Anda di halaman 1dari 32

EPIDEMIOLOGI

HAIs
Anis Karuniawati dan Fera Ibrahim
PERKUMPULAN PENGENDALIAN INFEKSI INDONESIA
2020
TUJUAN
UMUM • Peserta memahami epidemiologi HAIs

• Mengetahui:
• pengertian HAIs
• tipe HAIs
• rantai infeksi HAIs
KHUSUS • faktor risiko HAIs
• Mengetahui penyusunan prioritas
pemecahan masalah
• Mengetahui upaya yg tepat dlm
menyusun strategi pengendalian
Pengertian Epidemiologi

 Epidemiology (bahasa Yunani)


Epi : di atas/pada
Demos : penduduk
Logos : ilmu

 Ilmu yg mempelajari hal-hal yang


terjadi pada penduduk serta faktor
yang berhubungan (determinan)

3
Original map by John Snow showing the clusters of
cholera cases in the London epidemic of 1854

John Snow is known as the father of (modern) epidemiology.


He began with noticing the significantly higher death rates in
two areas supplied by Southwark Company. His identification of
the Broad Street pump as the cause of the Soho epidemic is
considered the classic example of epidemiology. Snow used
chlorine in an attempt to clean the water and removed the
handle; this ended the outbreak.
Epidemiologi

■ Epidemiologi mempelajari dinamika kejadian, distribusi, faktor


penentu peristiwa yang berhubungan dengan kesehatan pada
suatu populasi tertentu

■ Epidemiologi menjelaskan hubungan suatu penyakit terhadap


populasi risiko dan meliputi penetapan, analisis dan interpretasi
tingkat kejadian

■ Epidemiologi HAIs menjelaskan kejadian HAIs pada pasien yang


dirawat di fasilitas layanan kesehattan dan besar permasalahannya
Epidemiologi
■ Epidemiologi dapat membantu personil layanan kesehatan memahami
kejadian, besar permasalahan, distribusi/sebaran, tingkat keparahan
HAIs di tempatnya bekerja

■ Pemahaman epidemiologi HAIs membantu dalam penentuan prioritas


permasalahan dan secara efektif menentukan strategi pencegahan
dan pengendalian

■ Pemahaman mengenai rantai infeksi, khususnya pola transmisi, dapat


membantu petugas layanan kesehatan mencegah infeksi terkait
layanan kesehatan

■ Informasi mengenai kejadian infeksi terkait layanan kesehatan


berdasarkan pejamu, agen dan lingkungan, serta sebarannya
berdasarkan waktu dan tempat sangat berguna untuk perencanaan
strategi pencegahan dan evaluasi keberhasilan intervensi preventif
Epidemiologi

■ Pengelompokan HAIs:
– Jenis pasien
– Patogen penyebab
– Unit perawatan
– Jangka waktu

■ Hasil studi epidemiologi HAIs:


– membantu personel layanan kesehatan memahami
permasalahan HAI dalam fasilitas tempat bertugas
– sangat berguna untuk menentukan strategi pencegahan
Healthcare associated infections (HAIs)
=Infeksi terkait pelayanan kesehatan
■ infeksi yang terjadi ketika sedang mendapatkan pelayanan
kesehatan atau perawatan.
■ Definisi:
infeksi yang dihubungkan HAIs: memiliki pengertian lebih luas,
dengan masuknya pasien ke tidak hanya infeksi yang didapat
pasien ketika dirawat di rumah sakit
rumah sakit, atau disebut infeksi
tapi juga di pelayanan kesehatan
terkait rumah sakit (hospital lainnya seperti home care,
acquired infections) atau disebut ambulatory care, long-term care
juga infeksi nosokomial.
infeksi yang diperoleh setelah
mendapat perawatan 48 jam atau
lebih atau dalam 30 hari setelah
mendapat perawatan
HAIs atau bukan?
■ Tidak termasuk HAIs:
– patogen penyebab diketahui ditransmisikan di komunitas dan belum pernah
diketahui atau dilaporkan sebagai penyebab HAIs, (Blastomyces,
Histoplasma, Coccidioides, Paracoccidioides, Cryptococcus dan
Pneumocystis)
– Infeksi pada bayi baru lahir yang terjadi pada hari ke-1 atau ke-2
Bila infeksi terjadi pada hari ke-3 dikategorikan HAIs, termasuk yang
ditransmisikan melalui plasenta/transplasenta (herpes simplex,
toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, sifilis) atau melalui jalan lahir.
■ Bila pencatatan data surveilans HAIs dilakukan saat/setelah dokumentasi
persetujuan tindakan (concent) dan pasien sedang dipersiapkan untuk tindakan
transplantasi organ, kemudian infeksi terdeteksi berdasarkan pemeriksaan
mikrobiologi (dengan atau tanpa metode biakan)  bukan HAIs, namun dihitung
sebagai denumerator pasien dengan alat.
■ Reaktivasi infeksi laten (contoh: herpes, sifilis, tuberculosis)  bukan HAIs
Angka Kejadian
100 pasien dirawat Negara Maju :
7 Pasien

Mengalami
Negara
Berkembang : 1x HAIs
10 Pasien

The European Centre Survey point–


for Disease Prevention • Prevalensi HAIs negara
and Control prevalence
berkembang: 5,7% - 19,1%
•4,131,000 pasien terinfeksi •Negara berkembang : • Proporsi infeksi di ICU 4,4%-
HAIs per tahun di Eropa 75.000 pasien meninggal 88,9%
•37.000 kematian selama perawatan
•kerugian finansial sekitar 7 •Separuh dari HAIs • Frekuensi: 42,7
juta pound sterling setahun didapatkan diluar Unit episode/1000 pasien-hari
Perawatan Intensif
The impact of HCAI
HCAI can cause:
– more serious illness
– prolongation of stay in a health-care facility
– long-term disability
– excess deaths
– high additional financial burden
– high personal costs on patients and their families

WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care, 2009


Central-line Associated Blood Stream Infection (CLABSI)
TIPE atau
Infeksi aliran darah terkait kateter vena sentral
HAIs Surgical Site Infection (SSI)
atau
Infeksi daerah operasi (IDO)
Catheter-associated Urinary Tract Infections (CAUTIs)
atau
ISK terkait Pemasangan Kateter
Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
atau
Pneumonia terkait Pemasangan Ventilator
Central-line Associated Blood
Stream Infection (CLABSI)
Studi di Taiwan:
■ CLABSI: 3,93 per 1000 hari pemasangan kateter
sentral
■ Patogen utama: bakteri gram negatif (39,2%), gram
positif (33,2%) dan Candida spp. (27,6%)
■ Pada umumnya CLABSI terjadi 8 hari setelah
pemasangan kateter vena sentral
Surgical Site Infection (SSI)
■ Jenis pembedahan menentukan proporsi IDO
■ Studi di Saudi Arabia: insiden IDO pada pasien bedah ortopedi sebesar
2,55% (79 dari 3.096 pasien), penyebab terbanyak Staphylococcus sp.
termasuk MRSA (29,11%); Acinetobacter sp. (21,5%); Pseudomonas
sp. (18,9%); dan Enterococcus sp. (17,7%)
■ IDO pada bedah abdomen di beberapa negara: 14-22,2% dengan
patogen penyebab diantaranya S. aureus, Staphylococcus koagulase
negatif, Enterococcus spp., dan E. coli
■ Studi di Jepang:
– IDO bedah abdomen 14,4%, perbedaan proporsi berdasarkan jenis
benang: suture-less 4,8%; VicrylTM 14,8%, dan silk 16,4%.
– Operasi kolorektal, IDO 13,9% pada penggunaan benang sintetik
yang dapat diserap vs. 22,4% pada penggunaan benang silk
Catheter-associated Urinary Tract
Infections (CAUTIs)
■ HAIs yang paling banyak di berbagai negara, sekitar 40%
dari keseluruhan HAIs.
■ Penyebab utama: E.coli
■ CAUTI menyebabkan pembentukan biofilm pada permukaan
luar dan dalam kateter  melindungi mikroba dari aktifitas
antimikroba dan sistem imun tubuh
Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
■ VAP terjadi 9-27% pada pasien dengan pemasangan ventilator
■ Rata-rata terjadinya VAP adalah 2-3 hari setelah intubasi endotrakheal dan
pemasangan ventilator.
■ Studi di Asia dilaporkan 3,5-46/1000 ventilator-hari. Studi di India:
– Lima (5) hari pertama pemasangan ventilator adalah masa kritis
terjadinya VAP, (rata-rata 3,3 hari)
– Patogen penyebab VAP diantaranya adalah:
■ Staphylococcus aureus (50%, 2011 dan 43,9%,2013;
■ Enterococcus sp. 4,3%, 2012 dan 8,3%, 2013
■ Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA) lebih dari 50%, 2013.
■ Studi di Korea Utara: patogen terbanyak VAP adalah S.aureus sebanyak 44%,
69% diantaranya adalah MRSA, dikuti Acinetobacter baumannii (30%);
Pseudomonas aeruginosa (12%); Stenotrophomonas maltophilia (7%);
Klebsiella pneumoniae (6%); dan Serratia marcescens (2%).
Faktor Utama yang
Berhubungan dengan HAIs

Pejamu Agen

Lingkungan
Proses terjadi Penyakit
Pathogens vs. Host Defense

Infection = No.of Organisms x Virulence factors


(Infectious Diseases) Host Resistance
CHAIN OF INFECTION

Causative agent

Susceptible host Reservoir

Inoculating dose Portal of exit

Portal of entry Environmental


survival
Mode of transmission
Rantai Infeksi

Agen Infeksi Reservoir Portal of exit


•Setiap patogen infeksi yg •Tempat berkembang biak •Jalan agen infeksius
mempunyai keganasan, agen infeksi. meninggalkan pejamu
petogenitas, dosis, dan
kemampuan utk
menginfeksi.

Mode of transmission Portal of entry Pejamu rentan


•cara pergerakan patogen •cara agen infeksius •seseorang yang daya tahan
dari sumber penyakit ke memasuki pejamu tubuhnya menurun,
pejamu sehingga rentan terhadap
patogen tertentu
Cara Transmisi
• Kontak Langsung antara pejamu yg rentan dgn pasien
• Indirek: instrumen, sarung tangan, dll yg tdk diganti antar pasien yg diperiksa
Kontak & • Droplet: saat batuk/bersin
Droplet

• terjadi apabila airborne droplet nuclei (partikel dengan ukuran <5 μm yang
mengandung mikroorganisme) tetap berada di udara untuk jangka waktu lama.
• adanya partikel debu yang mengandung agen infeksius atau deskuamasi kulit yang
Airbone mengandung mikroorganisme.

• transmisi melalui benda/alat yang terkontaminasi


Fomites/ • makanan, air, peralatan pengobatan, peralatan medik, dll
Vehicle

• melalui vektor, seperti nyamuk, lalat, tikus dan hewan pengerat lainnya
a.Vector- • Transmisi terjadi secara langsung atau penetrasi kulit atau mukosa. (jarang terjadi)
borne
THE TRANSMISSION OF INFECTION
IN HOSPITAL

The source of infection may be :


Human  from other patient or hospital staff and occasionally visitors
Environmental, from contaminated objects (fomites), food, water or air
Faktor Risiko
■ Pejamu:
– Umum: kekebalan tubuh yang melemah, usia terlalu
muda atau terlalu tua, bayi lahir premature
– Spesifik: penyakit penyerta atau komorbid, contoh
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) meningkatkan
risiko terjadinya infeksi saluran napas; keganasan, HIV,
luka bakar luas, malnutrisi, diabetes melitus, luka
terbuka, dan trauma

■ Terdapatnya mikroba penyebab penyakit yang


ditransmisikan
Faktor Risiko
■ Lingkungan:
– benda hidup adalah tenaga kesehatan, pasien lain,
keluarga, dan pengunjung.
– benda mati:
■ peralatan medis: untuk diagnosis atau terapi/tatalaksana pasien
■ prosedur diagnosis dan terapi, contoh: pembedahan jaringan
terinfeksi; pemasangan benda asing; penggunaan indwelling
catheters; trakheostomi atau intubasi endotrakheal atau
pemasangan ventilator; dialysis; transfusi; pengobatan
imunosupresif, antimikroba; radioterapi.
■ kebersihan dan sanitasi sarana prasarana, suhu, dan kelembaban
udara.
Prinsip Dasar Epidemiologi
Empat komponen penting untuk mendukung kegiatan
pencegahan HAIs

1. Surveilans
2. Control measures
3. Infection control professional/nurse
4. Hospital epidemiologist/infectious disease specialist.
Prinsip Dasar Epidemiologi
Surveilans adalah sistem yang secara sistematik mengamati munculnya dan
distribusi HAI atau kondisi yang akan meningkatkan resiko munculnya HAI

Data surveilans digunakan sebagai:


1. Memberikan informasi munculnya HAIs
2. Data dasar penyakit infeksi yang endemik
3. Identifikasi adanya epidemi
4. Evaluasi hasil tindakan pencegahan, menguatkan tindakan pencegahan
penyakit dan perawatan pasien
5. Mencegah terjadinya tindakan malpraktik
6. Menyediakan data perbandingan
7. Memecahkan persoalan/atau penelitian
8. Merencanakan serta mengukur dampak implementasi rekomendasi
Tipe studi epidemiologi
■ dilakukan untuk meningkatan pengetahuan dan pengertian
tentang munculnya HAI agar upaya mencegah serta
mengendalikan sesuai dengan masalah setempat yang ada.

Studi Observasi (deskriptif atau Studi eksperimen atau intervensi


analitik) •mengubah faktor yang menentukan terjadinya
•Deskriptif: meneliti munculnya penyakit di penyakit
populasi. Langkah pertama dlm epidemiologi •biasanya berupa randomized clinical trial (RCT)
•Cross-sectional : mengukur prevalensi penyakit dengan pasien sebagai subyek
•Kasus Kelola : Merupakan studi retrosepktif, •Efek intervensi atau pengukuran melihat luaran
digunakan untuk mengkaji KLB. Dibagi atas kelompok eksperimen dibandingkan dengan
kelompok kasus (dengan penyakit) dan kelola kelompok kontrol
(tanpa penyakit) •izin dan kaji etik.
•Studi Kohort : mengevaluasi kelompok
masyarakat yang sama sekali belum terkena
dampak yang diteliti.
•izin dan kaji etik.

Anda mungkin juga menyukai