Anda di halaman 1dari 36

Identitas Pasien

No :1
Nama : Ny. M
Usia : 60 th
No.RM : 1811XXX
Tanggal MRS & KRS : 6/1/2020 – 7/1/2020
Diagnosa Akhir : End Stage Renal Disease

GUIDELINE
Menurut Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Penyakit Ginjal Tahap Akhir
tahun 2017, rekomendasi dosis antibiotik intrapertoneal yang digunakan untuk pasien CAPD :
Intermiten Kontinyu
(Setiap Kali Pergantian, (mg/L; semua pergantian)
Satu Kali Sehari).
Aminoglikosida
Amikasin 2mg/kg
Gentamisin, netilmisin 0.6mg/kg
Ortobramycin LD 25, MD 12,
LD 8, MD 4.
Sefalosporin
Cefazolin, cephalotin atau cephradin 15mg/kg
Cefepime LD 500, MD 125
Ceftazidime 1000mg
Ceftizoxime 1000-1500mg LD 500, MD 125
1000mg LD 500, MD 125
LD 250, MD 125
Penisilin
Amoksisilin ND
Ampisilin, Oxacillin, Atau Nafcilin ND
Azlocilin ND LD 250-500, MD 50 – 125
Penisilin G ND LD 500, MD 250
LD 50.000 unit,
MD 25.000 unit
Kuinolon
Ciprofloxacin ND LD 50, MD 25
Lain – Lain
Aztreonam ND
Daptomycin (115) ND
Linezolid (41) ND LD 1000, MD 250
LD 100, MD 20
Teicoplanin 15mg/kg, 200 – 300mg setiap sehari
p.o.
Vankomisin 15 – 30mg/kg setiap 5-7 LD 400, MD 20
hari LD 1000, MD 25
Kombinasi
Ampisilin/sulbactam 2g setiap 12 jam
Imipenem/cilastin 1g dua kali sehari
Quinupristin/dalfopristin 25mg/L selang 1 kantong LD 1000, MD 100
Trimethoprim/sulfamethoxazole 960mg 2 x sehari p.o. LD 250, MD 50
Data Klinik Pasien:
Tanggal dan Waktu Pemeriksaan
Data Klinik Nilai Normal
6/1/20 7/1/20
Suhu Tubuh 36 - 38ºC 36,3ºC 36,4ºC
RR 12 – 20x/menit 20x/menit 20x/menit
HR 60 – 90x/menit 70x/menit 72x/menit
TD 120/80 mmHg 140/90 mmHg 140/90 mmHg
Data Laboratorium:
Hasil Pemeriksaan
Data Lab
6/1/20 7/1/20
MCH 26.5 pg -
Eosinofil 5.4 % -
Limfosit 34.2 % -
Monosit 8.5 % -
LED 79 mm/jam -
Trombosit 479.000 uL -

Data Penggunaan Antibiotik :


Nama Tanggal Pemeriksaan
Frek. Lama Terapi
Antibiotik 6/1/20 7/1/20
Cefazolin Inj. 1 x 1000mg 16.00 - 1 hari

Evaluasi Penggunaan Antibiotik Menggunakan Alur Gyssens


a. Nama Obat : Cefazolin 1000mg (Empiris), guideline profilaksis, lolos 0
Kategori
Hasil Assesment (Lolos / Tidak Lolos per Kategori
Gyssens
Lolos Kategori VI
Kategori VI
Assessment : data rekam medik pasien lengkap
Kategori V Lolos Kategori V
Assessment : komplikasi yang sering terjadi pada pasien ESRD yang
melakukan DP adalah infeksi sehingga untuk mencegah terjadi infeksi
diberikan antibiotik sesuai dengan epidemiologi infeksi di masing –
masing rumah sakit (KMK RI, 2017).
Lolos Kategori IVa
Assesment : cefazolin adalah pilihan antibiotik yang rasional untuk pasien
Kategori IVa ESRD setelah pasien melakukan dialisis karena antibiotik cefalosporin
generasi pertama dapat menangani infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Streptococci dan MSSA (Eyler dan Shvets, 2019).
Lolos Kategori IVb
Kategori IVb Assessment : cefazolin relatif lebih aman untuk pasien CKD dan ESRD
daripada antibiotik golongan Aminoglikosida (KDIGO, 2012).
Lolos Kategori IVc
Assessment : tidak ada antibiotik yang lebih murah karena penentuan
Kategori IVc
harga berdasarkan e-catalog yang bersifat nasional sehingga tidak ada
antibiotik lain yang lebih murah.
Lolos Kategori IVd
Kategori IVd Assessment : Cefazolin digunakan sebagai terapi empiris oleh karena itu
tidak ada antibiotik dengan spektrum yang lebih sempit.
Lolos Kategori IIIA
Kategori IIIa Assessment : Lama penggunaan antibiotik cefazoline untuk infeksi yang
disebabkan oleh bakteri streptococcus adalah 14 hari (KMK RI, 2017).
Tidak Lolos Kategori IIIb
Kategori IIIb Assessment : Lama penggunaan antibiotik cefazoline untuk infeksi yang
disebabkan oleh bakteri streptococcus adalah 14 hari (KMK RI, 2017).
Kesimpulan Pemberian antibiotik terlalu singkat (IIIb).
Identitas Pasien
No :2
Nama : Tn. W
Usia : 63 th
No.RM : 1825XXX
Tanggal MRS & KRS : 2/1/2020 – 5/1/2020
Diagnosa Akhir : Diabetic Foot Sinistra Wagner Grade V + Non-Insulin Dependent
Daibetes Mellitus.

GUIDELINE
Menurut International Working Group on the Diabetic Foot tahun 2019, rekomendasi antibiotik
yang efektif dan sesuai untuk pasien diantaranya yaitu; penisilin, sefalosporin, carbapenem,
metronidazole (dikombinasi dengan antibiotik lain), klindamisin, linezolid, daptomisin,
fluoroquinolones, atau vankomisin. Dengan memilih antibiotik yang digunakan berdasarkan
patogen penyebab infeksi dan kerentanannya terhadap antibiotik.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih regimen antibiotik empiris pada
infeksi diabetic foot:
Tingkat
Patogen
Keparahan Faktor Tambahan Regimen Empiris Potensial
Penyebab
Infeksi
Semisynthetic penicilinase-resistant
Tidak ada komplikasi GPC
penicilin; Sefalosporin Gen-1
Klindamisin; Floroquinolone;
Alergi atau intoleransi
GPC Trimethropim/Sulfamethoxazole;
terhadap β-lactam
Makrolida; Doxycycline
Amoxicillin/Clavunalate,
Ringan Baru saja mendapatkan GPC Ampicillin/Sulbactam,
terapi antibiotik + GNR Trimethropim/Sulfamethoxazole;
Floroquinolone
Linezolid;
Resiko tinggi terhadap Trimethropim/Sulfamethoxazole;
MRSA
MRSA Doxycycline; Makrolida.

Sedang atau Tidak ada komplikasi GPC Amoxicillin/Clavunalate,


Berat ± GNR Ampicillin/Sulbactam; Sefalosporin
Gen-2,3
Ticarcillin/Clavulanate,
Baru saja mendapatkan GPC
Piperacillin/Tazobactam;
terapi antibiotik ± GNR
Sefalosporin Gen-3; Ertapenem;
Ticarcillin/Clavulanate,
Piperacillin/Tazobactam;
GNR,
Semisintetik Penisilinase-Penisilin
Ulkus Maserasi / Iklim Termasuk
Resisten + Ceftazidime; Semisintetik
Hangat Pseudomona
Penisilinase-Penisilin Resisten +
s
Ciprofloxacin; Imipenem,
Meropenem, Doripenem.
Amoxicillin/Clavunalate,
Ampicillin/Sulbactam;
Ekstremitas Iskemik / Ticarcillin/Clavulanate,
GPC ± GNR
Nekrosis / Pembentukan Piperacillin/Tazobactam; Ertapenem,
± Anaerob
Gas ; Imipenem, Meropenem,
Doripenem; Sefalosporin Gen-2/3 +
Klindamisin atau Metronidazole
Pertimbangkan menambahkan atau
mengganti dengan glikopeptida:
Faktor resiko terhadap Linezolid, Daptomycin, Asam
MRSA
MRSA Fusidat;
Trimethropim/Sulfamethoxazole;
Rifampicin; Doxycycline
Carbapenems; Floroquinolones;
Faktor Resiko resistensi
ESBL Aminoglikosida dan Colistin
terhadap GNR
(Polymixin E. Sulphate).

Data Klinik Pasien:


Data Tanggal dan Waktu Pemeriksaan
Nilai Normal
Klinik 2/1/20 3/1/20 4/1/20 5/1/20
Suhu Tubuh 36 - 38ºC 37,1ºC 36ºC 37.1 ºC 36.5 ºC
RR 12 – 20x/menit 20x/menit 20x/menit 20x/menit 20x/menit
HR 60 – 90x/menit 89x/menit 90x/menit 74 x/menit 60 x/menit
TD 120/80 mmHg 120/80 120/70 110/70 110/80
mmHg mmHg mmHg mmHg
Data Laboratorium:
Hasil Pemeriksaan
Data Lab
2/1/20 3/1/20 4/1/20 5/1/20
Hb 10.3 gr/dl - - -
HCT 31.7 % - - -
Leukosit 12.460 uL - - -
LED 120 mm/jam - - -
Trombosit 379.000 uL - - -
Gula Darah Sesaat 321 mg/dL - - -
Gula Darah Puasa 251 mg/dL - - -
Data Penggunaan Antibiotik :
Nama Tanggal Pemeriksaan Lama
Frek.
Antibiotik 2/1/20 3/1/20 4/1/20 5/1/20 Terapi
08.00 08.00 08.00 08.00
Cefoperazone
2 x 1000mg dan dan dan dan 4 hari
Inj.
20.00 20.00 20.00 20.00
08.00, 08.00, 08.00, 08.00,
Metronidazole 16.00 16.00 16.00 16.00
3 x 500mg 4 hari
Inj. dan dan dan dan
24.00 24.00 24.00 24.00
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Menggunakan Alur Gyssens
a. Nama Obat : Cefoperazone 1000mg + Metronidazole 500mg (Empiris)
Kategori
Hasil Assesment (Lolos / Tidak Lolos per Kategori
Gyssens
Lolos Kategori VI
Kategori VI
Assessment : data rekam medik pasien lengkap
Lolos Kategori V
Assessment : Infeksi pada kaki diabetes merupukan komplikasi penyakit
Kategori V yang sering terjadi dan dapat memperberat perjelanan penyakit serta
menurunkan kualitas hidup pasien, pengobatan infeksi harus diberikan
secara agresif jika terlihat tanda – tanda klinis infeksi (Perkeni, 2019).
Lolos Kategori Iva
Assessment : tidak ada antibiotik yang lebih efektif untuk diabetic foot
Kategori IVa berat dengan necrosis, rekomendasi antibiotik yang diberikan adalah
Sefalosporin generasi dua atau tiga dan dikombinasikan dengan
Doxycycline atau Metronidazole (IWGDF, 2019).
Lolos Kategori IVb
Assessment : antibiotik ini aman bagi pasien karena tidak memiliki
interaksi dan efek dengan obat lain. tidak ada kelas atau agen antibiotik
Kategori IVb lain yang dinilai lebih toksik daripada antibiotik lain, kecuali Tigecycline
yang ditemukan secara klinis lebih inferior dibandingkan Ertapenem
karena ditemukan peningkatan Adverse Drug Event (ADE) lebih tinggi
daripada Ertapenem. (IWGDF, 2019).
Lolos Kategori IVc
Assessment : tidak ada antibiotik yang lebih murah karena penentuan
Kategori IVc
harga berdasarkan e-catalog yang bersifat nasional sehingga tidak ada
antibiotik lain yang lebih murah.
Lolos Kategori IVd
Assessment : Cefoperazone dan Metronidazole adalah antibiotik empiris
Kategori IVd
untuk diabetic foot yang digunakan untuk kebanyakan bakteri Gram
positif dan negatif, termasuk bakteri anaerob (IWGDF, 2019).
Lolos Kategori IIIa
Assessment : Durasi terapi antibiotik untuk pasien infeksi diabetic foot
Kategori IIIa
adalah 5 sampai 28 hari atau 2 sampai 4 minggu untuk pasien dengan
Extensive Infection . (IWGDF, 2019).
Tidak Lolos Kategori IIIb
Assessment : : Durasi terapi antibiotik untuk pasien infeksi diabetic foot
Kategori IIIb
adalah 5 sampai 28 hari atau 2 sampai 4 minggu untuk pasien dengan
Extensive Infection . (IWGDF, 2019). Lolos
Kesimpulan Pemberian antibiotik terlalu singkat (IIIb).
Identitas Pasien
No :3
Nama : Ny. W
Usia : 69 th
No.RM : 1706XXX
Tanggal MRS & KRS : 5/1/2020 – 9/1/2020
Diagnosa Akhir : Pneumonia, Unspecified

GUIDELINE
Menurut ATS/IDSA Diagnosis and Treatment of Adult with Community-acquired Pneumonia
tahun 2019, untuk pasien rawat inap CAP terapi empiris tanpa faktor resiko MRSA dan P.
aeruginosa adalah :
- Terapi kombinasi β-lactam (Ampisilin/Sulbactam 1.5 – 3g setiap 6 jam, cefotaxime 1 –
2g setiap 8 jam, ceftriaxone 1 – 2g perhari, atau ceftaroline 600mg setiap 12 jam) dan
makrolida (azithromycin 500mg perhari atau clarithromycin 500mg dua kali sehari)
- Monoterapi dengan respiratory floroquinolone (Levofloxacin 750mg perhari,
moxifloxacin 400mg perhari)
Untuk antibiotik terapi empiris pasien CAP dengan faktor resiko terhadap MRSA atau P.
aeruginosa adalah :
- Untuk MRSA; vancomycin 15 mg/kgBB setiap 12 jam, atau linezolid 600mg setiap 12
jam
- Untuk P. aeruginosa; piperacillin-tazobactam 4.5g setiap 6 jam / cefepime 2g setiap 8
jam / ceftazidime 2g setiap 8 jam / aztreonam 2g setiap 8 jam/ meropenem 1g setiap 8
jam / imipenem 500mg setiap 6 jam.
Data Klinik Pasien:
Data Tanggal dan Waktu Pemeriksaan
Nilai Normal
Klinik 5/1/20 6/1/20 7/1/20 8/1/20 9/1/20
Suhu 36 - 38ºC
36ºC 36.1ºC 36.4ºC 36.5 ºC 36ºC
Tubuh
RR 12 –
24x/menit 20x/menit 21x/menit 22x/menit 20x/menit
20x/menit
HR 60 –
79x/menit 72x/menit 60x/menit 80x/menit 60x/menit
90x/menit
TD 120/80 mmHg 120/80 130/80 120/80 150/90 140/90
mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg
Data Laboratorium:
Hasil Pemeriksaan
Data Lab
5/1/20 6/1/20 7/1/20 8/1/20 9/1/20
Neutrofil 76.7 % - - - -
Limfosit 15.7 % - - - -
Monosit 7.2 % - - - -
LED 120 mm/jam - - - -
Data Penggunaan Antibiotik :
Lama
Tanggal Pemeriksaan
Nama Terapi
Frek.
Antibiotik 8/1/2
5/1/20 6/1/20 7/1/20 9/1/20
0
16.00 08.00 08.00 08.00 08.00
Ceftriaxone
2 x 1000mg dan dan dan dan dan 5 hari
Inj.
24.00 20.00 20.00 20.00 20.00

