Anda di halaman 1dari 86

MONITORING

DAN EVALUASI
PROGRAM PPI
Di FKTP
PELATIHAN TOT PPI
BAGI PETUGAS KESEHATAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
GELOMBANG 1 TANGGAL 8 – 18 AGUSTUS 2022

wardanelayunus@gmail.com.2022
HELLO!
I am
Wardanela Yunus, CVRN.SKM.MM.
INTRODUCTION
FISQua
Kontak : 082111985043/wardanelayunus@gmail.com
Pengalaman Kerja/Organisasi
● IPCN Purnawaktu di RSJPDHK tahun 2001 – 2012
● Koordinator IPCN di RSDC Wisma Atlit tahun 2020 - 2022
● Ketua HIPPII (Periode 2010-2022)
● Menjadi Anggota Tim Pokja Nas PPI Kemenkes RI dari tahun
2012 – sekarang
● Anggota Bidang pelayanan HIPPII Pusat Tahun 2022 – sekarang
● Pengurus Perdalin Pusat tahun 2010 – 2016 dan Pengurus
Perdalin Jakarta tahun 2016 – skrg
● Pengurus IKKESINDO 2021- Sekarang
● Pengurus Komisi Akreditasi Kesehatan Pratama (KAKP)
● Surveiour KARS 2021 – sekarang
Pencapaian Indikator
Hasil Belajar
Peserta pelatihan mampu :
1. Melakukan Supervisi Program PPI
2. Melakukan Audit PPI
3. Melakukan Surveilance
4. Melakukan Infection Control Risk
Asessment (ICRA)
5. Melakukan Pengukuran Kinerja PPI di
FKTP
KUIZZZ

Kalau sedang sendiri, kakinya ada empat, kalau berdua,


kakinya jadi ada delapan. Siapakah aku?

Jawaban : KURSI

Posisiku ada di depan ibu, tetapi suka bersembunyi di


belakang televisi. Aku bisa hidup di tengah air. Tapi, kalau
ayah datang, aku akan menghilang. Siapakah aku?
JAWABAN : HURUP i
POKOK BAHASAN
KONSEP INFEKSI & RANTAI PENULARAN
INFEKSI

UNTUK MEMASTIKAN
PESERTA MAMPU PROGRAMM PPI DI FKTAP

MELAKUKAN
FAKTOR RESIKO YANG TERJADI DI
PELAYANAN DI FKTP

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM


PPI

PENGUKURAN KINERJA PPI DI


FKTP

wardanelayunus@gmail.com.2022
Penyakit Infeksi terkait pelayanan
backgroun
d
kesehatan/
Healthcare Associated
Infection (HAIs)
1. Adalah infeksi yang terjadi pada pasien
selama proses perawatan di rumah sakit
atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya,
2. dimana tidak infeksi atau dalam masa
inkubasi saat masuk rawat serta dapat
muncul setelah pulang rawat dan
3. juga infeksi yang dapat terjadi pada
petugas di fasilitas pelayanan kesehatan
karena pekerjaanya
wardanelayunus@gmail.com.2022
KONSEP INFEKSI : Rantai penularan Infeksi

Mencegah supaya agent jangan


sampai dipindahkan dan masuk
ke Host.

7
ADA APA DENGAN INI ?

FENOMENA GUNUNG ES

KONDISI PANDEMI COVID-19

Bagaikan gunung es, sedikit


dipermukaan namun banyak yang
tersembunyi……
SUMBER RUJUKAN UTAMA

1 2
PROGRAM PPI
PMK NO.27 TAHUN 2017 TENTANG PPI
PEDOMAN TEKHNIS PPI DI FKTP TAHUN 2020

1. KEWASPADAAN ISOLASI
2. PENCEGAHAN PPI DENGAN BUNDLES HAIs
3. SURVEILANS HAIs
4. PENDIDIKAN &PELATIHAN PPI
5. PENGGUNAAN AB YANG BIJAK

MONITORING DAN EVALUASI :


1.SUPERVISI Melihat pelaksanaan program PPI
2.AUDIT Mengukur hasil pelaksanaan program PPI
3.SURVEILAN HAIs Menghasilkan Data Angka kejadian Infeksi
4. ICRA upaya penyelesaian masalah skala prioritas
wardanelayunus@gmail.com
MONITORING
& EVALUASI
PROGRAM PPI

August, 2021
TUJUAN MONEV
PROGRAM PPI : Supervisi,
Audit, Surveilans HAIs dan ICRA

Suatu kegiatan yang dilakukan untuk memastikan pelaksanaan kegiatan


program PPI sesuai dengan Pedoman dan Perencanaan serta melakukan
evaluasi sejauh mana pencapaian target indicator keberhasilan program
kegiatan PPI yang akan dilaporkan secara berkala
MONITORING DAN EVALUASI
SUPERVISI PELAKSANAAN PROGRAM PPI : Melihat dan meninjau pelaksaan
program PPI, pelaksanaan rutin dalam kegiatan pelayanan Kesehatan
1 AUDIT PROGRAM PPI adalah melakukan penilaian terhadap capaian
target pelaksaan program PPI, dilakukan secara berkala
2 membandingkan target dan pelaksanaan di unit kerja
Infection Control Risk Assesement (ICRA) adalah melakukan
penilaian dan penyelesaian masalah dengan menggunakan sistim
3 prioritas , minimal dilakukan 1 tahun sekali
Surveilans HAIs : Pengumpulan, identifikasi, analisis dan
interpretasi dari data kesehatan yang penting pada suatu populasi
4 spesifik

