Anda di halaman 1dari 30

EPIDEMIOLOGI HAIs

PELATIHAN ONLINE
PPI DASAR
YAYASAN CINTA KASIH SEJATI (YCKS)
Tanggal 2022
TUJUAN
UMU • Peserta memahami epidemiologi HAIs
M
• Mengetahui:
• pengertian HAIs
• tipe HAIs
• rantai infeksi HAIs
KHUSU • faktor risiko HAIs
S • Mengetahui penyusunan prioritas
pemecahan masalah
• Mengetahui upaya yg tepat dlm
menyusun strategi pengendalian
Pengertian Epidemiologi

Epidemiology (bahasa
Epi
Yunani) : di
Demo atas/pada
s : penduduk
Logos : ilmu
Ilmu yg mempelajari hal-hal yang
terjadi pada penduduk serta
faktor yang berhubungan
(determinan)
3
Original map by John Snow showing the clusters of
cholera cases in the London epidemic of 1854

John Snow is known as the father of (modern) epidemiology.


He began with noticing the significantly higher death rates in
two areas supplied by Southwark Company. His identification of
the Broad Street pump as the cause of the Soho epidemic is
considered the classic example of epidemiology. Snow used
chlorine in an attempt to clean the water and removed the
handle; this ended the outbreak.
Epidemiologi
■ Epidemiologi mempelajari dinamika kejadian, distribusi, faktor
penentu peristiwa yang berhubungan dengan kesehatan pada suatu
populasi tertentu

■ Epidemiologi menjelaskan hubungan suatu penyakit terhadap populasi


risiko dan meliputi penetapan, analisis dan interpretasi tingkat kejadian

■ Epidemiologi HAIs menjelaskan kejadian HAIs pada pasien yang


dirawat di fasilitas layanan kesehattan dan besar permasalahannya
Epidemiologi
■ Epidemiologi dapat membantu personil layanan kesehatan
memahami kejadian, besar permasalahan, distribusi/sebaran, tingkat
keparahan HAIs di tempatnya bekerja

■ Pemahaman epidemiologi HAIs membantu dalam penentuan prioritas


permasalahan dan secara efektif menentukan strategi pencegahan dan
pengendalian

■ Pemahaman mengenai rantai infeksi, khususnya pola transmisi, dapat


membantu petugas layanan kesehatan mencegah infeksi terkait layanan
kesehatan

■ Informasi mengenai kejadian infeksi terkait layanan kesehatan


berdasarkan pejamu, agen dan lingkungan, serta sebarannya
berdasarkan waktu dan tempat sangat berguna untuk perencanaan
strategi pencegahan dan evaluasi keberhasilan intervensi preventif
Epidemiologi
■ Pengelompokan HAIs:
– Jenis pasien
– Patogen penyebab
– Unit perawatan
– Jangka waktu

■ Hasil studi epidemiologi HAIs:


– membantu personel layanan kesehatan memahami
permasalahan HAI dalam fasilitas tempat bertugas
– sangat berguna untuk menentukan strategi
pencegahan
Healthcare associated infections (HAIs)
=Infeksi terkait pelayanan kesehatan
■ infeksi yang terjadi ketika sedang mendapatkan pelayanan
kesehatan atau perawatan.
■ Definisi: HAIs: memiliki pengertian lebih luas, tidak
hanya infeksi yang didapat pasien ketika
infeksi yang dihubungkan dirawat di rumah sakit tapi juga di pelayanan
dengan masuknya pasien ke kesehatan lainnya seperti home care,
rumah sakit, atau disebut infeksi ambulatory care, long-term care
terkait rumah sakit (hospital
acquired infections) atau
disebut juga infeksi nosokomial. infeksi yang diperoleh setelah mendapat
perawatan 2 hari kalender atau lebih atau
dalam 30 -90 hari setelah mendapat
perawatan
HAIs atau
bukan?
■ Tidak termasuk HAIs:
– patogen penyebab diketahui ditransmisikan di komunitas dan belum
pernah diketahui atau dilaporkan sebagai penyebab HAIs, (Blastomyces,
Histoplasma, Coccidioides, Paracoccidioides, Cryptococcus dan
Pneumocystis)
– Infeksi pada bayi baru lahir yang terjadi pada hari ke-1 atau ke-2
Bila infeksi terjadi pada hari ke-3 dikategorikan HAIs, termasuk yang
ditransmisikan melalui plasenta/transplasenta (herpes simplex,
toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, sifilis) atau melalui jalan lahir.
■ Bila pencatatan data surveilans HAIs dilakukan saat/setelah dokumentasi
persetujuan tindakan (concent) dan pasien sedang dipersiapkan untuk tindakan
transplantasi organ, kemudian infeksi terdeteksi berdasarkan pemeriksaan
mikrobiologi (dengan atau tanpa metode biakan)  bukan HAIs, namun
dihitung sebagai denumerator pasien dengan alat.
■ Reaktivasi infeksi laten (contoh: herpes, sifilis, tuberculosis)  bukan HAIs
Angka Kejadian
100 pasien Negara Maju :
dirawat 7 Pasien

