Anda di halaman 1dari 58

PP.

PERDALIN

Disampaikan pada acara In House Training


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
RSJ.KALAWA ATEI PELANGKARAYA
PELANGKA RAYA , 25 SD 27 April 2018
Tujuan Pembelajaran
 Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi, peserta latih mampu
menjelaskan pemrosesan peralatan perawatan.
 Tujuan Pembelajaran Khusus
1.Menjelaskan latar belakang
2.Menjelaskan Pengertian pemrosesan peralatan
perawatan pasien.
3.Menjelaskan tentang jenis peralatan perawatan pasien
4.Menjelaskan Alur proses peralatan perawatan pasien
5.Menjelaskan tentang jenis – jenis pemrosesan peralatan
Pokok Bahasan :
Pemrosesan Peralatan Perawatan

Sub Pokok Bahasan :


1. Pendahuluan
2. Pengertian pemrosesan peralatan perawatan
pasien.
3. Jenis peralatan perawatan pasien
4. Alur proses peralatan perawatan pasien
5. Jenis – jenis pemrosesan peralatan
 Pasien dan nakes berisiko mendapatkan infeksi
terkait pelayanan kesehatan (HAIs) jika tidak
melaksanakan tindakan pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI)
 HAIs dapat dicegah / dikendalikan dengan
menerapkan prinsip PPI
 Salah satu prinsip PPI dengan melaksanakan
dekontaminasi (pembersihan, disinfeksi dan
sterilisasi) pada peralatan perawatan pasien
PENDAHULUAN HH
Mortalitas APD
Masalah Biaya
HAIs Morbiditas Tuntutan
hukum
Limbah
Lingkungan
Peralatan Perawatan Ps
PPRA Penanganan Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

VAP,IADP
ILO,ISK

Airborne
Droplet
Contact
Menerapkan
Bundles of
HAIs
Komite PPI
Tim PPI
IPCN

Audit
IPCN
ICRA
Pengertian Pemrosesan Alat

Pemrosesan alat adalah satu cara untuk


menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme berbahaya yang berada di
peralatan pasien habis dipakai.
Suatu proses untuk menghilangkan /
memusnahkan mikroorganisme dan
kotoran yang melekat pada peralatan
medis/objek, sehingga aman untuk
penggunaan selanjutnya,termasuk
pembersihan, disinfeksi, sterilisasi
 Memutus mata rantai penularan infeksi
dari peralatan medis kepada pasien,
petugas kesehatan, pengunjung dan
lingkungan rumah sakit
 Alat medis habis pakai
 Permukaan meja/ permukaan lain yang
tercemar / tumpahan darah atau cairan
tubuh pasien
 Linen bekas pakai yang tercemar darah /
cairan tubuh pasien
Risiko Definisi Peralatan Cara
Tinggi Kontak dengan jaringan Instrumen bedah, DISTERILKAN :
( Critical ) steril, sistem peredaran laparoskop, kateter Sterilisasi Autoklaf, ETO
darah (Vaskuler) jantung, Scapel, atau strilisasi temperatur
implant rendah, chemical
sterilans
Disposible
Sedang Kontak dengan membran Endoskopi/anestesi, , Disinfeksi Tingkat
( Semi mukosa yang utuh, mudah ETT, termometer rectal Tinggi: pasteurisasi,
Critical ) terkontaminasi dengan steam, disinfektan
mikroba. kimiawi

Rendah Kontak dengan kulit yang Stetoskope, tensimeter, Tidak perlu Steril :
( Non-Critical ) utuh dan tidak mengenai linen, bedpan, urinal, pembersihan fisik /
membran mukosa, apron,alat makan, disinfeksi tingkat rendah
lingkungan secara tidak lantai, dinding, tempat (deterjen dan air)
langsung. tidur
 Lakukan kebersihan tangan
 Pakai APD: sarung tangan, apron, masker, kaca
mata
 Serap darah/cairan tubuh sebanyak-banyaknya
dengan kertas/tisu
 Buang kertas/tisu penyerap kedalam kantong
sampah infeksius
 Bersihkan daerah bekas tumpahan dengan larutan
disinfectan
 Buka sarung tangan
 Lakukan kebersihan tangan
 Pemrosesan perendaman
alat medis bekas pakai
untuk menghilangkan
noda darah, cairan tubuh
menggunakan enzyimatik
atau detergen
(Perendaman sampai seluruh
permukaan alat)
Pembersihan

 Suatu proses untuk menghilangkan


kotoran yang terlihat atau tidak terlihat
pada peralatan medis / objek setelah
dilakukan perendaman, dengan
menggunakan air mengalir, sikat detergen
sehingga kotoran / bahan organik hilang
dari permukaan
Cara Pembersihan
Manual Mesin
 Lakukan kebersihan tangan
 Pakai alat pelindung diri (masker,sarung tangan, gaun)
 Keluarkan alat yang telah direndam, bilas dengan air mengalir
 Lepaskan / buka alat medis yang dapat dilepas pada saat
dibersihkan
 Sikat perlahan lahan alat medis dari setiap permukaan termasuk
gerigi dan lekukan Bilas sampai bersih dengan air hangat
 Keringkan alat dengan kain atau angin angin
 Buka sarung tangan dan alat pelindung diri lainnya
 Lakukan kebersihan tangan
Pengertian Disinfeksi:

 Suatu proses untuk menghilangkan /


memusnahkan mikroorganisme virus,
bakteri, parasit, fungi dan sejumlah spora
pada peralatan medis / objek dengan
menggunakan cairan disinfektan
 Panas : Washer Bed / Dish Washer 70-80 C
 Radiasi : UV  Lab: Bio Safety Cabinet dan
pipa air
 Filtrasi : Hepa Filter  Membersihkan udara
di OK, Farmasi
 Gas kimiawi
 Cairan kimia
 DTT merupakan perlakuan minimun yang
direkomendasikan oleh CDC.
 DTT dapat membunuh semua
mikroorganisme, kecuali endospora.
Cara:
 Rebus dalam air mendidih selama 20 menit
 Rendam dalam larutan kimiawi:
Glutaraldehyde, Hydrogen Peroksida
Suatu proses menghilangkan / memusnahkan
semua bentuk mikroorganisme pada peralatan
medis / objek termasuk endospora yang dapat
dilakukan melalui proses fisika dan kimiawi
dengan menggunakan alat sterilisator
 Untuk menghilangkan/ memusnahkan semua
bentuk mikroorganisme termasuk endospora
pada peralatan medis/objek sehingga aman
untuk digunakan
 Sterilisasi sebaiknya dilaksanakan disuatu unit
tersendiri yang disebut pelayanan sterilisasi
sentral (CSSD)
 Bagan organisasi yang jelas,
menggambarkan alur tanggung jawab
dan komunikasi dengan unit-unit
yang memerlukan pelayanan
sterilisasi
 Unit sterilisasi harus dipimpin oleh
seorang yang memahami tentang
seluruh prosedur pemrosesan alat
 Ada prosedur tertulis mengenai proses
dekontaminasi, pencucian, pengemasan dan
sterilisasi semua alat-alat medis

 Ada loket terpisah antara penerimaan alat-alat


medis kotor dan penyerahan alat-alat medis steril

 Ada ruangan tempat penyimpanan peralatan kotor,


bersih dan peralatan steril yang terpisah.
 Harus mempunyai tekanan positif  aliran udara
dari dalam ke luar.
 Kelembaban harus dijaga 20-23 C.
 Upayakan tidak ada pipa, kabel yang menonjol
untuk menghindari timbunan kuman.
 Hanya petugas penyimpanan barang yang boleh
masuk. Distribusi stok barang dengan sistem FIFO.
 Ada meja kerja yang cukup memadai (stainless
steel) untuk memproses alat-alat medis dan alat-
alat tenun/linen
 Memiliki alat ukur kelembaban dan temperatur
 Udara dari ruangan kotor tidak mengalir ke
ruangan bersih
 Lantai dan dinding mudah dibersihkan
 Ada tempat cuci tangan dengan air mengalir
 Kualitas air baik
 Mesin sterilisator diperiksa secara teratur.
Sebaiknya memiliki dua pintu depan dan
belakang.
 Tersedia APD
 Ada pemeriksaan secara berkala dengan
indikator fisik, kimiawi dan mikrobiologik
terhadap alat-alat yang disterilkan
 Jadual dan tata kerja diatur sedemikian rupa
agar unit sterilisasi dapat berfungsi di luar jam
kerja
Siapa yang melakukan sterilisasi

 Individu yang sudah


mendapatkan pelatihan
tentang sterilisasi dan
bekerja khusus di ruang
sterilisasi
Alur sterilisasi

Peralatan kotor Pra- pembersihan

Digunakan
Dibersihkan

Disterilkan

Dikemas Dikeringkan
Sistem Pengemasan

Woven textile Non-validated metal container

Cassette Validated rigid container


29
Material pengemas disposable

Non-woven wrap e paper

Packaging reel Packaging pouch


Proses sterilisasi terjadi dengan
memaparkan energi thermal dalam
bentuk panas kering /basah, zat kimia
dalam wujud cair /gas maupun bentuk
radiasi terhadap suatu benda dalam
waktu tertentu.
 Sesuai dengan metoda sterilisasi yang dipakai.
 Dapat menahan mikroorganisme dan bakteri.
 Kuat & tahan lama.
 Mudah digunakan.
 Tidak mengandung racun.
 Segel yang baik.
 Aman & mudah dibuka.
 Masa kadaluarsa.
 Menggunakan tape indikator
 Segel harus dibuat sedemikian rupa sehingga
apabila dibuka fungsi segel menjadi hilang
 Harus secara rapat, menggunakan segel
panas atau segel kertas.
 Nama alat yang akan dikemas
 Langkah penyiapan dan disortir alat
 Metode sterilisasi yang digunakan
 Cara penempatan item yang benar dalam kemasan
 Cara penempatan indikator kimia internal dan
eksternal
 Metode penyegelan kemasan
 Cara penempatan kemasan dalam chamber
 Cara penyimpanan yang benar.
METODE
STERILISASI

Suhu Tinggi Suhu Rendah

EO Radiasi
Uap Panas kering Hydrogen Paracetic
Peroxide Acid
Formadehyde
Gravitasi

Prevakum
 Metode sterilisasi paling tua, aman, efektif, relatif
tidak mahal, bersifat non toksik
 Suhu dan waktu:
 121 ° C (250° F) selama 30 menit
 132 ° C (270° F) selama 4 menit .

 Direkomendasikan untuk peralatan yang tahan


panas dan tahan uap.
 Sekitar 80 % produk sterilisasi peralatan/alkes RS
menggunakan suhu tinggi
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Sterilisasi Uap
 Suhu
 Tekanan
 Kejenuhan uap
 Pemaparan ; kontak
uap dengan objek udara
dalam chamber
Sterilisasi panas kering(Dry heat)
 Suhu & Waktu
 180° C ( 360 °F ) Selama 30 menit
 170 ° C ( 340 ° F) selama 60 menit
 160 ° C ( 320 ° F ) selama 120 menit
 Penggunaan
 Minyak,serbuk halus,kaca,gelas dan benda tajam
 Pengemas : Khusus dengan bahan
stainless (Tromol)
 Keuntungan:
 dapat mensterilkan bahan yang tidak dapat
ditembus steam
 tidak bersifat korosi, mencapai seluruh permukaan
alat
 Kelemahan:
 penetrasipanas lambat - waktu lama
 perlu suhu tinggi
 dapat merusak bahan karet
Sterilisasi Suhu Rendah

1. Ethylene Oxide ( ETO/EO)


 Adalah gas yang tidak
berwarna,berbau dan mudah
terbakar
 Di gunakan untuk sterilisasi alat yang
sensitif terhadap panas dan uap
 Suhu yang di gunakan ( 37 - 55 ° )
Ethylene Oxide ( ETO/EO )
Sterilization Process

Critical Variables :
 Time
 Temperature
 Relative humidity
 Ethylene oxide
concentration
Sterilisasi Suhu Rendah ETO/EO
Keuntungan Sterilisasi dengan ETO/EO
 Non korosif terhadap plastik,metal,karet

 Tidak membutuhkan pengemas khusus


 Daya Penetrasi kuat
 Dapat mensterilkan lumen sempit
 Dapat di gunakan untuk sterilisasi “ Implant “
Sterilisasi Suhu Rendah
Kelemahan Sterilisasi dengan ETO/EO
 Membutuhkan Aerasi sehingga proses
menjadi lama ( 4 - 12 Jam )
 Proses sterilisasi 2 - 4 Jam
 Bersifat :

toxic,mutagenik,karsinogenik,iritasi
saluran pernafasan
 Dalam konsentrasi tinggi dapat pusing,mual

dan muntah
Sterilisasi Suhu Rendah

2. Hydrogen peroxide gas plasma H2O2


Empat tingkatan materi di alam yaitu :
Padat
Cair
Gas
Plasma
Sterilisasi plasma yang terbentuk dari larutan Hydrogen
peroksida 58 %
Plasma Sterilization
Untuk menghasilkan Plasma kita membutuhkan medan
listrik, seperti:

