadi 90 x/m  CRT< 3 detik
 Frekuensi pernafasan 20x/m  Frekuensipernafasan
 Suhu tubuh 36.0°C 21x/menit
 Kulit tampak pucat  Skala nyeri sedang
 CRT < 3detik
 Skala nyeri sedang

c. Gambaran Persiapan Bahan dan Alat Dalam Penerapan Komres Air Serai
Hangat
Sebelum melakukan peneliti, perawat menyiapkan bahan dan alat 1 hari
sebelum penelitian. Bahan yang digunakan adalah panci untuk merebus
serai,Serai 7 buah dan baskom , waslap dan teremos yang berisi air panas
rebusan serai,dan gelas. Kemudian membawa sekala nyeri . Peneliti
membawa semua alat ke wisma pasien kemudian melakukan tindakan, yang
pertama masukan air 6 gelas ke baskom kecil, dengan suhu 40 c, kemudian
bersikan dulu kaki pasien, dan kompreska ke bagian sendi yang merasa nyeri
selama 20 menit, Serai di yang di ambil dihalaman rumah.
3. Gambaran Fase Orientasi
Table 3.1 Gambaran Fase Orientasi
Fase Orientasi Pasien Ny. D Pasien Ny. I
Salam Pada fase orientasi hari senin Pada fase orientasi hari
Terapeutik 11 februari 2020 pukul 13.00 senin 11 februari 2020
WIB peneliti memberi salam pukul 15.00 WIB peneliti
dan memperkenalkan diri memberi salam dan
terlebih dahulu seperti memperkenalkan diri
memperkenalkan nama, terlebih dahulu seperti
pendidikan insititusi peneliti, ( memperkenalkan nama,
Selamat siang pendidikan insititusi
buk,perkenalkan saya Pemi peneliti, ( Selamat siang
Purnama Sari dari pendidikan buk,perkenalkan saya Pemi
Keperawatan Poltekkes Purnama Sari dari
Kemenkes Bengkulu). pendidikan Keperawatan
mengidentifikasi nama pasien, Poltekkes Kemenkes
umur dan keluhan pasien. Bengkulu).
Pasien menerima perkenalan mengidentifikasi nama
dengan peneliti, pasien pasien. Pasien menerima
menyebutkan nama Ny. D perkenalan dengan peneliti,
umur 75 tahun dan keluhan pasien menyebutkan nama
nyeri di bagian kaki kiri Ny. D umur 76 tahun dan
sampai ke jari-jari kaki. keluhan nyeri kaki kanan
sampai menjalar ke tumit.
Evaluasi Peneliti menanyakan kabar Peneliti menanyakan kabar
Validasi pasien dan perasaan pasien. pasien dan perasaan pasien.
Pasien mengatakan kabarnya Pasien mengatakan
baik hanya sedikit nyeri di kabarnya baik hanya
bagian lutut, pasien kadang-kadang merasa
mengatakan perasaanya baik nyeri lutut dan pasien
dan sedang santai duduk di mengatakan perasaanyasaat
depan wisma. itu senang.
Inform Selanjutnya peneliti Selanjutnya peneliti
Concent melakukan inform consent melakukan inform consent
dengan menjelaskan tindakan dengan menjelaskan
penerapan kompres air serai tindakan penerapan
hangat yang bertujuan untuk kompres air serai hangat
menurunkan intensitas nyeri yang bertujuan untuk
pasien. Kompre air serai menurunkan intensitas
hangat diberikan selama 20 nyeri pasien. Kompre air
menit 1 kali sehari selama 7 serai hangat diberikan
hari.setelah peneliti selama 20 menit 1 kali
menjelaskan tentang sehari selama 7 hari.setelah
penerapan kompre air serai peneliti menjelaskan
hangat pasien bersedia tentang penerapan kompre
menjadi resonden dalam air serai hangat pasien
penelitian studi kasus selama bersedia menjadi resonden
7 hari. Peneliti kemudian dalam penelitian studi
memberikan kesempatan pada kasus selama 7 hari.
pasien untuk bertanya kepada Peneliti kemudian
peneliti. Ny. D mengajukan memberikan kesempatan
pertanyaan dimana membeli pada pasien untuk bertanya
serai peneliti memberitahukan kepada peneliti. Ny. I
bahwah serai tidak dibeli mengajukan pertanyaan
karenakan ada dihalaman berapa kali dalam 1 hari
rumah ada. Dan telah melakukan komres air serai
disiapkan sendiri oleh peneliti. hangat. Peneliti
memberitahukan dalam
sehari 1 kali melakukan
kompres serai hangat.

4. Gambaran Fase Interaksi


Table 3.2 Gambaran Fase Interaksi
Fase Interaksi Pasien Ny. Pasien Ny. I
Persiapan Alat Peneliti mempersiapkan Peneliti mempersiapkan
baskom, panci, air 6 gelas baskom, panci, air 6 gelas
waslap, teremos air panas waslap, teremos air panas
termometer pengkur skala termometer pengkur skala
nyeri, serai 7 batang. nyeri, serai 7 batang.
Persiapan Pasien Peneliti mengatur posisi Peneliti mengatur posisi
nyaman untuk pasien, pasien nyaman untuk pasien, pasien
memilih posisi duduk di sofa memilih posisi duduk
ruang tengah dan kaki bersandar di sofa depan
mengantung. wisma .
Persiapan Peneliti mengatur tempat Peneliti mengatur tempat
Lingkungan duduk pasien duduk pasien
Persiapan Peneliti mencuci tangan Peneliti mencuci tangan
Petugas terlebih dahulu terlebih dahulu
Prosedur Sebelum kompres air serai Sebelum kompres air serai
tindakan hangat dilakukan peneliti hangat dilakukan peneliti
mengukur skala nyeri pasien mengukur skala nyeri pasien
terlebih dahulu, setelah itu terlebih dahulu, setelah itu
peneliti memasukan skala peneliti memasukan skala
nyeri awal pasien kedalam nyeri awal pasien kedalam
lembar observasi, kemudian lembar observasi, kemudian
peneliti memasukan air ke peneliti memasukan air ke
dalam baskom, dan masukan dalam baskom, dan masukan
waslap ke dalam baskom waslap ke dalam baskom
setiap terasa dingin masukan setiap terasa dingin masukan
lagi waslap kedalam baskom. lagi waslap kedalam baskom.
Setelah 20 menit, dan waslap Setelah 20 menit, dan waslap
di dilepaskan, kemudian di dilepaskan, kemudian
peneliti mengukur kembali peneliti mengukur kembali
skala nyeri pasien, dan skala nyeri pasien, dan
hasilnya dimasukkan ke hasilnya dimasukkan ke
lembar observasi. lembar observasi.

5. Gambaran Fase Terminasi


Table 3.3 Gambaran Fase Terminasi
Fase Terminasi Pasien Ny. D Pasien Ny. I
Evaluasi Subjektif dan Peneliti menanyakan Peneliti menanyakan
Objektif perasaan pasien setelah perasaan pasien setelah
dilakukan komres air dilakukan komres air
serai hangat pasien serai hangat pasien
mengatakan jika 20 menit mengatakan jika 20 menit
itu , perasaanya tenang itu , perasaanya tenang
dan nyaman dan kaki dan nyaman dan kaki
terasa enak setelah di terasa enak setelah di
kompres. kompres dan waktunya
terlalu sebetar.
Rencana tindak lanjut Peneliti menyakan Peneliti menyakan
kepada pasien apakah kepada pasien apakah
kemres air serai hangat kemres air serai hangat
ini bisa dilanjutkan lagi ini bisa dilanjutkan lagi
esok hari? Kemudian esok hari? Kemudian
pasien mengatakan bisa. pasien mengatakan bisa.
Kontrak pertemuan Peneliti mengontrak Peneliti mengontrak
selanjutnya waktu yang akan waktu yang akan
disepakati untuk besok disepakati untuk besok
harinya. Pasien harinya. Pasien
mengatakan selagi tidak mengatakan selagi tidak
ada kegiatan ia bisa ada kegiatan ia bisa
kapan saja, peneliti kapan saja, peneliti
mengontrak waktu jam mengontrak waktu jam
16.00 sore kemudian 17.00 sore kemudian
pasien menyepakati pasien menyepakati
kontrak waktu tersebut. kontrak waktu tersebut.

B. Pembahasan Studi Kasus


1. Gambaran Karakteristik Pasien Arthritis Rheumatoid
Penelitian studi kasus ini adalah deskriptif dengan memberikan
gambaran penerapan komres air serai hangat terhadap penderita Arthritis
Rheumatoid. Subjek penelitian studi kasus ini adalah 2 orang lansia yang
menderita arthritis rheumatoid yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha
Pagar Dewa Kota Bengkulu. Pada tahap awal pengkajian gejala khas yang
bisa ditemukan pada pasien Arthritis Rheumatoid adalah keluhan yang khas
pasien rasakan nyeri di bagian persendian berupa pembengkakan, ,panas dan
kaku pada pagi hari,dan kekuatan pada daerah lutut bahu,siku,pergelangan
tangan dan kaki,juga pada jari-jari mulai terlihat bengkak,bila dirabah akan
terasa hangat,terjadi kemerahan dan terasa sakit/nyeri. (Buffer 2016).
Terdapat 2 subjek penelitian studi kasus, pada kasus Ny. D ditemukan data
keluhan pasien dengan nyeri di bagian persedian dibagian kaki kiri
mengalami pembengkakan. kemudian kasus Ny. I ditemukan data keluhan
dengan nyeri dibagian persedian kaki kanan mengalami pembengkakan.
Data ini sudah menunjukkan adanya gejala rematik.
Faktor resiko terjadinya Artritis Rheumatoid yaitu faktor genetik,
infeksi hormonal, autoimun,lingkungan,usia ( Chairuddin,2015). jadi dari
kedua pasien terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Arthritis
Rheumatoid, pada kasus Ny. D ada 3 faktor resiko yang ditemukan pada Ny.
D yaitu faktor genetik (Ny. D mengatakan jika ibu kandungnya pernah
menderita penyakit rematik), riwayat penyakit (Ny. D mengatakan dirinya
pernah dirawat di Rumah Sakit karena hipertensi), faktor usia (Ny. D sudah
berumur 75 tahun), kemudian pada kasus Ny. I terdapat 3 faktor yaitu faktor
genetik (Ny. I mengatakan jika ayah kandungnya pernah mengidap penyakit
Rematik), dan faktor usia (Ny. I sudah berumur 76 tahun). Dari data tersebut
kedua pasien sama mengidap penyakit rematik dikarena faktor usia dan
genetik, kemudian pada Ny. D ada keturunan dari ibu pasien. Dan pada Ny.
I dikarenaka ada faktor usia dan genetik, dan ada keturunan dari ayah
pasien.

2. Fase Pra Interaksi


Komunikasi dalam fase pra interaksi ini adalah perawat
mengumpulkan data-data riwayat sebelumnya, agar perawat tahu apa saja
tindakan yang boleh dan tidak di lakukan oleh perawat. Perawat juga harus
mengikuti standar operational prosedur yang berlaku agar perawat tidak
melenceng dari peraturan yang berlaku (Mahfud, 2009). Keluhan nyeri
yang dirasakan pasien Arthritis Rheumatoid (Rematik), kualitas nyeri
digambarkan seperti berdenyut-denyut, nyeri yang di rasakan dibagian
persendian, nyeri dirasakan pada skala 6-7 dengan durasi nyeri dapat
berlangsung ± 20-30 menit, nyeri bertambah hebat jika cuaca dingin dan
makan kacang-kacangan.
Dari hasil yang ditemukan bahwa pengkajian kebutuhan aman &
nyaman yang mengunakan pengkajian nyeri PQRST pada kasus Ny.D
didapatka penyebab nyeri Arthritis Rheumatoid adalah ketika cuaca dingin
di malam hari dan di pagi hari, kualitas nyeri yang dirasakan pasien seperti
di tusuk-tusuk benda tajam nyeri yang dirasa dibagian kaki kiri pasien,
dan tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya, nyeri dirasakan pada skala 6
(nyeri sedang) dengan durasi nyeri dapat berlangsung ± 30 menit.
Kemudian pada kasus Ny. I mengatakan penyebab nyeri Arthritis
Rheumatoid (Rematik) yang ia alaminya adalah ketika malam hari cuaca
dingin dan dipagi hari,dan jika siang hari banyak bergerak. kualitas nyeri
yang dirasakan pasien seperti di tusuk-tusuk benda tajam, nyeri yang di
rasakan dibagian kaki kanan pasien,dan tidak menyebar ke bagian tubuh
lainnya, nyeri dirasakan pada skala 5 (nyeri sedang) dengan durasi nyeri
dapat berlangsung ± 20 menit.
Terapi pengobatan yang diberikan pada Ny. D yaitu obat piroxicam
1x1, diclofenac 3x1 kemudian terapi obat yang diberikan pada Ny. I yaitu
piroxicam 1x1 diclofenac 3x1 terapi pengobatan pada Ny. D dan Ny. I
sudah tepat sesuai dengan penatalaksanaan pada penderita Arthritis
Rheumatoid seperti piroxicam adalah obat untuk mengatasi peradangan
sendi obat anti intiinflamasi nonsteroid, diclofenac adalah obat meredakan
nyeri persendian obat anti antiinflamasi nonsteroid (Yuliana S, 2016).
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan pada penderita Arthritis
Rheumatoid (Rematik) yang disesuaikan dengan Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia (SDKI) yaitu Nyeri Kronis berhubungan dengan
Gangguan Muskuloskletal Kronis, gangguan pola tidur berhubungan
dengan kurang kontrol tidur, dan intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan. Dari diagnosa diatas peneliti hanya menegakkan satu diagnosa
kepada kedua pasien yaitu berfokus pada diagnosa Nyeri Kronis
berhubungan dengan Gangguan Muskuloskletal Kronis, diagnosa ini
ditegakkan karena diagnosa keperawatan merupakan pernyataan respon
aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat
mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya (Potter & Perry,
2010). Diagnosa Nyeri Kronis berhubungan dengan Gangguan
Muskuloskletal Kronis . Diagnosa ini ditegakkan karena adanya perasaan
lelah yang berlebihan pada kedua pasien, adanya peningkatan nyeri pada
pasien dan pembengkakan pada lutut. dan adanya nyeri di bagian
persendian.
Dalam mengatasi nyeri yang dirasakan maka perawat melakukan
penerapan kompres air serai hangat . Dimana menurut Wijayakususma.
(2007) serai memiliki zat sebagai pengahangat anti radang dan mempelacar
aliran darah. Dalam buku herbal indonesia serai mengandung minyak
antsiri yang memiliki sifat kimiawi dan efek farmakologi yaitu rasa pedas
dan bersifat hangat dapat mengurangi nyeri arthritis rheumatoid. Maka dari
itu peneliti tertarik menggunakan kompre air serai hangat sebagai terapi
untuk mengurangi nyeri arthritis rheumatoid. Sebelum melakukan
penelitian, perawat menyiapkan bahan dan alat 1 hari sebelum penelitian.
Bahan yang digunakan adalah panci, baskom, serai 7 batang, teremos,
waslap. Kemudian serai di rebus dengan menggunakan air 7 gelas. Pada
fase pra interaksi ini didapatkan bahwa Ny. D dan Ny. I mengalami
kesulitan tidur dan istirahat karena nyeri di bagian lutut kaki kemudian
karena faktor lingkungan yang dingin kotor, pola tidur yang mereka alami
tidak jauh berbeda yaitu gelisah dan sering terbangun saat malam hari,
kemudian diagnosa keperawatan yang peneliti tegakkan kepada kedua
pasien sama yaitu nyeri kronis bepenurunan berhubungan dengan gangguan
muskuloskletal kronis. Untuk persiapan alat dan bahan tidak ada yang
berbeda antara kedua pasien, semua dipersiapkan sendiri oleh peneliti.
3. Fase Orientasi
Fase ini merupakan pertemuan pertama perawat dengan pasien,
perawat perlu menemukan hal yang menjadi permasalahan pasien dan
berusaha membangun hubungan baik agar tercipta saling percaya, hal yang
dilakukan pada tahap perkenalan atau orientasi adalah memperkenalkan
diri, mengevaluasi kondisi pasien, serta menjelaskan dan menyepakati
kontrak mengenai topik yang dibicarakan, tempat, waktu, dan tujuan
(Stuart, 2013).
Fase orientasi pada Ny. D dan Ny. I peneliti melakukan komunikasi
terapeutik dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu, menanyakan nama
pasien, umur dan keluhan yang dirasakannya, menanyakan kabar dan
perasaanya. Tak ada perbedaan yang jauh dari kedua pasien, mereka sangat
terbuka dan menceritakan keluhannya, Ny. D dengan keluhan, nyeri
persendian, kemudian Ny. I dengan keluhan nyeri dibagian persendian.
Kemudian peneliti melakukan inform consent dengan menjelaskan
tindakan penerapan kompres air serai hangatyang bertujuan untuk
penurunan intensitas nyeri Arthritis Rheumatoid (Rematik) dan
menjelaskan waktu yang diberikan Ny. D dan Ny. I mrespon dengan baik
dan menyetujui terapan yang akan diterapkan. Peneliti kemudian
memberikan kesempatan bertanya kepada peneliti dengan rasa penuh
percaya diri peneliti menjawab pertanyan yang diberikan pasien. Waktu,
tempat,dan jam sudah disepakati bersama dengan menyesuaikan jadwal
pasien yang banyak kegiatan dipagi hari. Jadi, pada fase ini Ny. D dan Ny.
I bersedia untuk menjadi responden selama 7 hari kedepan, dan peneliti
mampu membina hubungan saling saling percaya kepada kedua pasien.
4. Fase Interaksi atau fase kerja
Fase interaksi atau fase kerja merupakan inti dari keseluruhan proses
komunikasi terapeutik (Struart, 1998). fase kerja merupakan inti dari
hubungan perawat dan pasien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai. Pada fase interaksi ini peneliti telah menyiapkan alat dan
bahan panci, baskom, serai 7 batang, waslap gelas,teremos. Kemudian
peneliti menjaga privasi dan lingkungan sekitar pasien. Pada tahap awal
kerja peneliti mengukur sakala nyeri pasien terlebih dahulu, pada kasus
Ny.D didapatkan hasil skala nyeri 6 ( nyeri sedang), dan pada Ny. I
didapatkan hasil skala nyeri 5 (nyeri sedang). Selanjutnya peneliti
memberikan terapi kompres air serai hangat, pada Ny. D dan sambil
bercerita tentang masa lalu,dengan posisi di ruangan depan kamar,peneliti
sudah menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien komres setelah 20
menit.Ny. D kemudian penelita membereskan alat-aalt dan mengukur lagi
skala nyeri Ny. D didapatkan skala nyeri 3 ( nyeri ringan). Kemudian pada
Ny. I peneliti mengidentifikasi terlebih dahulu mengkur skala nyeri dengan
posisi duduk santai dikursi ruangan,peneliti memberikan lingkungan yang
nyaman pada saat melakukan kompres pasien tampak menikmati komres
air serai hangat setelah 20 menit kemudian peneliti membereskan alat-alat
dan selanjutnya peneliti mengukur kembali skala nyeri Ny. I didapatkan
skala nyeri 2 ( nyeri ringan).
Pada fase interaksi ini persamaan yang ada pada kedua pasien yaitu
Ny. D dan Ny. I mampu menunjukkan ketertarikannya dengan komres air
serai hangat, mampu menerima yang diberikan, kemudian perbedaan pada
fase interaksi ini pada kebisan, posisi tempat duduk saat melakukan komres
air serai hangat.
5. Fase Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Pada
tahap ini tugas perawat mengevaluasi pencapaian tujuan dari interasi yang
telah dilaksanakan (evaluasi objektif), melakukan evaluasi subjektif dengan
menanyakan perasaan pasien setelah berinteraksi dengan perawat,
kemudian menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah
dilakukan dan tindak lanjut dievaluasi dalam tahap orientasi pada
pertemuan berikutnya (Stuart, G.W, 1998). Sesuai teori pada fase terminasi
peneliti mengevaluasi penurunan tekanan darah yang dialami kedua pasien,
peneliti menanyakan perasaan pasien setelah melakukan kompre air serai
hangat, Ny. D mengatakan jika 20 menit terlalu cepat. Pada Ny. I pasien
mengatakan ia sangat tenang saat dilakukan komres air serai hangat.
Penelitian studi kasus penerapan kompres air serai hangat diberikan
selama 7 hari,pada Ny. D terdapat penurunan intensitas nyeri dari skala 6
ke skala 3 (nyeri ringan). Kemudian Ny. I terdapat juga penuruna intensitas
nyeri dari skala 5 ke skala 2 (nyeri ringan). Hasil observasi perhari selama
7 hari (Terlampir).

