Anda di halaman 1dari 45

KONSEP DAN PRINSIP

KEGAWAT DARURATAN
Ns.Hj. Defia Roza,S.Kep,M.Biomed
Pengertian
Gawat suatu keadaan karena cedera
maupun bukan cedera yang mengancam
nyawa pasien.

Darurat  suatu keadaan cedera maupun


bukan cedera yang membutuhkan
pertolongan segera.
Gawat darurat  suatu keadaan cadera
maupun bukan cedera yang mengancam
nyawa seseorang dan memerlukan
pertolongan segera.

Kegawatan  suatu keadaan yang


menimpa seseorang yang dapat
menimbulkan proses mengancam jiwa,
dalam arti perlu pertolongan tepat, cermat
dan tepat, bila tidak maka seseorang
tersebut bisa mati atau menderita cacat
Keperawatan Gawat Darurat
Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing)
Merupakan pelayanan keperawatan yang komprehensif
diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit
yang mengancam kehidupan.

Keperawatan Bencana (Disaster Nursing) Merupakan


pelayanan keperawatan komprehensif yang diberikan
berupa tindakan darurat dan luar biasa pada keadaan
bencana untuk menolong dan menyelamatkan korban
baik manusia maupun lingkungannya
Prioritas dan Prinsip manajemen Darurat
Tujuan Utama penanganan Gawat darurat adalah
1. Mempertahankan kehidupan
2. Mencegah kerusakan sebelum tindakan/
perawatan selanjutnya
3. Menyembuhkan pasien pada kondisi yang berguna
bagi kehidupan

PRIORITAS : pada pasien yang mengancam kehidupan


dengan gangguan fungsi vital tubuh.
Prinsip Manajemen keadaan darurat
Pertahankan jalan nafas, ventilasi yang adekuat, dan
lakukan resusitasi bila perlu
Kontrol adanya perdarahan dan resikonya
Evaluasi dan pertahankan cardiac output
Cegah dan lakukan perawatan pada keadaan shock
Lakukan pengkajian fisik
Kaji apakah pasien mengerti terhadap instruksi
perawat.
Sambungan ……………………….
Evaluasi ukuran dan reaktifitas pupil dan respon
motorik.
Lakukan EKG jika perlu
Cek adanya fraktur, termasuk fraktur servikal pada
pasien trauma kepala.
Lakukan perawatan luka.
Cek apakah pasien mempunyai kondisi medis tertentu
ataupun alergi
Lakukan pengukuran tanda-tanda vital ,untuk
menentukan tindakan selanjutnya.
SPGDT
Definisi SPGDT
Suatu mekanisme pelayanan korban/ pasien gawat
darurat yang terintegrasi dan berbasis call center dengan
menggunakan kode akses telekomunikasi 119 dengan
melibatkan masyarakat
Tujuan SPGDT
Meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kegawatdaruratan; dan
Mempercepat waktu penanganan (respon time)
korban/pasien gawat darurat dan menurunkan angka
kematian serta kecacatan.
Penyelenggaraan SPGDT
 Sistem komunikasi gawat darurat;
 Sistem penanganan korban/pasien
gawat darurat; dan
 Sistem transportasi gawat darurat.
TRIAGE
Berasal dari kata Perancis : trier.
Artinya : Memprioritaskan/memilah.

Memprioritaskan pasien berdasarkan:


1. Tingkat kegawatan
2. Angka harapan hidup
3. Ketersediaan sumber daya
TRIAGE

Definisi:Pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat


ringannya trauma/penyakit serta kecepatan penanganan
/pemindahannya.

Macam-macam korban
1. Multiple patient(Korban masal)
Kejadian atau timbulnya kedaruratan yang mengakibatkan
lebih dari 1 korban yang harus dikelola oleh lebih dari satu
penolong .bukan akibat bencana.
2. Korban Bencana(Mass Casualty Disaster)
Kedaruratan yang memerlukan penerapan sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Sehari hari dan
Bencana.(SPGDT-S dan SPGDT-B)
SIT (SINGLE TRIASE = TRIAGE PASIEN TUNGGAL)

- Triage tunggal Pra-rs, Intra-rs.


- Bukan korban massal.
Kategori pasien :
1. True emergency (A, B, C, D,E); potential true emergency dan
false emergency.
2. Emergency/immediate :
a. AMI,perdarahan dalam (P1),
b. urgent: stroke, App (P2) beberapa jam,
c. non urgent : luka,dislokasi, fraktur (P3)
d. walking wound; Dead (P4)
Prioritas dalam KGD
1. Emergency/ Gawat Darurat
 Bila kondisi memerlukan penanganan medis
segera.Keterlambatan penanganan dapat
membahayakan klien, mengakibatkan terjadinya
kecacatan/mengancam kehidupan.

 Prioritas Utama : gangguan jln nafas dan pernafasan,


cardiac arrest, trauma spinal, chest pain dan akut
dispnea, luka terbuka pada dada dan abdomen, kejang,
perdarahan tidak terkontrol, trauma kepala berat,
keracunan, overdosis, shock, demam suhu > 40,5 derjat
C, komplikasi kehamilan ( hemorrhagic, indikasi
eklamsi)
2. Urgent/ penting
Kondisi yang memerlukan tindakan medis dalam
hitungan jam, ada kemungkinan berbahaya bila pasien
tidak mendapatkan yindakan medis.
 Prioritas kedua : chest pain krn infeksi sal.nafas
atas,luka bakar, multiple fraktur, penurunan tk.
Kesadaran, injury pinggang tanpa rusak tulang spinal,
mual dan muntah secara terus menerus, diare hebat,
nyeri hebat, demam suhu 39 – 40,5 derjat C
3. Non urgent
Kondisi dimana tidak membutuhkan pelayanan
emergency. Bukan kondisi kritis yang memerlukan
perawatan/pertolongan medis segera. Kelainan yang
bersifat non akut, minor, masalah waktu bukan faktor
yang menentukan
Prioritas terakhir: sakit pinggang kronik, sakit kepala
tk.sedang, fraktur minor, luka besar yg mengakibatkan
klien telah berada pada posisi kondisi sekarat, klien yg
telah meninggal saat tiba di RS.
SIT (SINGLE TRIASE = TRIAGE PASIEN
TUNGGAL
START (SIMPLE TRIAGE AND RAPID
TREATMENT)
Langkah Langkah :
1. Panggil korban dan minta ke arah aman (hijau)
2. Check pernafasan (yang tidak bisa berjalan) :
- tidak ada pernafasan (manuver)/manuver
- tak respon (decease); > 30 x/menit (merah);
- < 30 x/menit lanjutkan langkah ketiga .
3. Check sirkulasi (korban RR < 30 x/menit);
- > 2 second (merah);
- < 2 second lanjutkan check mental status.
4. Jika check status mental “can’t follow”...> merah;
“can follow”....> kuning/dela
PRINSIP SELEKSI KORBAN
Proses pilih dan pilah berdasarkan atas:
1. Ancaman jiwa yang dapat
mematikan dalam ukuran menit
2. Ancaman jiwa yang dapat
mematikan dalam ukuran jam
3. Ruda paksa ringan
4. sudah meninggal
PENGGOLONGAN
PASIEN
Pendekatan untuk
memprioritaskan tindakan

Prioritas Nol (Hitam)

 Mati atau jelas cedera fatal.


 Tidak mungkin diresusitasi.
Prioritas Pertama (Merah)
Cedera berat yang memerlukan tindakan dan
transport segera.

1. gagal nafas,
2. cedera torako-abdominal,
3. cedera kepala / maksilo-fasial berat,
4. shok atau perdarahan berat,
5. luka bakar berat.
Prioritas Kedua (Kuning)
Cedera yang dipastikan tidak akan
mengalami ancaman jiwa dalam
waktu dekat :

1. cedera abdomen tanpa shok,


2. cedera dada tanpa gangguan
respirasi,
3. fraktura mayor tanpa shok,
4. cedera kepala / tulang belakang
leher,
5. luka bakar ringan.
Prioritas Ketiga (Hijau)
Cedera minor yang tidak membutuhkan
stabilisasi segera :

1. cedera jaringan lunak,


2. fraktura dan dislokasi
ekstremitas,
3. cedera maksilo-fasial
tanpa gangguan jalan nafas,
4. gawat darurat psikologis.
PRIORITAS PERTOLONGAN

Untuk korban mana yang harus didahulukan:


I.Merah
II.Kuning
III.Hijau
IV.Hitam
SAVE
(Secondary Assessment Of Victims Endpoint)

Dilakukan pada korban bencana,


jumlah korban luar biasa, jauh melampaui kapasitas tersedianya SDM,
sarana serta jauh dari fasilitas rumah sakit.

Kategori korban :
1. Korban – korban yang akan meninggal dengan apapun yang kita lakukan
(Unsalvageable = kemungkinan meninggal).
2. Korban – korban yang akan hidup dengan apapun yang kita lakukan
(Immediate = kemungkinan hidup).
3. Korban – korban yang akan mendapat keuntungan dengan tindakan –
tindakan
yang dilakukan dengan sarana yaang terbatas di lapangan (Delayed = dapat
ditunda pelayanannya).
ATS
Australia Triage Scale
Berbasis layanan darurat di seluruh Australia dan
Selandia Baru.
 Semua pasien yang datang ke unit gawat darurat harus
di triase.
Oleh tenaga terlatih dan perawat berpengalaman.
Penilaian triase dan kode ATS dialokasikan harus
dicatat.
Perawat triase harus memastikan penilaian ulang terus
menerus dari pasien yang menunggu, dan, jika gambaran
klinis perubahan, pengulangan triase pasien disesuaikan
ATS 1
Penilaian dan pengobatan simultan Segera
( < 5 menit)
 Gagal jantung
 GangguanPernapasan
 Sumbatan jalan napas
 Frekuensi Pernapasan <10/min
 Distres pernapasan berat
 Tekanan darah <80 (dewasa) atau syok pada anak / bayi
 Tidak responsif atau hanya respon nyeri (GCS <9)
 Kejang berkelanjutan / kejang berkepanjangan
 IV overdosis dan tidak responsif atau hipoventilasi
 Gangguan perilaku berat dengan ancaman langsung
kekerasan berbahaya
ATS 2
Penilaian dan pengobatan dalam waktu 10 menit
Risiko gangguan jalan napas - stridor parah atau mengeluarkan air liur dengan
distres
 Distres pernapasan berat
 Peredaran kompromi
 Berkeringat atau belang-belang kulit, perfusi yang buruk
 HR <50 atau> 150 (dewasa)
 Hipotensi dengan efek hemodinamik
 Kehilangan darah yang parah
 Nyeri dada seperti gangguan jantung umumnya
 Nyeri hebat
 Mengantuk, respon penurunan penyebab (GCS <13)
 Hemiparesis akut / disfasia
 Demam dengan tanda-tanda kelesuan (semua usia)
 Asam atau splash alkali untuk mata - membutuhkan irigasi
Trauma multi besar (yang membutuhkan respon
cepat tim terorganisir)
 Trauma lokal berat - patah tulang besar, amputasi
 Riwayat resiko tinggi
 Meminum obat penenang beracun
 Nyeri berat pada kehamilan ektopik
 Perilaku / Psikiatri:
a. Kekerasan atau agresif
b. Ancaman langsung terhadap diri sendiri atau orang
lain
c. Membutuhkan atau telah diperlukan menahan diri
d. Agitasi atau agresi berat
ATS 3
Penilaian dan memulai pengobatan dalam waktu 30’
 Hipertensi berat
 Kehilangan cukup banyak darah - apapun penyebabnya
 Sesak napas sedang
 Saturasi O2 90 - 95%
 Kejang (sekarang waspada)
 Demam pada pasien dengan imunosupresi misalnya pasien onkologi, steroid
Rx
 Muntah terus-menerus
 Dehidrasi
 Nyeri sedang sampai berat - apapun penyebabnya, yang membutuhkan
analgesik
 Nyeri dada non-jantung keparahan dan mungkin mob
 Nyeri perut tanpa efek berisiko tinggi - mod parah atau pasien usia> 65 tahun
Cedera ekstremitas Moderat - deformitas,
laserasi yang parah, luka lecet.
Trauma – riwayat dengan penyakit berisiko tinggi
tanpa risiko tinggi lainnya
 Neonatus stabil
 Anak beresiko
 Perilaku / Psikiatri:
- Sangat tertekan, risiko menyakiti diri
- Psikotik akut atau disorder penuh
- Situasional krisis, merugikan diri dengan sengaja
- Gelisah / menarik diri / berpotensi agresif
ATS 4
Penilaian dan memulai pengobatan dalam waktu 60’
Perdarahan ringan
Aspirasi Benda asing, tidak ada gangguan pernapasan
 Cedera dada tanpa rasa sakit tulang rusuk atau gangguan pernapasan
 Kesulitan menelan, tidak ada gangguan pernapasan
 Cedera kepala ringan, tidak kehilangan kesadaran
 Nyeri sedang, beberapa faktor resiko
 Muntah atau diare tanpa dehidrasi
 Peradangan mata atau benda asing - penglihatan normal
 Trauma ekstremitas Minor - pergelangan kaki terkilir, patah tulang mungkin, laserasi robek yang
membutuhkan tindakan atau intervensi -
tanda-tanda vital normal, nyeri rendah / sedang
 Nyeri kepala, tanpa gangguan neurovaskular
 Bengkak "panas" pada sendi
 Nyeri perut non-spesifik
 Perilaku / Psikiatri:
 Semi-mendesak masalah mental kesehatan
 Berdasarkan pengamatan dan / atau tidak ada risiko segera untuk diri sendiri atau orang lain
ATS 5
Penilaian dan mulai pengobatan dalam waktu 120’
Nyeri minimal dengan tidak ada fitur berisiko tinggi
Riwayat penyakit dengan risiko rendah dan sekarang asimtomatik
Gejala kecil penyakit stabil yang ada
Gejala kecil dengan kondisi yang tidak berbahaya
Luka - lecet kecil, lecet ringan (tidak memerlukan jahitan)
Dijadwalkan kembali meninjau misalnya luka, perban yang
kompleks
Imunisasi
Perilaku / Psikiatri:
Dikenal pasien dengan gejala kronis
Sosial krisis, baik pasien klinis
DOKUMENTASI TRIASE
1.Tanggal dan jam pemeriksaan
2. Nama petugas triase
3. Diagnosis utama
4. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan
masalah saat ini
5. Alokasi berdasar kategori triase
6. Waktu dan alasan dilakukan re-triase ulang
7. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan

Anda mungkin juga menyukai