Evaluasi Penggunaan Antibiotik Menggunakan Alur Gyssens


a. Nama Obat : Ceftriaxone 1000mg (Definitif)
Kategori
Hasil Assesment (Lolos / Tidak Lolos per Kategori
Gyssens
Lolos Kategori VI
Kategori VI
Assessment : data rekam medik pasien lengkap
Lolos Kategori V
Assessment : pengobatan pneumonia terdiri atas antibiotik dan
pengobatan suportif, pemberian antibiotik sebaiknya berdasarkan data
Kategori V
mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya namun karena beberapa alasan
dapat diberikan terapi antibiotik secara empiris. (PDPI, 2003), minimal
2018
Lolos Kategori IVa
Assessment : pemberian antibiotik untuk pasien rawat inap pneumonia
Kategori IVa
baik yang tidak berat, sedang, sampai berat adalah kombinasi β-lactam +
makrolida atau monoterapi respiratory floroquinolone (ATS/IDSA, 2019).
Kesimpulan Terdapat antibiotik lain yang lebih efektif (IVa).
Identitas Pasien
No :5
Nama : Ny. NS
Usia : 29 th
No.RM : 1819XXX
Tanggal MRS & KRS : 3/1/2020 – 5/1/2020
Diagnosa Akhir : Acute Appendicitis, Unspecified, Peritonitis Lokal ec
Appendicitis Perforasi

GUIDELINE
Desain empiris untuk regimen antimikroba bergantung pada berat ringannya infeksi yang
mendasari sehingga dapat diperkirakan patogen yang menyebabkan infeksi tersebut.
Antimikroba yang digunakan untuk infeksi intraabdominal harus aktif terhadap bakteri enterik
gram negatif aerobik, basilus fakultatif dan streptokokus enterik gram positif, penggunaan
antibiotik secara empiris dengan spektrum luas terhadap gram negatif untuk infeksi
intraabdominal berat diantaranya (KMK RI, 2017) :
- Meropenem
- Imipenemcilastatin
- Doripenem
- Pipercillin-Tazobactam
- Ciprofloxacin
- Levofloxacin + Metronidazole
- Ceftazidime
- Cefepime + Metronidazole
- Aztreonam + Metronidazole
Data Klinik Pasien:
Tanggal dan Waktu Pemeriksaan
Data Klinik Nilai Normal
2/1/20 3/1/20 4/1/20
Suhu Tubuh 36 - 38ºC 36.9ºC 36.6ºC 36.6ºC
RR 12 – 20x/menit 20x/menit 20x/menit 20x/menit
HR 60 – 90x/menit 80x/menit 80x/menit 74x/menit
TD 120/80 mmHg 110/70 mmHg 100/60 mmHg 100/60 mmHg

Data Laboratorium:
Hasil Pemeriksaan
Data Lab
3/1/20 4/1/20 5/1/20
Leukosit 10.260 uL - -
Neutrofil 59.7 % - -
Limfosit 32.2 % - -
Monosit 6.6 % - -
LED 62 mm/jam - -
Data Penggunaan Antibiotik :
Lama
Nama Tanggal Pemeriksaan
Frek. Terapi
Antibiotik
5/1/20 6/1/20 7/1/20
Cefoperazone 06.30 dan 08.00 dan 08.00 dan
2 x 1000mg 3 hari
Inj. 20.00 20.00 20.00

Evaluasi Penggunaan Antibiotik Menggunakan Alur Gyssens


a. Nama Obat : Cefoperazone 1000mg (Empiris)
Kategori
Hasil Assesment (Lolos / Tidak Lolos per Kategori
Gyssens
Lolos Kategori VI
Kategori VI
Assessment : data rekam medik pasien lengkap.
Lolos Kategori V
Assessment : terapi antimikroba harus dimulai saat pasien dicurigai atau
didiagnosis memiliki infeksi intraabdominal, kadar antimikroba harus
Kategori V
dipertahankan selama tindakan evakuasi sumber infeksi, jika perlu dapat
diberikan berulang beberapa saat sebelum dilakukan tindakan. (KMK RI,
2017).
Tidak Lolos Kategori IVa
Assessment : antibiotik sefalosporin generasi ketiga yang digunakan
untuk infeksi terapi empiris intraabdominal adalah cefuroxime +
Kategori IVa
metronidazole; cefotaxime atau ceftriaxone + metronidazole; cefepime +
metronidazole; cefoperazone-sulbactam; ceftolozane-tazobactam +
metronidazole; ceftazidime-avibactam (Mazuski et al, 2016).
Kesimpulan Terdapat antibiotik lain yang lebih efektif (IVa).
Identitas Pasien
No :7
Nama : Sdr. AJ
Usia : 23 th
No.RM : 1851XXX
Tanggal MRS & KRS : 3/1/2020 – 6/1/2020
Diagnosa Akhir : Typhoid Fever

GUIDELINE
Pemberian antimikroba diberika bila diagnosis klinis demam tifoid dapat ditegakkan, baik dalam
bentuk diagnosis konfirmasi, probable, maupun suspect. Pemilihan antibiotik bergantung pada
pola kerentanan kumam penyebabnya.
Terapi lini pertama untuk tifoid adalah :
- Chloramphenicol
- Ampicillin atau Amoxicillin
- Trimethoprim-Sulfamethoxazol
Terapi lini kedua untuk tifoid adalah :
- Ceftriaxone
- Cefixime
- Quinolone (tidak direkomendasi untuk pasien pediatrik karena dapat mengganggu
pertumbuhan tulang). (Hartanto, 2001; KMK RI, 2006;).
Data Klinik Pasien:
Data Nilai Tanggal dan Waktu Pemeriksaan
Klinik Normal 3/1/20 4/1/20 5/1/20 6/1/20 7/1/20 8/1/20
Suhu
36 - 38ºC 36ºC 36ºC 38.6ºC 36.5ºC 36.5ºC -
Tubuh
RR 12 –
20x/menit 20x/menit 20x/menit 21x/menit 19x/menit -
20x/menit
HR 60 –
88x/menit 84x/menit 60x/menit 62x/menit 80x/menit -
90x/menit
TD 120/80 110/90 100/60 110/60 110/90 110/80
-
mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg

Data Laboratorium:
Data Lab Hasil Pemeriksaan
1/1/20 4/1/20
Leukosit 7.290 uL 8.210 uL
Neutrofil 73.2 % 71.5 %
Limfosit 17.0 % 16.1 %
Monosit 9.3 % 10.8%
Trombosit 140.000 uL 141.000 uL
S. Tiphy O +1/80 -
S. Tiphy H +1/320 -
S. Paratiphy A-O +1/80 -
S. Paratiphy B-O +1/320 -

Data Penggunaan Antibiotik :


Lama
Nama Tanggal Pemeriksaan
Frek. Terapi
Antibiotik
3/1/20 4/1/20 5/1/20 6/1/20 7/1/20 8/1/20
16.00 08.00 08.00
Ceftriaxone
2 x 1000mg dan dan dan - - - 3 hari
Inj.
20.00 20.00 20.00
Levofloxaci
1 x 750mg - - 08.00 08.00 08.00 08.00 4 hari
n inj

Evaluasi Penggunaan Antibiotik Menggunakan Alur Gyssens


a. Nama Obat : Ceftriaxone 1000mg, Levofloxacin 750mg (Empiris)
Kategori
Hasil Assesment (Lolos / Tidak Lolos per Kategori
Gyssens
Lolos Kategori VI
Kategori VI
Assessment : data rekam medik pasien lengkap.
Lolos Kategori V
Assessment : Pemberian antimikroba diberika bila diagnosis klinis
Kategori V
demam tifoid dapat ditegakkan, baik dalam bentuk diagnosis konfirmasi,
probable, maupun suspect (KMK RI, 2006).
Lolos Kategori IVa
Assessment : Ceftriaxone dan Levofloxacin adalah antibiotik lini kedua
Kategori IVa untuk pengobatan terhadap tifoid, golongan floroquinolone adalah kelas
yang paling efektif dengan angka kesembuhan mencapai 98% (Hartanto,
2021).
Lolos Kategori IVb
Assessment : Ceftriaxone dan levofloxacin aman bagi pasien karena tidak
Kategori IVb
memiliki interaksi dan efek yang merugikan dengan obat lain.

Kategori IVc Lolos Kategori IVc


Assessment : Untuk penentuan harga berdasarkan e-catalog yang bersifat
nasional sehingga tidak ada antibiotik lain yang lebih murah.
Tidak Lolos Kategori IVd
Kategori IVd Assessment : terdapat antibiotik dengan spektrum yang lebih sempit pada
golongan floroquinolone yaitu ciprofloxacin (Hartanto, 2021).
Kesimpulan Terdapat antibiotik lain dengan spektrum lebih sempit. (IVd).
Identitas Pasien
No :9
Nama : Tn. S
Usia : 41 th
No.RM : 1852XXX
Tanggal MRS & KRS : 11/1/2020 – 16/1/2020
Diagnosa Akhir : Gastroenteritis Akut + CKD std. V

GUIDELINE
Menurut WGO Acute Diarrhea Guideline Pemberian antibotik secara empiris jarang
diindikasikan pada diare akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari
tanpa pemberian antibiotik. Antibiotik dibeikan hanya pada pasien dengan gejala dan tanda diare
infeksi, seperti demam, feses berdarah, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan
kontaminasi lingkungan, persisten, Travel Diarrhea, dan pasien immunocompromised.
Organisme Antibiotik Pilihan Pertama Antibiotik Pilihan Kedua
Salmonella/Shigella
Ceftriaxone 1 gram IM/IV
sehari
TMP-SMX DS oral 2 kali
sehari, 3 hari
Campylobacter, Shigella atau Ciprofloxacin 500 mg oral 2
Campilobacter spp
Salmonella spp. kali sehari, 3-5 hari
Azithromycin 500 mg oral 2
kali sehari
Erythromycin 500 mg oral 2
kali sehari, 5 hari

Vibrio Cholera Tetracycline 500 mg oral 4 Resisten tetracycline


kali sehari, 3 hari Ciprofl oxacin 1 gram oral 1
Doxycycline 300 mg oral, kali
dosis tunggal Erythromycin 250 mg oral 4
kali sehari, 3 hari.
Traveler’s diarrhea Ciprofloxacin 500 mg 2 kali TMP-SMX oral 2 kali sehari,
sehari 3 hari.
Clostridium difficle Metronidazole 250-500 mg Vancomycin 125 mg 4 kali
4x sehari, 7-14 hari, oral atau sehari, 7-14 hari.
IV

Data Klinik Pasien:


Data Nilai Tanggal dan Waktu Pemeriksaan
Klinik Normal 11/1/20 12/1/20 13/1/20 14/1/20 15/1/20 16/1/20
Suhu
36 - 38ºC 36ºC 36.5ºC 36.4ºC 36.2ºC 36.8ºC -
Tubuh
RR 12 –
24x/menit 19x/menit 19x/menit 20x/menit 20x/menit -
20x/menit
HR 60 –
92x/menit 90x/menit 96x/menit 78x/menit 78x/menit -
90x/menit
TD 120/80 100/70 100/80 130/80 140/80 120/90
-
mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg

Data Laboratorium:
Hasil Pemeriksaan
Data Lab
11/1/20
Hematokrit 25.3 %
Neutrofil 71.8 %
Limfosit 15.2 %
Monosit 11.1 %
Trombosit 381.000 uL
Kreatinin 16.0 mmol
Ureum 264.3 mmol

Data Penggunaan Antibiotik :


Nama Tanggal Pemeriksaan Lama
Frek.
Antibiotik 11/1/20 12/1/20 13/1/20 14/1/20 15/1/20 16/1/20 Terapi
08.00 08.00 08.00 08.00 08.00
Ceftriaxone
2 x 1000mg 24.00 dan dan dan dan dan 6 hari
Inj.
20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Menggunakan Alur Gyssens
a. Nama Obat : Ceftriaxone 1000mg (Empiris)
Kategori
Hasil Assesment (Lolos / Tidak Lolos per Kategori
Gyssens
Lolos Kategori VI
Kategori VI
Assessment : data rekam medik pasien lengkap.
Lolos Kategori V
Assessment : Antibiotik dibeikan hanya pada pasien dengan gejala dan
Kategori V tanda diare infeksi, seperti demam, feses berdarah, leukosit pada feses,
mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten, Travel
Diarrhea, dan pasien immunocompromised (WGO, 2012).
Lolos Kategori IVa
Kategori IVa Assessment : Ceftriaxone adalah antibiotik lini pertama tehadap bakteri
patogen penyebab infeksi pada gastroenteritis akut. (Kim et al, 2019).
Lolos Kategori IVb
Assessment : Ceftriaxone relatif lebih aman dibandingkan antibiotik
Kategori IVb Floroquinolone, karena antibiotik floroquinolone memiliki efek samping
yang serius inflamasi ligamen, peluruhan ligamen, peripheral neuropathy,
dan efek samping pada sistem saraf pusat (Kim et al, 2019).
Lolos Kategori IVc
Kategori IVc Assessment : Untuk penentuan harga berdasarkan e-catalog yang bersifat
nasional sehingga tidak ada antibiotik lain yang lebih murah.
Lolos Kategori IVd
Kategori IVd Assesment: Ceftriaxone sebagai terapi empiris. Oleh karena itu, tidak ada
antibiotik dengan spektrum lebih sempit.
Tidak Lolos Kategori IIIa
Kategori IIIa Assessment : Pembeiran Ceftriaxone sebagai terapi empiris menurut
World Gastroentrology Organisation adalah 3 hari sampai dengan 5 hari.
Kesimpulan Pemberian antibiotik terlalu lama (IIIa).
Identitas Pasien
No : 11
Nama : Tn. D
Usia : 36 th
No.RM : 1849XXX
Tanggal MRS & KRS : 14/1/2020 – 17/1/2020
Diagnosa Akhir : TB Paru + Pneumonia

GUIDELINE
Menurut ATS/IDSA Diagnosis and Treatment of Adult with Community-acquired Pneumonia
tahun 2019, untuk pasien rawat inap CAP terapi empiris tanpa faktor resiko MRSA dan P.
aeruginosa adalah :
- Terapi kombinasi β-lactam (Ampisilin/Sulbactam 1.5 – 3g setiap 6 jam, cefotaxime 1 –
2g setiap 8 jam, ceftriaxone 1 – 2g perhari, atau ceftaroline 600mg setiap 12 jam) dan
makrolida (azithromycin 500mg perhari atau clarithromycin 500mg dua kali sehari)
- Monoterapi dengan respiratory floroquinolone (Levofloxacin 750mg perhari,
moxifloxacin 400mg perhari)
Untuk antibiotik terapi empiris pasien CAP dengan faktor resiko terhadap MRSA atau P.
aeruginosa adalah :
- Untuk MRSA; vancomycin 15 mg/kgBB setiap 12 jam, atau linezolid 600mg setiap 12
jam
- Untuk P. aeruginosa; piperacillin-tazobactam 4.5g setiap 6 jam / cefepime 2g setiap 8
jam / ceftazidime 2g setiap 8 jam / aztreonam 2g setiap 8 jam/ meropenem 1g setiap 8
jam / imipenem 500mg setiap 6 jam.
Data Klinik Pasien:
Data Tanggal dan Waktu Pemeriksaan
Nilai Normal
Klinik 14/1/20 15/1/20 16/1/20 17/1/20
Suhu
36 - 38ºC 36ºC 36ºC 36.5ºC 36ºC
Tubuh
RR 12 – 20x/menit 24x/menit 20x/menit 20x/menit 21x/menit
HR 60 – 90x/menit 73x/menit 70x/menit 75x/menit 68x/menit
TD 120/80 mmHg 100/70 mmHg 100/60 mmHg 120/60 mmHg 140/80 mmHg

Data Laboratorium:
Data Lab Hasil Pemeriksaan
14/1/20 17/1/20
Haemoglobin 11.6 gr/dl 11.3 gr/dl
Hematokrit 35.2 % 36.1 %
Leukosit 6.090 uL 3.770 uL
Neutrofil 92.8 % 79.5 %
Limfosit 4.9 % 14.9 %
Monosit 2.1 % 5.6 %
LED 120 mm/jam 120 mm/jam
Bilirubin Total 0.88 mg/dl -
Bilirubin Sesaat 0.54 mg/dl -
Indirect Bilirubin 0.34 mg/dl -
Albumin 2.7 g/dl 2.5 g/dl
SGOT 68 35
SGPT 121 72
Kreatinin 9.6 -
Ureum 29.2 -
Bioline SD HIV Non-Reaktif -

Data Penggunaan Antibiotik :


Lama
Nama Tanggal Pemeriksaan
Frek. Terapi
Antibiotik
14/1/20 15/1/20 16/1/20 17/1/20
Ceftriaxone 08.00 dan 08.00 dan 08.00 dan
2 x 1000mg 24.00 4 hari
Inj. 20.00 20.00 20.00

Evaluasi Penggunaan Antibiotik Menggunakan Alur Gyssens


a. Nama Obat : Ceftriaxone 1000mg (Empiris)
Kategori
Hasil Assesment (Lolos / Tidak Lolos per Kategori
Gyssens
Lolos Kategori VI
Kategori VI
Assessment : data rekam medik pasien lengkap.
Lolos Kategori V
Assessment : pengobatan pneumonia terdiri atas antibiotik dan
Kategori V pengobatan suportif, pemberian antibiotik sebaiknya berdasarkan data
mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya namun karena beberapa alasan
dapat diberikan terapi antibiotik secara empiris. (PDPI, 2003)
Lolos Kategori IVa
Assessment : antibiotik beta laktam direkomdasikan untuk terapi empiris
Kategori IVa
untuk pasien pneumonia ringan hingga sedang (Lee et al., 2018).

Kategori IVb Lolos Kategori IVb


Assessment : Ceftriaxone relatif lebih aman dibandingkan antibiotik oral
makrolida untuk pasien pneumonia, Eritromisin tidak direkomendasikan
karena memiliki bioavaibilitas oral yang rendah, Peningkatan Inteval QT,
dan resiko kardiovaskular yang disebabkan oleh antibiotik makrolida (Lee
et al., 2018).
Lolos Kategori IVc
Kategori IVc Assessment : Untuk penentuan harga berdasarkan e-catalog yang bersifat
nasional sehingga tidak ada antibiotik lain yang lebih murah.
Lolos Kategori IVd
Kategori IVd Assesment: Ceftriaxone sebagai terapi empiris. Oleh karena itu, tidak ada
antibiotik dengan spektrum lebih sempit.
Lolos Kategori IIIa
Assessment : pemberian antibiotik diberikan minimal selama 5 hari,
Kategori IIIa durasi pemberian antibiotik yang adekuat bergantung pada baktei
penyebab, kondisi pasien, tipe antibiotik, respon terapi, komorbid, dan
status komplikasi pneumonia (Lee et al., 2018).
Tidak Lolos Kategori IIIb
Assessment : pemberian antibiotik diberikan minimal selama 5 hari,
Kategori IIIb durasi pemberian antibiotik yang sesuai bergantung pada baktei penyebab,
kondisi pasien, tipe antibiotik, respon terapi, komorbid, dan status
komplikasi pneumonia (Lee et al., 2018).
Kesimpulan Pemberian antibiotik telalu singkat (IIIa).
Identitas Pasien
No : 12
Nama : Nn. DKD
Usia : 23 th
No.RM : 1852XXX
Tanggal MRS & KRS : 19/1/2020 – 21/1/2020
Diagnosa Akhir : Disorder of Urinary System, Unspecified.

GUIDELINE
Tujuan terapi infeksi salurah kemih komplikata adalah tata laksana kelainan urologi,
terapi anti mikroba, dan terapi suportif. Perawatan empiris dari ISK komplikata membutuhkan
suatu pengetahuan tentang patogen penyebab dan pola resistensi antibiotik lokal, serta tingkat
keparahan dari abnormalitas saluran kemih (termasuk evaluasi fungsi renal). (IAUI, 2015).
Rekomendasi Antibiotik Sebagai Terapi Awal Empiris
Fluoroquinolone
Aminopenicillin + Beta-laktam inhibitor
Sefalosporin
Aminoglikosida
Rekomendasi Antibiotik Sebagai Terapi Awal Empiris
Fluoroquinolone (Jika tidak digunakan pada awal terapi)
Piperacillin + Beta-laktam inhibitor
Sefalosporin
Carbapenem
Antibiotik Yang Tidak Direkomendasikan Sebagai Terapi Empiri
Aminopenicillin; Amoxicillin; Ampicillin
Trimethoprim-Sulfamethoxazole
Fosfomycin Trometamol

Data Klinik Pasien:


Tanggal dan Waktu Pemeriksaan
Data Klinik Nilai Normal
14/1/20 15/1/20 16/1/20
Suhu Tubuh 36 - 38ºC 36.9ºC 36.5ºC 36.7ºC
RR 12 – 20x/menit 20x/menit 18x/menit 20x/menit
HR 60 – 90x/menit 80x/menit 66x/menit 80x/menit
TD 120/80 mmHg 100/80 mmHg 110/70 mmHg 100/60 mmHg

Data Laboratorium:
Data Lab Hasil Pemeriksaan
19/1/20
Neutrofil 68.9 %
Limfosit 18.9 %
Monosit 6.3 %
Warna Urin Kuning
Kekeruhan Agak Keruh
Darah -
Bilirubin -
Urobilinogen 3.2
Keton 2+
pH 7.5
Berat Jenis 1.015
Eritrosit (40x) 1-2
Leukosit (40x) 2-4
Epitel (10x) 2+ ep. Gepeng
Silinder (10x) -
Kristal (40x) -
Bakteri (40x) 2+ batang
Plano Test -

Data Penggunaan Antibiotik :


Nama Tanggal Pemeriksaan Lama
Frek.
Antibiotik 19/1/20 20/1/20 21/1/20 Terapi
Ceftriaxone
2 x 1000mg 24.00 08.00 dan 20.00 - 2 hari
Inj.

Evaluasi Penggunaan Antibiotik Menggunakan Alur Gyssens


a. Nama Obat : Ceftriaxone 1000mg (Empiris)
Kategori
Hasil Assesment (Lolos / Tidak Lolos per Kategori
Gyssens
Lolos Kategori VI
Kategori VI
Assessment : data rekam medik pasien lengkap.
Lolos Kategori V
Kategori V Assessment : Terapi Infeksi Saluran Kemih komplikata adalah tata
laksana kelainan urologi, terapi antimikroba, dan terapi suportif.
Lolos Kategori IVa
Kategori IVa Assessment : Sefalosporin adalah antibiotik terapi empiris lini pertama
untuk pasien infeksi saluran kemih (IAUI, 2015).
Kategori IVb Lolos Kategori IVb
Assessment : antibiotik ceftriaxone lebih aman karena tidak termasuk
dalam antibiotik yang tidak direkomendasikan untuk terapi empiris pasien
Infeksi Saluran Kemih seperti Aminopenislin, Amoksisilin, Ampisilin,
TMP-SMX, Fosfomycin trometamol (IAUI, 2015).
Lolos Kategori IVc
Kategori IVc Assessment : Untuk penentuan harga berdasarkan e-catalog yang bersifat
nasional sehingga tidak ada antibiotik lain yang lebih murah.
Lolos Kategori IVd
Kategori IVd Assesment: Ceftriaxone sebagai terapi empiris. Oleh karena itu, tidak ada
antibiotik dengan spektrum lebih sempit.
Lolos Kategori IIIa
Assessment : Pemberian antibiotik selama 7 – 14 hari umumnya
Kategori IIIa direkomendasikan, tapi durasi ini harus melihat pada abnormalitas yang
terjadi, kadang durasi sampai 21 hari, menurut situasi klinis dapat
dilakukan (IAUI, 2015).
Tidak Lolos Kategori IIIa
Assessment : Pemberian antibiotik selama 7 – 14 hari umumnya
Kategori IIIb direkomendasikan, tapi durasi ini harus melihat pada abnormalitas yang
terjadi, kadang durasi sampai 21 hari, menurut situasi klinis dapat
dilakukan (IAUI, 2015).
Kesimpulan Pemberian antibiotik terlalu singkat (IIIa).
Identitas Pasien
No : 12
Nama : Tn. J
Usia : 27 th
No.RM : 1852XXX
Tanggal MRS & KRS : 15/1/2020 – 21/1/2020
Diagnosa Akhir : Dengue Fever.

GUIDELINE
Pengobatan infeksi dengue bersifat simtomatis dan suportif, yaitu mengatasi kehilangan
cairan plasma sebagai peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perawat, pertolongan
pertama DB adalah sebagai berikut: Tirah baring selama demam; antipiretik, kompres hangat;
minum banyak, apabila dalam 2- 3 hari panas tidak turun atau panas turun disertai timbulnya
gajala dan tanda lanjut seperti perdarahan di kulit, muntah, gelisah, mimisan, segera diperiksakan
ke dokter untuk mendapatkan penangan medis (Kemenkes RI, 2017).
Data Klinik Pasien:
Data Nilai Tanggal dan Waktu Pemeriksaan
Klinik Normal 15/1/20 16/1/20 17/1/20 18/1/20 19/1/20 20/1/20 21/1/20
Suhu
36 - 38ºC 36.8ºC 39.3ºC 37.6ºC 37.3ºC 37.8ºC 36.8ºC 36.4ºC
Tubuh
RR 12 – 20x/men 19x/men 19x/men 20x/men 20x/men 20x/men 21x/men
20x/menit it it it it it it it
HR 60 – 80x/men 95x/men 95x/men 100x/me 96x/men 100x/me 80x/men
90x/menit it it it nit it nit it
TD 120/80 120/80 120/70 110/80 110/70 110/70 110/80 120/70
mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg

Data Laboratorium:
Hasil Pemeriksaan
Data Lab
16/1/20 (14.35) 16/1/20 (22.50) 17/1/20 18/1/20
Hematokrit 42.4 % 43.5 % 41.3 % 39.3 %
Leukosit 6.220 g/dl 5.740 g/dl 6.430 g/dl 7.440 g/dl
Neutrofil 69.8 % 68.1 % 63.0 % 73.9 %
Limfosit 20.4 % 22.0 % 27.1 % 17.5 %
Monosit 9.5 % 9.6 % 9.2 % 8.1 %
Trombosit 119.000 uL 134.000 uL 122.000 uL 157.000 uL
Kreatinin - 1.1 - -
Ureum - 21.6 - -

Data Penggunaan Antibiotik :


Nama Tanggal Pemeriksaan Lama
Frek.
Antibiotik 19/1/20 20/1/20 21/1/20 Terapi
Levofloxacin
1 x 750mg 24.00 08.00 08.00 3 hari
Inj.

Evaluasi Penggunaan Antibiotik Menggunakan Alur Gyssens


a. Nama Obat : Levofloxacin 1000mg (Empiris)
Kategori
Hasil Assesment (Lolos / Tidak Lolos per Kategori
Gyssens
Lolos Kategori VI
Kategori VI
Assessment : data rekam medik pasien lengkap.
Tidak Lolos Kategori V
Assessment : Penderita antibiotik secara empiris dianjurkan ketika pasien
Kategori V Dengue Fever dicurigai terjadi infeksi bakteri sekunder sesuai dengan
antibiogram lokal (Kemenkes RI, 2017). Pada pasien Dengue Fever tanpa
infeksi bakteri sekunder antibiotik tidak diperlukan (WHO, 2016).
Kesimpulan Tidak Ada Indikasi Pemberian Antibiotik (V).
Identitas Pasien
No : 15
Nama : Nn.. N
Usia : 20 th
No.RM : 1852XXX
Tanggal MRS & KRS : 15/1/2020 – 21/1/2020
Diagnosa Akhir : Dyspepsia Syndrome.