1. Tegangan Tinggi DC (Direct Current)


2. RF (frekuensi radio) : Elektroda dalam ruang
(J & J STERRAD)
Proses sterilisasi plasma
Sterilisasi plasma membutuhkan :
 Vacum
 Bahan kimia /gas
 Sumber energi

Fase dalam sterilisasi plasma :


1. Fase vacum
2. Fase injeksi
3. Fase diffusi
4. Fase plasma
Kelebihan sterilisasi plasma

 Proses sterilisasi cepat : 30, 55 & 75 menit


 Proses kering
 Residu tidak toksik
 Temperature rendah
 Tidak membutuhkan aerasi
 Instalasi mudah
Kelemahan Sterilisasi Plasma

1. Bahan pengemas khusus


2 Tidak dapat digunakan untuk peralatan
bentuk lumen sempit, seperti kateter jantung
3. Pada sterilisasi alat berlumen sempit harus
menggunakan Booster & Adaptor
4. Tidak dapat digunakan untuk sterilisasi
implant ”
Sterilisasi dengan formalin
Metode Siklus Keuntungan Kerugian

4-7 jam -Tidak meledak atau -Alergenik


mudah terbakar
Temperatur -Proses yang sudah
- Konsentrat tinggi
rendah diketahui -menyebabkan kanker.
sterilisasi -Temperatur rendah -Racun jangka panjang
Formadehida -Pembuangan/ sisa-sisa
-Kecepatan medium
-Kecocokan bahan yg -Fase pelepasan panjang
baik -Penetrasi terbatas
-Dampak rendah pada
lingkungan
Monitoring Sterilisasi
METODE STERILISASI MONITOR

Steam /Uap Time of exposure,


temperature, moisture

Panas kering/Dry heat Time and temperature

Gas Plasma Time, temperature,


H2O2 concentration &
plasma
ETO/EO Time,temperature,conse
ntration gas EO &
Humidity
Indikator dan monitoring

Phisik Biologik Khemikal


Indikator Kimiawi
Class I : Proses Indikator
Indikator kimiawi external
(Autoclave Tape)
Di gunakan karena :
 Terjadi perubahan warna
secara visual
 Sebagai parameter bahwa
pengemas atau instrumen sudah
terpapar oleh sterilant
(uap panas atau gas )
Membedakan pengemas yang
sudah melewati proses sterilisasi
dan belum karena terjadi
perubahan warna
Indikator Kimiawi
 Class 2; specifictest indikator
Di rancang untuk prosedur yang
spesifik
Bowie – dick test adalah indikator
kimiawi yang di pergunakan
untuk menguji/menilai fungsi
mesin sterilisasi
 Tujuan Pengujian adalah
Mendeteksi adanya kebocoran
udara pada mesin sterilisasi
Indikator Kimiawi
Class 3;Single Parameter
Indicator
 Bereaksi terhadap salah satu
parameter proses kritis sterilisasi
 Dapat di masukan dalam kemasan

sebagai indikator internal


 Dapat memberikan informasi yang di

butuhkan mengenai kondisi exposure


/paparan dalam setiap kemasan
Indikator Kimiawi
Class 4;Multi parameter indicator
Bereaksi terhadap dua atau lebih
parameter penting dari proses
sterilisasi dan menunjukkan
paparan proses sterilisasi pada
nilai-nilai yang dinyatakan dari
parameter
Untuk uap: waktu dan
temperatur
Sebagai internal indicator
Indikator Kimiawi
Class 5; Integrating indicator
Di rancang untuk bereaksi terhadap
semua parameter kritis dalam
sterilisasi :
 Steam sterilization
 Dry heat
 Ethylene oxide
Dapat di gunakan sebagai internal
indicator
 Pencegahan dan pengendalian infeksi harus
dilakukan di setiap RS untuk mempertahankan
mutu
 Salah satu upaya pencegahan HAIs adalah
melakukan dekontaminasi meliputi pembersihan,
disinfeksi dan sterilisasi
 Agar mutu sterilisasi terjamin baik diperlukan
kegiatan monitoring, evaluasi dan tindakan lanjut
costypandjaitan@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai