Anda di halaman 1dari 77

PELAYANAN

INSTALASI STERILISASI PUSAT


CENTRAL STERILE SUPPLY DEPARTEMENT (CSSD)
RSUP H ADAM MALIK

OLEH :
Kepala Instalasi Sterilisasi Pusat
Dra Ellia PUSPAWATI,apt
12 MARET 2020
MANAJEMEN PELAYANAN
STERILISASI DI RUMAH SAKIT
- Rumah Sakit merupakan tempat dengan derajat
ancaman kontaminasi cukup tinggi yang dapat
menyebabkan infeksi, karena itu wajib berupaya untuk
mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan
petugas RS
- Rumah Sakit harus mampu memberikan pelayanan
yang bermutu akuntabel,transparan terhadap
masyarakat khususnya terhadap jaminan keselamatan
pasien (patient safety)
- Salah satu indikator keberhasilan dalan pelayanan RS
adalah rendahnya angka kejadian infeksi (HAIs =
Healthcare Associated Infections) di RS
- CSSD berperan dalam pencegahan dan pengendalian
infeksi
TUGAS DAN FUNGSI CSSD

1. Mencegah dan mengendalikan terjadinya


infeksi di RS baik kepada pasien maupun
karyawannya
2. Melaksanakan sterilisasi dan desinfeksi
dengan standar yang benar
3. Melaksanakan kegiatan lain yang meliputi
perencanaan, pengadaan, produksi,
pendistribusian, pengawasan, pendidikan,
pencatatan dan pelaporan
 
  
STRUKTUR ORGANISASI ISP
KEPALA  I S P

  Administrasi
Koordinator
Penunjang
  Koordinator Mutu &
Pelayanan
 
Dekontaminasi Kemas & Logistik Sterilisasi Distribusi

 
Kedudukan Organisasi I S P
Berdiri sendiri atau bergabung dengan unit lain
LOKASI
• Idealnya berada dekat user (pengguna
terbanyak) di Rumah Sakit
• Lokasi yang tepat :
- Berdampak pada efisiensi kerja dan
meningkatkan pengendalian infeksi
- Meminimalkan resiko terjadinya kontaminasi
silang serta mengurangi lalu lintas
tranportasi alat steril
BANGUNAN I S P  ALUR PERPINDAHAN BARANG SATU ARAH
Barang non steril

Area kotor

-Penerimaan barang non steril


- pemilihan dan sortir
-Perendaman
-Pembersihan
-Pembilasan
-pengeringan

Area bersih
-pep

-Penerimaan barang bersih


-Pengemasan
-Labeling
-Penyusunan
-Uji mekanik,kimia,biologi
-Proses sterilisasi

Area steril

penyimpanan

Barang steril
- Alur pengguna
Rawat Jalan/Poli

OK/ Bedah Sentral Rawat Inap

CSSD

ICU IGD

Ruangan Lain
 ruangan terbagi menjadi 4 fungsi ruang
1. Ruang dekontaminasi

2. Ruang pengemasan alat

3. Ruang sterilisasi

4. Ruang penyimpanan & distribusi barang

steril
PELAYANAN I S P

• ISP adalah

Unit Pelayanan yang sangat strategis dalam pencegahan


infeksi, tempat dimana dilaksanakan proses sterilisasi dalam
upaya pencegahan infeksi nosokomial , Penerimaan,
Pembersihan,Pengemasan, Sterilisasi , Penyimpanan dan
Pendistribusian semua alat instrumen / bahan yang memerlukan
kondisi steril untuk pembedahan kedokteran dan Alat Alat lain
lain baik yang dipakai berulang kali atau alat sekali pakai

• sesuai dengan kebijakan Rumah Sakit dan standar prosedur.


PERAN STERILISASI
DALAM PATIENT SAFETY
• bertambahnya jumlah penderita yang mengalami infeksi
di rumah sakit (infeksi nosokomial ), telah membuka
mata akan pentingnya Sterilisasi.

• Pasien dan Petugas kes. beresiko mendapatkan infeksi


jika tidak melaksanakan tindakan pencegahan infeksi

• Infeksi nosokomial dapat dicegah / dikendalikan dengan


beberapa strategi pencegahan infeksi

• Salah satu strategi pencegahan infeksi adalah


dekontaminasi, pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi
KEBIJAKAN PELAYANAN
STERILISASI
KEGIATAN PELAYANAN
STERILSASI
Klasifikasi alat-alat medis menurut
Dr.Earl Spaulding

 Peralatan kritis
 Peralatan semi kritis
 Peralatan non kritis
Peralatan Kritis
Peralatan medis yang masuk kedalam jaringan
tubuh steril atau sistem pembuluh darah.
Pengelolaan peralatan dengan cara sterilisasi

Contoh: instrumen bedah, kateter intravena,


kateter jantung, dll

Peralatan gigi
Peralatan Semi Kritis

Peralatan yang masuk /


kontak dengan membran
mukosa tubuh. Pengelolaan
peralatan medis dengan
disinfeksi tingkat tinggi.

Contoh: endoscopi,
nasogastric tube
Peralatan Non Kritis
Peralatan medis yang kontak dengan
permukaan kulit yang utuh.
Pengelolaan peralatan medis
dengan cara disinfeksi tingkat
intermediate / tingkat rendah

Contoh: Tensimeter, stetoscope,


bedpan, urinal, linen, apron.
Alur Pemrosesan Alat Medis Bekas pakai
(Non steril )
Pre Cleaning

Pembersihan
(Cuci bersih, tiriskan, keringkan)

Sterilisasi Disinfeksi tingkat Disinfeksi tingkat


(peralatan kritis) tinggi rendah

Masuk dalam (peralatan semi (peralatan non kritikal)


pembuluh kritikal)
Hanya pada
darah/jaringan tubuh Masuk dalam mucosa permukaan tubuh yang
Instrumen bedah tubuh utuh
Endotracheal tube, Tensi meter,
NGT termometer
Alur Proses Kerja I S P
PENGUMPULAN PEMILIHAN
(serah-terima instrumen kotor) (setting alat STERILISASI
instrumen)

PEMBERSIHAN MONITORING MUTU


(perendaman dg desinfektan) STERILISASI
PENGEMASAN/
PENYUSUNAN
(alat inst, linen,
kasa, labeling) PENYIMPANAN
PENGERINGAN

DISTRIBUSI

PENCATATAN
 DEKONTAMINASI
 CLEANING DAN DISINFEKSI
 Dekontaminasi:
Suatu proses untuk menghilangkan / memusnahkan mikroorganisme dan
kotoran yang melekat pada peralatan medis/objek, sehingga aman untuk
penggunaan selanjutnya.
Pembersihan:
Suatu proses menghilangkan kotoran yang terlihat dan yang tdk terlihatpada
alat medis setelah dilakukan dekontaminasi dengan air mengalir
/sikat/sehingga kotoran hilang dari permukaan
Disinfeksi
Suatu proses untuk menghilangkan /memusnahkan mikro organisme virus
,bakteri,fungi,pada peralatan medis dengan menggunakan desinfectan atau
panas
DEKONTAMINASI
TUJUAN UTAMA PENCUCIAN :

Menghilangkan
kotoran terlihat,tdk
terlihat dan mikroba
Menghasilkan
sebanyak mungkin
permulaan yg
baik utk proses
sterilisasi
Hindari adanya sisa
pengotor pada alat
yg akan disterilkan
Indikasi Dekontaminasi

 Alat medis habis pakai


 Permukaan meja / permukaan lain yang
tercemar / tumpahan darah atau cairan
tubuh pasien
 Linen bekas pakai yang tercemar darah /
atau cairan tubuh pasien
 Dekontaminasi alat non steril ada 2 cara :

I. MANUAL

1.Siklus dasar pencucian

 Pre wash
 Melepaskan kotoran dari alat
 Wash
 Mencuci dengan zat /agent pencuci untuk melepaskan
kotoran
 membilas
 Melepaskan zat kimia agent / agent pencuci
 Disinfect/disinfeksi
 Inaktif mikroba dengan menggunakan bahan kimia
 Pengeringan
 Melepaskan air dari alat
TERENDAM
SEMPURNA
TAHAPAN PROSES PENCUCIAN SECARA MANUAL

Gunakan Tuangkan air dingin Tambahkan cairan Goyangkan wadah


sarung tangan ke dalam wadah enzim ke dalam air ke atas dan ke
perendaman sesuai dengan bawah agar
ukuran pencampuran
menjadi sempurna

Masukkan instrumen Tutuplah Tunggu hingga waktu Bilas instrumen dengan


ke dalam wadah. wadah paparan selesai air dingin mengalir.
Pastikan semua (waktu paparan Pembilasan akhir
instrumen terendam dihitung pada saat sebaiknya menggunakan
dengan sempurna instrumen yang air demineralisata atau
terakhir mulai air suling. Keringkan
terendam) instrument dengan kain
Kontaminasi instrumen harus
segera di disinfeksi dan dicuci.
Aturan
Umum

Proses pencucian harus


segera dilakukan setelah
operasi
Ketika mencuci instrumen
secara mekanikal (washer
machine), letakkan instrumen
pada tray / wire basket

Untuk mendapat hasil yang


maksimal pada pencucian
secara mekanikal, bukalah
sambungan instrumen
Faktor 2 yang harus diperhatikan pada saat
pencucian alat instrumen

 Alat instrumen yang sudah terkontaminasi segera dicuci dan didisinfeksi


 Transport peralatan dengan box tertutup ( dalam plastik anti bocor
 bedakan transport alat kotor dan alat steril
 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pencucian alat
 Gunakan APD khusus ( apron, sarungtangan panjang, gogle,tutup
kepala sepatu bot )
 Pembersihan setiap barang harus mengalami pemeriksaan baik pada
waktu penerimaan ,pengemasan dan pada pemakaian

 Bagian permukaan dan celah terendam cairan secara menyeluruh dalam


kondisi terbuka
 Sikat yang digunakan khusus untuk instrumen dengan kekerasan
medium hard dan,harusdicuci dan didisinfeksi
 Gunakan kran untuk menyikat dan membilas
 Bilasan terachir lebih baik digunakan air suling
 Penggunaan desinfectan harus diperhatkan :
konsentrasi larutan yang dipakai
waktu perendaman
 ikuti rekomendasi dari produsen alat mengenai tipe bahan pencuci yang
dipakai

 Pengeringan alat gunakan kain bebas serat atau dengan drying


 Lakukan flushing / penyemprotan pada peralatan yang mempunyai
lumen atau saluran

hindari pengunaan sabun rumah tangga/ loundry/ antiseptik cuci


tangan
bahaya yang terjadi pada staff:
Air bone
cipratan
tertusuk alat
2. MECHANICAL

CARRIER

W.DISINFECTOR

ULTRASONIC
DISINFEKSI

Metode Disinfeksi
 Panas : Washer Bed / Dish Washer 70-80 C
 Radiasi : UV  Lab: Bio Safety Cabinet dan
pipa air
 Filtrasi : Hepa Filter  Membersihkan udara
di OK, Farmasi
 Gas kimiawi
 Cairan kimia
DISINFEKSI
• Disinfeksi Tingkat Rendah
– Menggunakan disinfektans tingkat rendah
– Peralatan non kritikal
– Membersihkan lantai dengan disinfectan
– Membersihkan thermometer dengan sabun

• Disinfeksi Tingkat Tinggi


– Menggunakan disinfektans tingkat tinggi
– Peralatan semi kritikal ( Perlakuan minimum yang
direkomendasikan CDC )
Disinfeksi tingkat tinggi
• Menggunakan panas / thermal
• Menggunakan cairan kimia
• Filtrasi , hepa filter
• Menggunakan panas / secara thermal
– Merebus peralatan dalam air mendidih selama 20
menit, tidak dianjurkan dirumahsakit (spora belum
mati )

– Pasteurisasi dengan menggunakan alat ,tanpa


menggunakan zat kimia / diterjen, temperatur
proses 60 – 70 derajat C selama 30 menit

– Washer disinfector , mencuci dan mendisinfeksi ,


menggunakan panas dan zat kimia ( diterjen ),
temperatur proses mencapai 90 - 95 derajat C
Disinfeksi tingkat tinggi