B. Keterbatasan Studi Kasus


Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan standar
operasional prosedur, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu
berdasarkan aspek teoritis standart operasional prosedur, peneliti tidak ada
SOP untuk melakukan pemilihan sebagai responden yang menyukai
penerapan komres air serai hangat karena untuk mencapai tujuan terapan
komres air hangat, responden harus terlebih dahulu menyukai komres air serai
hangat yang diberikan setelah itu peneliti menentukan responden yang akan
diberikan komres air hangat. Kemudian bedasarkan aspek metodologi pada
subjek penelitian hanya mengambil sampel 2 orang responden sehingga
kurang aktual untuk dijadikan acuan bahwah komres air serai hangat bisa
menurunkan nyeri arthritis rheumatoid pada lansia. Pada prosedur penelitian
seharusnya pada pagi hari dan sore dengan cuaca yang masih dingin umtuk
melakukan komres air serai hangat.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus penerapan kompres air serai hangat pada Ny. D
dan Ny. I dengan masalah Arthritis Rheumatoid yang telah penulis lakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Karakteristik Pasien
Gambaran karakteristik pasien Atrhritis Rheumatoid yang dilakukan
menggunakan metode wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan
pengamatan. Data fokus yang didapat dari kedua pasien tersebut adalah
pada Ny. D nyeri di bagian lutut kiri sampai ke jari-jari kaki pasien. Dan
pada Ny. I terdapat keluhan nyeri di bagian kaki kanan sampai ketumit
pasien. Dari kedua pasien tersebut keluhan yang dialami pasien tidak jauh
berbeda.
2. Fase Pra Interaksi
Gambaran fase pra interaksi penerapan komres air serai hangat dengan
membaca status pasien terlebih dahulu dan melihan kondisi umum pasien,
kemudian peneliti mengkaji terlebih kebutuhan aman nyaman kedua
pasien, menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data
menurut SDKI tahun 2016, diagnosa pada kedua pasien yaitu nyeri kronis
berhubungan dengan gangguan muskuloskletal kronis, selanjutnya
persiapan alat dan bahan baskom, temometer, waslap, gelas, searai 7
batang,air 6 peneliti mempersiapkan sendiri sehari sebelum interaksi.
3. Fase Orientasi
Pada fase orientasi peneliti melakukan salam terapeutik, kemudian
evaluasi dan validasi, selanjutnya inform consent. Pada fase ini respon
kedua pasien sangat baik, adanya ketertarikan pada komres air serai hangat
pada kedua pasien, Ny. D dan Ny. I bersedia untuk menjadi responden
selama 7 hari kedepan, pasien menyepakati waktu dan tempat yang telah
disepakati.
4. Fase Interaksi
Pada fase interaksi peneliti melakukan sesuai dengan standar
operasional prosedur. Dengan mempersiapkan alat, mempersiapkan pasien
dengan posisi yang nyaman, mempersiapkan lingkungan, persiapan
peneliti, selanjutnya prosedur kerja dengan mengukur skala nyeri sebelum
dan sesudah dikompres air serai hangat diberikan selama 20 menit.
5. Fase Terminasi
Pada fase terminasi peneliti menilai hasil evaluasi subjektif dan
objektif, peneliti menilai skala nyeri terkini pada kedua pasien, dan
mengevaluasi hasil skala nyeri sebelum dan sesudah penerapan. Pada
diagnosa kedua pasien tersebut yaitu nyeri kronis berhubungan dengan
gangguan muskuloskletal kronis dengan penyakit Arthritis Rheumatoid
pada lanjut usia didapatkan bahwa komres air serai hangat ada
pengaruhnya untuk menurunkan skala nyeri pasien, serta mengatasi
masalah aman nyaman pada pasien Artritis Rheumatoid, dengan pasien
menunjukkan perubahan penurunan skala nyeri semakin hari semakin
baik.
B. Saran
1. Bagi pasien
Pasien hendaknya lebih memperhatikan penyebab dan manifestasi
klinis yang dapat memicu Arthritis Rheumatoid, dapat mengontrol skala
nyeri, apabila terkena serangan gejala Artritis Rheumatoid segera
memeriksa ke pelayanan kesehatan.
2. Bagi perawat
Karya tulis ilmiah ini sebaiknya dapat digunakan perawat sebagai
wawasan tambahan dan acuan intervensi yang dapat diberikan pada pasien
Arthritis Rheumatoid untuk menurunkan skala nyeri. Perawat sebaiknya
dapat meneruskan terapi dan perawat juga dapat memberikan inspirasi lebih
baya pada penderita Arthritis Rheumatoid sesuai dengan penelitian terbaru.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan kontribusi informasi dan ilmu mengenai penyakit
arthritis rheumatoid serta menjadi referensi untuk tingkatan selanjutnya
dalam membuat KTI pada jurusan keperawatan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu.
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA Tn. A DENGAN
HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PAGAR DEWA
PROVINSI BENGKUL

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny D
Umur : 75 tahun
Alamat : Panti Sosial Tresna Werdha
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Kikim (Pasemah)
Status Perkawinan : Kawin
Tanggal Pengkajian : 11 Februari 2020
2. Riwayat kesehatan
a. Status kesehatan saat ini, (Keluhan utama) : Ny. D mengatakan sakit kaki
bagian lutut kiri pasien menjalar sampai jari-jari kaki paisen
b. Riwayat kesehatan sekarang : Ny. D mengeluh nyeri dan kaku pada
sendi-sendi terutama dibagian lutut kiri dan menjalar sampai ke jari-jari
kaki pasien.
c.  Riwayat kesehatan masa lalu : Ny. D mengatakan pernah menderita
penyakit mag,dan hipertensi.
d. Riwayat kesehatan keluarga : Ny. D mengatakan ada riwayat
hipertensi dan rematik
3. Daftar nama anggota keluarga
NO NAMA HUBUNGAN JK UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN
KELUARGA
1. Tn. B Suami Lk 77 tahun Tidak sekolah Tani
2. Tn. S Anak Lk 70 tahun SD Tani
3. Tn. S Anak Lk 68 tahun SD Swasta
4. Tn. S Anak Lk 65 tahun SMP Swasta
5. Ny. H Anak Pr 62 tahun SMA Tani
6. Ny. T Anak Pr 60 tahun SMA Swasta

4. Pola Aktivitas Sehari-hari


1)      Istirahat dan tidur : 4-5 jam per/hari
2)      Nutrisi : Ny. D mengatakan makan 3x sehari
3)      Personal hygiene : Mandi 2x sehari
4)  Sarana dan hiburan keluarga : Ny. D mengatakan sarana dan
hiburannya melakukan TAK di aula, seminggu sekali kemudian mengikuti
senam lansia seminggu sekali di aula.
5. Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi
1.      Pekerjaan : Tidak ada
2.      Penghasilan : didapatkan hasil dari sumbangan sukarela
3.      Penentu keuangan keluarga : pasien sendiri
4.      Suku dan agama : Kikim (Pasmah)
5.      Peranan anggota keluarga : Suami sebagai suami yang melindungi dan
menjaga istri sebagai istri sebagai ibu rumah tangga
6. Pengkajian Psikososial
1.      Psikososial : Baik (bersahabat), mampu berkomunikasi dengan baik
2.      Identifikasi : Baik
3.      Spiritual : Klien mengatakan sholat setiap waktu dan berdoa
7. Pengkajian Psikologis
1.     Emosi : Kondisi emosional stabil
2.     Konsep diri : Klien mengatakan dia menerima dengan kadaannya
sekarang.
3. Pola komunikasi : Baik, ramah klien sering berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa indonesia
4.  Pola interaksi : klien berinteraksi dengan teman-teman yang ada dipanti
5. Pola pertahanan diri : Sedikit lemah, klien juga memerlukan upaya
tambahan untuk melakukan sesuatu dan klien merasa lelah dari sebelumnya
8. Pemeriksaan Fisik Klien Lansia ( head to toe )
a. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : Composmentis
Penampilan : Rapi dan bersih, lemah
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,0 oC
b. Kepala dan leher
Rambut : Tampak beruban, tidak ada ketombe
Kulit kepala : Tampak bersih, tidak ada luka, tida ada pembengkakan
Bentuk kepala : Simetris
Bentuk lehar : Simetris tidak ada deviasi trakea
e. Mata : Simetris,tidak ada gangguan seperti kojungtiva tidak anemis,sklera
anikterik,mata kotor, dan penglihatan menjadi kabur, tidak ada edema
pada mata
f. Pendengaran : Telinga simetris kiri dan kanan ,tidak ada lesi dan nyeri
tekan, tidak ada lendir
g. Mulut : Gigi caries, sebagian sudah ompong ,tidak ada lesi, tidak ada
pembengkakan pada gusi, tidak ada perdarahan pada gusi
h. Sistem respirasi
Inspeksi : Dada simetris kiri dan kanan, bernafas tanpa bantuan otot
tambahan
Palpasi : Tidak ada pembesaran abnormal, ictus cordi teraba
Perkusi : Suara paru kiri dan kanan sonor
Auskultasi : Bunyi paru vesikuler
i. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : Keadaan umum baik
Palpasi : Tidak ada pelebaran pembuluh darah dan pembesaran
Perkusi : Suara dallnes
Auskultasi : Irama jantung cepat
j. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas luka, tidak ada bekas operasi, tidak ada
distensi abdomen
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan limfe,tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Kuadran kanan dan kiri atas (Dalnes), Kuadran kanan dan kiri
bawah (Timpani)
j. Sistem gastrointestinal :
 Klien mengkonsumsi makanan yang disiapkan oleh dapur umum
panti sosial tresna werdha pagar dewa kota bengkulu
 Klien tidak mampu menghabiskan 1 porsi makanan yang
disediakan oleh dapur umum panti sosial tresna werdha pagar dewa
kota bengkulu
 Klien makan 3x/hari
 BAB klien dengan frekuensi 1x/hari dengan konsistensi lembek
dan bau yang khas
 Tidak terdapat konstipasi dan diare
k. Sistem genitourinaria :
 Klien mengatakan bisa BAK dikamar mandi 5-6x/hari Dengan
jumlah 400cc
 Tidak terdapat distensi kandung kemih, tidak ada kencing menetes
 Klien mampu mengontrol berkemih
l. Sistem muskuloskletal :
Klien mengatakan bahwa ada nyeri di bagian kaki kiri klien dan
ketika berjalan agak terganggu dan tidak bisa berjalan terlalu jauh
dan klien tampak mengalami penurunan aktivitas dan kecepatan
berjalan, tampa kesulitan dalam menaiki dan menuruni anak tangga
dengan memegangi tiang, dan tampa keterbatasan rentang gerak
sendi.
m. Sistem integument :
Kulit terlihat keriput, kendor dan terdapat kehitaman, turgor
kulit kering kembali dalam >3 detik, dan elastisitas kulit berkurang
karena proses penuaan, tidak terdapat luka biasa terbuka atau tertutup
dan tidak terdapat luka bekas operasi, tidak ada kelainan kulit, tida
terdapat tanda dehidrasi
n. Sistem neurosensory :
Respon komunikasi klien baik,bicara normal dan jelas bahasa yang digunakan
bahasa Indonesia
o. Sistem endokrin :
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, mampu toleransi panas dan dingin.
a.
NO KEPALA YA TIDAK KETERANGAN

1. Sakit kepala 
2. Pusing 
3. Riwayat trauma 
4. Gatal kulit kepala 

b.
NO MATA YA TIDAK KETERANGAN
1. Perubahan penglihatan 
2. Kacamata 
3. Air mata berlebihan 
4. Pruiritus 
5. Bengkak 
6. Diplopia 
7. Pandangan kabur 
8. Fotophobia 
9. Riwayat infeksi 
c.
NO TELINGA YA TIDAK KETERANGAN
1. Perubahan 
2. pendengaran 
3. Keluaran 
4. Tinitus 
5. Vertigo 
6. Sensitifitas 
pendengaran 
7. Riwayat infeksi
d.
NO MULUT TENGGOROKAN YA TIDAK KETERANGAN
1. Sakit tenggorokan 
2. Lesi /ulkus 
3. Serak /perubahan suara 
4. Kesulitan menelan 
5. Pendengaran gusi 
6. Caries gigi 

e.
NO LEHER YA TIDAK KETERANGAN
1. Kekakuan 
2. Nyeri 
3. Benjolan /massa 
4. Keterbatan gerak 
f.
NO SISTEM SARAF PUSAT YA TIDAK KETERANGAN
1. Sakit kepala 
2. Kejang 
3. Sinkope /serangan jatuh 
4. Paralisis 
5. Paresis 
6. Masalah koordinasi 
7. Tremor /spasme 
8. Parestesia 
9. Cedera kepala 
10. Masalah memori 
g.
NO SISTEM ENDOKRIN YA TIDAK KETERANGAN
1. Intoleransi panas 
2. Intoleransi dingin 
3. Goiter 
4. Pigmentasi kulit 
5. Perubahan rambut 
6. Poliphagia 
7. Polidipsi 
8. Poliuri 
h.
N SISTEM YA TIDA KETERANGAN
O CARDIOVASKULER K
1. Nyeri dada 
2. Palpitasi 
3. Sesak nafas 
4. Dispnoe d’effort 
5. Dispnoe noktural 
6. Orthopnoe 
7. Murmur 
8. Edema 
9. Varises 
10. Perestesia 
11. Perubahan warna kulit 

i.
N SISTEM YA TIDA KETERANGAN
O GASTROINTESTINAL K
1. Disphagia 
2. Nyeri ulu hati 
3. Mual /muntah 
4. Hematemesis 
5. Perubahan nafsu makan 
6. Intoleran makanan  
7. Ikterus 
8. Diare 
9. Konsultipasi 
10. Perdarahan rektum 
11. Haemoroid 
j.
NO SISTEM INTEGUMEN YA TIDAK KETERANGAN
1. Lesi /luka 
2. Pruitus 
3. Perubahan pigmentasi 
4. Perubahan tekstur 
5. Perubahan nevi 
6. Sering memar 
7. Perubahan rambut 
8. Perubahan kuku
9. Penonjolan tulang kalus
k.
NO SISTEM HEMOPOETIK YA TIDAK KETERANGAN
1. Perdarahan /memar abnormal 
2. Pembengkakan kelenjar limfe 
3. Anemia 
4. Riwayat transfusi darah 
l.
NO SISTEM PERKEMIHAN YA TIDAK KETERANGAN
1. Disuria 
2. Frekwensi 
3. Menetes 
4. Ragu – ragu 
5. Dorongan 
6. Hematoria 
7. Poliuria 
8. Oliguria 
9. Nokturia 
10. Inkotinensia 
11. Batu 
12. Infeksi 
m.
N SISTEM YA TIDAK KETERANGAN
O MUSKULOKELETAL
1. Nyeri persendian 
2. Kekakuan 
3. Pembengkakan sendi 
4. Deformitas 
5. Spasme
6. Kelemahan otot 
7. Masalah cara berjalan 
8. Nyeri pinggang 
9. Proteksi 

B. Pengkajian Fungsional Pada Lansia


1.      Katz Indeks
Termasuk /kategori manakah klien
a.       Mandiri dalam makan, kontinensia, menggunakan pakaian, pergi ke
toilet, berpindah tempat dan mandi.
b.      Mandiri semua kecuali salah satu dari fungsi di atas.
c.       Mandiri, kecuali mandi + satu fungsi yang lain.
d.      Mandiri, kecuali berpakaian, mandi dan satu fungsi lain.
e.       Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan satu fungsi yanglain.
f.       Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah tempat dan
satu fungsi yang lain.
g.      Ketergantungan untuk semua fungsi
Keterangan :
-  Mandiri : Berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif
dari orang lain
-  Ketergantungan artinya : Apabila klien menolak melakukan fungsi
tersebut /tidak mampu melakukan fungsi tersebut
2.      Barthel Indeks
Termasuk manakah klien ?
DENGAN
NO KRITERIA MANDIRI SKOR KETERANGAN
BANTUAN

1 Makan 5 10 10 Frekuensi 3x sehari

Jumlah 1porsi

Jenis Nasi, lauk,


sayur-
sayuran dan
buah

2 Minum 5 10 10 Frekuensi 6-7x/ hari

Jumlah Air putih

Jenis

3 Berpindah dari 10 15 10 Ny.D menggunakan


kursi roda ke tongkat sehari-harinya
tempat tidur, atau berpegangan dengan
sebaliknya dinding atau kursi. Saat
akan berdiri dari duduk
pasien biasanya
berpegangan dulu dengan
pinggiran kursi.

4 Personal toilet 0 5 5 Frekuensi Cuci muka


(cuci muka, saat mandi
menyisir setelah
rambut, gosok mandi
gigi) menyisir
rambut dan
gosok gigi
ketika
mandi.

5 Keluar masuk 5 10 10 Keluar masuk toilet


toilet berpegangan dengan
(mencuci dinding, memcuci pakaian
pakaian, dibantu oleh petugas panti.
menyeka
tubuh,
menyiram)
6 Mandi 5 15 15 Frekuensi 2x/hari

7 Jalan di 0 5 5 Ny.D bisa berjalan


permukaan dipermukaan datar.
datar

8 Naik turun 5 10 5 Ny.D dibantu dengan


tangga pegangan tangga ketika
naik turun tangga

9 Mengenakan 5 10 10 Dilakukan secara mandiri


pakaian

10 Control bowel 5 10 10 Frekuensi ± 5-6x


(BAB) seminggu

Lunak
Konsistensi

11 Kontrol 5 10 10 Frekuensi 4-5x/hari


bladder
(BAK) Warna Kuning
terang

12 Olahraga/latih 5 10 5 Frekuensi Jerang


an melakukan
olahraga

Jenis

13 Rekreasi/pema 5 10 10 Frekuensi Waktu


nfaatan waktu luangan
luang hanya di
abiskan
untuk
kumpul
sama
teman-
teman yang
ada di panti

Total skor adalah 115

Keterangan:
130 : Mandiri
65-125 : Ketergantungan sebagian
60 : Ketergantungan tota
C. Pengkajian Status Mental Lansia
1.      SPMSQ (Short Portable Mental Status Questioner)
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual
NO PERTANYAAN BENAR SALAH KETERA
NGAN
1 Tanggal berapa hari ini ?
2 Hari apa sekarang ini ?
3 Apa nama tempat ini ? 
4 Dimana alamat anda ? 
5 Berapa umur anda ? 
6 Kapan anda lahir (Min tahun lahir) ? 
7 Siapa presiden Indonesia sekarang ? 
8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? 
9 Siapa nama ibu anda 
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap lakukan
pengurangan 3 dari setiap angka baru (20
– 3,17 – 3, 14 – 3,11 – 3)
Total score 10 0 Salah 0
(fungsi
intelektual
utuh)
Interprestasi hasil :
a.       Salah 0 – 3 Fungsi intelektual utuh
b.      Salah 4 – 5 Kerusakan intelektual ringan
c.       Salah 6 – 8 Kerusakan intelektual sedang
d.      Salah 9 – 10 Kerusakan intelektual berat

2.      MMSE (Mini Mental Status Exam)


Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental
ASPEK NILAI NILAI KRITERIA KET
KOGNITIF MAKSIMAL KLIEN
Orientasi 5 4 Menyebut dengan benar :
waktu  Tahun
 Musim
 Tanggal
Hari
 Bulan
Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada :
ruang  Negara Indonesia
Propinsi Bengkulu
 Kota Bengkulu
 Desa
 Rumah
Registrasi 3 3 Sebutkan nama objek yang telah
disebut oleh pemeriksa : (Contoh)
 Gelas
 Sendok
Piring
Perhatian 5 2 Minta klien meyebutkan angka 100 –
dan 15 sampai 5 kali :
kalkulasi  85
 70
 55
 40
25
Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi 3 obyek
kembali pada no. 2 (Pada registrasi diatas)
 Gelas
 Sendok
Piring
Bahasa 9 7 Tunjukan klien benda, tanyakan apa
namanya : (Contoh)
 Jam tangan
Pensil
Minta klien untuk mengulangi kata –
kata ”tidak ada, jika dan atau tetapi.
Bila benar, 1 point
Minta klien untuk mengikuti perintah
berikut terdiri dari 3 langkah :
Ambil kertas ditangan anda
Lipat dua
Taruh di lantai
Perintahkan klien dengna menutup mata
klien, untuk point seperti no. 1
Jam tangan /Pensil
Perintahkan pada klien :
Menulis 1 kalimat
Menyalin 1 gambar

Interpretasi nilai 

a. 24 – 30  Tidak ada gangguan kognitif


b. 18 – 23 Gangguan kognitif sedang
c. 0 – 17  Gangguan kognitif berat

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA Tn. A DENGAN


HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PAGAR DEWA
PROVINSI BENGKUL

B. Pengkajian
5. Identitas
Nama : Ny D
Umur : 75 tahun
Alamat : Panti Sosial Tresna Werdha
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Kikim (Pasemah)
Status Perkawinan : Kawin
Tanggal Pengkajian : 11 Februari 2020
6. Riwayat kesehatan
k. Status kesehatan saat ini, (Keluhan utama) : Ny. D mengatakan sakit kaki
bagian lutut kiri pasien menjalar sampai jari-jari kaki paisen
l. Riwayat kesehatan sekarang : Ny. D mengeluh nyeri dan kaku pada
sendi-sendi terutama dibagian lutut kiri dan menjalar sampai ke jari-jari
kaki pasien.
m.  Riwayat kesehatan masa lalu : Ny. D mengatakan pernah menderita
penyakit mag,dan hipertensi.
n. Riwayat kesehatan keluarga : Ny. D mengatakan ada riwayat
hipertensi dan rematik
7. Daftar nama anggota keluarga
NO NAMA HUBUNGAN JK UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN
KELUARGA
1. Tn. B Suami Lk 77 tahun Tidak sekolah Tani
2. Tn. S Anak Lk 70 tahun SD Tani
3. Tn. S Anak Lk 68 tahun SD Swasta
4. Tn. S Anak Lk 65 tahun SMP Swasta
5. Ny. H Anak Pr 62 tahun SMA Tani
6. Ny. T Anak Pr 60 tahun SMA Swasta
8. Pola Aktivitas Sehari-hari
1)      Istirahat dan tidur : 4-5 jam per/hari
2)      Nutrisi : Ny. D mengatakan makan 3x sehari
3)      Personal hygiene : Mandi 2x sehari
4)  Sarana dan hiburan keluarga : Ny. D mengatakan sarana dan
hiburannya melakukan TAK di aula, seminggu sekali kemudian mengikuti
senam lansia seminggu sekali di aula.
5. Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi
1.      Pekerjaan : Tidak ada
2.      Penghasilan : didapatkan hasil dari sumbangan sukarela
3.      Penentu keuangan keluarga : pasien sendiri
4.      Suku dan agama : Kikim (Pasmah)
5.      Peranan anggota keluarga : Suami sebagai suami yang melindungi dan
menjaga istri sebagai istri sebagai ibu rumah tangga
6. Pengkajian Psikososial
1.      Psikososial : Baik (bersahabat), mampu berkomunikasi dengan baik
2.      Identifikasi : Baik
3.      Spiritual : Klien mengatakan sholat setiap waktu dan berdoa
7. Pengkajian Psikologis
1.     Emosi : Kondisi emosional stabil
2.     Konsep diri : Klien mengatakan dia menerima dengan kadaannya
sekarang.
3. Pola komunikasi : Baik, ramah klien sering berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa indonesia
4.  Pola interaksi : klien berinteraksi dengan teman-teman yang ada dipanti
5. Pola pertahanan diri : Sedikit lemah, klien juga memerlukan upaya
tambahan untuk melakukan sesuatu dan klien merasa lelah dari sebelumnya
8. Pemeriksaan Fisik Klien Lansia ( head to toe )
a. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : Composmentis
Penampilan : Rapi dan bersih, lemah
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,0 oC
b. Kepala dan leher
Rambut : Tampak beruban, tidak ada ketombe
Kulit kepala : Tampak bersih, tidak ada luka, tida ada pembengkakan
Bentuk kepala : Simetris
Bentuk lehar : Simetris tidak ada deviasi trakea
o. Mata : Simetris,tidak ada gangguan seperti kojungtiva tidak
anemis,sklera anikterik,mata kotor, dan penglihatan menjadi kabur, tidak
ada edema pada mata
p. Pendengaran : Telinga simetris kiri dan kanan ,tidak ada lesi dan nyeri
tekan, tidak ada lendir
q. Mulut : Gigi caries, sebagian sudah ompong ,tidak ada lesi, tidak ada
pembengkakan pada gusi, tidak ada perdarahan pada gusi
r. Sistem respirasi
Inspeksi : Dada simetris kiri dan kanan, bernafas tanpa bantuan otot
tambahan
Palpasi : Tidak ada pembesaran abnormal, ictus cordi teraba
Perkusi : Suara paru kiri dan kanan sonor
Auskultasi : Bunyi paru vesikuler
s. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : Keadaan umum baik
Palpasi : Tidak ada pelebaran pembuluh darah dan pembesaran
Perkusi : Suara dallnes
Auskultasi : Irama jantung cepat
t. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas luka, tidak ada bekas operasi, tidak ada
distensi abdomen
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan limfe,tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Kuadran kanan dan kiri atas (Dalnes), Kuadran kanan dan kiri
bawah (Timpani)
j. Sistem gastrointestinal :
 Klien mengkonsumsi makanan yang disiapkan oleh dapur umum
panti sosial tresna werdha pagar dewa kota bengkulu
 Klien tidak mampu menghabiskan 1 porsi makanan yang
disediakan oleh dapur umum panti sosial tresna werdha pagar dewa
kota bengkulu
 Klien makan 3x/hari
 BAB klien dengan frekuensi 1x/hari dengan konsistensi lembek
dan bau yang khas
 Tidak terdapat konstipasi dan diare
k. Sistem genitourinaria :
 Klien mengatakan bisa BAK dikamar mandi 5-6x/hari Dengan
jumlah 400cc
 Tidak terdapat distensi kandung kemih, tidak ada kencing menetes
 Klien mampu mengontrol berkemih
l. Sistem muskuloskletal :
Klien mengatakan bahwa ada nyeri di bagian kaki kiri klien dan
ketika berjalan agak terganggu dan tidak bisa berjalan terlalu jauh
dan klien tampak mengalami penurunan aktivitas dan kecepatan
berjalan, tampa kesulitan dalam menaiki dan menuruni anak tangga
dengan memegangi tiang, dan tampa keterbatasan rentang gerak
sendi.
m. Sistem integument :
Kulit terlihat keriput, kendor dan terdapat kehitaman, turgor
kulit kering kembali dalam >3 detik, dan elastisitas kulit berkurang
karena proses penuaan, tidak terdapat luka biasa terbuka atau tertutup
dan tidak terdapat luka bekas operasi, tidak ada kelainan kulit, tida
terdapat tanda dehidrasi
n. Sistem neurosensory :
Respon komunikasi klien baik,bicara normal dan jelas bahasa yang digunakan
bahasa Indonesia
o. Sistem endokrin :
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, mampu toleransi panas dan dingin.
a.
NO KEPALA YA TIDAK KETERANGAN

