Implementasi
Penatagunaan Antimikroba (PGA):
Pra otorisasi, Reviu prospektif , Audit kualitas
dan kuantitas
Dellit TH, Owens RC, McGowan JE Jr et al. (2007). Infectious Diseases Society of America and the Society for Healthcare Epidemiology of America guidelines for developing an
institutional program to enhance antimicrobial stewardship. Clin Infect Dis. 44(2):159–177.
KPRA Kemenkes R.I
Panduan penatagunaan antibiotik. Kemenkes 2020
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
Tujuan PGA
1. Mencegah dan mengendalikan resistensi antimikroba
2. Meningkatkan kualitas penggunaan antimikroba
3. Menurunkan angka kejadian HAIs di rumah sakit
4. Meningkatkan kesembuhan pasien (patient’s outcome), serta meningkatkan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien (patient’s safety),
5. Menurunkan lama rawat pasien dan biaya rawat pasien,
6. Menurunkan kuantitas penggunaan antimikroba sehingga menurunkan biaya
pembelian antimikroba
Penerapan PGA
Pelaksanaan
Evaluasi
strategi inti
KPRA Kemenkes R.I
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
Penerapan PGA
Pelaksanaan
Evaluasi
strategi inti
Penerapan PGA
Penyediaan Pemilihan Tahap
unsur utama target persiapan
Pelaksanaan
Evaluasi
strategi inti
Tahap Persiapan
• Menetapkan target ruangan sebagai pilot project • Melatih semua pihak yang terlibat tentang
dalam periode waktu tertentu. pemahaman:
• Proses pelaksanaan de-eskalasi
• Menjelaskan tujuan, proses, dan hasil yang • Proses penggantian pemberian IV ke oral
diharapkan, kepada semua pihak yang terlibat di
• Proses penyesuaian dosis antimikroba berdasarkan
tempat target. parameter PK/PD;
• Melatih semua pihak yang terlibat tentang • Proses penyesuaian saat dan lama pemberian
pemahaman: antimikroba.
• PPK dan CP dalam menegakkan diagnosis infeksi • Menetapkan kriteria reviu prospektif dan umpan
• FRS dan PPAB untuk pemilihan dan pembatasan balik
jenis antimikroba berdasarkan formularium rumah
sakit; • Menetapkan kriteria keberhasilan dan kegagalan
• Hasil pemeriksaan mikrobiologi; terapi, serta timbulnya efek yang tidak dikehendaki,
• Proses penghentian penggunaan antimikroba secara potensi interaksi dengan obat lain, makanan, dan
otomatis (automatic stop order) oleh farmasis; pemeriksaan laboratorium
• Proses permintaan pra-otorisasi kepada KPRA untuk
penggunaan antimikroba kelompok reserve
KPRA Kemenkes R.I
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
Penerapan PGA
Penyediaan Pemilihan Tahap
unsur utama target persiapan
Pelaksanaan
Evaluasi
strategi inti
3
Antibiotik kelompok Access
Tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan tingkat pelayanan kesehatan
untuk pengobatan infeksi bakteri sbg lini pertama
Diresepkan oleh dokter, dokter gigi, dokter spesialis,
dan direviu oleh apoteker.
Penggunaan sesuai dengan Panduan Praktik Klinik
dan Panduan Penggunaan Antibiotik yang berlaku.
3
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
ACCESS
5
Antibiotik kelompok Watch
5
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
6
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
WATCH
8
Antibiotik kelompok Reserve
Pilihan terakhir pada infeksi berat yang mengancam jiwa,
atau disebabkan Multidrug Resistance Organism (MDRO).
Dicadangkan, mengatasi munculnya MDRO.
Prioritas program pengendalian resistensi antimikroba
nasional dan internasional, dipantau dan dilaporkan
penggunaannya
Diresepkan dokter spesialis ® indikasi tertentu, direviu
apoteker, disetujui oleh tim Penatagunaan antimikroba ®
PPRA - RS
8
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
RESERVE
Unit Pelayanan
Pasien Perawat Antimikroba Farmasi
Access Ya
DPJP
Konsultan
Watch Infeksi
Setuju ?
Resep
Antimikroba Reserve PGA/ KPRA
Tidak
Farmasi
Klinik
10
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
12
25
10
Penggunaan Penilaian
Pelaporan Ya Antimikroba Berdasarkan
Bijak? ä Tepat jenis
ä Tepat dosis
ä Tepat rute
ä Tepat saat
Alur reviu prospektif TIDAK
ä Tepat lama pemberian
Tindak lanjut
Monitoring dan evaluasi
setiap hari
Pelaporan
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
13
Pelaksanaan reviu prospektif dan umpan balik oleh
Tim PGA :
q DPJP menegakkan diagnosis penyakit infeksi.
q Ambil sampel pemeriksaan mikrobiologi biakan dan uji
kepekaan bakteri.
q DPJP ® terapi antimikroba empirik berdasarkan
antibiogram rumah sakit atau bukti (evidence).
q Farmasis di ruangan ® reviu permintaan antimikroba empirik :
kelompok antibiotik access, watch , atau reserve, sesuai SPO
pra-otorisasi.
q Terapi antimikroba empirik selama 3- 5 hari. DPJP
memantau perbaikan klinis pasien sambil menunggu hasil
biakan bakteri. 34
13
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
14
Farmasis di ruangan ® evaluasi antimikroba empirik hari ke 3-5
£ Ingatkan DPJP ® penghentian otomatis atau diteruskan.
Hasil biakan bakteri: tidak terdapat pertumbuhan bakteri
® pertimbangkan AM dihentikan atau dilanjutkan sesuai
kondisi klinis pasien.
£ Jika perburukan klinis ® diajukan ke dalam forum kajian kasus sulit.
Hasil biakan bakteri dan uji kepekaannya diterima ® DPJP
ambil keputusan
£ Apakah terapi antimikroba empirik dilanjutkan
£ Atau diganti antimikroba definitif:
• De-eskalasi
• Ubah dosis
• Ubah cara pemberiannya dari IV ke oral
• Ubah lama pemberian. 28
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
15
Terapi Definitif
• Hari ke-7 atau sesuai dengan PPK dan/atau CP penyakit infeksi :
Farmasis di ruangan lakukan penghentian otomatis terapi
antimikroba definitif
Ingatkan DPJP ® evaluasi ulang terapi definitif.
• bisa dilanjutkan jika didukung kondisi klinis pasien dan/atau hasil
pemeriksaan mikrobiologi yang sesuai.
• Farmasis di ruangan memantau kemungkinan timbulnya ROTD
Potensi interaksi antimikroba dengan obat lain, makanan, dan
pemeriksaan laboratorium ® hasilnya didiskusikan dengan DPJP
dan Tim PGA.
• Proses reviu prospektif dan umpan balik ini terus dilaksanakan setiap
hari sampai pasien keluar rumah sakit
Hasil kegiatan Tim PGA ini dilaporkan ke KPRA. 29
Penggunaan
Pelaporan Ya Antimikroba
Penilaian
Berdasarkan 30
Bijak? ä Tepat jenis
ä Tepat dosis
ä Tepat rute
ä Tepat saat
Alur reviu prospektif ä Tepat lama pemberian
TIDAK
dan umpan balik
Contoh Umpan Balik
Umpan balik dan Diskusi ä Jenis de-eskalasi
Tim PGA dengan DPJP ä Dosis disesuaikan
ä Rute diganti IV ke Oral
ä Saat disesuaikan
Perubahan pemberian ä Lama pemberian
Antimikroba kepada Pasien dipersingkat
Tindak lanjut
Monitoring dan evaluasi
setiap hari
Pelaporan
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
32
Kasus Infeksi
Diagnosis
Berdasarkan 33
Infeksi ä Anamnesis
Tidak ä Pemeriksaan fisik
bakteri?
ä Laboratorium
ä Radiologi
Ya
Contoh Antimikroba
Target
Menggunakan ä Carbapenem
Tidak antimikroba ä Vancomycin
target ? ä Piperacillin-
Tasobactam
ä Linesolid
ä Tygecyclin
Ya ä Colistin/ Polimistin B
ä Cotrimoxazole inj
Penilaian bijak
berdasarkan metoda :
Tidak Gyssens
Alur audit kuantitas dan kualitas serta umpan balik oleh KPRA
Perhitungan kuantitas
34
Penggunaan
Berdasarkan metoda :
Pelaporan Ya Antimikroba DDD/ 100 hari perawatan
Bijak ?
Penilaian bijak
berdasarkan metoda :
Tidak Gyssens
Alur audit kuantitas dan kualitas serta umpan balik oleh KPRA
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
Penerapan PGA
Penyediaan Pemilihan Tahap
unsur utama target persiapan
Pelaksanaan
Evaluasi
strategi inti
Evaluasi
Pengukuran struktur Pengukuran proses
Evaluasi
Pengukuran hasil
Aspek mikrobiologi Aspek keuangan
• % indikator MDRO • biaya antimikroba per pasien selama
• % infeksi Clostridium difficile perawatan
• biaya pembelian antimikroba oleh
Aspek klinis rumah sakit
• lama hari rawat (length of stay, LOS) Aspek diseminasi informasi
• angka kematian akibat penyakit • hasil kegiatan PGA dipublikasikan
infeksi dalam majalah yang terakreditasi dan
• % readmision dan reinfection terpercaya setiap 12-24 bulan
Kesimpulan
• Tim PGA merupakan bagian dari KPRA atau Tim PRA di RS
• Komitmen pimpinan sangat penting
• Pedoman PGA Kemenkes telah tersusun dan perlu segera
diseminasi
• Strategi inti PGA:
• Pra-otorisasi berdasarkan AWaRe
• Reviu prospektif dan umpan balik
• Audit kuantitas dan kualitas serta umpan balik