“Asuhan Keperawatan”
Disusun oleh :
KELOMPOK 2
2.A
(DIII Keperawatan Padang)
Dosen Pembimbing :
Ns. Netti,S.Kep.M.Pd
- Keluhan Saat Ini (Waktu Pengkajian) : pada saat melakukan pengkajian pada
tanggal 22 februari 2022 jam 10.00 pasien tampak lebam diwajah sebelah
kiri sampai ke pelipis kiri, disekitar mata kiri bewarna kebiruan, pasien
tampak gelisah dan sering mengerang. Dibagian belakang kepala, teraba
ada bengkak dan lembek. Tangan dan kaki kanan bergerak aktif daripada
tangan dan kaki kiri. Ada luka robek ditibia kanan dengan ukuran 8 x 1,5 x
1,8 cm, darah masih mengalir.
5. Kebutuhan Dasar
a. Makan
Sehat : makan 3x sehari dengan porsi penuh,pasein suka semua jenis
makanan. Pasien labih suka makanan yang berlemak
Sakit : pasien tidak nafsu makan, makan 3 kali sehari hanya habis
setengah porsi. Saat sakit pasien hanya memakan makanan yang
disediakan di rumah sakit
b. Minum
Sehat : minum 5-8 gelas perhari. Pasien juga sering minum kopi ataupun
teh manis
Sakit : minum 2-4 gelas/hari. Pasien hanya minum susu dan air putih
c. Tidur
Sehat : pasien tidur dengan nyenyak saat sehabis pulang bekerja,biasanya
dapat tidur 7-8 jam/hari
d. Mandi
Sehat : mandi 2 kali sehari pagi dan sore secara mandiri.
Sakit : mandi hanya satu kali sehari saat pagi hari dan dibantu oleh
keluarga dan perawat
e. Eliminasi
Sehat : BAB normal , warna coklat, karakteristik padat dan 1x dalam
sehari. BAK warna kuning bening.
Sakit : BAB normal, dan pasien terpasang kateter.
f. Aktifitas pasien
Sehat : pasien dapat beraktifitas dengan normal tanpa bantuan orang lain.
6. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan Umum : lemah
- GCS : 12
- Kesadaran : Delirium
- Tinggi / Berat Badan : 170 cm / 60 kg
- Tekanan Darah : 135/90 mmHg
- Suhu : 38,2 0C
- Nadi : 110 X / Menit
- Pernafasan : 24 X / Menit
- kepala : teraba bengkak dan lembek
- Rambut : pendek,hitam,bersih
- Telinga : simetris kiri dan kanan, bersih
- Mata :disekitar mata kiri berwarna kebiruan dan bengkak,
konjungtiva tidak anemis, sclera ikterik (-)
- Hidung : simetris kiri kanan, tidak ada sekret
- Mulut : mukosa bibir kering, bibir pucat
- Leher : tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid
7. Data Psikologis
Status emosional : emosional pasien cukup terkontrol
Kecemasan : pasien tampak cemas akan keadaannya
Pola koping : pasien merasa terganggu dengan penyakitnya
Gaya komunikasi : pasien mengalami penurunan kesadaran dan bicara
tidak jelas
Konsep Diri : pasien mengikuti semua pengobatan agar cepat sembuh
8. Data Ekonomi Sosial : pasien bekerja sebagai pegawai swasta dan dapat
memenuhi kebutuhan keluarganya, dan istrinya bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Pasien dan keluarga termasuk kedalam golongan menengah keatas.
Perencanaan
Diagnosa
No
Keperawatan Tujuan Intervensi
( SIKI ) ( SDKI )
1. Resiko perfusi cerebral Setelah dilakukan tindakan Manajemen peningkatan
tidak efektif keperawatan selama ...x24 jam, intracranial
maka perfusi serebral meingkat Tindakan
dengan kriteria hasil Observasi
1. Tingkat kesadaran 1. Identifikasi penyebab
meningkat peningkatan TIK (mis. lesi,
2. Gelisah menurun gangguan metabolisme, edema
3. Nilai tekanan darah rata rata
serebral)
membaik
4. Tekanan darah systole Terapeutik
embaik 1. Monitor tanda/gejala
Tekanan darah diastole membaik
peningkatan TIK (mis.
Ktekanan darah meningkat,
tekanan nadi melebar,
bradikardia, pola napas
ireguler, kesadaran
menurunMonitor MAP (Mean
Arterial Pressure)
2. Monitor CVP (Central Venous
Pressure). jika perlu
3. Monitor PAWP, jika perlu
4. Monitor PAP. jika perlu
5. Monitor ICP (Intra Cranial
Pressure), jika tersedia
6. Monitor CPP (Cerebral
Perfusion Pressure)
7. Monitor gelombang ICP
8. Monitor status pernapasan
9. Monitor intake dan ouput
cairan
10. Monitor cairan serebro-spinalis
(mis. warna, konsistensi)
11. Minimalkan stimulus dengan
menyediakan lingkungan yang
tenang
12. Berikan posisi semi Fowler.
13. Hindari manuver Valsave
14. Cegah terjadinya kejang
15. Hindari penggunaan PEEP
16. Hindari pemberian cairan IV
hipotonik
17. Atur ventilator agar Paco,
optimal
18. Pertahankan suhu tubuh
normal
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian sedasi
dan anti konvulsan, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian diuretik
osmosis, jika perlu
3. Kolaborasi pemberian pelunak
tinja, jika perlu
Referensi
2. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
pencidera fisik keperawatan selama ...x24 jam, Tindakan
maka diharapkan tingkat nyeri Observasi
berkurang dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi lokasi,
1. Meringis menurun karakteristik, durasi, frekuensi,
2. Gelisah menurun kualitas, intensitas nyeri
3. Kesulitan tidur menurun
2. IdentifikasI SKala nyeri
4. Frekuensi nadi menurun
5. Ketegangan oto menurun 3. Identifikasi respons nyeri non
6. Kekampuan menuntaskan verbal
aktifitas meningkat 4. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan
keyaninan tentang nyeri
6. ldentfikasi peng aruh budaya
terhadap respon nyeri
7. ldentifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
9. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
1. Berikan teknik
nonfamnakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan menggunakan
pelembab (mis. lotion, serum)
2. Anjurkan minum air yang
cukup
3. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
5. Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem
6. Anjurkan menggunakan tabir
surya SPF minimal 30 saat
berada di luar rumah
7. Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
Gangguan integritas
kulit b.d factor
mekanis
(gesekan/kecelakaan)
cccc
SOP PERAWATAN LUKA
1 DEFINISI
Tindakan untuk merawat luka dan melakukan pembalut dengan tujuan mencegah infeksi
silang (masuk melalui luka) dan mempercepat proses penyembuhan luka (Delmafildasari,
2013).
2 TUJUAN
Untuk membersihkan luka
Mencegah masuknya kuman dan kotoran kedalam luka
Memberikan pengobatan pada luka
Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien
Mengevaluasi tingkat kesembuhan luka
3 INDIKASI
. 1. Luka bersih
a. Luka bersih tidak terkontaminasi dan luka steril
b. Balutan kotor dan basah akibat eksternal ada rembesan atau eksudat
c. Ingin mengkaji keadaan luka
d. Mempercepat debrademen jaringan nekrotik
2. Luka kotor
a. Pasien yang luka dekubitus
b. Pasien yang luka gangrene
c. Pasien dengan luka venous
(Veryromanisti, 2011)
4 KONTRA INDIKASI
. 1. Luka bersih
a. Pada luka dengan ditandai adanya pus, necrose dan serum
b. Balutan tidak kotor dan tidak ada rembesan atau eksudat
2. Luka kotor
a. Pasien yang tidak mengalami dekubitus
b. Pada pasien yang mobilisasi
5 PROSEDUR
.
5.1 Fase Pre Interaksi
5.5 Dokumentasi
5.5.1 Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.
5.5.2 Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan setelah tindakan
prosedur.
5.5.3 Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah tindakan.
5.6 Literatur
5.6.1
D PROSEDUR
. a. Fase Pre Interaksi
1. Cek catatan perawatan dan catatan medis
2. Persiapan Lingkungan
a. Sarung tangan bersih, jika perlu
b. Pengalas
b. Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik
2. Perkenalan diri
3. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal
lahir, dan/atau nomor rekam medis)
4. Tanyakan keluhan dan kaji keadaan spesifik klien
5. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
6. Jelaskan kontrak waktu,tempat dan perkiraan lama prosedur
7. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
8. Minta Persetujuan klien dan keluarga
c. Fase Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan di laksanakan
2. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
3. Menjaga privasi pasien
4. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen
5. Melatih pasien melakukan nafas perut ( menarik nafas dalam melalui hidung
hingga 3 hitungan ,jaga mulut tetap tertutup
6. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada
punggung )
7. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
8. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan ( lewat mulut ,bibir
seperti meniup )
9. Meminta pasien merasakan mengempinya abdomen dan kontraksi dari otot
10. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
11. Lepaskan sarung tangan, jika menggunakan
12. Lakukan kebersihan tangan dengan 6 langkah
d. Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan (Subjektif dan objektif)
2. Berikan reinforcement positif pada klien atas kerjasamanya
3. Rencana tindak lanjut
4. Kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya
5. Akhiri kegiatan dengan baik dan salam terapeutik
e. Dokumentasi
1. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan,waktu,petugas yang
melakukan
2. Catat respon klien
Referensi :