GUIDELINE
Obat Dosis Durasi
Lini Pertama
PPI* 2x1 7-14 hari
Amoxicillin 1000mg (2x1)
Klaritomisin 500mg (2x1)
Di daerah yang diketahui resistensi klaritromisin >20%
PPI* 2x1 7-14 hari
Bismut Subsalisilat 2x2 tablet
Metronidazole 500mg (3x1)
Tetrasiklin 250mg (4x1)
Jika bismut tidak ada:
PPI* 2x1 7-14 hari
Amoksisilin 1000mg (2x1)
Klaritromisin 500mg (2x1)
Metronidazole 500mg (3x1)
Lini Kedua: Golongan obat ini dipakai bila gagal dengan rejimen yang mengandung
klaritromisin
PPI* 2x1 7-14 hari
Bsmut Subsalisilat 2x2 tablet
Metronidazole 500mg (3x1)
Tetrasiklin 250mg (4x1)
PPI* 2x1 7-14 hari
Amoksisilin 500mg (2x1)
Levofloksasin 500mg (2x1)
Lini Ketiga: Jika gagal dengan rejimen lini kedua. Bila memungkinkan, pilihan ditentukan
berdasarkan uji resistensi dan/atau perubahan klinis.
PPI* 2x1 7-14 hari
Amoksisilin 1000mg (2x1)
Levofloksasin 500mg (2x1)
Rifabutin
*PPI yang digunakan antara lain; rabeprazole 20mg; lansoprazole 30mg; omeprazole 20mg;
pantoprazole 40mg; esomeprazole 40mg.
Catatan: Terapi Sekuensial (dapat diberikan sebagai lini pertama apabila tidak ada data resistensi
klaritromisin): PPI + amoksisilin selama 5 hari diikuti PPI + klaritromisin dan nitriomidazole
(tinidazole) selama 5 hari.
(PGI, 2014).

Data Klinik Pasien:


Tanggal dan Waktu Pemeriksaan
Data Klinik Nilai Normal
14/1/20 15/1/20 16/1/20 17/1/20
Suhu Tubuh 36 - 38ºC 36.8ºC 36.8ºC 37.2ºC 37ºC
RR 12 – 20x/menit 20x/menit 20x/menit 18x/menit 20x/menit
HR 60 – 90x/menit 80x/menit 84x/menit 83x/menit 97x/menit
TD 120/80 mmHg 110/70 mmHg 100/60 mmHg 110/80 mmHg 110/80 mmHg

Data Laboratorium:
Hasil Pemeriksaan
Data Lab
14/1/20 16/1/20
Hematokrit 41.8 % 38.2 %
Eritrosit 6.200.000 uL 5.630.000 uL
MCV 67.4 fl 67.9 fl
MCH 22.7 pg 22.6 pg
Neutrofil 77.8 % 61.6 %
Limfosit 15.5 % 30.9 %
Monosit 6.5 % 6.9 %
Trombosit 180.000 uL 130.000 uL
Warna Urin Kuning -
Kekeruhan Agak Keruh -
Darah - -
Bilirubin - -
Urobilinogen 3.2 -
Keton 3+ -
Nitrit - -
Leukosit - -
pH 6.5 -
Berat Jenis 1.010 -
Eritrosit (40x) 0-1 -
Leukosit (40x) 1-2 -
Epitel (10x) 1+ ep. Gepeng -
Silinder (10x) - -
Kristal (40x) - -
Bakteri (40x) 2+ batang -
Plano Test - -
S. Tiphy O +1/160 -
S. Tiphy H +1/160 -
S. Paratiphy A-O +1/80 -
S. Paratiphy B-O +1/320 -

Data Penggunaan Antibiotik :


Lama
Nama Tanggal Pemeriksaan
Frek. Terapi
Antibiotik
14/1/20 15/1/20 16/1/20 17/1/20
Ceftriaxone 08.00 dan 08.00 dan 08.00 dan
2 x 1000mg 24.00 4 hari
Inj. 20.00 20.00 20.00

Evaluasi Penggunaan Antibiotik Menggunakan Alur Gyssens


a. Nama Obat : Ceftriaxone 1000mg (Empiris)
Kategori
Hasil Assesment (Lolos / Tidak Lolos per Kategori
Gyssens
Lolos Kategori VI
Kategori VI
Assessment : data rekam medik pasien lengkap.
Lolos Kategori V
Assessment : tatalaksana sindrom dispepsia adalah eradikasi infeksi H.
Kategori V
Pylori dengan Triple therapy (Rabeprazole, Amoksisilin, dan
Klaritromisin) (PGI, 2014).
Tidak Lolos Kategori IVa
Assessment : Lini pertama terapi eradikasi dispepsia dengan infeksi
Kategori IVa
adalah PPI*, Amoksisilin, Klaritromisin atau PPI*, Bismut Subsalisilat,
Amoksisilin, Klaritromisin.
Kesimpulan Terdapat antibiotik lain yang lebih efektif (IVa).
Identitas Pasien
No :6
Nama : Ny. SB
Usia : 90 th
No.RM : 1851XXX
Tanggal MRS & KRS :2/1/2020 – 8/1/2020
Diagnosa Akhir : Acute Lung Oedema + CHF..

GUIDELINE
Tujuan diagnosis dan terapi gagal jantung yaitu untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas,
Tindakan pencegahan perburukan penyakit jantung tetap merupakan bagian penting dalam tata
laksana penyakit jantung (PERKI, 2020).
Prognosis Menurunkan mortalitas
Morbiditas Meringkan gejala dan tanda
Memperbaiki kualitas hidup
Menghilangkan edema dan retensi cairan
Meningkatkan kapasitas aktivitas fisik
Mengurangi kelelahan dan sesak napas
Mengurangi kebutuhan rawat inap
Menyediakan perawatan akhir hayat.
Pencegahan Timbulnya kersukana miokard
Perburukan kerusakan miokard
Remodeling miokard
Timbul kembali gejala dan akumulasi cairan
Rawat inap

Obat yang diberi pada pasien gagal jantung kronik adalah sebagai berikut:
ACE-I, β-blocker, Antagonis Aldosteron, ARB, Sacubitril/valsartan, Ivabradine.
Data Klinik Pasien:
Data Tanggal dan Waktu Pemeriksaan
Nilai Normal
Klinik 2/1/20 3/1/20 4/1/20 5/1/20 6/1/20 7/1/20 8/1/20
Suhu
36 - 38ºC 36.6ºC 36.8ºC 37.6ºC 37ºC 36ºC 36ºC 37ºC
Tubuh
RR 12 – 20x/menit 33x/m 23x/m 26x/m 22x/m 20x/m 23x/m 20x/m
HR 60 – 90x/menit 98x/m 85x/m 85x/m 85x/m 80x/m 84x/m 88x/m
TD 110/70 115/89 106/59 106/62 100/60 110/60 110/90
120/80 mmHg
mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg

Data Laboratorium:
Hasil Pemeriksaan
Data Lab
2/1/20
Hematokrit 31.5 %
Neutrofil 81.0 %
Limfosit 9.1 %
Monosit 9.8 %
Trombosit 228.000 uL
Na 139
K 4.7
Cl 109
Albumin 3.1
SGOT 19
SGPT 7
Kreatinin 1.6
Ureum 62.2
Troponin I <0.10
CKMB <3.00

Data Penggunaan Antibiotik :


