Anda di halaman 1dari 47

Oleh : drg Tritarayati,S.

H,MHKes

Disampaikan pada acara Workshop


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasyankes

Jakarta, 6 – 8 Mei 2021


Tujuan Pembelajaran
 Tujuan Umum
Setelah mengikuti materi, peserta latih mampu
menjelaskan pemrosesan peralatan perawatan.
 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan latar belakang
2. Menjelaskan Pengertian pemrosesan peralatan
perawatan pasien.
3. Menjelaskan tentang jenis peralatan perawatan pasien
4. Menjelaskan Alur proses peralatan perawatan pasien
5. Menjelaskan tentang jenis – jenis pemrosesan
peralatan
Pokok Bahasan :
Pemrosesan Peralatan Perawatan

Sub Pokok Bahasan :


1. Pendahuluan
2. Pengertian pemrosesan peralatan perawatan
pasien.
3. Jenis peralatan perawatan pasien
4. Alur proses peralatan perawatan pasien
5. Jenis – jenis pemrosesan peralatan
 Pasien dan nakes berisiko mendapatkan infeksi
terkait pelayanan kesehatan (HAIs) jika tidak
melaksanakan tindakan pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI)
 HAIs dapat dicegah / dikendalikan dengan
menerapkan prinsip PPI
 Salah satu prinsip PPI dengan melaksanakan
dekontaminasi (pembersihan, disinfeksi dan
sterilisasi) pada peralatan perawatan pasien
PENDAHULUAN HH
Mortalitas APD
Masalah Biaya
HAIs Morbiditas Tuntutan
hukum
Limbah
Lingkungan
Peralatan Perawatan Ps
PPRA Penanganan Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

VAP,IADP
ILO,ISK

Airborne
Droplet
Contact
Menerapkan
Bundles of
HAIs
Komite PPI
Tim PPI
IPCN

Audit
IPCN
ICRA
Suatu proses untuk menghilangkan /
memusnahkan mikroorganisme dan
kotoran yang melekat pada peralatan
medis/objek, sehingga aman untuk
penggunaan selanjutnya,termasuk
pembersihan, disinfeksi, dan sterilisasi
 Memutus mata rantai penularan infeksi
dari peralatan medis kepada pasien,
petugas kesehatan, pengunjung dan
lingkungan fasyankes.
 Alat medis habis pakai
 Permukaan meja/ permukaan lain yang
tercemar / tumpahan darah atau cairan
tubuh pasien
 Linen bekas pakai yang tercemar darah /
cairan tubuh pasien
Risiko Definisi Peralatan Cara

Tinggi Kontak dengan jaringan Instrumen bedah, DISTERILKAN :


( Critical ) steril, sistem peredaran laparoskop, kateter Sterilisasi Autoklaf, ETO
darah (Vaskuler) jantung, Scapel, atau strilisasi
implant temperatur rendah,
chemical sterilans
Disposible
Sedang Kontak dengan membran Endoskopi/anestesi, , Disinfeksi Tingkat
( Semi Critical mukosa yang utuh, mudah ETT, termometer rectal Tinggi: pasteurisasi,
) terkontaminasi dengan steam, disinfektan
mikroba. kimiawi

Rendah Kontak dengan kulit yang Stetoskope, tensimeter, Tidak perlu Steril :
( Non-Critical ) utuh dan tidak mengenai linen, bedpan, urinal, pembersihan fisik /
membran mukosa, apron,alat makan, disinfeksi tingkat rendah
lingkungan secara tidak lantai, dinding, tempat (deterjen dan air)
langsung. tidur
PROSES
PELAKSANAAN
PRE-CLEANING (Pembersihan Awal)
Mengunakan detergen atau
enzymatic sikat

Pembersihan
(Pembilasan, tiriskan,
keringkan)

Disinfeksi Tingkat Tinggi


Sterilisasi Disinfeksi tingkat rendah
(peralatan kritis) (peralatan semi kritikal) (peralatan non kritikal)
Masuk dalam pembuluh Masuk dalam mucosa tubuh Hanya pada permukaan
darah / jaringan tubuh Endotracheal tube, NGT, alat tubuh
ondoskopi serat optik, alat yang utuh
Instrumen bedah alat Tensi meter, termometer,
laringoskopi, spekulum vagina,
kedokteran gigi alat pernafasan buatan, elektroda ECG
PPI pada penggunaan peralatan
peralatan kesehatan
III. PPI pada pemasangan IV kateter perifer /Infus
1. Saat insersi
 Pertahankan tehnik aseptic III. Perawatan luka
 Lakukan kebersihan tangan 1. Lakukan Teknik aseptik dan gunakan
 Gunakan APD : sarung tangan peralatan steril ketika melakukan
bersih perawatan luka
2. Pemeliharaan infus 2. Lakukan kebersihan tangan
 Observasi rutin 3. Buka penutup luka bersih setelah 48
 Lakukan disinfeksi setiap Jam
membuka atau mengakses infus 4. Berikan profilaksis anti tetanus jika
set diperlukan
 Lakukan penggantian dressing, 5. Buang limbah sesuai indikasi
infus set/transfuse set sesuai SOP
 Profilaksis anti mikroba tidak
boleh digunakan secara rutim
untuk mencegah infeks
 buang limbah sesuai indikasi
3. Pelepasan kateter infus :
segera jika tidak ada indikasi
lagi
 Lakukan kebersihan tangan
 Pakai APD: sarung tangan, apron, masker, kaca
mata
 Serap darah/cairan tubuh sebanyak-banyaknya
dengan kertas/tisu
 Buang kertas/tisu penyerap kedalam kantong
sampah infeksius
 Bersihkan daerah bekas tumpahan dengan larutan
disinfectan
 Buka sarung tangan
 Lakukan kebersihan tangan
 Pemrosesan perendaman
alat medis bekas pakai
untuk menghilangkan
noda darah, cairan tubuh
menggunakan enzyimatik
atau detergen
(Perendaman sampai seluruh
permukaan alat)
PEMBERSIHAN

 Suatu proses untuk menghilangkan


kotoran yang terlihat atau tidak terlihat
pada peralatan medis / objek setelah
dilakukan perendaman, dengan
menggunakan air mengalir, sikat detergen
sehingga kotoran / bahan organik hilang
dari permukaan
Cara Pembersihan
Manual Mesin
 Suatu proses untuk menghilangkan /
memusnahkan mikroorganisme virus,
bakteri, parasit, fungi dan sejumlah spora
pada peralatan medis / objek dengan
menggunakan cairan disinfektan
 Panas : Washer Bed / Dish Washer 70-80 C
 Radiasi : UV  Lab: Bio Safety Cabinet dan pipa
air
 Filtrasi : Hepa Filter  Membersihkan udara di
OK, Farmasi
 Gas kimiawi
 Cairan kimia
 DTT merupakan perlakuan minimun yang
direkomendasikan oleh CDC.
 DTT dapat membunuh semua
mikroorganisme, kecuali endospora.
Cara:
 Rebus dalam air mendidih selama 20 menit
 Rendam dalam larutan kimiawi:
Glutaraldehyde, Hydrogen Peroksida
Suatu proses menghilangkan /
memusnahkan semua bentuk
mikroorganisme pada peralatan
medis / objek termasuk endospora
yang dapat dilakukan melalui
proses fisika dan kimiawi dengan
menggunakan alat sterilisator
 Untuk menghilangkan/ memusnahkan
semua bentuk mikroorganisme termasuk
endospora pada peralatan medis/objek
sehingga aman untuk digunakan
 Sterilisasi sebaiknya dilaksanakan disuatu
unit tersendiri yang disebut pelayanan
sterilisasi sentral (CSSD)
 Bagan organisasi yang jelas,
menggambarkan alur tanggung jawab dan
komunikasi dengan unit-unit yang
memerlukan pelayanan sterilisasi.
 Unit sterilisasi harus dipimpin oleh seorang
yang memahami tentang seluruh prosedur
pemrosesan alat.
 Ada prosedur tertulis mengenai proses
dekontaminasi, pencucian, pengemasan dan
sterilisasi semua alat-alat medis
 Ada loket terpisah antara penerimaan alat-alat
medis kotor dan penyerahan alat-alat medis steril
 Ada ruangan tempat penyimpanan peralatan kotor,
bersih dan peralatan steril yang terpisah.
 Harus mempunyai tekanan positif  aliran udara
dari dalam ke luar.
 Kelembaban harus dijaga 20-23 C.
 Upayakan tidak ada pipa, kabel yang menonjol
untuk menghindari timbunan kuman.
 Hanya petugas penyimpanan barang yang boleh
masuk. Distribusi stok barang dengan sistem FIFO.
 Ada meja kerja yang cukup memadai (stainless
steel) untuk memproses alat-alat medis dan alat-
alat tenun/linen
 Memiliki alat ukur kelembaban dan temperatur
 Udara dari ruangan kotor tidak mengalir ke
ruangan bersih
 Lantai dan dinding mudah dibersihkan
 Ada tempat cuci tangan dengan air mengalir
 Kualitas air baik
 Mesin sterilisator diperiksa secara teratur.
Sebaiknya memiliki dua pintu depan dan
belakang.
 Tersedia APD
 Ada pemeriksaan secara berkala dengan
indikator fisik, kimiawi dan mikrobiologik
terhadap alat-alat yang disterilkan
 Jadual dan tata kerja diatur sedemikian rupa
agar unit sterilisasi dapat berfungsi di luar jam
kerja
Siapa yang melakukan
sterilisasi
 Individu yang sudah
mendapatkan pelatihan
tentang sterilisasi dan
bekerja khusus di ruang
sterilisasi
Alur sterilisasi
Peralatan Pra-
kotor pembersihan

Digunakan
Dibersihkan

Disterilkan

Dikemas Dikeringkan
 Mencantumkan label nama alat, tanggal
pengemasan, metode strerilisasi, tipe, ukuran
alat yang dikemas, penempatan alat dalam
kemasan.
 Pengemasan menyerap dan menjangkau
seluruh permukaan kemasan dan isinya.
 Mudah dibuka dan isinya mudah diambil tanpa
menyebkan kontaminasi.
 Dapat menjaga isi tetap steril hingga kemasan
dibuka, dan dilengkapi masa kadaluarsa.
Sistem Pengemasan

Woven textile Non-validated metal container

Cassette Validated rigid container


31
Material pengemas disposable

Non-woven wrap e paper

Packaging reel Packaging pouch


Proses sterilisasi terjadi dengan
memaparkan energi thermal dalam
bentuk panas kering /basah, zat
kimia dalam wujud cair /gas
maupun bentuk radiasi terhadap
suatu benda dalam waktu tertentu.
METODE STERILISASI

Suhu Tinggi Suhu Rendah

EO Radiasi
Uap Panas kering Hydrogen Paracetic
Peroxide Acid
Formadehyde
Gravitasi

Prevakum
 Metode sterilisasi paling tua, aman, efektif,
relatif tidak mahal, bersifat non toksik
 Suhu dan waktu:
 121° C (250° F) selama 30 menit
 132 ° C (270° F) selama 4 menit .

 Direkomendasikan untuk peralatan yang


tahan panas dan tahan uap.
 Sekitar 80 % produk sterilisasi peralatan/alkes
RS menggunakan suhu tinggi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Sterilisasi Uap
 Suhu
 Tekanan
 Kejenuhan uap
 Pemaparan ; kontak
uap dengan objek
udara dalam
chamber
Sterilisasi panas kering(Dry heat)
 Suhu & Waktu
 180° C ( 360 °F ) Selama 30 menit
 170 ° C ( 340 ° F) selama 60 menit
 160 ° C ( 320 ° F ) selama 120 menit
 Penggunaan
 Minyak,serbuk halus,kaca,gelas dan benda
tajam
 Pengemas : Khusus dengan bahan
stainless (Tromol)
 Keuntungan:
 dapat mensterilkan bahan yang tidak dapat
ditembus steam
 tidak bersifat korosi, mencapai seluruh
permukaan alat
 Kelemahan:
 penetrasi panas lambat - waktu lama
 perlu suhu tinggi
 dapat merusak bahan karet
Sterilisasi Suhu Rendah

1. Ethylene Oxide ( ETO/EO)


 Adalah gas yang tidak
berwarna,berbau dan mudah terbakar
 Di gunakan untuk sterilisasi alat yang
sensitif terhadap panas dan uap
 Suhu yang di gunakan ( 37 - 55 ° )
Ethylene Oxide ( ETO/EO )
Sterilization Process

Critical Variables :
 Time
 Temperature
 Relative humidity
 Ethylene oxide
concentration
Sterilisasi Suhu Rendah ETO/EO
Keuntungan Sterilisasi dengan ETO/EO
 Non korosif terhadap plastik,metal,karet

 Tidak membutuhkan pengemas khusus


 Daya Penetrasi kuat
 Dapat mensterilkan lumen sempit
 Dapat di gunakan untuk sterilisasi “
Implant “
Sterilisasi Suhu Rendah
Kelemahan Sterilisasi dengan ETO/EO
 Membutuhkan Aerasi sehingga proses
menjadi lama ( 4 - 12 Jam )
 Proses sterilisasi 2 - 4 Jam
 Bersifat :
toxic,mutagenik,karsinogenik,iritasi
saluran pernafasan
 Dalam konsentrasi tinggi dapat pusing,mual
dan muntah
2. Hydrogen peroxide gas plasma H2O2
Empat tingkatan materi di alam yaitu :
Padat
Cair
Gas
Plasma
Sterilisasi plasma yang terbentuk dari larutan
Hydrogen peroksida 58 %
Monitoring Sterilisasi
METODE STERILISASI MONITOR

Steam /Uap Time of exposure,


temperature, moisture

Panas kering/Dry heat Time and temperature

Gas Plasma Time, temperature,


H2O2 concentration &
plasma
ETO/EO Time,temperature,con
sentration gas EO &
Humidity
 Pencegahan dan pengendalian infeksi harus
dilakukan di setiap fasyankes untuk
mempertahankan mutu
 Salah satu upaya pencegahan HAIs adalah
melakukan dekontaminasi meliputi
pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi
 Agar mutu sterilisasi terjamin baik
diperlukan kegiatan monitoring, evaluasi
dan tindakan lanjut
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai