Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan manajemen di ruang PICU
JEMPIRING ini tepat pada waktunya
Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis telah banyak mendapat bantuan
berupa bimbingan, arahan, motivasi dan dukungan moril maupun material dari berbagai
pihak. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka melalui kesempatan ini penulis sampaikan
ucapan terima kasih yang mendalam kepada :
1. Bapak Drs. I Gede Sudarmanto, B.Sc.M.Kes, selaku Direktur poltekkes Depkes
Denpasar yang memberikan kesempatan mengikuti pendidikan program D IV Gawat
Darurat di Poltekkes Depkes Denpasar Jurusan Keperawatan.
2.
3. Ibu I.G.A Harini, SKM, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan selama penyusunan laporan ini.
4. Ibu Ni Ketut Kumarawati, S.Kep. selaku pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan adalah pelayanan asuhan keperawatan yang
holistik yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan dengan
penerapan proses keperawatan. rumah sakit sebagai mata rantai pelayanan
kesehatan mempunyai fungsi utama penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan
yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyaktit. Agar dapat menjalankan fungsi tersebut, rumah sakit perlu
didukung oleh organisasi yang mantap dan manajemen baik dengan berorientasi
pada mutu pelayanan bagi masyarakat.
Dewasa ini di dunia pendidikan kesehatan dituntut tersedianya sumber
daya manusia yang mampu bekerja secara potensial dalam segala bidang termasuk
upaya pelayanan kesehatan. Dalam hal ini seorang tenaga keperawatan wajib
memiliki kemampuan untuk menerapkan standar asuhan keperawatan yang
bersifat altruistik dan humanistik dalam tatanan yang bersifat holistik. Tenaga
keperawatan sebagai bahan integral dari tenaga kesehatan mempunyai peran yang
sangat
penting
dalam
menentukan
keberhasilan
pelaksanaan
program
pembangunan kesehatan untuk mencapai visi dan misi Indonesia sehat. Guna
mewujudkan dan meningkatkan tenaga perawat yang berkompeten baik dari segi
kualitas maupun kuantitas, diperlukan pengolahan pendidikan keperawatan yang
professional. Sebagai institusi pendidikan politeknik kesehatan Depkes Denpasar
jurusan D4 Gawat Darurat mempersiapkan peserta didiknya dalam menyambut
persaingan tersebut baik dalam hal pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang
berwawasan internasional.
Untuk merealisasikan hal tersebut Politeknik kesehatan Depkes program
D4 Gawat Darurat memberikan kesempatan bagi mahasiswa kegawat daruratan.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan pada pasien kegawat daruratan yang
sering terjadi masyarakat, maka sudah tentu dituntut pelayanan yang lebih cepat
dan tepat. Sehingga tenaga pelayanan kesehatan sudah tentu meningkatkan
kompetensi dalam memberikan pelayanan yang sifatnya emergency.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui manajemen keperawatan profesional di Ruang PICU
Jempiring.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi penerapan manajemen pengembangan professional
keperawatan dan aspek fungsi manajemen di ruang PICU Jempiring.
b. Mengidentifikasi proses kepemimpinan, struktur dan pengembangan
manajemen pelaksanaan pelayanan pasien di ruang PICU Jempiring.
c. Mengidentifikasi manajemen motivasi, pengelolaan pasien dan proses
evaluasi perkembangan pasien.
d. Mengidentifikasi kunjungan / pasien yang dirawat, penanganan pasien
dan sumber daya manusia.
C. Manfaat
1. Manfaat Umum
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan profesional di Ruang
PICU Jempiring di harapkan mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan
dan ketrampilan
daruratan.
2. Manfaat Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen kurang lebih 1 minggu diharapkan
mahasiswa dapat :
a. Memiliki kemampuan dalam penerapan manajemen profesional gawat
darurat.
b. Mampu membuat laporan hasil praktek yang meliputi :
1) Gambaran umum model penerapan manajemen gawat darurat,
proses
kepemimpinan,
struktur,
pengembangan
manajemen
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Lokasi Tempat Praktek Manajemen
Denah Ruang Jempiring
Spool hock
km
Gudang
km
Kls.I
km km
km
Km.3
TAMAN
KLs III
Kls III
Km.2
Km.1
PICU
Rg.Resi
den
IKA
KM.
Residen
counter
Perawat
kamar
pegawai
gdg.
invent.
Rg.Dokter
Rg.
alat
Rg.
Dokter
KM
Kamar Tindakan
Ruang PICU Jempiring adalah Ruang pelayanan intensif anak yang masih
tergabung dengan Ruang pelayanan anak biasa, dan merupakan salah satu andalan
ruang anak Jempiring. Ruangan PICU memiliki kapasitas 6 bed dan dilengkapi
alat-alat seperti CPAP,Ventilator,EKG monitor,suction, Nebulizer,dll.
Adapun visi dari PICU Jempiring selaras dengan visi RSUP Sanglah
Denpasar adalah Menjadi Rumah Sakit Unggulan Dalam Bidang Pelayanan,
Pendidikan, dan Penelitian Tingkat Nasional dan Internasional. Sedangkan misi
dari RSUP Sanglah Denpasar adalah Meningkatkan Derajat Kesehatan yang
Optimal Melalui :
1) Pelayanan Kesehatan yang Prima
2) Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
3) Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kedokteran Klinis dan Keperawtan
melaksanakan
kepemimpinannya
akan
selalu
memusatkan
perhatiannya pada pencapaian tujuan organisasi di satu pihak dan pada sisi
lainnya dia juga harus memberikan perhatian pada kondisi humanism
mereka yang di pimpin sebagai bawahannya.
Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang lain untuk ikut serta
dalam mencapai tujuan bersama (Harold Koontz dan Cyrill Odonell
dalam Tohardi, 2002:294).
Memperhatikan definisi dan pandangan tentang kepemimpinan tersebut di
atas, maka dapat dipahami konsep yang terkandung dalam kepemimpinan antara
lain meliputi :
a. Kepemimpinan mengandung arti usaha untuk mempengaruhi perilaku
orang lain, agar orang lain tersebut mau berperilaku mengikuti kehendak
orang yang mempengaruhi.
b. Dalam kepemimpinan tampak adanya interaksi antara orang yang disebut
pemimpin dan orang yang disebut pengikut. Di sini tampak adanya
hubungan antara atasan (pemimpin) dengan bawahan (pengikut).
Demikian pula tampak adanya kekuasaan yang dimiliki oleh atasan
(pemimpin) untuk mempengaruhi bawahannya (pengikut).
c. Dalam aktivitas kepemimpinan, terkandung makna bahwa aktivitas
mempengaruhi, dapat dilakukan oleh pemimpin formal, jika aktivitas
tersebut dibatasi oleh tata aturan birokrasi. Dapat pula terjadi aktivitas
mempengaruhi tersebut dilakukan oleh pemimpin informal, jika tidak
apa
yang
disebut
kepemimpinan
dalam
organisasi
dan
4. C. Sistem Kode
Sistem kode mengacu kepada kode warna yang dibuat oleh system medis
gawat darurat untuk mengenali kategon pasien tnage. Tidak semua negara
menggunakan kode yang sama Sebagai contoh misalnya, di dalam literature pada
umumnya disebutkan bahwa wama hitam melambangkan kematian atau kategon
yang tidak dapat diselamatkan, sementara negara-negara Islam memakai wama
putih untuk kematian dan kategori meninggal.
Tanpa melihat system wama yang dipakai, factor yang paling pentmg
adalah wama label yang dipakai di dalam triage diatur dan disetujui untuk dipakai
oleh semua anggota tim atau organisasi bencana medis. Tujuannya adalah untuk
menggunakan system yang kode warnanya tampk mudah untuk mengidentifikasi
pasien dengan melihat tingkat keparahan dan/atau sifat lukanya.
Label tersebut dapat ditaruh dimana saja pada tubuh, tetapi lebih tepat
dipasang pada pergelangan kanan bagi korban yang bisa berjalan atau pergelangan
kaki kanan pada kasus pasien yang tidak bisa berjalan untuk memudahkan
identifikasi dan memudahkan arus pasien ke daerah perawatan yang tepat di pusat
perawatan difinitif.
D. Model pengkajian Primary survey dan Secondari survey
I.
Pengkajian
A. Primary Survey
1. (A)irway
Look, Listen and Feel
Bebas : Sadar, bicara jelas tanpa suara tambahan
Tak sadar : Buka
mulut
Gurgling/kumur-kumur
Snoring
Hoarseness (serak)
2. (B)reathing
Look, Listen and Feel
Normal : Nafas spontan
-
Dewasa : 12 20 x/mnt
Anak : 20 - 30 x/mnt
Bayi : 30 60 x/mnt
c. Retraksi abnormal :
-
Retraksi intercostalis
Retraksi abdominal
3. (C)irculation.
dengan manifestasi :
d. Gangguan perfusi :
-
4. (D)isability.
Gangguan intracranial atau systemic.
Tanda dan gejala gangguan disability :
a. Gangguan tingkat kesadaran ( LOC : penurunan Level Of
Consciousness).
A : Allert : sadar terorientasi baik
V : Verbal : dengan rangsangan suara
P : Pain : dengan rangsangan nyeri
U : Unresponsive : tak ada respon
b. Pupil (PERL) : Pupil Equal reaction to Light.
c. Glasgow Coma Scale
Buka mata : eye open
4 : spontan, terorientasi baik
3 : dengan perintah
2 : dengan rangsang nyeri
1 : tak ada respon
Verbal respon
5 : bicara baik terorientasi
4 : bicara ngacau
3 : kata-kata tanpa kalimat yang jelas
2 : hanya suara merintih
1 : tak ada suara
Motorik respon
cegah hipotermi
Selimut
Sinar pemanas/penghangat
Cardiac monitor
Gastric tube
Adanya deformitas
Tanda-tanda crepitasi
b. Leher :
-
Collar brace
Posisi trachea/deviasi
c. Thorax :
-
Menggunakan
aksesori
otot
pernafasan
pergerakan
paradoksal)
-
Tanda-tanda crepitasi
d. Abdomen :
-
Bising usus
f. Extremitas
-
Deformitas, crepitasi
Luka
Nadi
Suhu kulit
Sensasi
Log roll
Analisa
Manajemen pelaksanan pelayanan Ruang PICU Jempiring Sanglah denpasar
adalah dengan labeling seperti merah, kuning, hijau, hitam dan menggunakan
beberapa
prinsip
clalarn
memotivasi
kerja
pegawai
Prinsip partisipatif
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai periu diberikan kesempatan
ikut berparnsipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh
peemmpin.
2.
Prinsip komunikasi
Pemimpin mengomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan usaha pencapaian tugas. Informasi yang jelas akan membuat
pegawai lebih mudah dimotivasi kerjanya.
3.
4.
Analisa
Didalam membentuk dan meningkatkan minat kerja dalam tim pelayanan
di Ruang PICU Jempiring maka motivasi yang paling utama adalah motivasi
pemimpin yang memberikan contoh baik didepan bawahannya.
Salah satu contoh lain didalam memberikan motivasi tim pelayanan di Ruang
PICU Jempiring adalah :
1. Memberikan reward untuk direkomendasikan, lebih dahulu untuk
mengikuti pelatihan dan pendidikan guna meningkatkan SDM
2. Funishedment merupakan motivasi yang efektif secara tidak langsung
untuk mengubah prilaku yang buruk
3. Mengajak dan menawarkan bawahan didalam memberikan ide dan
argumen didalam membangun dan meningkatkan kualitas pelayanan dan
kwalitas kerja
4. Menghargai setiap pendapat bawahan.
Manajemen Pelayanan
1) Pasien
Kajian Teori
RSUP Sanglah Denpasar adalah rumah sakit tipe A dan merupakan rumah
sakit pendidikan dan rujukan untuk provinsi NTB, NTT, Bali yang saat ini
berstatus rumah sakit umum milik Departemen Kesehatan RI.
Pasien adalah seseorang yang datang ke instansi kesehatan yang
membutuhkan
pelayanan
medis/
keperawatan
yang
terganggu
kondisi
jumlah
tenaga
keperawatan
adalah
proses
membuat
perencanaan untuk menentukan berapa banyak dengan criteria tenaga yang seperti
apa pada suatu ruangan tiap shifnya. Untuk keperluan itu beberapa ahli telah
mengembangkan beberapa formula. Formula tersebut juga dapat digunakan untuk
menilai dan membandingkan apakah tenaga yang ada saat itu cukup, kurang, atau
berlebihan. Formula tersebut antara lain :
1)
Menurut Lokakarya
: 5 jam x l2
= 60 jam
= 62 jam
: 1 jam x 5 = 5 jam +
127 jam
: 34 minggu
Menurut DepKes RI
Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan menurut DepKes RI
perawatan
setiap
shift
jaga.
Jumlah
tenaga
: 5 jam x 12
=60 jam
Partial Care
: 2 jam x 31
= 62 jam
Self Care
: 1 jam x 5
=5 jam +
127
= 25 orang
Disamping itu, perlu juga direncanakan rotasi dan mutasi SDM untuk
menyesuaikan beban dan tuntutan pelayanan di masa depan, sehingga
penyesuaian keahlian yang dibutuhkan dilakukan melalui pelatihan secara terus
menerus dan berkesinambungan.
Kajian Data
Kualifikasi tenaga keperawatan berdasarkan tingkat pendidikan dan
pelatihan yang diikuti terdapat pada tabel berikut:
Tabel
Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan Di Ruang IRD Triage
RSUP Sanglah Denpasar
No.
Jenis Pendidikan
Jumlah
1.
SI Keperawatan
8,3 %
2.
D4 Keperawatan
0%
3.
D3 Keperawatan
11
91,7 %
4.
SPK
0%
12
100%
Jumlah
Analisa
Dari tabel diatas dapat disimpulkan jumlah tenaga keperawatan di ruang
PICU Jempiring RSUP Sanglah 8,3% berpendidikan SI Keperawatan, 0%
berpendidikan D4 Keperawatan, 91,7% berpendidikan D3 Keperawatan, dan 0%
berpendidikan SPK,6 orang sudah pelatihan PICU, 2 orang sedang dalam
pelatihan. Berarti ketenagaan perawat di triage perlu ditingkatkan pendidikannya
terutama dalam hal skill mengenai penanganan pasien kategori masuk PICU.
Maka perlu dilakukan pelatihan-pelatihan yang berkesinambungan dan disini
peran perawat gawat darurat ( D4 ) sangat diperlukan.
Tabel
Kualifikasi pendidikan Non Keperawatan Di Ruang IRD Triage RSUP
Sanglah Denpasar
No
Jenis Pendidikan
Jumlah
1.
2.
3.
Jumlah
Analisa
Tenaga SI berjumlah
orang dan
4) Dana-dana yang didapat oleh rumah sakit dari sector pelayanan Pengelolaan
keuangan di ruang triage bedah dan medic di atur sepenuhnya secara sentral
olch bidang keuangan RSUP Sangiah Denpasar di bawah direktur RS
Analisa
Sumber dana dan pengaturan keuangan telah sesuai dengan prosedur yang
berlaku di PICU Jempiring dan siap mengantisipasi bila ada kebutuhan ruangan
yang mendadak yang harus segera dipenuhi untuk kelancaran pelayanan kepada
pasien.
C. Material
Kajian Teori
Di dalam manajemen keperawatan sangat diperlukan adanya pengelolaan
peralatan sebagai factor pendukung atau penunjang terlaksananya pelayanan
keperawatan. Peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan merupakan
semua bentuk alat kesehatan atau peralatan lain yang dipergunakan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan dan kebidanan untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan sehingga diperoleh tujuan pelayanan yang efisien dan efektif.
