Tujuan khusus
Setelah mengikuti materi ini peserta memahami:
• Pengertian HAIs
• Epidemiologi HAIs
• Surveilans HAIs
• Rantai infeksi dan penyebaran infeksi
• Penerapan PPI
POKOK BAHASAN
• Latar Belakang
• Pengertian HAIs
• Epidemiologi HAIs
• Surveilans HAIs
• Rantai infeksi dan penyebaran infeksi
• Penerapan PPI
• Rangkuman
Latar Belakang WHO Global Patient Safety Action
Plan 2021-2030
• Perubahan Budaya Towards Eliminating Avoidable
• Safety Culture Harm in Health Care
• Blame-Free Culture
VISION
• Reporting Culture A world, in which no one is harmed in
• Learning Culture health care, and every patient receives
safe and respectful care, every time,
everywhere
Untuk mendapatkan
data infeksi terkait
pelayanan
Kesehatan, angka
kejadian,
penyebaran dan
kemungkinan faktor
penyebab.
Central-line Associated Blood Stream Infection
TIPE (CLABSI) atau
Infeksi aliran darah terkait kateter vena sentral
HAIs Surgical Site Infection (SSI) atau
di Infeksi daerah operasi (IDO)
14
EPIDEMIOLOGI:
Angka Kejadian HAIs
100 pasien dirawat Negara maju:
7 Pasien
Mengalami
Negara 1x HAIs
berkembang:
10 Pasien
The European
Centre for • Prevalensi HAIs negara
Survey point–
Disease berkembang: 5,7% - 19,1%
Prevention and prevalence
• Proporsi infeksi di ICU 4,4%-
Control
•4,131,000 pasien terinfeksi •Negara berkembang : 75.000
HAIs per tahun di Eropa pasien meninggal selama 88,9%
•37.000 kematian perawatan
•kerugian finansial sekitar 7 •Separuh dari HAIs didapatkan • Frekuensi: 42,7 episode/1000
juta pound sterling setahun diluar Unit Perawatan Intensif pasien-hari
The prevalence of HAIs in developed
countries varies between 3.5% and 12%
• Insiden infeksi aliran darah pada bayi baru lahir di Indonesia (2007):2
• 34,8/100 pasien baru atau 50/1000 kelahiran dengan case fatality rate 27,4%
dari seluruh kasus IAD.
1. Duerink, DO. et al. Surveillance of healthcare-associated infections in Indonesian hospitals. J Hosp Infect. 2006
2. Alatas, FS, dkk. Gambaran Epidemiologi Infeksi Nosokomial Aliran Darah pada Bayi Baru Lahir. Sari Pediatri, Vol.9, No.2 (2007)
Studi HAIs oleh BALITBANGKES,
2016-2017
Studi HAIs oleh BALITBANGKES, 2016-2017
Sebaran kasus HAIs
Sebaran kasus HAIs berdasarkan RS Faktor Resiko HAIs berdasarkan jenis kasus HAIs
Faktor risiko terjadinya HAIs
• Faktor yang tidak bergantung ketersediaan fasilitas/alkes
– pengunaan alat invasif tidak semestinya dan pemberian antibiotik berkepanjangan
– Prosedur risiko tinggi dan canggih
– Latar belakang pasien dengan keadaan supresi imun dan adanya komorbid
– Abainya pelaksanaan kewaspadaan isolasi yaitu kewaspadaan standar dan berdasar transmisi
• Beberapa penentu di fasyankes terbatas
– Kondisi kebersihan lingkungan dan pengelolaan limbah yang tidak semestinya
– Infrastruktur yang buruk
– Kurangnya peralatan dan nakes
– Kerumunan
– Rendahnya pengetahuan dan penerapan dasar pengendalian infeksi
– Tidak adanya Standar prosedur;
– Rendahnya pengetahuan keamanan suntikan dan transfusi darah
– Tidak adanya pedoman PPI
Faktor Utama yang Berhubungan dengan HAIs
HAIs
Faktor Penting dalam Infeksi
Mikroba
Endogen dan eksogen
Penggunaan antibiotik
• Mikroba :
• Terdapatnya mikroba penyebab penyakit yang ditransmisikan
• Lingkungan:
• benda hidup adalah tenaga kesehatan, pasien lain, keluarga, dan pengunjung.
• benda mati:
• peralatan medis: untuk diagnosis atau terapi/tatalaksana pasien
• prosedur diagnosis dan terapi, contoh: pembedahan jaringan terinfeksi;
pemasangan benda asing; penggunaan indwelling catheters; trakheostomi atau
intubasi endotrakheal atau pemasangan ventilator; dialysis; transfusi; pengobatan
imunosupresif, antimikroba; radioterapi.
• kebersihan dan sanitasi sarana prasarana, suhu, dan kelembaban udara. 26
Mikroorganisme
☺Flora Normal
Berguna untuk pejamu:
memudahkan pencernaan makanan,
produksi vitamin, melindungi pejamu dari
kolonisasi bakteri patogen
Patogen
dapat menyebabkan penyakit
Oportunistik
dapat menyebabkan penyakit bila sistem imun
pejamu terganggu (immuno-compromised)
Waktu bertahan hidup patogen nosokomial
pada permukaan lingkungan
https://link.springer.com/article/10.1186/s40168-015-0144-z/tables/1
MECHANICS OF AEROSOL
TRANSMISSION
OF INFECTIOUS DISEASES
• terjadi apabila airborne droplet nuclei (partikel dengan ukuran <5 μm yang
mengandung mikroorganisme) tetap berada di udara untuk jangka waktu lama.
• adanya partikel debu yang mengandung agen infeksius atau deskuamasi kulit yang
Airbone mengandung mikroorganisme.
• melalui vektor, seperti nyamuk, lalat, tikus dan hewan pengerat lainnya
Vector- • Transmisi terjadi secara langsung atau penetrasi kulit atau mukosa. (jarang terjadi)
borne
36
Perpindahan Mikroba
e.g. breathing
Patient Gowns:
Bedrail:
MRSA 51%
MRSA 29%
VRE 28% Floors: