DAN EVALUASI
PROGRAM PPI
Di FKTP
PELATIHAN TOT PPI
BAGI PETUGAS KESEHATAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
GELOMBANG 1 TANGGAL 8 – 18 AGUSTUS 2022
wardanelayunus@gmail.com.2022
HELLO!
I am
Wardanela Yunus, CVRN.SKM.MM.
INTRODUCTION
FISQua
Kontak : 082111985043/wardanelayunus@gmail.com
Pengalaman Kerja/Organisasi
● IPCN Purnawaktu di RSJPDHK tahun 2001 – 2012
● Koordinator IPCN di RSDC Wisma Atlit tahun 2020 - 2022
● Ketua HIPPII (Periode 2010-2022)
● Menjadi Anggota Tim Pokja Nas PPI Kemenkes RI dari tahun
2012 – sekarang
● Anggota Bidang pelayanan HIPPII Pusat Tahun 2022 – sekarang
● Pengurus Perdalin Pusat tahun 2010 – 2016 dan Pengurus
Perdalin Jakarta tahun 2016 – skrg
● Pengurus IKKESINDO 2021- Sekarang
● Pengurus Komisi Akreditasi Kesehatan Pratama (KAKP)
● Surveiour KARS 2021 – sekarang
Pencapaian Indikator
Hasil Belajar
Peserta pelatihan mampu :
1. Melakukan Supervisi Program PPI
2. Melakukan Audit PPI
3. Melakukan Surveilance
4. Melakukan Infection Control Risk
Asessment (ICRA)
5. Melakukan Pengukuran Kinerja PPI di
FKTP
KUIZZZ
Jawaban : KURSI
UNTUK MEMASTIKAN
PESERTA MAMPU PROGRAMM PPI DI FKTAP
MELAKUKAN
FAKTOR RESIKO YANG TERJADI DI
PELAYANAN DI FKTP
wardanelayunus@gmail.com.2022
Penyakit Infeksi terkait pelayanan
backgroun
d
kesehatan/
Healthcare Associated
Infection (HAIs)
1. Adalah infeksi yang terjadi pada pasien
selama proses perawatan di rumah sakit
atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya,
2. dimana tidak infeksi atau dalam masa
inkubasi saat masuk rawat serta dapat
muncul setelah pulang rawat dan
3. juga infeksi yang dapat terjadi pada
petugas di fasilitas pelayanan kesehatan
karena pekerjaanya
wardanelayunus@gmail.com.2022
KONSEP INFEKSI : Rantai penularan Infeksi
7
ADA APA DENGAN INI ?
FENOMENA GUNUNG ES
1 2
PROGRAM PPI
PMK NO.27 TAHUN 2017 TENTANG PPI
PEDOMAN TEKHNIS PPI DI FKTP TAHUN 2020
1. KEWASPADAAN ISOLASI
2. PENCEGAHAN PPI DENGAN BUNDLES HAIs
3. SURVEILANS HAIs
4. PENDIDIKAN &PELATIHAN PPI
5. PENGGUNAAN AB YANG BIJAK
August, 2021
TUJUAN MONEV
PROGRAM PPI : Supervisi,
Audit, Surveilans HAIs dan ICRA
• Pertemuan Evaluasi oleh Tim PPI, setiap bulan - minimal setiap 3 bulan
SUPERVISI
Program PPI
01
01 SUPERVISI PROGRAM
PPI
Membandingkan antara
standart dengan pelaksanaan
di lapangan dengan hasil data
persentasi
TUJUAN .
(1) Menilai kepatuhan terhadap standar.
(2) Menilai adanya kesenjangan antara target yang ditetapkan dengan capaian
yang diperoleh di FKTP.
SASARAN .
(1) Audit program PPI
(2) Kepatuhan petugas terhadap standar PPI.
(3) Audit kewaspadaan standar.
LINGKUP YANG DAPAT DI AUDIT PADA PPI
Aspek manajerial
•Kebijakan, Pedoman, Program
Aspek klinis
•Standar Prosedur Operasional: Kebersihan tangan,
penerapan bundle
04
03
LAKUKAN PENILAIAN
02
DAN ANALISIS
01 MENYIAP-KAN DATA
MEMBUAT LAKUKAN
TOOLS AUDIT AUDIT DENGAN
RENCANA Sosialisasi WAKTU 15 -30 BANDING-KAN HASIL
AUDIT SESUAI Buat jadwal MENIT PENILAIAN DGN
PRIORITAS
INDIKATOR
MASALAH
Surveilans:
adalah suatu proses yang:
1
• Dinamis,
• Sistematis,
INDIKATOR
• Terus-menerus, Penetapan HAIs
merujuk pada KINERJA
Dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan
PPI
interpretasi dari data kesehatan yang penting pada suatu
populasi spesifik, dan didiseminasikan secara berkala
kepada pihak-pihak yang memerlukan untuk digunakan
dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi suatu
tindakan yang berhubungan dengan kesehatan dalam
upaya penilaian resiko Healthcare Assosiated
infections (HAIS).
35
02/13/2023
TUJUAN SASARAN
Mendapatkan data dasar Infeksi di pelayanan FKTP, untuk:
1. Menurunkan laju Infeksi yang terjadi di FKTP Kejadian HAIs yang berhubungan erat dengan
proses pelayanan medis dan keperawatan di
2. Identifikasi dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Infeksi di FKTP
FKTP, sbb:
3. Meyakinkan para tenaga kesehatan tentang adanya masalah yang memerlukan 1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
penanggulangan
2. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
4. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI 3. Plebitis
5. Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan
4. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
5. Abses gigi
6. Dan salah satu unsur pendukung untuk memenuhi standar penilaian akreditasi di
fasyankes
36
Alat, HH, tehnik disinfeksi alat,
FAKTOR RESIKO INFEKSI DI lingkungan
PELAYANAN KESEHATAN
Alat , HH,
Kontak PLEBITIS/IAD KIPI tekhnik aseptik
PLEBITIS :
IDO : pada Tindakan ekstrasi gigi
atau insisi terencana
Adalah inflamasi Vena yang disebabkan ABSES GIGI :
oleh iritasi kimia maupun mekanik. Adalah terbentuknya kantung atau benjolan berisi
nanah pada gigi, disebabkan oleh Bakteri muncul
sekitar akar gigi / gusi
Dengan tanda –tanda klinis :
a. Daerah merah disekitar insisi Ditandai dengan gejala :
b. Nyeri dan pembengkakan di daerah a. Demam
penusukan atau sepanjang pembuluh b. Gusi bengkak
darah vena c. Rasa sakit saat mengunyah / menggigit
c. Test Lab konfirmasi positif Bakteri d. Sakit menyeberang ke Telinga, Rahang dan
leher
e. Bau Mulut
f. Kemerehan / bengkak pada wajah
4. KIPI :
Adalah infeksi yang terjadi setelah Tindakan
Imunisasi yang diberikan secara penyuntikan.
42
02/13/2023
1. PERENCANAAN (PERSIAPAN)
43
02/13/2023
2. Pengumpulan data
1. Tetapkan metode pengumpulan data : menggunakan Formulir Manual ( harian dan bulanan
atau menggunakan sistim IT
2. Cara dan Sumber data:
• Observasi atau pengamatan langsung.
• Sumber data:
Pencatatan dan pelaporan unit kerja, sistem pencatatan dan pelaporan terpadu,
pencatatan pelaporan kesakitan dan kematian
Catatan medical record pasien/ catatan dokter atau tenaga medis lainnya
(bidan/perawat)
3. Data yang dikumpulkan Formulir pencatatan :
• Data demografik: nama, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor catatan medik, tanggal
masuk FKTP.
• Data Surveilans : data alat Kesehatan yang terpasang, tanggal infeksi muncul, jenis
infeksi, ruang pelayanan/perawatan saat infeksi muncul pertama kali.
• Data Penunjang HAis: penggunaan Anti Mikroba, data hasil laboratorium dan Ro Photo
dll 44
Contoh:
02/13/2023
PADA SAAT
MENEGAKKAN HAIs
PADA PENGGUNAAN
ALAT KESEHATAN :
PENUHI KAIDAH HAIS
2 HARI KALENDER
46
02/13/2023
Perhitungan :
1. Plebitis = 6/27 x 1000 = 222, 2 ‰
2. ISK = 1/15 x 1000 = 66, 6 ‰
3. IDO = 4/ 23 x 100 = 17,3 % 47
02/13/2023
3. Analisis Data
a) Tetapkan Numerator dan Denominator serta periode surveilan
Numerator adalah jumlah kejadian infeksi akibat penggunaan alat Kesehatan : IV kateter
(Plebitis, IAD), Urine kater (ISK), akibat Imunisasi (KIPI) dan Tindakan pembedahan/
Insisi/Extraksi gigi (IDO)
Denominator adalah lama hari terpasang alat seluruh pasien sebagai populasi, seluruh pasien
Tindakan bedah /insisi/ekstrasi gigi , imunisasi
Periode surveilan : Bulanan/triwulan
48
4. Interpretasi 02/13/2023
49
Lanjutan..
02/13/2023
50
02/13/2023
SIMULASI
KASUS
51
02/13/2023
53
02/13/2023
54
ICRA
Infection Control Risk Assesment
04
ICRA
( INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT )
1 IDENTIFIKASI MASALAH
melihat seberapa beratnya dampak potensial dan kemungkinan seberapa
sering frekuensi munculnya risiko, identifikasi aktifitas yang dilakukan
pada risiko dan cara transmisinya
2 ANALISA RISIKO
Mengapa terjadi ? Seberapa sering terjadi, dimana kejaiannya, siapa
saja yang berkontribusu dan apa dampaknya
3 PENILAIAN DAN PENENTUAN SKORING
Berdasarkan : PROBABILITY , DAMPAK DAN CURRENT SISTEM
4 PENGELOLAAN RISIKO
5. PLAN OF ACTION
LANGKAH PELAKSANAAN
ICRA PROGRAM PPI
IDETIFIKASI RESIKO ANALISA RESIKO EVALUASI RESIKO
1. MENGUKUR DAMPAK
YANG TERJADI AKIBAT
MUNCULNYA KEJADIAN
(PROBALITY)
2. TETAPKAN NILAI
TINGKAT RESIKO (angka
1 – 5)
PENILAIAN SISTEM
YANG ADA : Peraturan,
Fasilitas, Kepatuhan
MELAKUKAN
PENILAIAN
SCORING RESIKO
INFEKSI DENGAN
X X
MEMBUAT MATRIX
Petugas menggunakan 3 3 4 36 II
APD masih belum
sesuai indikasi
Ketersediaan Sarana
kebersihan Tangan
Sabun, air mengalir,
tisu dan handrubs
HASIL AUDIT ?
SAMPLE AUDIT,
Kemampuan meng audit
Membuat plan of action (rencana kegiatan)
No 1
Kel Resiko HAIS
Potensial Resiko Kebersihan tangan belum dipatuhi oleh petugas kesehatan
Skor 48
Prioritas 1
Tujuan Umum Mengurangi resiko terjadinya infeksi silang akibat ketidak patuhan kebersihan tangan
Tujuan Khusus 1. Semua petugas sudah paham tentang kebersihan tangan
2. Tingkat kepatuhan terhadap kebersihan tangan baik > 85 %
Strategi 1. Memenuhi sarana kebersihan tangan di area pelayanan
2. Membersikan edukasi dan pelatihan tentang kebersihan tangan
3. Melakukan audit kepatuhan kebersihan tangan
Evaluasi 30 Agustus 2022
Progres/analisis RENCANA BULAN SEPT 2022 :
1. Koordinasi pemenuhan sarana kebersihan tangan
2. Edukasi tentang Hand Hygiene kepada seluruh petugas secara bertahap dalam 1 bulan
LANGKAH DALAM MENETAPKAN KAJIAN ICRA
KONSTRUKSI
PRE
1. Tentukan tipe Konstruksi atau renovasi yang akan dilakukan
RENOVASI
2. Ketahui dimana lokasi rencana konstruksi atau renovasi yang akan
dilaksanakan
3. Analisa dan tetapkan kelas/level hasil penilaian
4. Tetapkan rekomendasi upaya pencegahan resiko infeksi
Area Perkantoran
Class of
Precautions
Langkah-langkah Intervensi PPI
Ditentukan Berdasarkan Kelas
Risiko Berdasarkan Type Konstruksi Kelas I, sbb:
• Lakukan pekerjaan dengan metode meminimalkan debu
• Pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan selesai
(ICRA) &
pekerjaan selesai.
1. Memperoleh perizinan dari KPPI sebelum kegiatan 6. Vakum area kerja dengan penyaring HEPA.
KELAS III konstruksi dimulai 7. Lakukan pengepelan basah dengan
2. Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk pembersih/disinfektan
mencegah kontaminasi pada sistem saluran. 8. Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas
PENGAWASAN
3. Siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode area kerja dengan hati-hati untuk meminimalkan
kontrol kubus (menutup area kerja dengan plastik penyebaran kotoran dan puing-puing konstruksi.
dan menyegel dengan vakum HEPA untuk 9. Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang
menyedot debu keluar) sebelum konstruksi dimulai. tertutup rapat sebelum dibuang.
4. Menjaga tekanan udara negatif dalam area kerja 10. Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah.
SELAMA KONSTRUKSI
dengan menggunakan unit penyaringan udara 11. Setelah pekerjaan selesai, rapikan kembali sistem
HEPA. HVAC.
Tanggal 5. Pembatas area kerja harus tetap dipasang sampai
proyek selesai diperiksa oleh Komite K3, KPPI, dan
Paraf dilakukan pembersihan oleh petugas kebersihan.
1. Memperoleh perizinan dari KPPI sebelum kegiatan 7. Semua personil yang memasuki area kerja
KELAS IV konstruksi dimulai diwajibkan untuk memakai penutup sepatu. Sepatu
2. Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk harus diganti setiap kali keluar dari area
mencegah kontaminasi sistem saluran. kerja.Pembatas area kerja harus tetap dipasang
3. Siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode sampai proyek selesai diperiksa oleh Komite K3,
kontrol kubus (menutup area kerja dengan plastik KPPI, dan dilakukan pembersihan oleh petugas
dan menyegel dengan vakum HEPA untuk kebersihan.
menyedot debu keluar) sebelum konstruksi dimulai. 8. Vakum area kerja dengan penyaring HEPA.
4. Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja 9. Lakukan pengepelan basah dengan
dengan menggunakan unit penyaringan udara pembersih/disinfektan.
HEPA. 10. Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas
5. Menyegel lubang, pipa, dan saluran. area kerja dengan hati-hati untuk meminimalkan
6. Membuat anteroom dan mewajibkan semua personel penyebaran kotoran dan puing-puing konstruksi.
untuk melewati ruangan ini sehingga mereka dapat 11. Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang
Tanggal disedot menggunakan vacuum cleaner HEPA tertutup rapat sebelum dibuang.
sebelum meninggalkan tempat kerja atau mereka 12. Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah.
Paraf bisa memakai pakaian kerja yang lepas setiap kali 13. Setelah pekerjaan selesai, rapikan kembali sistem
mereka meninggalkan tempat kerja. HVAC.
Persyaratan tambahan:
Pengawasan
Saat konstruksi
05
INDIKATOR KINERJA PPI
INDIKATOR KINERJA PPI
KESIMPULAN
Monitoring dan Evaluasi
Adalah kegiatan untuk memastikan
pelaksanaan program sesuai dengan perencanaan
kegiatan program