Anda di halaman 1dari 13

Ridha Wahyutomo, dr.

,SpMK #GP2019
 Indonesia yang merupakan negeri tropis dimana kasus infeksi merupakan kasus yang
mendominasi masalah medis.
 Pemberian antimikroba, memerlukan pemilihan yang sesuai dengan kondisi klinis
dan pola resistensi antimikroba di rumah sakit tersebut. Hal inilah yang mendorong
disusunya peta medan kuman atau peta antimikroba.
 Peta Kuman/Peta Antimikroba/Antibiogram adalah ringkasan

periodik kepekaan antimikroba dari isolat bakteri lokal yang

diperoleh dari spesimen yang dikirim ke Laboratorium

Mikrobiologi Klinik di Rumah Sakit.


 Peta medan kuman dianalisis dan dipresentasikan 1 tahun sekali.
 Data yang diolah adalah data yang telah diverifikasi.
 Hanya memasukkan data dari spesimen pasien untuk tujuan diagnosis.
 Hanya menganalisis antimikroba yang diuji secara rutin.
 Melaporkan hasil prosentase sensitif (%S).
 Data yang dianalisis hanya data spesies dengan jumlah data ≥ 30 isolat.
 Sebagai dasar untuk peningkatan kualitas pelayanan laboratorium, sehingga dapat

mendukung klinisi dalam penegakkan diagnosis & terapi pasien infeksi.


 Sebagai gambaran trend epidemiologi populasi bakteri dan pola resistensi di RS.

 Menjadi salah satu panduan dalam memberikan rekomendasi terapi bagi klinisi.

 Sebagai salah satu acuan dalam memberikan rekomendasi bagi kebijakan RS.

 Mendukung program PPI, yang terkait dengan identifikasi dini HAI’s dan kejadian

outbreak.
 Pola kuman dapat membantu dalam penentuan jenis antibiotik yang perlu direstriksi
 Pola kuman dapat membantu dalam menentukan antibiotik apa yang perlu dilakukan
antibiotic cycling
 Dalam hal ini peran hasil kultur dan uji kepekaan sangat penting untuk memilih
antibiotik dalam rangka terapi de-eskalasi
 WHO-NET merupakan perangkat lunak (software) yang dibuat oleh organisasi
kesehatan dunia WHO bekerja sama dengan beberapa institusi yang bergerak dalam
surveilans resistensi antimikroba. Perangkat lunak ini dapat diunduh secara cuma-
cuma di situs http://www.whonet.org/software.html
 Memahami epidemiologi populasi mikroba di lokal rumah sakit.
 Pemilihan antimikroba
 Identifikasi adanya kejadian luar biasa (outbreaks) di rumah sakit dan komunitas.
 Mengenali permasalahan terkait kualitas pada pengujian di laboratorium.
contoh
DAY 1
START SMART… THEN… FOCUS
a) Do not start Day 3 1. STOP ANTIBIOTICS
antibiotics if no
clinical evidence of 2. CONTINUE
bacterial infection ANTIBIOTICS/
PLAN TREATMENT/
b) Obtain cultures first
COURSE
c) EMPIRIC REVIEW 3. CHANGE
TREATMENT TREATMENT ANTIBIOTICS/
BASED ON PLAN/TREATMENT
ANTIMICROBIAL COURSE
GUIDELINES or 4. SWITCH TO PO IF
BASED ON Culture Result  Pathogen ?? APPROPRIATE
MICROBIOLOGY AB best Choice ??
Infection Mechanisme 5. CONSIDER OPAT IF
ADVICE TIME OUT APPROPRIATE
ALWAYS DOCUMENT INDICATION
FOR THE ANTIMICROBIAL AND
TREATMENT PLAN IN THE MEDICAL NOTES
Adapated from ARHAI Antimicrobial Stewardship Guidance Nov 2011
081392735964

Anda mungkin juga menyukai