Mengalami
Negara
Berkemban 1x HAIs
g:
10 Pasien

The European Survey point–


Centre for Disease • Prevalensi HAIs negara
Prevention and prevalence
berkembang: 5,7% - 19,1%
Control
• 4,131,000 pasien terinfeksi • Negara berkembang : • Proporsi infeksi di ICU 4,4%-
HAIs per tahun di Eropa 75.000 pasien 88,9%
• 37.000 kematian meninggal selama
•kerugian finansial sekitar perawatan • Frekuensi: 42,7
7 juta pound sterling •Separuh dari HAIs episode/1000 pasien-hari
setahun didapatkan diluar
Unit Perawatan
Intensif
The impact of HCAI
HCAI can cause:
– more serious illness
– prolongation of stay in a health-care facility
– long-term disability
– excess deaths
– high additional financial burden
– high personal costs on patients and their families

WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care, 2009


Central-line Associated Blood Stream Infection
(CLABSI)
atau
Infeksi aliran darah terkait kateter vena sentral
Surgical Site Infection

TIPE (SSI) atau


Infeksi daerah operasi

HAIs (IDO)
Catheter-associated
Urinary Tract Infections
(CAUTIs)
atau
ISK terkait Pemasangan
Kateter
Ventilator Associated Pneumonia
(VAP) atau
Central-line Associated Blood
Stream Infection (CLABSI)
Studi di Taiwan:
■ CLABSI: 3,93 per 1000 hari pemasangan kateter
sentral
■ Patogen utama: bakteri gram negatif (39,2%), gram
positif (33,2%) dan Candida spp. (27,6%)
■ Pada umumnya CLABSI terjadi 8 hari setelah
pemasangan kateter vena sentral
Surgical Site Infection (SSI)
■ Jenis pembedahan menentukan proporsi IDO
■ Studi di Saudi Arabia: insiden IDO pada pasien bedah ortopedi sebesar
2,55% (79 dari 3.096 pasien), penyebab terbanyak Staphylococcus
sp. termasuk MRSA (29,11%); Acinetobacter sp. (21,5%);
Pseudomonas sp. (18,9%); dan Enterococcus sp. (17,7%)
■ IDO pada bedah abdomen di beberapa negara: 14-22,2% dengan
patogen penyebab diantaranya S. aureus, Staphylococcus koagulase
negatif, Enterococcus spp., dan E. coli
■ Studi di Jepang:
– IDO bedah abdomen 14,4%, perbedaan proporsi berdasarkan
jenis
benang: suture-less 4,8%; VicrylTM 14,8%, dan silk 16,4%.
– Operasi kolorektal, IDO 13,9% pada penggunaan benang
sintetik
yang dapat diserap vs. 22,4% pada penggunaan benang silk
Catheter-associated Urinary Tract
Infections (CAUTIs)
■ HAIs yang paling banyak di berbagai negara, sekitar 40%
dari keseluruhan HAIs.
■ Penyebab utama: E.coli
■ CAUTI menyebabkan pembentukan biofilm pada permukaan
luar dan dalam kateter  melindungi mikroba dari aktifitas
antimikroba dan sistem imun tubuh
Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
■ VAP terjadi 9-27% pada pasien dengan pemasangan ventilator
■ Rata-rata terjadinya VAP adalah 2-3 hari setelah intubasi endotrakheal
dan pemasangan ventilator.
■ Studi di Asia dilaporkan 3,5-46/1000 ventilator-hari. Studi di India:
– Lima (5) hari pertama pemasangan ventilator adalah masa
kritis terjadinya VAP, (rata-rata 3,3 hari)
– Patogen penyebab VAP diantaranya adalah:
■ Staphylococcus aureus (50%, 2011 dan 43,9%,2013;
■ Enterococcus sp. 4,3%, 2012 dan 8,3%, 2013
■ Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA) lebih dari 50%,
2013.
■ Studi di Korea Utara: patogen terbanyak VAP adalah S.aureus sebanyak
44%, 69% diantaranya adalah MRSA, dikuti Acinetobacter baumannii (30%);
Pseudomonas aeruginosa (12%); Stenotrophomonas maltophilia (7%);
Klebsiella pneumoniae (6%); dan Serratia marcescens (2%).
Faktor Utama yang
Berhubungan dengan HAIs

Pejamu Agen

Lingkungan
Proses terjadi
Penyakit
Rantai Infeksi

Agen Infeksi Reservoir Portal of exit


•Setiap patogen infeksi •Tempat berkembang •Jalan agen
yg mempunyai biak agen infeksi. infeksius
keganasan, meninggalkan
petogenitas, dosis, pejamu
dan kemampuan utk
menginfeksi.

Mode of transmission Portal of entry Pejamu rentan


•cara pergerakan • cara agen •seseorang yang daya
patogen dari sumber infeksius tahan tubuhnya
penyakit ke pejamu memasuki pejamu menurun, sehingga
rentan terhadap patogen
tertentu
Cara Transmisi
• Kontak Langsung antara pejamu yg rentan dgn pasien
• Indirek: instrumen, sarung tangan, dll yg tdk diganti antar pasien yg
• diperiksa
Droplet: saat
Kontak
Drople &
batuk/bersin
t

• terjadi apabila airborne droplet nuclei (partikel dengan ukuran <5 μm yang
mengandung mikroorganisme) tetap berada di udara untuk jangka waktu lama.
• adanya partikel debu yang mengandung agen infeksius atau deskuamasi kulit
Airbone yang mengandung mikroorganisme.

• transmisi melalui benda/ alat yang terkontaminasi


Fomites • makanan, air, peralatan pengobatan, peralatan
/ medik, dll
Vehicle

• melalui vektor, seperti nyamuk, lalat, tikus dan hewan pengerat lainnya
a.Vecto • Transmisi terjadi secara langsung atau penetrasi kulit atau mukosa. (jarang
r- terjadi)
borne
THE TRANSMISSION OF INFECTION IN HOSPITAL

The source of infection may be :


Human  from other patient or hospital staff and occasionally visitors
Environmental, from contaminated objects (fomites), food, water or air
Faktor
Risiko
■ Pejamu:
– Umum: kekebalan tubuh yang melemah, usia terlalu
muda atau terlalu tua, bayi lahir premature
– Spesifik: penyakit penyerta atau komorbid, contoh
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) meningkatkan
risiko terjadinya infeksi saluran napas; keganasan, HIV,
luka bakar luas, malnutrisi, diabetes melitus, luka
terbuka, dan trauma

■ Terdapatnya mikroba penyebab penyakit yang


ditransmisikan
Faktor
Risiko
■ Lingkungan:
– benda hidup adalah tenaga kesehatan, pasien lain,
keluarga, dan pengunjung.
– benda mati:
■ peralatan medis: untuk diagnosis atau terapi/tatalaksana
pasien
■ prosedur diagnosis dan terapi, contoh: pembedahan jaringan
terinfeksi; pemasangan benda asing; penggunaan indwelling
catheters; trakheostomi atau intubasi endotrakheal atau
pemasangan ventilator; dialysis; transfusi; pengobatan
imunosupresif, antimikroba; radioterapi.
■ kebersihan dan sanitasi sarana prasarana, suhu, dan kelembaban
udara.
Prinsip Dasar Epidemiologi
Empat komponen penting untuk mendukung kegiatan
pencegahan HAIs

1. Surveilans
2. Control measures
3. Infection control professional/ nurse
4. Hospital epidemiologist/infectious disease specialist.
Prinsip Dasar Epidemiologi
•Surveilans adalah sistem yang secara sistematik mengamati munculnya dan
•distribusi HAI atau kondisi yang akan meningkatkan resiko munculnya HAI

•Data surveilans digunakan sebagai:


1. Memberikan informasi munculnya HAIs
2. Data dasar penyakit infeksi yang endemik
3. Identifikasi adanya epidemi
4. Evaluasi hasil tindakan pencegahan, menguatkan tindakan pencegahan
• penyakit dan perawatan pasien
5. Mencegah terjadinya tindakan malpraktik
6. Menyediakan data perbandingan
7. Memecahkan persoalan/atau penelitian
8. Merencanakan serta mengukur dampak implementasi rekomendasi
Tipe studi epidemiologi

dilakukan untuk meningkatan pengetahuan dan pengertian tentang munculnya HAI agar
upaya mencegah serta mengendalikan sesuai dengan masalah setempat yang ada
• Deskriptif: meneliti munculnya penyakit di populasi. Langkah
pertama dlm epidemiologi
• Cross-sectional : mengukur prevalensi penyakit
Studi Observasi • Kasus Kelola : Merupakan studi retrosepktif, digunakan untuk
(deskriptif atau mengkaji KLB. Dibagi atas kelompok kasus (dengan penyakit)
dan kelola (tanpa penyakit)
analitik) • Studi Kohort : mengevaluasi kelompok masyarakat yang sama
sekali belum terkena dampak yang diteliti.
• izin dan kaji etik.

• mengubah faktor yang menentukan terjadinya penyakit


• biasanya berupa randomized clinical trial (RCT) dengan
Studi
pasien sebagai subyek
eksperimen atau • Efek intervensi atau pengukuran melihat luaran kelompok
intervensi eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol
• izin dan kaji etik

Anda mungkin juga menyukai