1. Sakit kepala 
2. Pusing 
3. Riwayat trauma 
4. Gatal kulit kepala 

b.
NO MATA YA TIDAK KETERANGAN
1. Perubahan penglihatan 
2. Kacamata 
3. Air mata berlebihan 
4. Pruiritus 
5. Bengkak 
6. Diplopia 
7. Pandangan kabur 
8. Fotophobia 
9. Riwayat infeksi 
c.
NO TELINGA YA TIDAK KETERANGAN
1. Perubahan 
2. pendengaran 
3. Keluaran 
4. Tinitus 
5. Vertigo 
6. Sensitifitas 
pendengaran 
7. Riwayat infeksi

d.
NO MULUT TENGGOROKAN YA TIDAK KETERANGAN
1. Sakit tenggorokan 
2. Lesi /ulkus 
3. Serak /perubahan suara 
4. Kesulitan menelan 
5. Pendengaran gusi 
6. Caries gigi 

e.
NO LEHER YA TIDAK KETERANGAN
1. Kekakuan 
2. Nyeri 
3. Benjolan /massa 
4. Keterbatan gerak 
f.
NO SISTEM SARAF PUSAT YA TIDAK KETERANGAN
1. Sakit kepala 
2. Kejang 
3. Sinkope /serangan jatuh 
4. Paralisis 
5. Paresis 
6. Masalah koordinasi 
7. Tremor /spasme 
8. Parestesia 
9. Cedera kepala 
10. Masalah memori 
g.
NO SISTEM ENDOKRIN YA TIDAK KETERANGAN
1. Intoleransi panas 
2. Intoleransi dingin 
3. Goiter 
4. Pigmentasi kulit 
5. Perubahan rambut 
6. Poliphagia 
7. Polidipsi 
8. Poliuri 
h.
N SISTEM YA TIDA KETERANGAN
O CARDIOVASKULER K
1. Nyeri dada 
2. Palpitasi 
3. Sesak nafas 
4. Dispnoe d’effort 
5. Dispnoe noktural 
6. Orthopnoe 
7. Murmur 
8. Edema 
9. Varises 
10. Perestesia 
11. Perubahan warna kulit 

i.
N SISTEM YA TIDA KETERANGAN
O GASTROINTESTINAL K
1. Disphagia 
2. Nyeri ulu hati 
3. Mual /muntah 
4. Hematemesis 
5. Perubahan nafsu makan 
6. Intoleran makanan  
7. Ikterus 
8. Diare 
9. Konsultipasi 
10. Perdarahan rektum 
11. Haemoroid 
j.
NO SISTEM INTEGUMEN YA TIDAK KETERANGAN
1. Lesi /luka 
2. Pruitus 
3. Perubahan pigmentasi 
4. Perubahan tekstur 
5. Perubahan nevi 
6. Sering memar 
7. Perubahan rambut 
8. Perubahan kuku
9. Penonjolan tulang kalus
k.
NO SISTEM HEMOPOETIK YA TIDAK KETERANGAN
1. Perdarahan /memar abnormal 
2. Pembengkakan kelenjar limfe 
3. Anemia 
4. Riwayat transfusi darah 
l.
NO SISTEM PERKEMIHAN YA TIDAK KETERANGAN
1. Disuria 
2. Frekwensi 
3. Menetes 
4. Ragu – ragu 
5. Dorongan 
6. Hematoria 
7. Poliuria 
8. Oliguria 
9. Nokturia 
10. Inkotinensia 
11. Batu 
12. Infeksi 
m.
N SISTEM YA TIDAK KETERANGAN
O MUSKULOKELETAL
1. Nyeri persendian 
2. Kekakuan 
3. Pembengkakan sendi 
4. Deformitas 
5. Spasme
6. Kelemahan otot 
7. Masalah cara berjalan 
8. Nyeri pinggang 
9. Proteksi 

B. Pengkajian Fungsional Pada Lansia


1.      Katz Indeks
Termasuk /kategori manakah klien
a.       Mandiri dalam makan, kontinensia, menggunakan pakaian, pergi ke
toilet, berpindah tempat dan mandi.
b.      Mandiri semua kecuali salah satu dari fungsi di atas.
c.       Mandiri, kecuali mandi + satu fungsi yang lain.
d.      Mandiri, kecuali berpakaian, mandi dan satu fungsi lain.
e.       Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan satu fungsi yanglain.
f.       Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah tempat dan
satu fungsi yang lain.
g.      Ketergantungan untuk semua fungsi
Keterangan :
-  Mandiri : Berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif
dari orang lain
-  Ketergantungan artinya : Apabila klien menolak melakukan fungsi
tersebut /tidak mampu melakukan fungsi tersebut
2.      Barthel Indeks
Termasuk manakah klien ?
DENGAN
NO KRITERIA MANDIRI SKOR KETERANGAN
BANTUAN

1 Makan 5 10 10 Frekuensi 3x sehari

Jumlah 1porsi

Jenis Nasi, lauk,


sayur-
sayuran dan
buah

2 Minum 5 10 10 Frekuensi 6-7x/ hari

Jumlah Air putih

Jenis

3 Berpindah dari 10 15 10 Ny.D menggunakan


kursi roda ke tongkat sehari-harinya
tempat tidur, atau berpegangan dengan
sebaliknya dinding atau kursi. Saat
akan berdiri dari duduk
pasien biasanya
berpegangan dulu dengan
pinggiran kursi.

4 Personal toilet 0 5 5 Frekuensi Cuci muka


(cuci muka, saat mandi
menyisir setelah
rambut, gosok mandi
gigi) menyisir
rambut dan
gosok gigi
ketika
mandi.

5 Keluar masuk 5 10 10 Keluar masuk toilet


toilet berpegangan dengan
(mencuci dinding, memcuci pakaian
pakaian, dibantu oleh petugas panti.
menyeka
tubuh,
menyiram)

6 Mandi 5 15 15 Frekuensi 2x/hari


7 Jalan di 0 5 5 Ny.D bisa berjalan
permukaan dipermukaan datar.
datar

8 Naik turun 5 10 5 Ny.D dibantu dengan


tangga pegangan tangga ketika
naik turun tangga

9 Mengenakan 5 10 10 Dilakukan secara mandiri


pakaian

10 Control bowel 5 10 10 Frekuensi ± 5-6x


(BAB) seminggu

Lunak
Konsistensi

11 Kontrol 5 10 10 Frekuensi 4-5x/hari


bladder
(BAK) Warna Kuning
terang

12 Olahraga/latih 5 10 5 Frekuensi Jerang


an melakukan
olahraga

Jenis

13 Rekreasi/pema 5 10 10 Frekuensi Waktu


nfaatan waktu luangan
luang hanya di
abiskan
untuk
kumpul
sama
teman-
teman yang
ada di panti

Total skor adalah 115

Keterangan:
130 : Mandiri
65-125 : Ketergantungan sebagian
60 : Ketergantungan total
C. Pengkajian Status Mental Lansia
1.      SPMSQ (Short Portable Mental Status Questioner)
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual
NO PERTANYAAN BENAR SALAH KETERA
NGAN
1 Tanggal berapa hari ini ?
2 Hari apa sekarang ini ?
3 Apa nama tempat ini ? 
4 Dimana alamat anda ? 
5 Berapa umur anda ? 
6 Kapan anda lahir (Min tahun lahir) ? 
7 Siapa presiden Indonesia sekarang ? 
8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? 
9 Siapa nama ibu anda 
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap lakukan
pengurangan 3 dari setiap angka baru (20
– 3,17 – 3, 14 – 3,11 – 3)
Total score 10 0 Salah 0
(fungsi
intelektual
utuh)
Interprestasi hasil :
a.       Salah 0 – 3 Fungsi intelektual utuh
b.      Salah 4 – 5 Kerusakan intelektual ringan
c.       Salah 6 – 8 Kerusakan intelektual sedang
d.      Salah 9 – 10 Kerusakan intelektual berat

2.      MMSE (Mini Mental Status Exam)


Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental
ASPEK NILAI NILAI KRITERIA KET
KOGNITIF MAKSIMAL KLIEN
Orientasi 5 4 Menyebut dengan benar :
waktu  Tahun
 Musim
 Tanggal
Hari
 Bulan
Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada :
ruang  Negara Indonesia
Propinsi Bengkulu
 Kota Bengkulu
 Desa
 Rumah
Registrasi 3 3 Sebutkan nama objek yang telah
disebut oleh pemeriksa : (Contoh)
 Gelas
 Sendok
Piring
Perhatian 5 2 Minta klien meyebutkan angka 100 –
dan 15 sampai 5 kali :
kalkulasi  85
 70
 55
 40
25
Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi 3 obyek
kembali pada no. 2 (Pada registrasi diatas)
 Gelas
 Sendok
Piring
Bahasa 9 7 Tunjukan klien benda, tanyakan apa
namanya : (Contoh)
 Jam tangan
Pensil
Minta klien untuk mengulangi kata –
kata ”tidak ada, jika dan atau tetapi.
Bila benar, 1 point
Minta klien untuk mengikuti perintah
berikut terdiri dari 3 langkah :
Ambil kertas ditangan anda
Lipat dua
Taruh di lantai
Perintahkan klien dengna menutup mata
klien, untuk point seperti no. 1
Jam tangan /Pensil
Perintahkan pada klien :
Menulis 1 kalimat
Menyalin 1 gambar

Interpretasi nilai 

d. 24 – 30  Tidak ada gangguan kognitif


e. 18 – 23 Gangguan kognitif sedang
f. 0 – 17  Gangguan kognitif berat

DAFTAR PUSTAKA
Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Brunner & Sudarth. 2013. Keperawatan Medika-Bedah. Edisi 12. Jakarta : EGC.

Brunner & Suddarth, (2014). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2.
Jakarta EGC
Chabib,L., Hilda (2016). Tingkat Pengetahuan entang Penyakit Arthritis Rheumatoid
ditinjau Dari Karakteristik Lansia di Kota Makassar.
Danny P. Wallace (2007). Knowledge Management: Historical and Cross ‐Disciplinary
Themes. Westport, CT: Libraries Unlimited
Darmojo, B . (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan UsiaLanjut), Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2009. Pengaruh kompres serai hangat
RheumatoidArtritis.Propinsi Indonesia.

Diana, S. (2011). Arthritis Rheumatoid, dan Penyakit Sendi . Pukesmas Tamalanrea Jaya
Kota

Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk


Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, I
Made, dkk. Jakarta : EGC.

Effendi, F & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek
Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika.

Hembing, W. (2007). Atasi Asam Urat dan Rematik Alan Hembing . Jakarta :Puspa
Swara.

Indriana,Yeniar. (2012).Gerentologi dan Progeria.Pustaka Belajar:Yogyakarta

Isnainil. (2011). Pengaruh kompres hangat terhadap perubahan tikat nyeriProgram Studi
S1 Keperawatan STIKes Yarsi SUMBAR

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Profil KesehatanIndonesia


Kementerian Kesehatan RI. Jakarta .

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Profil Kesehatan Indonesia


Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Jakarta. Departemen Kesehatan


Indonesia.

Kristanto, T, 2012. SOP intensitas nyeri Arthritis Rheumatoid pada lansia

Kushariyadi, 2011, Asuhan Keperawatan Pada Klien lanjut Usia, Salemba Medika,
Jakarta.
Moorhead, S,. Johnson, M,. Maas, M,. Swanson, E. 2013. Nursing Outcomes
Classification (NOC) : Measurement of Health Outcomes, Fifth Edition,
ELSEVIER, United States of America.
Nugroho, Wahyudi, SKM. (2000), KeperawatanGerontik.Jakarta : EGC.
Potter, P. A, Perry, A. G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses,
dan Praktik. Vol. 2, Edisi 4, Renata Komalasari, dkk. Jakarta : EGC.

PPNI . 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta: DPP PPNI

PSTW.2019. Daftar Urutan Penyakit Terbanyak Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial
Tresna Werdha Pada Tahun, 2017, 2018 dan 2019. Bengkulu : PSTW.
Pusat Data dan Informasi Analisis Lansia. 2017. Jakarta : Departemen Kesehatan
Indonesia.

Smeltzer S.C., Bare B.G. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 1 edisi 8.
Jakarta :EGC.
Smeltzer, Suzanne S. C,. Bare ( 2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner
& Sudarth, Vol. 3, Edisi 8, Andry, dkk. Jakarta : EGC.
Suratun, Heryati, Manurung, S., Raenah. 2008. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Jakarta : EGC.

Smeltzer, S. C. 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Sudarth, Vol .
3, Edisi 8, Andry, dkk. Jakarta : EGC.

Wiyono. 2010. Pengaruh Kompres Serai Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Artritis Rheumatoid Pada Lanjut Usia. Jurnal.

Yuli, R. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Aplikasi NANDA, NIC dan
NOC, Jilid I. Jakarta

Yuliana S.2016. Asuhan Keperawatan Gerontik pada PM. Dengan Arthritis Rheumatoid
Di Unit Pelayanan Sosial Purbo Yuwono Brebes.

Anda mungkin juga menyukai