Analisa data
2) Tujuan Khusus
a) Adanya standar perencanaan pelayanan keperawatan
b) Adanya standar pengorganisasian pelayanan keperawatan
c) Adanya standar pengaturan tenaga keperawatan
d) Adanyastandar pengarahan pelayanan keperawatan
e) Adanya standar evaluasi pelayanan keparawatan
f) Adanya standar pengendalian mutu pelayanan keperawatan.
Dasar Hukum Standar profesi keperawatan adalah :
1) PP No.32/1996 tentang kesehatan.
2) UU No.8/1999 tentang perlindungan tenaga kesehatan.
3) UU kesehatan No.23/1992 pasal 53.
Analisa
Pelayanan keperawatan di Ruang PICU Jempiring Rumah Sakit Sanglah sudah
sesuai dengan protap yang ada.
e. Managemen
1) Planing atau perencanaan
Kajian Teori
Ruang perawatan merupakan unit terkecil dalam kegiatan pelayanan
rumah sakit. Perencanaan yang disusun mengacu kepada kerangka utama rencana
strategi rumah sakit dengan mempertimbangkan kekuatan-kekuatan, kelemahan,
peluang yang nyata dan ancaman eksternal yang harus diantisipasi. Kerangka
perencanaan yang matang sangat membantu dalam upaya melakukan perbaikan /
improvisasi apabila dalam perjalanan kegiatan usaha keluaran yang tidak
diharapkan. Perencanaan meliputi :
a) Jangka panjang (target waktu dalam minggu/bulan)
b) Jangka menengah (periode dalam satu tahun)
c) Jangka panjang (untuk tahun mendatang)
Berdasarkan standar tenaga keperawatan di rumah sakit tahun 2002 tugas kepala
ruangan dalam perencanaan meliputi:
a) Menyusun rencana kerja kegiatan.
dan kerja.
1.2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan PP
1.3 Membagi pasien kepada grup MPM sesuai dengan kemampuan dan beban
kerja.
1.4 Menfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas PP dan PA
1.5 Melakukan supervisi dan memberikan motivasi seluruh staf keperawatan
untuk mencapai kinerja optimal.
1.6 Melakukan upaya pcningkatan mutu Askep dengan melaksanakan evaluasi
melalui angket setiap pasien akan pulang.
1.7 Mendelegasikan tugas kepada PPJRpada S/M/HL.
1.8 Berperan sebagi konsultan dari PP
1.9 Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan Askep di ruangan.
1.10
individu staf.
1.12
pasien.
1.14
1.15
1.16
l) Mensosialisasi peraturan / kebijakan pimpinan dan mengkaji masukanmasukan dalam meningkatkan mutu asuhan / pelayanan keperawatan.
Kajian Data
Manajemen keperawatan yang digunakan di ruang PICU Jempiring RSUP
Sanglah Denpasar adalah dengan menerapkan metode penugasan primer
modiftkasi (Tim dan Primer), dimana di PICU Jempiring RSUP Sanglah
sekelompok pasien dirawat oleh sekelompok perawat selama dirawat di Rumah
sakit, terdiri dari perawat primer (PP) dan perawat asosiate (PA).
D. Kunjungan pasien
Ruang PICU dan Jempiring mempunyai BOR rata-rata 94 orang
Analisa data
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penanganan pasien di Ruang PICU Jempiring menggunakan system pelabelan
yang terdiri dari label merah, kuning, hijau, dan putih. Fungsi manajemen
tediri man, money, method, manage, material.
2. Metoda
kepemimpinan
di
Ruang
PICU
Jempiring
memakai
tipe
DAFTAR PUSTAKA
Haroll kont and crill o,donel ( 1992 ), dalam tohardi . EGC Jakarta
Long C, Barbara. 1996. Perawatan medical bedah, jilid 2. bandung : Yayasan
Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran
Nettina, M. S. 2001. Pedoman Praktek Keperawatan Edisi 3. Jakarta. EGC