a. Latar Belakang
Triase adalah penilaian, pemilihan dan pengelompokan penderita yang mendapat
penanganan medis dan evakusasi pada kondisi kejadian masal atau kejadian bencana.
Penanganan medis yang diberikan berdasarkan prioritas sesuai dengan keadaan penderita.
Tujuan Triage adalah untuk memudahkan penolong untuk memberikan petolongan dalam
kondisi korban masalah atau bencan dan diharapkan banyak penderita yang memiliki
kesempatan untuk bertahan hidup.
Saat ini kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena
untuk mengembangkan kemampuan berpikir lainnya, seperti kemampuan untuk membuat
keputusan dan menyelesaian masalah. Banyak sekali fenomena dalam kehidupan sehari-hari
yang perlu dikritisi.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan,
pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama
menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak lama. Penelitian dan berbagai pendapat tentang
hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini.
C. Tujuan
Tujuan pada makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Triase.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan model-model triase bencana.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan berfikir kritis dan sistematis.
BAB II
PEMBAHASAN
c. Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dalam memberi asuhan keperawatan.
d. Berpikir kritis merupakan jaminan yang terbaik bagi perawat dalam menuju keberhasilan dalam
berbagai aktifitas
Berpikir kritis juga dapat dikatakan sebagai konsep dasar yang terdiri dari konsep
berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang
selain itu juga membahas tentang komponen berpikir kritis dalam keperawatan yang di dalamnya
dipelajari karakteristik, sikap dan standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan
keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam
pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu
untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua proses tersebut
tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar. Keterampilan kognitif yang digunakan
dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang,
oposisi, tantangan dan dukungan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada pikiran
rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominator umum untuk pengetahuan yang
menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.
Berpikir kritis merupakan suatu tehnik berpikir yang melatih kemampuan dalam
mengevaluasikan atau melakukan penilaian secara cermat tentang tepat tidaknya atau layak
tidaknya suatu gagasan. Berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir (kognitif) yang
mencakup penilaian analisa secara rasional tentang semua informasi, masukan, pendapat, dan ide
yang ada, kemudian merumuskan kesimpulan.
Meskipun The Six Rs sangat berguna namun tidak semuanya cocok dengan dalam
keperawatan. Kemudian Perkumpulan Keperawatan mencoba mengembangkan gambaran
berpikir dan mengklasifikasikan menjadi 5 model disebut T.H.I.N.K. yaitu: Total Recall, Habits,
Inquiry, New Ideas and Creativity, Knowing How You Think.
8) Memvalidasi kesimpulan utama dan alternative untuk mendapatkan informasi lebih banyak lagi.
3) Satu alasan mengapa hal ini sulit dilakukan adalah karena ada kosakata special dari akhir
analisis yang perlu menggambarkan BAGAIMANA berpikir.
e. Asumsi
Perspektif yang digunakan selanjutnya keterlibatan dan kesesuaian kriteria elemen terdiri
dari kejelasan, ketepatan, ketelitan dan keterkaitan.
g. Evaluasi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk
menentukan jenis perawatan gawat darurat serta transportasi. Tindakan ini merupakan proses
yang berkesinambungan sepanjang pengelolaan musibah massal. Proses triase inisial harus
dilakukan oleh petugas pertama yang tiba ditempat kejadian dan tindakan ini harus dinilai ulang
terus menerus karena status triase pasien dapat berubah. Saat ini tidak ada standard nasional baku
untuk triase. Metode triase yang dianjurkan bisa secara METTAG (Triage tagging system) atau
sistim triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid Transportation).
Prioritas tindakan dalam triase yaitu terdiri dari Prioritas Nol (Hitam), Prioritas Pertama
(Merah), Prioritas Kedua (Kuning), dan Prioritas Ketiga (Hijau). Konsep Triase antara lain :
a) Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa
b) Tujuan kedua adalah untuk memprioritaskan pasien menurut ke akutannya
c) Pengkatagorian mungkin ditentukan sewaktu-waktu
d) Jika ragu, pilih prioritas yang lebih tinggi untuk menghindari penurunan triage
Keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir pada level yang kompleks
dan menggunakan proses analisis dan evaluasi. Berpikir kritis mengandung aktivitas mental
dalam hal memecahkan masalah, menganalisis asumsi, memberi rasional, mengevaluasi,
melakukan penyelidikan, dan mengambil keputusan.
Berpikir sistematis artinya memikirkan segala sesuatu berdasarkan kerangka metode
tertentu, ada urutan dan proses pengambilan keputusan. Di sini diperlukan ketaatan dan
kedisiplinan terhadap proses dan metoda yang hendak dipakai. Metoda berpikir yang berbeda
akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda, namun semuanya dapat dipertanggungjawabkan
karena sesuai dengan proses yang diakui luas.
B. Saran
Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan sumber yang
kami peroleh. Sehingga isi dari makalah ini masih bersifat umum, oleh karena itu kami harapkan
agar pembaca bisa mecari sumber yang lain guna membandingkan dengan pembahasan yang
kami buat, guna mengoreksi bila terjadi kelasahan dalam pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA