Anda di halaman 1dari 70

Pra and Intra Hospital

Triage System
Apa yang akan anda lakukan?
Perlu diingat...
Kegawatdaruratan sehari – hari atau
bencana, basis utama penanganan :
1. Triage
2. Primary survey
3. Secondary survay
4. Stabilisasi
5. Transfer (on going team)
6. Definitive care (rumah sakit)
Kasus
Sebuah keluarga yang terdiri dari 2 orang lansia (Kakek dan
Nenek) Bersama 2 orang cucu. Cucu pertama seorang wanita
gadis berusia 24 thn dan Cucu kedua balita berusia 3 thn.
Mereka naik perahu lalu terjadi kecelakaan krn perahu bergoyang
kencang sehingga semua keluarga tercebur. Si kakek tampak
masih bisa mengambang namun sdh mulai kelelahan.
Jika kebetulan kita ada disana sebagai petugas dan sudah
menggunakan pengaman yang lengkap. Siapa yang akan ditolong
terlebih dahulu ?
A. Nenek
B. Cucu 1
C. Cucu 2
D. Biarkan saja
SEJARAH TRIAGE
• “Flying Ambulance”, di
Mesir
• Tujuan triage : the right
patient to the right
hospital by the right
ambulance at the right
time.
 Triage = triase • Do the most for the
 Trier (perancis) = to most
sort = tempat dilakukan
pemilahan; memilah
 Dominique Larrey
(dokter masa Napoleon
Bonaparte)

Pusponegoro, 2015
Hakikat Triage
 Sistem untuk  Triage dilakukan
memudahkan petugas berdasarkan :
mengenali korban. ➢ Airway, breathing,
 Suatu proses dinamis, circulation, disability dan
harus diulang – ulang exposure (mengancam
selama masih dalam nyawa); keakutannya
penanggulangan ➢ Berat cedera
cederanya. ➢ Jumlah pasien
 Dilakukan oleh triage
➢ Sarana kesehatan yang
officer terlatih. tersedia
 Triage tidak disertai ➢Harapan hidup
tindakan.

Jika ragu, tentukan skala/prioritas yang lebih tinggi


Dinamis : re triage
Siapa yang melakukan triage?
 Dokter atau perawat terlatih
 Orang pertama yang datang
 Jika datang petugas yang memiliki kompetensi
yang lebih baik, harus melakukan triage lanjutan
dan berulang
 Menentukan fasilitas terbaik untuk penanganan :
ruang emergency; lapangan.
Jenis Triage
 Triage Pra Hospital
1. SIT (single triase = triage pasien tunggal)
2. START (simple triage and rapid treatment)
3. SAVE (secondary assessment of victims
endpoint)

 Triage RS (Hospital Triage)


1. PACS
2. ESI
3. ATS
Triage Pra Hospital:
SIT (Single Triase)
 Triage tunggal pra-rs, intra-rs.
 Bukan korban massal.
 Kategori pasien :
▪ True emergency (A, B, C,
D, E); potential true
emergency dan false
emergency.
▪ Emergency/immediate :
AMI, perdarahan dalam
(P1), urgent : stroke, App
(P2) beberapa jam, non
urgent : luka, dislokasi,
fraktur (P3) walking wound;
Dead (P4).
SIT
Triage Pra Hospital:
START
 Korban dalam jumlah
banyak
 Prinsip mengatasi
pasien dengan
ancaman nyawa, jalan
nafas tersumbat,
perdarahan masif.
 Triage officer dapat
lebih dari 1 orang.
 Lama START < 60  Prioritas pada kelompok
detik/pasien. merah
 Dikelompokkan dalam 4
kategori :
Lalu bagaimana
Langkah –
langkahnya?
1. Memanggil korban
“Bapak dan Ibu yang
dapat mendengar suara
saya,
silahkan bergerak ke
lapangan sebelah kanan
saya, untuk
mendapatkan
pertolongan segera”

“Label :

H–I–J–A-U
2. Check respirasi
Bagi korban yang tidak bisa
berjalan

Jika tidak ada pernafasan


lakukan (manuver) /
manuver tak respon
(decease);

Jika RR > 30 x/menit


(merah/Immediate);

Jika < 30 x/menit lanjutkan


langkah ketiga
3. Check Perfusi
Pada korban RR < 30
x/menit);

Jika CRT > 2 detik


(merah/ Immediate);

Jika CRT < 2 detik


lanjutkan langkah ke-4
4. check status mental
Pada korban dengan CRT < 2 detik
Jika check status mental “can’t follow”...>
merah/ immediate ;
Jika check status mental “can follow”....> kuning/delay
Contoh kasus
Kasus 1 Kasus 2
 Pasien Laki – laki 38 tahun  Pasien laki - laki 28 tahun
 Kesadaran masih  Tidak sadarkan diri
komposmentis  Diketemukan pertama
 Mengerang kesakitan (VAS 5) nafas tidak ada
 Terdapat fraktur terbuka di  Kemudian dilakukan
kedua pahanya patensi airway, nafas
 Tidak dapat berjalan berespon 40 x/menit
 Pernafasannya cepat 28
x/menit
 Tekanan darah 100/60 mmHg
 Nadi 120 x/menit
Triage Pra Hospital:
SAVE
(secondary assessment of victims endpoint)
 Dilakukan pada korban bencana, jumlah korban luar
biasa, jauh melampaui kapasitas tersedianya SDM,
sarana serta jauh dari fasilitas rumah sakit.
 Kategori korban :
• Korban – korban yang akan meninggal dengan apapun
yang kita lakukan (Unsalvageable = kemungkinan
meninggal).
• Korban – korban yang akan hidup dengan apapun yang
kita lakukan (Immediate = kemungkinan hidup).
• Korban – korban yang akan mendapat keuntungan
dengan tindakan – tindakan yang dilakukan dengan
sarana yaang terbatas di lapangan (Delayed = dapat
ditunda pelayanannya).
HOSPITAL TRIAGE
 Tantangan yang dihadapi triage IGD → distribusi &
manajemen lalu lintas pasien overload (berlebih).
 Pasien overload → mengganggu pelayanan IGD.
→ menghabiskan sumber daya IGD → pelayanan
IGD tidak lagi efficient dan effective.
 U/ Mencegah & mengantisipasi → sistem triage
IGD.
 Jenis triage di RS yang umum dipakai :
1. PACS
2. ESI
3. START
PACS
 Patient Acuity Category Scale → pertama kali
diperkenalkan di Singapura oleh SGH.
 Terdiri dari 4 skala prioritas.
 PACS 1 → Pasien mengalami kolaps kardiovaskular /dalam
kondisi yang mengancam nyawa → tidak boleh delay, mis :
major trauma, STEMI, cardiac arrest, gagal nafas, ALO.
 PACS 2 → pasien sakit berat, tidur di brankar/bed, dan
distress berat tetapi keadaan hemodinamik stabil pada
pemeriksaan awal → stroke, closed fracture tulang panjang,
asthma attack.
 PACS 3 → Pasien sakit akut, moderate, mampu berjalan,
tidak beresiko kolaps → Vulnus, demam, cedera ringan –
sedang
 PACS 4 → Pasien non emergency. Dapat dirawat di poli →
acne, dyslipidemia.
ESI
 Diperkenalkan Amerika Serikat dan Kanada oleh
perhimpunan perawat emergensi & dokter
spesialis emergensi. ESI diadopsi secara luas di
Eropa, Australia, Asia, dan Indonesia.
 Memiliki 5 skala prioritas.
 Prioritas 1 – prioritas 5.
ESI
 Prioritas 1 (label biru) → Impending life/limb
threatening problem → Membutuhkan immediate life –
saving intervention (cito tindakan).
Parameter prioritas 1 → Semua gangguan signifikan
pada ABCD. Misal : Cardiac arrest, status epileptic,
hypoglycemic coma, dan lain – lain.

 Prioritas 2 (label merah) → Potential life, limb, or organ


threatening problem →Pertolongan pada pasien urgent
tidak dapat ditunda (should not wait). Parameter prioritas
2 adalah pasien – pasien hemodinamik atau ABCD stabil
dengan kesadaran turun tapi tidak koma (GCS 8 – 13),
distress berat, dan high risk. Contoh : asthma attack,
akut abdomen, electric injury.
ESI
 Prioritas 3 (label jingga) → Pasien – pasien yang
membutuhkan in – depth evaluation, pemeriksaan
klinis menyeluruh.
 Memerlukan “dua atau lebih” resources (sumber daya)
fasilitas perawatan IGD.
 Logikanya → Makin banyak sumber daya/ resources yg
dibutuhkan makin berat kegawatdaruratan → prioritas 3
– 5 berkaitan dengan kebutuhan resources.
 Contoh, sepsis memerlukan pemeriksaan laboratorium,
radiologis, dan ECG. Sepsis stabil mempunyai prioritas
lebih tinggi daripada typhoid fever tanpa komplikasi.
Akan tetapi, sepsis berat tergolong prioritas 2 (merah)
dan shock septic prioritas 1 (biru).
ESI
 Prioritas 4 (label kuning) → pasien – pasien yang
memerlukan satu macam sumber daya perawatan
IGD.
 Contoh : Pasien BPH memerlukan pemasangan kateter
urine, VL membutuhkan hecting sederhana, acute febrile
illness (AFI) memerlukan pemeriksaan laboratorium.
 Prioritas 5 (label putih) → Pasien – pasien yang tidak
memerlukan sumber daya. Hanya membutuhkan
pemeriksaan fisik dan anamnesis, tanpa pemeriksaan
penunjang. Pengobatan pasien umumnya per oral
atau rawat luka sederhana. Contoh : common cold,
acne, excoriasi.
Persamaan ESI & PACS
 Kedua sistem hospital triage tersebut (PACS &
ESI memiliki pijakan pemilihan pasien
berdasarkan temuan klinis pada first sight atau
initial assessment.
PERBEDAAN ESI & PACS
 Terletak pada dimensi parameter pemilahan.
 ESI membagi kegawatan dalam dua parameter
→ gangguan ABCD dan parameter sumberdaya.
 Gangguan yang sedang berlangsung (impending)
pada ABCD mendapat prioritas pertama,
 Gangguan ABCD tidak langsung (potential)
memperoleh prioritas kedua.
 Sumber daya diartikan makin banyak sumber daya
dibutuhkan dalam manajemen suatu penyakit maka
makin serius penyakit tersebut.
 PACS tidak mengikut sertakan parameter
sumberdaya → fokus pada parameter klinis pasien.
 Sistem PACS → Pasien Emergency dan Non
Emergency.
 Paramater emergency → ABCD, hemodinamik, distress,
mampu beraktivitas atau terbaring, dan resiko kolaps
 Non emergency tidak ditemukan urgensi pengobatan
dan dapat dirawat secara poliklinis.
ATS
Australia Triage Scale
 Berbasis layanan darurat di seluruh Australia dan
Selandia Baru.
 Semua pasien yang datang ke unit gawat darurat
harus di triase.
 Oleh tenaga terlatih dan perawat berpengalaman.
 Penilaian triase dan kode ATS dialokasikan harus
dicatat.
 Perawat triase harus memastikan penilaian ulang
terus menerus dari pasien yang menunggu, dan,
jika gambaran klinis perubahan, pengulangan triase
pasien disesuaikan.
Dokumen rincian penilaian triase
Mencakup sekurang-kurangnya rincian sebagai
berikut:
 Tanggal dan waktu penilaian
 Nama perawat triase
 Ketua penyelesai masalah
 Terbatasnya riwayat penyakit yang relevan
 Temuan penilaian yang relevan
 Kategori triase awal dialokasikan
 Setiap diagnostic, pertolongan pertama atau
pengobatan yang harus diberikan
Persyaratan lingkungan dan
peralatan
 Area triase harus mudah diakses dan tandanya jelas.
 Ukuran dan desain harus memungkinkan untuk
pemeriksaan pasien, privasi dan akses visual untuk
pintu masuk dan ruang tunggu, serta untuk keamanan
staf.
 Daerah harus dilengkapi dengan peralatan darurat,
fasilitas untuk kewaspadaan standar
 (Fasilitas cuci tangan, sarung tangan), langkah-
langkah keamanan (alarm tekanan atau akses siap
untuk keamanan bantuan).
 Perangkat komunikasi yang memadai (telepon dan /
atau interkom dll) dan fasilitas untuk triase merekam
informasi.
Australian Triage Scale (ATS)
KATAGORI WAKTU TUNGGU MAXIMAL INDIKATOR KINERJA
ATS

ATS 1 SEGERA 100%

ATS 2 10 MENIT 80%

ATS 3 30 MENIT 75%

ATS 4 60 MENIT 70%

ATS 5 120 MENIT 70%


Tujuan:
 Untuk memastikan bahwa pasien ditangani
berdasarkan kegawatan klinis mereka.
 Untuk memastikan pengobatan yang tepat dan
tepat waktu.
 Untuk mengalokasikan pasien untuk penilaian
yang paling sesuai dan daerah perawatan
 Untuk mengumpulkan informasi yang
memfasilitasi deskripsi departemen kasus
ATS 1
Penilaian dan pengobatan simultan
Segera
 Gagal jantung
 GangguanPernapasan
 Sumbatan jalan napas
 Frekuensi Pernapasan <10/min
 Distres pernapasan berat
 Tekanan darah <80 (dewasa) atau syok pada anak /
bayi
 Tidak responsif atau hanya respon nyeri (GCS <9)
 Berkelanjutan / kejang berkepanjangan
 IV overdosis dan tidak responsif atau hipoventilasi
 Gangguan perilaku berat dengan ancaman langsung
kekerasan berbahaya
ATS 2
Penilaian dan pengobatan dalam waktu 10 menit
 Risiko gangguan jalan napas - stridor parah atau mengeluarkan air liur
dengan distres
 Distres pernapasan berat
 Peredaran kompromi
 - Berkeringat atau belang-belang kulit, perfusi yang buruk
 - HR <50 atau> 150 (dewasa)
 - Hipotensi dengan efek hemodinamik
 - Kehilangan darah yang parah
 - Nyeri dada seperti gangguan jantung umumnya
 Nyeri hebat - menyebabkan
 BSL <2 mmol / l
 Mengantuk, respon penurunan penyebab (GCS <13)
 Hemiparesis akut / disfasia
 Demam dengan tanda-tanda kelesuan (semua usia)
 Asam atau splash alkali untuk mata - membutuhkan irigasi
 Trauma multi besar (yang membutuhkan respon cepat tim
terorganisir)
 Trauma lokal berat - patah tulang besar, amputasi
 Riwayat resiko tinggi
 Meminum obat penenang beracun yang signifikan atau
 Signifikan / berbahaya envenomation
 Nyeri berat pada kehamilan ektopik
 Perilaku / Psikiatri:
 - Kekerasan atau agresif
 - Ancaman langsung terhadap diri sendiri atau orang lain
 - Membutuhkan atau telah diperlukan menahan diri
 - Agitasi atau agresi berat
ATS 3
Penilaian dan memulai pengobatan dalam waktu
30’
 Hipertensi berat
 Kehilangan cukup banyak darah - apapun penyebabnya
 Sesak napas sedang
 Saturasi O2 90 - 95%
 BSL> 16 mmol / l
 Kejang (sekarang waspada)
 Demam pada pasien dengan imunosupresi misalnya pasien onkologi,
steroid Rx
 Muntah terus-menerus
 Dehidrasi
 Kepala cedera dengan LOC singkat-sekarang waspada
 Nyeri sedang sampai berat - apapun penyebabnya, yang membutuhkan
analgesik
 Nyeri dada non-jantung keparahan dan mungkin mob
 Nyeri perut tanpa efek berisiko tinggi - mod parah atau pasien usia> 65
tahun
 Cedera ekstremitas Moderat - deformitas, laserasi yang
parah, luka lecet.
 Limb - sensasi diubah, periode tak ada nadi
 Trauma – riwayat dengan penyakit berisiko tinggi tanpa
risiko tinggi lainnya
 Neonatus stabil
 Anak beresiko
 Perilaku / Psikiatri:
 - Sangat tertekan, risiko menyakiti diri
 - Psikotik akut atau disorder penuh
 - Situasional krisis, merugikan diri dengan sengaja
 - Gelisah / menarik diri / berpotensi agresif
ATS 4
Penilaian dan memulai pengobatan dalam waktu
60’
 Perdarahan ringan
 Aspirasi Benda asing, tidak ada gangguan pernapasan
 Cedera dada tanpa rasa sakit tulang rusuk atau gangguan pernapasan
 Kesulitan menelan, tidak ada gangguan pernapasan
 Cedera kepala ringan, tidak kehilangan kesadaran
 Nyeri sedang, beberapa faktor resiko
 Muntah atau diare tanpa dehidrasi
 Peradangan mata atau benda asing - penglihatan normal
 Trauma ekstremitas Minor - pergelangan kaki terkilir, patah tulang mungkin, laserasi
robek yang membutuhkan tindakan atau intervensi - tanda-tanda vital normal, nyeri
rendah / sedang
 Nyeri kepala, tanpa gangguan neurovaskular
 Bengkak "panas" pada sendi
 Nyeri perut non-spesifik
 Perilaku / Psikiatri:
 - Semi-mendesak masalah mental kesehatan
 - Berdasarkan pengamatan dan / atau tidak ada risiko segera untuk diri sendiri atau
orang lain
ATS 5 Penilaian dan mulai
pengobatan dalam waktu 120’
 Nyeri minimal dengan tidak ada fitur berisiko tinggi
 Riwayat penyakit dengan risiko rendah dan sekarang
asimtomatik
 Gejala kecil penyakit stabil yang ada
 Gejala kecil dengan kondisi yang tidak berbahaya
 Luka - lecet kecil, lecet ringan (tidak memerlukan jahitan)
 Dijadwalkan kembali meninjau misalnya luka, perban yang
kompleks
 Imunisasi
 Perilaku / Psikiatri:
 - Dikenal pasien dengan gejala kronis
 - Sosial krisis, baik pasien klinis
MODIFIKASI TRIAGE
 Triage tingkat kegawatan pasien berdasarkan
keluhan pasien, klinis, dan TTV.
 Terbagi kedalam 4 Prioritas
 Prioritas 1 (Label Merah/Red Zone).
 Prioritas 2 (Label Kuning/Yellow Zone).
 Prioritas 3 (Label hijau/ Green Zone).
 Prioritas 0 (Label hitam) → DOA dgn tanda2
kematian khas.
P1/RED ZONE
Pasien dgn kondisi mengancam nyawa, memerlukan
intervensi segera dan evaluasi.
Pasien dibawa ke Ruang Resusitasi.
Waktu tunggu nol.
Red Zone - Kasus berat
 Penurunan kesadaran apapun penyebabnya.
 Perdarahan berat.
 Respiratory distress.
 Syok tipe apapun.
 High velocity injury.
 Asfiksia, Cedera cervical spine, cedera pada maxilla.
 Trauma kepala dgn koma dan proses shock yg cepat.
 Multiple Fraktur.
 Luka bakar > 30 % / Extensive burn
 Crush injury.
 STEMI.
 Palpitasi karena gangguan irama jantung (SVT, AFRVR,
AV blok)
 Krisis hiperglicemia.
P2/YELLOW ZONE
 Pasien dgn penyakit yg akut sedang tanpa tanda syok.
 Mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan
kaki.
 Waktu tunggu 15 menit.
 Semi-Critical care.
Yellow Zone - Kasus sedang
 Perdarahan tanpa tanda2 syok.
 Kasus keganasan dengan low intake/ dehidrasi sedang tanpa tanda2
syok.
 Trauma thorax Non asfiksia.
 Fr. Tertutup pada tulang panjang.
 Luka bakar terbatas ( < 30 % dari TBW ).
 Asma Ringan – Sedang.
 PPOK ringan – sedang.
 Hiperglicemia non crisis.
 Stroke Infarct / TIA tanpa penurunan kesadaran.
 Ileus Obstructive.
 GE dengan dehidrasi sedang.
 Hiperpireksia.
 Vertigo sedang – berat (disertai mual dan muntah hebat).
 NSTEMI tanpa tanda2 syok.
P3/GREEN ZONE
 Pasien yg biasanya dapat berjalan dgn masalah medis
yang minimal
 Luka lama
 Kondisi yang timbul sudah lama
 Area Ambulatory / Ruang Non Kritis
 Waktu tunggu 30 menit
Green Zone - Kasus ringan
 Minor injuries
 Seluruh kasus - kasus ambulant / jalan
 Demam (Non hiperpireksia).
 GE tanpa/dengan dehidrasi ringan.
 Influenza.
 Cephalgia dengan skoring nyeri ≤ 6.
 ISPA.
 Psikosa akut.
 Hipertensi ringan.
 Sindrom hiperventilasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai