Program PPI
Workshop Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Se Kota Denpasar 13 s.d. 14 Februari 2023
• PPI dasar
• PPI Lanjut
• IPCN
• TOT PPI
• TOT PPI FKTP
• Asesor Internal KARS
03 Melakukan Surveilance
05
Melakukan Pengukuran Kinerja
PPI di FKTP
POKOK BAHASAN
KONSEP INFEKSI & RANTAI PENULARAN
INFEKSI
UNTUK MEMASTIKAN
PESERTA MAMPU PROGRAMM PPI DI FKTAP
MELAKUKAN
FAKTOR RESIKO YANG TERJADI DI
PELAYANAN DI FKTP
1 2
backgroun
Penyakit Infeksi terkait pelayanan kesehatan/
Healthcare Associated Infection (HAIs) d
1. Adalah infeksi yang terjadi pada pasien
selama proses perawatan di rumah sakit
atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya,
2. dimana tidak infeksi atau dalam masa
inkubasi saat masuk rawat serta dapat
muncul setelah pulang rawat dan
3. juga infeksi yang dapat terjadi pada
petugas di fasilitas pelayanan kesehatan
karena pekerjaanya
KONSEP INFEKSI : Rantai
penularan Infeksi
1. KEWASPADAAN ISOLASI
2. PENCEGAHAN PPI DENGAN BUNDLES HAIs
3. SURVEILANS HAIs
4. PENDIDIKAN & PELATIHAN PPI
5. PENGGUNAAN AB YANG BIJAK
SUPERVISI PROGRAM
PPI
Supervisi adalah suatu proses penjaminan
di dalam praktik pekerjaan agar pekerja
dapat bekerja dengan benar. Tujuan dari
adanya supervisi sendiri yaitu untuk
menjamin proses pemberian layanan kepada
klien dapat berjalan secara efektif dan
berkualitas..
((Purwanto,2000))
Proses pengumpulan data untuk memastikan
01
pelaksanaan program sesuai dengan
SUPERVISI perencanaan kegiatan program
02
Dilakukan secara rutin dan berkelanjutan
Pengamatan atas kualitas dari layanan yang
kita berikan.
SUPERVISI KEGIATAN
PELAYANAN
KESEHATAN DI FKTP
TUJUAN
Memastikan apakah
pelaksanaan kegiatan /
program yang sedang
berlangsung sesuai
dengan perencanaan dan
prosedur yang telah
disepakati.
SASARAN .
(1) Audit program PPI
(2) Kepatuhan petugas terhadap standar PPI.
(3) Audit kewaspadaan standar.
LINGKUP YANG DAPAT DI AUDIT PADA PPI
Aspek manajerial
•Kebijakan, Pedoman, Program, SPO
Aspek klinis
•Pelaksanaan SPO: Kebersihan tangan,
penerapan bundle
04
03 LAKUKAN PENILAIAN
02 DAN ANALISIS
01 MENYIAPKAN DATA
MEMBUAT LAKUKAN
TOOLS AUDIT PENGUMPULAN
RENCANA DATA BANDINGKAN HASIL
AUDIT SESUAI PENILAIAN DGN
PRIORITAS INDIKATOR
MASALAH
WAKTU PELAKSANAAN AUDIT
1. Perkenalkan diri
2. Observasi dilakukan saat petugas memberikan pelayanan Kesehatan
3. Tulis menggunakan pensil, jika salah bisa langsung dikoreksi
4. Lengkapi form data pemantauan sebelum melakukan audit
5. Observasi maksimal 20 menit, jika 5 menit tidak ada kegiatan tinggalkan
dan cari waktu lain
6. Tidak mengobservasi lebih dari 3 petugas dalam waktu bersamaan
7. Observasi dilakukan 200 kesempatan per unit
HASIL PENILAIAN AUDIT PPI
1. Bandingkan dengan kamus Indikator Kinerja
PPI yang telah dibuat oleh masing-masing
FKTP.
2. Rekomendasi yang dibuat sesuai dengan
penyebab atau akar masalah yang
ditemukan.
3. Buat laporan Audit dan sampaikan
kepimpinan FKTP
SURVEILANS
Program PPI
03
PMK 27/2017
PENGERTIAN
Surveilans:
adalah suatu proses yang:
1
• Dinamis,
• Sistematis,
INDIKATOR
• Terus-menerus, Penetapan HAIs
merujuk pada KINERJA
Dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan
PPI
interpretasi dari data kesehatan yang penting pada
suatu populasi spesifik, dan didiseminasikan secara
berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan untuk
digunakan dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi
suatu tindakan yang berhubungan dengan kesehatan
dalam upaya penilaian resiko Healthcare Assosiated
infections (HAIS).
TUJUAN DAN SASARAN
TUJUAN SASARAN
Mendapatkan data dasar Infeksi di pelayanan FKTP, untuk:
1. Menurunkan laju Infeksi yang terjadi di FKTP Kejadian HAIs yang berhubungan erat dengan
proses pelayanan medis dan keperawatan di
2. Identifikasi dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Infeksi di FKTP FKTP, sbb:
3. Meyakinkan para tenaga kesehatan tentang adanya masalah yang memerlukan 1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
penanggulangan
2. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
4. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI 3. Plebitis
Alat , HH,
Kontak PLEBITIS/IAD KIPI tekhnik aseptik
ISK : TERPASANG URINE KATETR MENETAP IDO : Tindakan operasi bedah minor
Adalah infeksi yang terjadi akibat adalah infeksi yang terjadi pasca
penggunaan indweeling kateter operasi dalam kurun waktu 30 hari
dalam kurun waktu 2 X 24 jam yang hanya melibatkan kulit dan
ditemukan tanda infeksi : jaringan subkutan pada tempat insisi.
Demam ( > 38 C )
Dysuria Ditemukan salah atau tanda sbb:
Nyeri Supra Pubik a. Gejala Infeksi
Urine berubah warna b. Cairan Purulen
Test Lab konfirmasi positif c. Ditemukan kuman
Bakteri
SASARAN SURVEILANS DI FKTP
4. KIPI :
Adalah infeksi yang terjadi setelah Tindakan
Imunisasi yang diberikan secara penyuntikan.
Perhitungan :
1. Plebitis = 6/27 x 1000 = 222, 2 ‰
2. ISK = 1/15 x 1000 = 66, 6 ‰
3. IDO = 4/ 23 x 100 = 17,3 %
MEMBUAT GRAFIK HAIs
SIMULASI
KASUS
DATA SURVEILANS PUSKESMAS MELATI
1. Dalam tiga bulan pengamatan Periode Okt – Desember 2021:
Terdapat 15 pasien dipasang urine kateter menetap hanya masing 1 hari , 2 orang
pasien terpasang masing masing 2 hari dan 3 hari, dan 1 orang terjadi ISK.
2. Hitung Numerator dan Denomintornya. :
Dari jumlah 20 pasien dengan lama hari pemasangan urine kateter 20 hari
ditemukan ISK 1 orang pada pasien yg terpasang 3 hari kalender, dari hasil
audit didapatkan kepatuhan terhadap bundles ISK tidak dilakukan Rencana
tindak lanjut : sosialisasi Bundles ISK
DATA SURVEILANS PUSKESMAS ANGGREK
dari semua tindakan operasi tersebut ditemukan 2 orang yang dinyatakan IDO akibat bedah Minor
04
ICRA
( INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT )
1 IDENTIFIKASI MASALAH
melihat seberapa beratnya dampak potensial dan kemungkinan
seberapa sering frekuensi munculnya risiko, identifikasi aktifitas yang
dilakukan pada risiko dan cara transmisinya
2 ANALISA RISIKO
Mengapa terjadi ? Seberapa sering terjadi, dimana kejaiannya, siapa
saja yang berkontribusu dan apa dampaknya
3 PENILAIAN DAN PENENTUAN SKORING
Berdasarkan : PROBABILITY , DAMPAK DAN CURRENT SISTEM
4 PENGELOLAAN RISIKO
5. PLAN OF ACTION
LANGKAH PELAKSANAAN
ICRA PROGRAM PPI
IDETIFIKASI RESIKO ANALISA RESIKO EVALUASI RESIKO
1. MENGUKUR DAMPAK
YANG TERJADI AKIBAT
MUNCULNYA KEJADIAN
(PROBALITY)
2. TETAPKAN NILAI
TINGKAT RESIKO
(angka 1 – 5)
PENILAIAN SISTEM YANG ADA :
Peraturan, Fasilitas, Kepatuhan
MELAKUKAN
PENILAIAN
SCORING RESIKO
INFEKSI DENGAN
X X
MEMBUAT MATRIX
Petugas 3 3 4 36 II
menggunakan APD
masih belum sesuai
indikasi
Sarana Kebersihan 4 3 2 24 III
tangan belum terpenuhi
secara rutin
Kebersihan Tangan 4 3 4 48 I
belum dipatuhi oleh
petugas
HASIL AUDIT ?
SAMPLE AUDIT, Kemampuan mengaudit
Membuat plan of action (rencana kegiatan)
No 1
Kel Resiko HAIS
Potensial Resiko Kebersihan tangan belum dipatuhi oleh petugas kesehatan
Skor 48
Prioritas 1
Tujuan Umum Mengurangi resiko terjadinya infeksi silang akibat ketidak patuhan kebersihan
tangan
Tujuan Khusus 1. Semua petugas sudah paham tentang kebersihan tangan
2. Tingkat kepatuhan terhadap kebersihan tangan baik > 85 %
Strategi 1. Memenuhi sarana kebersihan tangan di area pelayanan
2. Membersikan edukasi dan pelatihan tentang kebersihan tangan
3. Melakukan audit kepatuhan kebersihan tangan
Evaluasi 30 Agustus 2022
Progres/analisis RENCANA BULAN SEPT 2022 :
1. Koordinasi pemenuhan sarana kebersihan tangan
2. Edukasi tentang Hand Hygiene kepada seluruh petugas secara bertahap dalam
1 bulan
LANGKAH DALAM MENETAPKAN KAJIAN ICRA
KONSTRUKSI
PRE
1. Tentukan tipe Konstruksi atau renovasi yang akan dilakukan
RENOVAS
I 2. Ketahui dimana lokasi rencana konstruksi atau renovasi yang akan
dilaksanakan
3. Analisa dan tetapkan kelas/level hasil penilaian
4. Tetapkan rekomendasi upaya pencegahan resiko infeksi
Area Perkantoran
TENTUKAN
1. APA TYPE BANGUNANNYA
2. DIMANA LOKASI NYA
3. PENILAIAN RESIKO
Contoh :
Penilaian Risiko Renovasi
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
Level
risiko
konstruk
si
Rendah Kelas I Kelas II Kelas II Kelas III/IV
(ICRA) &
pekerjaan selesai.
1. Memperoleh perizinan dari KPPI sebelum kegiatan 6. Vakum area kerja dengan penyaring HEPA.
KELAS III konstruksi dimulai 7. Lakukan pengepelan basah dengan
2. Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk pembersih/disinfektan
mencegah kontaminasi pada sistem saluran. 8. Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas
PENGAWASAN
3. Siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode area kerja dengan hati-hati untuk meminimalkan
kontrol kubus (menutup area kerja dengan plastik penyebaran kotoran dan puing-puing konstruksi.
dan menyegel dengan vakum HEPA untuk 9. Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang
menyedot debu keluar) sebelum konstruksi dimulai. tertutup rapat sebelum dibuang.
4. Menjaga tekanan udara negatif dalam area kerja 10. Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah.
SELAMA KONSTRUKSI
dengan menggunakan unit penyaringan udara 11. Setelah pekerjaan selesai, rapikan kembali sistem
HEPA. HVAC.
Tanggal 5. Pembatas area kerja harus tetap dipasang sampai
proyek selesai diperiksa oleh Komite K3, KPPI, dan
Paraf dilakukan pembersihan oleh petugas kebersihan.
1. Memperoleh perizinan dari KPPI sebelum kegiatan 7. Semua personil yang memasuki area kerja
KELAS IV konstruksi dimulai diwajibkan untuk memakai penutup sepatu. Sepatu
2. Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk harus diganti setiap kali keluar dari area
mencegah kontaminasi sistem saluran. kerja.Pembatas area kerja harus tetap dipasang
3. Siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode sampai proyek selesai diperiksa oleh Komite K3,
kontrol kubus (menutup area kerja dengan plastik KPPI, dan dilakukan pembersihan oleh petugas
dan menyegel dengan vakum HEPA untuk kebersihan.
menyedot debu keluar) sebelum konstruksi dimulai. 8. Vakum area kerja dengan penyaring HEPA.
4. Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja 9. Lakukan pengepelan basah dengan
dengan menggunakan unit penyaringan udara pembersih/disinfektan.
HEPA. 10. Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas
5. Menyegel lubang, pipa, dan saluran. area kerja dengan hati-hati untuk meminimalkan
6. Membuat anteroom dan mewajibkan semua personel penyebaran kotoran dan puing-puing konstruksi.
untuk melewati ruangan ini sehingga mereka dapat 11. Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang
Tanggal disedot menggunakan vacuum cleaner HEPA tertutup rapat sebelum dibuang.
sebelum meninggalkan tempat kerja atau mereka 12. Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah.
Paraf bisa memakai pakaian kerja yang lepas setiap kali 13. Setelah pekerjaan selesai, rapikan kembali sistem
mereka meninggalkan tempat kerja. HVAC.
Persyaratan tambahan:
Pengawasan
Saat konstruksi
05
INDIKATOR KINERJA PPI
INDIKATOR
KINERJA PPI
KESIMPULAN