• Menggunakan Cairan Kimia


• Menggunakan disinfektan tingkat tinggi
• Peralatan medis direndam dalam larutan
disinfektan dengan konsentrasi tertentu dan
waktu tertentu
• Perhatikan petunjuk penggunaan dari produsen
• DTT dapat mmembunuh micro organisme kecuali
endo spora
• Lakukan pembilasan dengan sterile distiled water
( aqua steril ), sebelum alat digunakan
kepasien .
• Contoh cairan kimia : Hydrogen peroxida ,
glutaral dehyde. Orthophthalaldehyde chlorine
DTT UNTUK ALAT SEMI KRITIS
cara penggunaan cairan DTT :
Perlengkapan APD selalu digunakan
Sebelum didisinfeksi Bersihkan
instrumen secara menyeluruhtermasuk
lumen nya dengan Enzymatic detergent
Cuci bersih ,bilas permukaan danrongga
@ dengan air bersih
Rendam kembali dengan cairan
desinfectan pastikan terendam
seluruhnya dan bila ada rongga isi
dengan larutan
Rendam sesuai waktu yang ditentukan
Bilas kembali dengan air steril 2 kali dan
keringkanmenggunakan lap steril
Pastikan alat benar kering
Alat yang didisinfeksi segera digunakan
dan disimpan pada lemari kering atau
segera digunakan
merendam

Memindahkan dari Memindahkan


Alkazime ke dari Alkaside ke
membersihkan Alkaside Aqua steril
Distribusi ke Ruang
Kemas

Kemas
TEKNIK PENGEMASAN
(SETTING, PACKING,
INSTRUMEN & LINEN )
TUJUAN

• Mempertahankan sterilisasi alat memberikan keamanan serta


memudahkan perpindahan alat dari satu tempat ke tempat lain tanpa
menyebabkan kontaminasi
• TIPE BAHAN PENGEMAS
kertas
kain/linen
Film /plastik/pouches
FUNGSI UTAMA
Untuk membungkus dan menjaga sterilitas alat tersebut
PROSEDUR DAN LANGKAH
PENGEMASAN

Mencakup
 Nama alat yang akan dikemas
 Persiapan & inspeksi alat sesuai dengan
spesifikasi & instruksi dari pabrik
 Sesuaikan dgn metode steriliasi yang dipakai
 Jenis &Ukuran alat yang akan dikemas
 Tempatkan indikator kimia (eksternal/ internal)
 Metode & Teknik pengemasan
 Metode pemberian segel pada setiap kemasan
Hal-Hal Penting Dalam Proses Labeling
• Tanggal proses terjadinya
sterilisasi
• Tanggal steril
• Masa kadaluarsa
• Operator
• Kertas labeling ditempelkan
pada status pasien
STERILISASI
Suatu proses menghilangkan/memusnahkan semua
bentuk mikroorganisme pada peralatan medis /
objek termasuk endospora yang dapat dilakukan
melalui proses fisika dan kimiawi dengan
menggunakan alat sterilisator

PROSES STERILISASI
Proses sterilisasi terjadi
dengan memaparkan energi
thermal dalam bentuk panas
kering/basah, zat kimia dalam
wujud cair/gas maupun bentuk
radiasi terhadap suatu benda
dalam waktu tertentu.
METODE STERILISASI
1. Sterilisasi dengan suhu tinggi
 Sterilisasi uap (Steam Heat)
 Sterilisasi panas kering (Dry
Heat)
2. Sterilisasi dengan suhu rendah
 Ethylene Oxide
 Hydrogen Peroxide Plasma
Sterilization
 Formaldehyde / formalin

3. Sterilisasi dengan 4. Sterilisasi dengan radiasi


cairan kimia • Sinar Gamma atau elektron
 Paracetic acid beam
• Sinar X
 Glutaral dehyde
• Sinar Ultra Violet
 Hydrogen perroxide
Sterilisasi Panas Kering

 Penggunaan untuk:
minyak, serbuk halus, syringe, kaca, gelas,
benda tajam

 Suhu dan waktu:


180° C (360° F) selama 30 menit
170° C (340° F) selama 60 menit
160° C (320° F) selama 120 menit
Sterilisasi Uap
 Metode sterilisasi
paling tua, aman,
efektif, relatif tidak
mahal, bersifat non
toksik
 Suhu dan waktu:
 121 ° C (250° F)
selama 30 menit
 132 °/ 134 ° C (270°
F) selama 4 menit .
 Direkomendasikan
untuk peralatan yang
tahan panas dan tahan
uap.
Ethylene Oxide (EO)

Untuk sterilisasi alat medis yang sensitif terhadap


panas dan uap.
 ETO tidak berwarna, mudah terbakar
 Suhu antara 37 º C – 55 ºC
100 % EO ( Free CFC )
 Keuntungan:
Non korosif terhadap plastik, metal , karet.
Tidak membutuhkan pengemas khusus
Daya penetrasi kuat
Dapat mensterilkan alat berlumen sempit
STERILISASI PLASMA

Pada sterilisasi plasma yang terbentuk


dari larutan Hydrogen peroksida 58 %

4 Phase proses sterilisasi plasma


- Vakum
- Injeksi
- Diffusi
- Plasma
Sterilisasi dengan formalin
Penggabungan steam dengan formalin
➲ Biaya operasional rendah
,seharusnya penggunaan
feksibel.

➲ Penghematan tempat:

➲ Steriliasasi uap yang sebenarnya.

➲ Bertambahnya lapangan aplikasi


dengan proses LTFS
MONITORING DAN EVALUASI
PROSES STERILISASI

Can’t see
Sterility?

STERIL
DE
DE FFINI
INISSII
KK oonndd i isisi //ke
ke aaddaa aann bbee bbaass ddaa riri sseem
muu aa m
m i ikrkr oooorg
rg aann i ism
sm ee ((te
term
rm aassuukkee nndd oosp
sp oora
ra ))
I
Pengertian Monitoring Sterilisasi :

Memantau proses sterilisasi secara rutin


dengan mempergunakan indikator
mekanik, kontrol kualitas secara visual,
indikator kimia dan indikator biologi dan
uji laboratorium dijadikan sebagai
parameter.

Tujuan Monitoring Proses Sterilisasi

Memberikan Jaminan bahwa peralatan medis yang disediakan benar-


benar steril.
Memberikan jaminan bahwa parameter-parameter yang ditentukan
dalam proses sterilisasi sudah dipenuhi dengan baik dan benar.
Dapat diketahui sedini mungkin apabila terjadi kegagalan pada proses
sterilisasi (tindak lanjut dapat dilakukan secepatnya).

Pelatihan CSSD
Jenis-jenis indikator sterilisasi
untuk monitoring sterilisasi
1. Indikator Mekanik
2. Kontrol Kualitas Secara Visual
3. Indikator Kimia
4. Indikator Biologi
5. Uji Kultur Laboratorium

Pelatihan CSSD
Monitoring Proses Sterilisasi

• Indikator Fisik
• Indikator Kimiawi
• Indikator Biologi

52
1. Indikator Mekanik
Indikator mekanik adalah bagian dari instrumen
sterilisasi seperti gauge, tabel dan indikator suhu, waktu
maupun tekanan yang menunjukkan apakah alat
sterilisasi bekerja dengan baik.

Tujuan :
1. Memberikan informasi mengenai temperatur, tekanan,
waktu dan fungsi mekanik lainnya berfungsi dengan baik.
2. Memberikan indikasi adanya masalah apabila alat rusak
dan memerlukan pebaikan.
3. Memberikan informasi secara cepat tentang fungsi dari
alat sterilisasi.

Pelatihan CSSD
MONITORING PROSES STERILISASI

Monitoring fisik
• Catat dengan benar
tanggal dan parameter
sterilisator untuk setiap
mulai cycle
• Baca & ferifikasi dengan
memberikan tanda
tangan disetiap cycle
• Jika tidak benar, jangan
dilakukan proses
sterilisasi.

AORN & AAMI


2. Kontrol Kualitas Secara Visual
Kontrol kualitas dengan cara melihat bentuk dan keadaan fisik
barang, bila terdapat kerusakan pada pembungkus atau adanya
perubahan fisik barang maka barang tersebut tidak dapat
digunakan lagi atau harus dikemas dan disteril ulang.

Waktu Kadaluwarsa

Setiap kemasan steril yang akan digunakan


harus diberi label yang mengindikasikan
waktu kadaluwarsa untuk memudahkan
melakukan rotasi stock, walaupun
kadaluwarsa tidak tergantung pada waktu
melainkan pada kejadian yang dialami oleh
kemasan tersebut.

Pelatihan CSSD
3. Indikator Kimia

• Indikator yang menandai terjadinya paparan


sterilisasi baik uap panas atau gas Ethylene Oxide
pada objek yang dihasilkan dengan adanya
perubahan warna.

Bentuk :
- Autoclave tape (digunakan dibagian luar
kemasan)
- Kertas Bowiedick
- Indikator strip (dimasukkan didalam kemasan)

Pelatihan CSSD
a. Indikator Eksternal
• Misal : Autocalve tape (digunakan dibagian luar pada setiap
kemasan).
• Autoclave tape pada dasarnya mengandung zat warna yang
akan merubah warna apabila terpapar pada suhu tertentu.

Tujuan :
• Memberikan informasi bahwa bagian luar kemasan benda
yang disterilkan telah melewati proses sterilisasi.
• Membedakan antara benda yang sudah dan belum
disterilkan.
• Berfungsi sebagai segel/pengaman kemasan,
biasanyadiletakkan ditengah-tengah bagian luar kemasan
Gambar Indikator Eksternal

Sesudah

Sebelum

Pelatihan CSSD
2.Indikator Internal

• Berbentuk strip
• Pemakaiannya diletakkan dalam setiap kemasan,
pada daerah yang paling sulit dicapai sterilisasi.

• Tujuan :
• Memberikan informasi bahwa benda didalam
kemasan telah melewati proses sterilisasi, dapat
dilihat dari perubahan warna strip.
• Menunjukkan bahwa kondisi sterilisasi (suhu,
tekanan, dan kejenuhan uap) telah tercapai.

Pelatihan CSSD
Gambar Indikator Internal

60
Varian Internal Indikator Kimiawi
• Internal Indikator Strip ,
• Didesain untuk 2 variable critikal (suhu,waktu ),
indikator/parameter berupa perubahan warna

• Integrating Indicators (Internal CIs)


• Didesain untuk semua variabel critikal ( waktu, suhu,
paparan/penetrasi steam )

ANSI/AAMI/ISO 11140-1, 2005 (Mfrs. Standard)


Uji Bowie-dick
Test Bowiedick pertama kali dipergunakan oleh
J.Bowie dan J.Dick mereka berpendapat bahwa
apabila masih terdapat sisa udara dalam ruang
sterilisasi setelah dilakukan vakum dan hanya ada
satu kemasan di dalamnya maka udara akan
terkonsentrasi dalam kemasan tersebut.
Tujuan :
Digunakan untuk menguji pengosongan udara
dari chamber mesin sterilisasi.

Lembar Pack
• Fase/Langkah Pemanasan
• Test dilakukan dalam kondisi chamber
kosong,
• Letakkan Pack Bowie-Dick dibagian
bawah dan diatas Drain mesin
• Suhu 134°C, 3,5 – 4 menit
• Perubahan warna

Bowie Dick Test

63
4. Indikator Biologi
Indikator Biologi adalah berisi populasi
mikroorgainisme spesifik dalam bentuk spora yang
bersifat resisten terhadap beberapa parameter yang
terkontrol dan terukur dalam suatu proses sterilisasi
tertentu.
Prinsip kerja dari indikator biologi adalah dengan
mensterilkan spora hidup mikroorganisme yang non
patogenik dan sangat resisten dalam jumlah tertentu.
Apabila selama proses sterilisasi spora-spora tersebut
terbunuh, maka dapat dikatakan bahwa
mikroorganisme lainnya juga ikut terbunuh, dan benda
yang disterilkan bisa disebut steril.
Sediaan Indikator Biologi
• Bacilus Stearo Thermophyllus = untuk sterilisasi
uap panas.
• Bacilus Subtilis = untuk sterilisasi gas Ethylene
oxide
Cara Kerja :
1. Bacilus Stearo thermophyllus : untuk sterilisasi uap
Alat/instrumen disusun dalam rak/trolly letakkan
attest biologi steam diantara packing kemudian
masukkan dalam mesin autoclave dan mesin
tersebut dioperasionalkan sesuai dengan program
mesin sampai selesai.

Peltihan CSSD
Bacillus stearo-thermophilus

• Pengertian : untuk memastikan apakah


instrument dalam kemasan dalam
keadaan steril atau tidak
• Berupa
– Bakteri tahan panas Bacillus stearo-
thermophilus (Steam )
– Bakteri resisten dengan gas EO
Bacillus subtilis ( EO/Dry Heat )
– Terkontrol dan terukur

• Prinsip kerja:
– Spora hidup Sterilisasi Spora mati

3 Health Care
Inkubator Biologi

2. Setelah alat steril, Attest biologi diambil, dipecahkan dan


diletakkan pada attest inkubator, untuk kontrol ambil attest
biologi steam yang masih hidup ( tidak masuk dalam mesin
autoclave ), pecahkan dan letakkan pada attest steam
inkubator.
Hasil dapat dibaca setelah 3 atau 48 jam.
Hasil yang bagus attest biologi kontrol positif, attest biologi
yang sudah masuk mesin autoclave negatif.
3. Dokumentasikan.

Pelatihan CSSD
Syarat pemantauan
indikator biologi
• Sterilisasi Uap
– Bacilus Stearo thermopillus, tiap hari, perminggu dan bila dibutuhkan.
• Sterilisasi Gas Eo /plasma/ formaldehyd
– Bacilus Subtillis, tiap hari, perminggu dan bila dibutuhkan

• Untuk instrumen implant


Bahan-bahan yang berisiko tinggi seperti implan, maka harus disertakan
tiap loadnya.

Implan adalah peralatan/device yang diletakkan /dipasang melalui


prosedur pembedahan contoh plate, screw.

5. Uji kultur laboraratorium secara acak


dilakukan 6 bulan sekali.

Pelatihan CSSD
uji indikator biologi pada Implants
• “Isi/load pada proses
sterilisasi tidak boleh
dipergunakan selama
pengujian BI belum
menunjukan hasil.” (CDC,
2003a)

• “Jangan sekali-kali untuk


dipasang “ Implant” ketika
hasil pengujian BI belum
menunjukan hasil.”

AAMI ST79:2006
PENCATATAN
Mencatat dan menyimpan hasil /
bukti dari monitoring proses
sterilisasi

Teknik pencatatan :
1. Cara manual
2. Cara elektronik / komputerisasi

70
PENYIMPANAN & PENDISTRIBUSIAN
ALAT – ALAT STERIL
Tujuan Penyimpanan
Mencegah dari kontaminasi
Mencegah dari kerusakan
Mencegah dari kehilangan
Memudahkan pelayanan  tepat & cepat
Metode penyimpanan alat kesehatan steril :
• Penyusunan  menurut :
– Kelompok alat kesehatan steril
– Unit pemakai
– Abjad
– FIFO
• Pencatatan
– Kartu stock
– Buku / Komputer
• Perhatikan  expair date
• Pengeluaran, berdasarkan
– Permintaan
 dilakukan stock opname rutin
PENYMPANAN ALAT STERIL
Perlengkapan Pendistribusian :
• Kontainer  alat
transportasi
– Harus bersih &
kering
– Ada penutup dari
plastik(bersih dan
kuat) 
melindungi dari
kontaminasi
– Penyusunan alat
kesehatan steril

• Lift khusus alat


kesehatan steril
Alat reuse
• PENGERTIAN Barang single use adalah suatu alat yang digunakan sekali pakai
yang harus disediakan dalam kaadaan steril Barang steril sekali pakai yang dapat
dipakai ulang harus melalui proses pembersihan ( cleaning ) sampai proses
sterilisasi PERSYARATAN Instrumen single use yang di Reuse adalah instrumen
yang harganya mahal menyatakan bahwa instrumen masih baik dan dapat
digunakan/ dilakukan proses Reuse adalah dokter terachir yang menggunakan alat
alat single use yang di reuse harus diberi tanda yang berkewajiban memberikan
tanda adalah penanggung jawab alat di unit kerja pemberian tanda /pemasangan
kode dilakukan setelah proses pembersihan di unit kerja petugas CSSD memastikan
penandaan telah dilakukan oleh unit kerja Penandaan dengan menggunakan selotip
berwarna diberi kode ( nomor barang dan reuse ke berapa pada alat tsbt )
ALUR PROSES STERILISASI BARANG
RE-USE

UJI
UJI
VISUAL KELAYAKA
N
Edukasi
Terinma kasih

Anda mungkin juga menyukai