Next Step Slide Presentation


MONEV PPI Berkala dan Berkesinambungan
• Monitoring PPI : program, kejadian infeksi (HAIs) dan kepatuhan terhadap
penerapan standar PPI.
• Monitoring membutuhkan alat bantu : formulir registrasi pasien, formulir harian,
dan formulir bulanan. …..dilakukan oleh Tim PPI.
• Kegiatan monitoring PPI, meliputi :
1) Monitoring Program PPI (RPK)  Idealnya setiap bulan, minimal 1X per-3 bulan .
2) Monitoring rutin penerapan PPI i  Idealnya setiap hari pelayanan
3) Pelaksanaan audit PPI  Mengikuti jadwal/rencana audit
4) Monitoring pelaksanaan surveilans  Minimal setiap minggu
5) Monitoring ICRA dan Pelaporan kegiatan PPI  sesuai kebijakan FKTP

• Pertemuan Evaluasi oleh Tim PPI, setiap bulan - minimal setiap 3 bulan
SUPERVISI
Program PPI
01
01 SUPERVISI PROGRAM
PPI

Supervisi adalah suatu proses penjaminan


di dalam praktik pekerjaan agar pekerja dapat
bekerja dengan benar. Tujuan dari
adanya supervisi sendiri yaitu untuk menjamin
proses pemberian layanan kepada klien dapat
berjalan secara efektif dan berkualitas..
((Purwanto,2000))

Next Step Slide Presentation


Monitoring adalah proses pengumpulan
01
data untuk memastikan pelaksanaan
program sesuai dengan perencanaan
kegiatan program

02 Dilakukan secara rutin dan berkelanjutan


Pengamatan atas kualitas dari layanan
yang kita berikan.
SUPERVISI
03 Berorientasi pada perbaikan kinerja
Menyusun indikator keberhasilan
memenuhi prinsip S M A R T
TIDAK MENGGUNAKAN CHEK LIST
HANYA PENGAMATAN …DAN DIAMBIL
KESIMPULAN SEMENTARA 04 Dilaksanakan oleh pihak yang kompeten,
obyektif, dan independen /tidak
memihak.oleh Komite/tim PPI yang
Next Step Slide Presentation kompeten
SUPERVISI KEGIATAN
PELAYANAN
KESEHATAN DI FKTP
TUJUAN
 Memastikan apakah
pelaksanaan kegiatan /
program yang sedang
berlangsung sesuai
dengan perencanaan dan
prosedur yang telah
disepakati.

 Memberikan data dan


informasi untuk Menyusun
perbaikan kebijakan dan
perbaikan program
Next Step Slide Presentation 18
SUPERVISI PENERAPAN PPI
• Idealnya dilakukan setiap hari terutama pada unit atau area berisiko tinggi: UGD, ruang
bersalin, ruang tindakan, polik gigi, rawat inap, polik TB, Lab, dll.
• Dilakukan oleh Tim PPI atau yang ditugaskan melakukan kunjungan rutin ke setiap unit
pelayanan untuk melihat secara sepintas apakah petugas menerapkan kewaspadaan standar
dan transmisi (di RS dilakukan oleh IPCN), dimaksudkan untuk menjaga/mempertahankan
mutu pelayanan.
• Petugas yang melakukan monitoring rutin dapat mengembangkan ceklist sederhana
untuk pemantauan atau berupa buku monitoring rutin.
• Jika dalam pengamatan “sering” terjadi penyimpangan terhadap SOP maka dapat
dilakukan Audit untuk memperoleh data berapa besar (%) gap terhadap standar.
MENGAMATI PENERAPAN KEWASPADAAN STANDAR
Misalnya:

Kepatuhan hand hygiene dan


Penggunaan APD
Monitoring
Kepatuhan pelaksanaan Bundles
Rutin HAIs
Penerapan
Standar PPI Pengelolaan Peralatan Perawatan dan
Medis lainnya
pada unit
pelayanan Pengelolaan kebersihan lingkungan dan
Limbah Hasil Pelayanan.
AUDIT
Program PPI
02
AUDIT
PROGRAM PPI

Adalah suatu proses sistematik, independen,


terdokumentasi dalam memperoleh bukti
yang terpercaya dan teruji untuk dinilai
secara objektif sampai dimana kriteria yang
diaudit terpenuhi kebijakan, prosedur,
persyaratan (ISO 19011:2011)
Flowchart Power Point
Kegiatan pengumpulan data
dan informasi yang factual dan
signifikan

Bersifat sistimatis, objektif,


dan terdokumentasi

Membandingkan antara
standart dengan pelaksanaan
di lapangan dengan hasil data
persentasi

Next Step Slide Presentation 23


AUDIT PPI
PENGERTIAN
• Adalah kegiatan mengumpulkan data dan informasi yang faktual dan signifikan
melalui interaksi secara sistematis, objektif dan terdokumentasi

TUJUAN .
(1) Menilai kepatuhan terhadap standar.
(2) Menilai adanya kesenjangan antara target yang ditetapkan dengan capaian
yang diperoleh di FKTP.

SASARAN .
(1) Audit program PPI
(2) Kepatuhan petugas terhadap standar PPI.
(3) Audit kewaspadaan standar.
LINGKUP YANG DAPAT DI AUDIT PADA PPI
Aspek manajerial
•Kebijakan, Pedoman, Program

Aspek klinis
•Standar Prosedur Operasional: Kebersihan tangan,
penerapan bundle

Sarana & Prasarana


•Kelengkapan fasilitas: Kebersihan tangan, Pengelolaan limbah

Physical lay out, traffic flow


•Pelayanan Lab/TB
•Pelayanan Gizi,dll

KURSUS DASAR PPI_FKTP_2020


LANGKAH PELAKSANAAN AUDIT

04
03
LAKUKAN PENILAIAN
02
DAN ANALISIS
01 MENYIAP-KAN DATA
MEMBUAT LAKUKAN
TOOLS AUDIT AUDIT DENGAN
RENCANA Sosialisasi WAKTU 15 -30 BANDING-KAN HASIL
AUDIT SESUAI Buat jadwal MENIT PENILAIAN DGN
PRIORITAS
INDIKATOR
MASALAH

Next Step Slide Presentation 26


WAKTU PELAKSANAAN AUDIT

 Selama jam sibuk –pelayanan sedang berlangsung


 Waktu 15 -30 menit(Kebersihan tangan)
 Periode tertentu: tgl….sd……
 Dilakukan sesuai program PPI atau jika ada temuan
 dilakukan oleh orang yang terlatih dan pengamatan
langsung lebih akurat
PENENTUAN SKORING
(a) Ditetapkan beradasarkan hasil pengumpulan data dengan kategori
kepatuhan
 < 75 % : Kepatuhan Minimal
 76 – 84 % : Kepatuhan Intermediate
 > 85 % : Kepatuhan baik
(b) Kriteria ditandai : ya dan tidak
(c) Nilai kepatuhan : jumlah total ya dibagi jumlah total ya dan tidak dikali 100 %
(d) Hitung skoring sesuai formula
CONTOH PELAKSANAAN
AUDIT

Next Step Slide Presentation


Rumah sakit
HASIL PENILAIAN AUDIT PPI
1. Bandingkan dengan kamus Indikator Kinerja PPI yang telah
dibuat oleh masing-masing FKTP.
2. Rekomendasi yang dibuat sesuai dengan penyebab atau akar
masalah yang ditemukan.
3. Buat laporan Audit dan sampaikan kepimpinan FKTP
SURVEILANS
Program PPI
03
02/13/2023
PMK 27/2017
PENGERTIAN

Surveilans:
adalah suatu proses yang:
1
• Dinamis,
• Sistematis,
INDIKATOR
• Terus-menerus, Penetapan HAIs
merujuk pada KINERJA
Dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan
PPI
interpretasi dari data kesehatan yang penting pada suatu
populasi spesifik, dan didiseminasikan secara berkala
kepada pihak-pihak yang memerlukan untuk digunakan
dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi suatu
tindakan yang berhubungan dengan kesehatan dalam
upaya penilaian resiko Healthcare Assosiated
infections (HAIS).
35
02/13/2023

TUJUAN DAN SASARAN

TUJUAN SASARAN
Mendapatkan data dasar Infeksi di pelayanan FKTP, untuk:

1. Menurunkan laju Infeksi yang terjadi di FKTP Kejadian HAIs yang berhubungan erat dengan
proses pelayanan medis dan keperawatan di
2. Identifikasi dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Infeksi di FKTP
FKTP, sbb:
3. Meyakinkan para tenaga kesehatan tentang adanya masalah yang memerlukan 1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
penanggulangan
2. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
4. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI 3. Plebitis
5. Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan
4. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
5. Abses gigi
6. Dan salah satu unsur pendukung untuk memenuhi standar penilaian akreditasi di
fasyankes

36
Alat, HH, tehnik disinfeksi alat,
FAKTOR RESIKO INFEKSI DI lingkungan
PELAYANAN KESEHATAN

Kontak PNEUMONIA Droplet


Alat , HH, APD
SDM handal
Kontak
Tekhnik aseptic

Alat , HH,
Kontak PLEBITIS/IAD KIPI tekhnik aseptik

Kontak Droplet Kontak Droplet

Airborne IDO/ABSES IDO Airborne

Peralatan, HH, APD, Peralatan HH, APD


sterilitas alat, lingkungan, Sterilitas alat
lingkungan Kontak immunitas pasien
ISK

Peralatan, SDM handar,


sterilitas alat, lingkungan
SASARAN SURVEILANS DI FKTP

ISK : TERPASANG URINE KATETR IDO : Tindakan operasi bedah


MENETAP minor
Adalah infeksi yang terjadi akibat adalah infeksi yang terjadi pasca operasi
penggunaan indweeling kateter dalam kurun waktu 30 hari yang hanya
dalam kurun waktu 2 X 24 jam melibatkan kulit dan jaringan subkutan
ditemukan tanda infeksi : pada tempat insisi.
 Demam ( > 38 C )
 Dysuria Ditemukan salah atau tanda sbb:
 Nyeri Supra Pubik a. Gejala Infeksi
 Urine berubah warna b. Cairan Purulen
 Test Lab konfirmasi positif Bakteri c. Ditemukan kuman
SASARAN SURVEILANS DI FKTP

PLEBITIS :
IDO : pada Tindakan ekstrasi gigi
atau insisi terencana
Adalah inflamasi Vena yang disebabkan ABSES GIGI :
oleh iritasi kimia maupun mekanik. Adalah terbentuknya kantung atau benjolan berisi
nanah pada gigi, disebabkan oleh Bakteri muncul
sekitar akar gigi / gusi
Dengan tanda –tanda klinis :
a. Daerah merah disekitar insisi Ditandai dengan gejala :
b. Nyeri dan pembengkakan di daerah a. Demam
penusukan atau sepanjang pembuluh b. Gusi bengkak
darah vena c. Rasa sakit saat mengunyah / menggigit
c. Test Lab konfirmasi positif Bakteri d. Sakit menyeberang ke Telinga, Rahang dan
leher
e. Bau Mulut
f. Kemerehan / bengkak pada wajah
4. KIPI :
Adalah infeksi yang terjadi setelah Tindakan
Imunisasi yang diberikan secara penyuntikan.

Ditemukan tanda-tanda infeksi, antara lain:


a. Gejala KIPI Ringan : Nyeri, bengkak
kemerahan di daerah penyuntikan, Gatal,
Demam, Sakit Kepala, Lemas.
b. Gejala KIPI Berat : Alergi berat, Jumlah
Thrombocite menurun, Kejang, Hipotonia /
bayi lemas
KAIDAH PENGERTIAN HAIS
INKLUSI EKSKLUSI
1. Tidak dalam fase 1. Sudah dalam fase
inkubasi penyakit inkubasi penyakit
infeksi terkait HAis infeksi terkait HAis
2. Dipasang alat 2. Dipasang alat
kesehatan atau kesehatan atau
tindakan operasi tindakan operasi
didalam faskes diluar faskes
3. Memenuhi standar 3. Tidak memenuhi
kriteria HAIs standar kriteria HAIs
wardanelayunus@gmail.com.2022
02/13/2023

SIKLUS PELAKSANAAN SURVEILANS

SIAPA YANG MELAKUKAN


SURVEILANS ?

ORANG YANG TERLATIH DAN


DILAKSANAKAN SECARA
BERKESINAMBUNGAN

SECARA MANUAL ATAU


SISTIM INFORMASI (IT)

42
02/13/2023

1. PERENCANAAN (PERSIAPAN)

1. Kaji Populasi beresiko infeksi sesuai


kasus yang ada di fasyankes ---
(mengacu pada Kamus Indikator PPI yg
sudah dibuat).
2. Seleksi kasus pelayanan yang paling
banyak resiko terjadi infeksi
….memenuhi standar HAIs ( waktu
terpasang alat Kesehatan dan tidakan
pelayanan Kesehatan)
3. Gunakan definisi operasional yang
mudah dipahami dan mudah
diaplikasikan.

43
02/13/2023

2. Pengumpulan data
1. Tetapkan metode pengumpulan data : menggunakan Formulir Manual ( harian dan bulanan
atau menggunakan sistim IT
2. Cara dan Sumber data:
• Observasi atau pengamatan langsung.
• Sumber data:
 Pencatatan dan pelaporan unit kerja, sistem pencatatan dan pelaporan terpadu,
pencatatan pelaporan kesakitan dan kematian
 Catatan medical record pasien/ catatan dokter atau tenaga medis lainnya
(bidan/perawat)
3. Data yang dikumpulkan  Formulir pencatatan :
• Data demografik: nama, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor catatan medik, tanggal
masuk FKTP.
• Data Surveilans : data alat Kesehatan yang terpasang, tanggal infeksi muncul, jenis
infeksi, ruang pelayanan/perawatan saat infeksi muncul pertama kali.
• Data Penunjang HAis: penggunaan Anti Mikroba, data hasil laboratorium dan Ro Photo
dll 44
Contoh:
02/13/2023

FORM HARIAN SURVEILANS

PADA SAAT
MENEGAKKAN HAIs
PADA PENGGUNAAN
ALAT KESEHATAN :
PENUHI KAIDAH HAIS
2 HARI KALENDER

46
02/13/2023

FORM BULANAN SURVEILANS

Perhitungan :
1. Plebitis = 6/27 x 1000 = 222, 2 ‰
2. ISK = 1/15 x 1000 = 66, 6 ‰
3. IDO = 4/ 23 x 100 = 17,3 % 47
02/13/2023

3. Analisis Data
a) Tetapkan Numerator dan Denominator serta periode surveilan
 Numerator adalah jumlah kejadian infeksi akibat penggunaan alat Kesehatan : IV kateter
(Plebitis, IAD), Urine kater (ISK), akibat Imunisasi (KIPI) dan Tindakan pembedahan/
Insisi/Extraksi gigi (IDO)
 Denominator adalah lama hari terpasang alat seluruh pasien sebagai populasi, seluruh pasien
Tindakan bedah /insisi/ekstrasi gigi , imunisasi
 Periode surveilan : Bulanan/triwulan

b) Lakukan Analisa data surveilan


1. Angka kejadian Hais tertinggi ?
2. Faktor Penyebab peningkatan angka kejadian Infeksi
3. Hasil Audit investigasi
4. Buat Langkah perbaikan …: ICRA PROGRAM. 5 W, PDCA

48
4. Interpretasi 02/13/2023

Interprestasi data surveilans:

1. Dapat dibuat dalam bentuk tabel, grafik , pie dll


(sesuai keperluan).
2. Penyajian data harus jelas, sederhana, mudah
dipahami yang memperlihatkan pola kejadian
infeksi dan perubahan yang terjadi (trend).
3. Bandingkan hasil surveilans dengan target kejadian
infeksi yang sudah ditetapkan.
4. Nilai lakukan analisa kecenderungan menurut jenis
infeksi, ruang perawatan, serta jelaskan sebab
terjadinya peningkatan kasus.

49
Lanjutan..
02/13/2023

5. Laporan dan Rekomedasi


• Laporan dan rekomendasi hasil
surveilans oleh Ketua Tim
PPI/Penanggung jawab PPI kepada
pimpinan FKTP secara periodik
(tergantung kebijakan fasyankes
setiap bulan, triwulan , tahunan)
untuk dilakukan tindak lanjut hasil
persetujuan.

• Diseminasi dan atau komunikasikan


kepada unit atau pihak yang
berkepentingan untuk dilakukan
langkah tindak lanjut atau perbaikan

50
02/13/2023

SIMULASI
KASUS

51
02/13/2023

DATA SURVEILANS PUSKESMAS MELATI


1. Dalam tiga bulan pengamatan Periode Okt – Desember 2021:
Terdapat 15 pasien dipasang urine kateter menetap hanya masing 1 hari , 2 orang
pasien terpasang masing masing 2 hari dan 3 hari, dan 1 orang terjadi ISK.
2. Hitung Numerator dan Denomintornya. :
1/20 (15+2+3) x 1000 = 50 ‰

3. Analisis dan insiden rate ISK di Puskesmas Melati.


Dari jumlah 20 pasien dengan lama hari pemasangan urine kateter 20 hari
ditemukan ISK 1 orang pada pasien yg terpasang 3 hari kalender, dari hasil audit
didapatkan kepatuhan terhadap bundles ISK tidak dilakukan Rencana tindak
lanjut : sosialisasi Bundles ISK
52
02/13/2023

DATA SURVEILANS PUSKESMAS ANGGREK

1. Dalam tiga bulan pengamatan Periode Okt – Desember 2020 :


Pada kegiatan immunisasi di Pukesmas Angrek terdapat 250 pasien, dan
ditemukan ada 2 anak balita dilaporkan demam dan menggigil selama 1 hari dan
3 anak daerah injeksi tampak merah dan bengkak cukup luas

2. Hitung Numerator dan Denomintornya.


3. Analisis dan insiden rate KIPI di Puskesmas Anggrek

53
02/13/2023

DATA SURVEILANS PUSKESMAS MELATI

1. Dalam tiga bulan pengamatan Periode Okt – Desember 2020 :


Terdapat 10 pasien tindakan operasi minor antara lain : pengangkatan limphoma,
superfisial neuroktomi, tenotomi dan tindakan sunat
 dari semua tindakan operasi tersebut ditemukan 2 orang yang dinyatakan IDO akibat
bedah Minor

2. Hitung Numerator dan Denominatornya.


3. Analisis dan insiden rate ISK di Puskesmas Melati.

54
ICRA
Infection Control Risk Assesment

04
ICRA
( INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT )

ICRA merupakan suatu perencanaan proses dan bernilai


penting dalam menetapkan program dan pengembangan
kontrol infeksi (APIC,2015)
ICRA merupakan bagian proses perencanaan pencegahan
dan kontrol infeksi, sarana untuk mengembangkan
perencanaan, pola bersama menyusun perencanaan,
menjaga fokus surveilans dan aktivitas program lainnya,
serta melaksanakan program pertemuan reguler dan upaya
pendanaan (Lardo, 2016).
ICRA

ICRA PROGRAM ICRA KONSTRUKSI


PENILAIAN RISIKO INFEKSI TERKAIT  Suatau penglkajian multi displin yang
PROGRAM PPI proses nya di dokumentasikan untuk
1. Identifikasi risiko mengidentifikasi secara proaktif dan
2. Analisa risiko (pembuatan matriks mengurangi risiko infeksi yang bisa
grading) terjadi selama kegiatan konstruksi (APIC
3. Penilaian dan penentuan skor report 2000)
4. Pengelolaan risiko  Pembongkaran, konstruksi, renovaso
5. Membuat plan of action (rencana Gedung di area mana saja di fasyankes
kegiatan) yang dapat menjadi sumber infeksi
TINDAKAN PELAYANAN GIGI
PERTOLONGAN PERSALINAN
NEBULAZER OKSIGEN
PENYUNTIKAN YANG AMAN
LAPORAN HASIL SURVEILAN HAIS
HASIL AUDIT PROGRAM PPI

KEJADIAN BERULANG DAN ICRA


BERESIKO MENINGKATKAN
KEJADIAN INFEKSI PROGRAM PPI
LANGKAH DALAM MENETAPKAN KAJIAN ICRA
PROGRAM

1. Data surveilans/audit/informasi manajemen terkait masalah yang ditemukan


2. Buat TIM multi Profesi : Penanggung jawab PPI , buat rapat Bersama
3. Pembahasan permasalahan berdasarkan : Probality , Dampak dan system
4. Melakukan Scoring nilai dan tetapkan prioritas masalah
5. Buat Langkah perbaikan : PDSA, 5 W,

REKOMENDASI KE UNIT KERJA MELAKUKAN EVALUASI HASIL PERBAIKAN


UNTU DILAKUKAN LANGKAH MENGGUNAKAN DATA: AUDIT SURVEILAN,
PERBAIKAN LAPORAN MANAJEMEN/UNIT
LANGKAH PENGKAJIAN ICRA PROGRAM

1 IDENTIFIKASI MASALAH
melihat seberapa beratnya dampak potensial dan kemungkinan seberapa
sering frekuensi munculnya risiko, identifikasi aktifitas yang dilakukan
pada risiko dan cara transmisinya

2 ANALISA RISIKO
Mengapa terjadi ? Seberapa sering terjadi, dimana kejaiannya, siapa
saja yang berkontribusu dan apa dampaknya
3 PENILAIAN DAN PENENTUAN SKORING
Berdasarkan : PROBABILITY , DAMPAK DAN CURRENT SISTEM

4 PENGELOLAAN RISIKO

5. PLAN OF ACTION
LANGKAH PELAKSANAAN
ICRA PROGRAM PPI
IDETIFIKASI RESIKO ANALISA RESIKO EVALUASI RESIKO

1. Pembahasnan dan peneptapan Hasil rapat multidisiplin (Medis,


Grading resiko dengan keperawatan, Bidan dan unit
melakukan scoring : Probality,
kerja) melakukan Penetapan
DILAKUKAN OLEH Dampak, Sistem
PJ/KOORD PPI MELIBATKAN 2. Melibatkan bidang Medis,
Nilai Scoring(Probality x
BAGIAN MUTU DAN UNIT Bidang keperawatan dan Unit Dampak x Sistem) sebagai
TERKAIT
terkait indicator masalah prioritas
PENILAIAN
PROBALITAS /
FREKUENSI
1. MENGUKUR BERAPA
BANYAK KEJADIAN
YANG MUNCUL SETIAP
TAHUN, SEMAKIN
BANYAK BERESIKO
2. TETAPKAN NILAI
TINGKAT RESIKO (angka
1 – 5)
PENILAIAN
DAMPAK KLINIS /
KONSEKUENSI

1. MENGUKUR DAMPAK
YANG TERJADI AKIBAT
MUNCULNYA KEJADIAN
(PROBALITY)
2. TETAPKAN NILAI
TINGKAT RESIKO (angka
1 – 5)
PENILAIAN SISTEM
YANG ADA : Peraturan,
Fasilitas, Kepatuhan

1. Menilai adanya Regulasi,


ketersediaan fasilitas
atas sarana PPI dan
kepatuhan petugas
terhada standar
2. TETAPKAN NILAI
TINGKAT RESIKO (angka
1 – 5)
PENILAIAN SCORE RESIKO INFEKSI
Menggunakan metode penilaian ICRA

MELAKUKAN
PENILAIAN
SCORING RESIKO
INFEKSI DENGAN
X X
MEMBUAT MATRIX

MENGHITUNG SCORING NILAI


MASALAH DI LAPANGAN HASIL AUDIT
1. PETUGAS MASIH MENGGUNAKAN APD SESUAI INDIKASI
2. SARANA KEBERSIHAN TANGAN BELUM TERPENUHI
SECARA RUTIN
3. KEBERSIHAN TANGAN BELUM DIPATUHI OLEH PETUGAS
4. PENYUNTIKAN YANG AMAN BELUM SEMUA PETUGAS
MELAKUKAN SESUAI STANDAR
ICRA PADA PELAYANAN
POTENSIAL RIKS/ PROBABILITY IMPACT CURRENT SYSTEM
PROBLEM
SKOR
Prioritas
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Petugas menggunakan 3 3 4 36 II
APD masih belum
sesuai indikasi

Sarana Kebersihan tangan 4 3 2 24 III


belum terpenuhi secara
rutin

Kebersihan Tangan belum 4 3 4 48 I


dipatuhi oleh petugas

Penyuntikan yang aman 2 3 3 18 IV


belum semua petugas
melakukan sesuai standar
MASALAH HASIL NILAI PRIORITAS SUDAH DIDAPATKAN
MAKA DILAKUKAN ANALISIS PENYEBAB UTAMA
MASALAH
Pemahaman tentang HH
(kepatuhan)
Sosialisasi & pelatihan

Ketersediaan Sarana
kebersihan Tangan
Sabun, air mengalir,
tisu dan handrubs

HASIL AUDIT ?

SAMPLE AUDIT,
Kemampuan meng audit
Membuat plan of action (rencana kegiatan)
No 1
Kel Resiko HAIS
Potensial Resiko Kebersihan tangan belum dipatuhi oleh petugas kesehatan

Skor 48
Prioritas 1
Tujuan Umum Mengurangi resiko terjadinya infeksi silang akibat ketidak patuhan kebersihan tangan
Tujuan Khusus 1. Semua petugas sudah paham tentang kebersihan tangan
2. Tingkat kepatuhan terhadap kebersihan tangan baik > 85 %
Strategi 1. Memenuhi sarana kebersihan tangan di area pelayanan
2. Membersikan edukasi dan pelatihan tentang kebersihan tangan
3. Melakukan audit kepatuhan kebersihan tangan
Evaluasi 30 Agustus 2022
Progres/analisis RENCANA BULAN SEPT 2022 :
1. Koordinasi pemenuhan sarana kebersihan tangan
2. Edukasi tentang Hand Hygiene kepada seluruh petugas secara bertahap dalam 1 bulan
LANGKAH DALAM MENETAPKAN KAJIAN ICRA
KONSTRUKSI

PRE
1. Tentukan tipe Konstruksi atau renovasi yang akan dilakukan
RENOVASI
2. Ketahui dimana lokasi rencana konstruksi atau renovasi yang akan
dilaksanakan
3. Analisa dan tetapkan kelas/level hasil penilaian
4. Tetapkan rekomendasi upaya pencegahan resiko infeksi

Selama renovasi Setelah renovasi

AUDIT KEPATUHAN ATAS REKOMENDASI KESIAPAN


REKOMENDASI RUANGAN UNTUK
DIPERGUNAKAN
Kegiatan Inspeksi dan Non-Invasif yang tidak
menghasilkan debu atau asap, hanya pekerjaan
TIPE A
jangka pendek: Perbaikan plavon, pengecatan,
listrik, perbaikan pipa kecil

Aktivitas skala kecil, durasi pendek (<72 jam) yang


menghasilkan sedikit debu atau asap : pemasangan
TIPE B kabel telp/computer, Pemotongan dinding atau langit-
TYPE langit jika migrasi debu dapat dikendalikan (mis. HEPA
Vac atau pasir basah)
BANGUNAN Aktivitas jangka panjang (>72 jam) atau aktivitas
yang menghasilkan debu atau asap tingkat sedang
TIPE C hingga tinggi : Pengampalasan dinding, membuat
dinding baru, pekerjaan bongkar saluran air , buka
lantai (tegel)

Proyek pembongkaran konstruksi besar :


TIPE D membangun Gedung baru, Pembongkaran /renovasi
ekstensif
KELOMPOK 1 : RESIKO RENDAH

Area Perkantoran

KELOMPOK 2 : RESIKO SEDANG


KELOMPOK Tidak ada perawatan atau hunian pasien. Tidak ada
RESIKO penelitian laboratorium atau penyimpanan bahan
pelayanan pasien : Laundry, Cafe, Koridor umum,
BERDASARKAN LOKASI ruang Echo, MRI
PEMBANGUNAN
RESIKO KELOMPOK 3 : SANGAT TINGGI
Pelayanan pasien aktif : laboratorium aktif, area
rawat jalan, rawat inap, dan area layanan
pendukung(farmasi, lab Mikro, radiologi)

RESIKO KELOMPOK 4 : SANGAT TINGGUI


Kamar Bersih (OK) , area dengan peralatan
bernilai tinggi yang mudah rusak karena
debu, Rawat Jalan Berisiko Tinggi, dan
semua area rawat inap : OK, Onkologi,
LANGKAH KE-3 :
MENENTUKAN LEVEL/KELAS ICRA RENOVASI
CONTOH KASUS

 Terjadi kebocoran di atap


ruangan kebidanan sehingga atap
jebol dan rencana akan diperbaiki
dengan mengganti genteng dan
triplek di atap . Komite PPI
diminta untuk membuat
rekomendasi untuk mencegah
resiko infeksi akibat pekerjan
diatas
TENTUKAN
1. APA TYPE BANGUNANNYA
2. DIMANA LOKASI NYA
3. PENILAIAN RESIKO
Contoh :
Penilaian Risiko Renovasi
Level risiko TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
konstruksi
Rendah Kelas I Kelas II Kelas II Kelas III/IV

Sedang Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV

Tinggi Kelas I Kelas II Kelas III/IV Kelas IV

Sangat Tinggi Kelas II Kelas III/IV Kelas III/IV Kelas IV

Class of
Precautions
Langkah-langkah Intervensi PPI
Ditentukan Berdasarkan Kelas
Risiko Berdasarkan Type Konstruksi Kelas I, sbb:
• Lakukan pekerjaan dengan metode meminimalkan debu
• Pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan selesai

Kelas II, sbb:


• menyediakan sarana penghalang penyebaran debu ke udara
TYPE KONSTRUKSI • Memberikan kabut air pada permukaan lingkungan kerja untuk menghalangi dan
KELOMPO mengendalikan debu selama proyek konstruksi berlangsung
• Melakukan pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan selesai
K PASIEN
BERISIKO TYPE TYPE TYPE TYPE Kelas III, sbb:
A B C D • Membuat penghalang debu dengan menutup area masuknya debu (melakban pintu)
• Menutup ventilasi udara
• Menutup sistim heating ventilation air conditioning (HVAC)
• Limbah konstruksi ditempatkan dalam wadah tertutup rapat dan segera dibuang dan
RENDAH I II II III/IV dilakukan pembersihan
• Setelah selesai pekerjaan semua debu di bersihkan dari seluruh permukaan

SEDANG I II III IV Kelas IV, sbb:


• Buat pembatas area kerja harus dipasang sampai proyek selesai dan dibersihkan
• Menutup jendela di area yang menampung pasien yang dinilai rentan untuk
diminimalkan masuknya spora jamur yang dihasilkan oleh pekerjaan bangunan di
TINGGI I II III/IV IV dekatnya.
• Jika penyedot debu digunakan, pastikan mereka memiliki filter efisiensi tinggi pada
udara yang habis.
SANGAT • Mengisolasikan sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi sistem
II III/IV III/IV IV
TINGGI saluran
• Mengangkut puing-puing dalam kantong atau wadah tertutup dengan tutup yang rapat,
atau menutupi puing dengan kain basah.
• Jangan mengangkut puing-puing melalui area perawatan pasien tetapi melalui pintu
keluar yang berbeda.
Izin No:
Lokasi konstruksi: Tanggal mulai proyek:
Koordinator Proyek: Perkiraan durasi:
Pekerjaan konstruksi: Tanggal kadaluarsa:
Supervisor: Telephone:
Ya Tidak AKTIFITAS KONSTRUKSI Ya Tidak KELOMPOK BERISIKO
TIPE A: Inspeksi, aktifitas non invasif Kelompok 1: Risiko rendah
TIPE B: Skala kecil, durasi pendek, tingkat sedang – Kelompok 2: Risiko sedang
tinggi
TIPE C: Kegiatan yang menghasilkan debu tingkat Kelompok 3: Risiko tinggi
sedang sampai tinggi, membutuhkan waktu penyelesaian
lebih dari 1 shift.
TIPE D: Kegiatan konstruksi level tinggi. Membutuhkan Kelompok 4: Risiko sangat tinggi
waktu penyelesaian yang panjang.
1. Lakukan pekerjaan konstruksi dengan metode debu 3. Pembongkaran minor untuk perombakan
KELAS I minimal. ulang
2. Segera mengganti plafon yang digunakan untuk
pemeriksaan visual
1. Menyediakan sarana aktif (peralatan lengkap) untuk 6. Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang
KELAS II mencegah penyebaran debu ke udara. tertutup rapat sebelum dibuang.
2. Memberikan kabut air pada permukaan kerja untuk 7. Lakukan pengepelan basah dan/atau vakum dengan

SURAT IJIN KERJA PPI


mengendalikan debu saat proses pemotongan. HEPA filter sebelum meninggalkan area kerja.
3. Menyegel pintu yang tidak terpakai dengan lakban. 8. Letakkan dust mat (keset debu) di pintu masuk dan
4. Menutup ventilasi udara. keluar area kerja
5. Bersihkan permukaan kerja dengan 9. Isolasi sistem HVAC di daerah di mana pekerjaan
pembersih/disinfektan. sedang dilakukan, rapikan kembali setelah

(ICRA) &
pekerjaan selesai.
1. Memperoleh perizinan dari KPPI sebelum kegiatan 6. Vakum area kerja dengan penyaring HEPA.
KELAS III konstruksi dimulai 7. Lakukan pengepelan basah dengan
2. Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk pembersih/disinfektan
mencegah kontaminasi pada sistem saluran. 8. Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas

PENGAWASAN
3. Siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode area kerja dengan hati-hati untuk meminimalkan
kontrol kubus (menutup area kerja dengan plastik penyebaran kotoran dan puing-puing konstruksi.
dan menyegel dengan vakum HEPA untuk 9. Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang
menyedot debu keluar) sebelum konstruksi dimulai. tertutup rapat sebelum dibuang.
4. Menjaga tekanan udara negatif dalam area kerja 10. Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah.

SELAMA KONSTRUKSI
dengan menggunakan unit penyaringan udara 11. Setelah pekerjaan selesai, rapikan kembali sistem
HEPA. HVAC.
Tanggal 5. Pembatas area kerja harus tetap dipasang sampai
proyek selesai diperiksa oleh Komite K3, KPPI, dan
Paraf dilakukan pembersihan oleh petugas kebersihan.
1. Memperoleh perizinan dari KPPI sebelum kegiatan 7. Semua personil yang memasuki area kerja
KELAS IV konstruksi dimulai diwajibkan untuk memakai penutup sepatu. Sepatu
2. Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk harus diganti setiap kali keluar dari area
mencegah kontaminasi sistem saluran. kerja.Pembatas area kerja harus tetap dipasang
3. Siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode sampai proyek selesai diperiksa oleh Komite K3,
kontrol kubus (menutup area kerja dengan plastik KPPI, dan dilakukan pembersihan oleh petugas
dan menyegel dengan vakum HEPA untuk kebersihan.
menyedot debu keluar) sebelum konstruksi dimulai. 8. Vakum area kerja dengan penyaring HEPA.
4. Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja 9. Lakukan pengepelan basah dengan
dengan menggunakan unit penyaringan udara pembersih/disinfektan.
HEPA. 10. Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas
5. Menyegel lubang, pipa, dan saluran. area kerja dengan hati-hati untuk meminimalkan
6. Membuat anteroom dan mewajibkan semua personel penyebaran kotoran dan puing-puing konstruksi.
untuk melewati ruangan ini sehingga mereka dapat 11. Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang
Tanggal disedot menggunakan vacuum cleaner HEPA tertutup rapat sebelum dibuang.
sebelum meninggalkan tempat kerja atau mereka 12. Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah.
Paraf bisa memakai pakaian kerja yang lepas setiap kali 13. Setelah pekerjaan selesai, rapikan kembali sistem
mereka meninggalkan tempat kerja. HVAC.

Persyaratan tambahan:
Pengawasan
Saat konstruksi

KEPATUHAN TERHADAP PRAKTEK KERJA AMAN PENGAWASAN


& BARIER SISTEM “ENGINERING
HASIL KAJIAN PPI
CONTROL”
SESUAI KELAS
PERAN PPI PASCA KONSTRUKSI

Pastikan lingkungan sudah bersih


bebas dari puing dan debu

Pastikan hasil kultur lingkungan


(udara, permukan lingkungan dan
air) dalam batas norma
PPI
Pastikan tata lingkungan (sirkulasi udara,
sarana dan fasilitas sudah memenuhi
kriteria aman dari resiko infeksi silang
INDIKATOR
KINERJA PPI

05
INDIKATOR KINERJA PPI
INDIKATOR KINERJA PPI
KESIMPULAN
Monitoring dan Evaluasi
Adalah kegiatan untuk memastikan
pelaksanaan program sesuai dengan perencanaan
kegiatan program

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi


dilakukan melalui Monitoring, Audit,
Surveilans, ICRA dan Pelaporan Pembuatan
Indikator Kinerja PPI
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC
Monitoring, Audit dan Surveilans
dilakukan sebagai acuan perbaikan

ICRA dilakukan sebagai system


pengontrolan dan pengendalian infeksi

Indikator Kinerja PPI sebagai sarana


pemantauan mutu

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC


6
IM A
R
T SIH
K A
wardanelayunus@gmail.com/082111985043

Anda mungkin juga menyukai