Lama
Tanggal Pemeriksaan
Nama Terapi
Frek.
Antibiotik 2/1/ 3/1/ 4/1/ 5/1/ 6/1/ 7/1/ 8/1/
20 20 20 20 20 20 20
16.00 08.00 08.00 08.00 08.00 08.00
Ceftriaxone 2x
- dan dan dan dan dan dan 6 hari
Inj. 1000mg
24.00 24.00 20.00 20.00 20.00 20.00
16.00 08.00 12.00 08.00 08.00 08.00
Metronidazo
2 x 500mg - dan dan dan dan dan dan 6 hari
le Inj.
24.00 24.00 24.00 20.00 20.00 20.00
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Menggunakan Alur Gyssens
a. Nama Obat : Ceftriaxone 1000mg; Metronidazole 500mg (Empiris)
Kategori
Hasil Assesment (Lolos / Tidak Lolos per Kategori
Gyssens
Lolos Kategori VI
Kategori VI
Assessment : data rekam medik pasien lengkap.
Tidak Lolos Kategori V
Assessment : Terapi utama pada gagal jantung kronik adalah pemberian
Kategori V ACE Inhibitor (atau ARB bila intoleran terhadap ACE-I), β-blocker,
Mineraloreseptor antagonis (MRA). (PERKI, 2020). Dicari guideline lagi
terkait ALO
Kesimpulan Tidak ada indikasi pemberian antibiotik (V).
Identitas Pasien
No : 10
Nama : Tn. HS
Usia : 60 th
No.RM : 1862XXX
Tanggal MRS & KRS :13/1/2020 – 20/1/2020
Diagnosa Akhir : Tumor Cerebri / Intracerebral Hemorrhage Spontan +
Encefalopathy + Subarachnoid Hemorrhage

GUIDELINE
Tatalaksana tumor otak menurut Komite Penanggulangan Kanker Nasional 2019 adalah dengan
terapi suportif seperti gizi, rehabilitasi medik, psikitatri, terapi simtomatik, diversi cairan otak,
kemoterapi sistemik dan intratekal. (KPKN, 2019).

Data Klinik Pasien:


Data Tanggal dan Waktu Pemeriksaan
Nilai Normal
Klinik 2/1/20 3/1/20 4/1/20 5/1/20 6/1/20 7/1/20 8/1/20
Suhu
36 - 38ºC 36.6ºC 36.8ºC 36.9ºC 36.4ºC 36.1ºC 37.3ºC -
Tubuh
RR 12 – 20x/menit 20x/m 16x/m 20x/m 20x/m 20x/m 20x/m -
HR 60 – 90x/menit 92x/m 93x/m 63x/m 73x/m 76x/m 75x/m -
TD 161/102 140/80 170/80 190/100 180/100 180/100
120/80 mmHg -
mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg

Data Laboratorium:
Hasil Pemeriksaan
Data Lab
13/1/20
Hematokrit 48.5 %
Leukosit 12.330 uL
Neutrofil 88.9 %
Limfosit 6.7 %
Monosit 4.3 %
Trombosit 191.000 uL
SGOT 17
SGPT 12
Kreatinin 1.2
Ureum 4.1
Na 139
K 4.1
Cl 109

Data Penggunaan Antibiotik :


Nama Tanggal Pemeriksaan Lama
Frek.
Antibiotik 14/1/20 15/1/20 4/1/20 Terapi
Ceftriaxone 1x
16.00 05.00 dan 17.00 05.00 3 hari
Inj. 1000mg

Evaluasi Penggunaan Antibiotik Menggunakan Alur Gyssens


a. Nama Obat : Ceftriaxone 1000mg; (Empiris)
Kategori
Hasil Assesment (Lolos / Tidak Lolos per Kategori
Gyssens
Lolos Kategori VI
Kategori VI
Assessment : data rekam medik pasien lengkap.
Tidak Lolos Kategori V
Assessment : Tatalaksana tumor otak menurut Komite Penanggulangan
Kategori V Kanker Nasional 2019 adalah dengan terapi suportif seperti gizi,
rehabilitasi medik, psikitatri, terapi simtomatik, diversi cairan otak,
kemoterapi sistemik dan intratekal. (KPKN, 2019).
Kesimpulan Tidak ada indikasi pemberian antibiotik (V).
Identitas Pasien
No :8
Nama : Tn. P
Usia : 63 th
No.RM : 1852XXX
Tanggal MRS & KRS :4/1/2020 – 6/1/2020
Diagnosa Akhir : Stroke, unspecified as haemorrhage or infarction + HT.

GUIDELINE
Obat – obatan untuk Stroke menurut Kemenkes 2013 adalah sebagai berikut:
- Antiplatelet: aspirin; aspirin + dipiridamol; cilostazol; clopidogrel; ticlodipin
- Antikoagulan:
- Lain – lain: Statin; ACE Inhibitor.
Menurut PERDOSSI 2011 antibiotik diberikan atas indikasi dan usahakan sesuai dengan tes
kultur dan sensitivitas kuman atau minimal terapi empiris sesuai dengan pola kuman untuk
mencegah komplikasi subakut (aspirasi, malnutrisi, pneumonia, thrombosis vena dalam, emboli
paru, dekubitus, komplikasi orotpedi dan kontraktur).
Data Klinik Pasien:
Tanggal dan Waktu Pemeriksaan
Data Klinik Nilai Normal
4/1/20 5/1/20 6/1/20
Suhu Tubuh 36 - 38ºC 36ºC 36.2ºC 36ºC
RR 12 – 20x/menit 20x/m 18x/m 20x/m
HR 60 – 90x/menit 78x/m 58x/m 79x/m
TD 120/80 mmHg 160/100 mmHg 160/1100 mmHg 150/100 mmHg

Data Laboratorium:
Hasil Pemeriksaan
Data Lab
4/1/20 6/1/20
Hematokrit 48.5 % -
Leukosit 12.330 uL -
Neutrofil 76.5 % -
Limfosit 16.3 % -
Monosit 6.4 % -
Kreatinin 0.8 -
Ureum 39.4 -
GDP - 105
GD2JPP - 107
As. Urat - 6.3
Kolesterol Total - 191
Trigliserida - 124
HDL – Cholesterol - 49

Data Penggunaan Antibiotik :


Nama Tanggal Pemeriksaan Lama
Frek.
Antibiotik 4/1/20 5/1/20 6/1/20 Terapi
Ceftriaxone 2x
12.00 dan 20.00 08.00 dan 20.00 - 2 hari
Inj. 1000mg

Evaluasi Penggunaan Antibiotik Menggunakan Alur Gyssens


a. Nama Obat : Ceftriaxone 1000mg; (Empiris)
Kategori
Hasil Assesment (Lolos / Tidak Lolos per Kategori
Gyssens
Lolos Kategori VI
Kategori VI
Assessment : data rekam medik pasien lengkap.
Lolos Kategori V
Assessment : antibiotik diberikan atas indikasi dan usahakan sesuai
Kategori V dengan tes kultur dan sensitivitas kuman atau minimal terapi empiris
sesuai dengan pola kuman untuk mencegah komplikasi subakut
(PERDOSSI, 2011).
Lolos Kategori IVa
Assessment : tidak ada antibiotik yang lebih karena ceftriaxone adalah
Kategori IVa
terapi empiris terhadap kemungkinan bakteri penyebab infeksi
(Streptococcus pneumoniae) pada CNS pasien stroke (NHS, 2020).
Lolos Kategori IVb
Kategori IVb Assessment : Antibiotik ini aman bagi pasien karena tidak memiliki
interaksi dan efek yang merugikan dengan obat lain.
Lolos Kategori IVc
Assessment : tidak ada antibiotik yang lebih murah karena penentuan
Kategori IVc
harga berdasarkan e-catalog yang bersifat nasional sehingga tidak ada
antibiotik lain yang lebih murah.
Lolos Kategori IVd :
Kategori IVd Assessment : Ceftriaxone sebagai terapi empiris. Oleh karena itu, tidak
ada antibiotik dengan spektrum lebih sempit.
Lolos Kategori IIIa
Assessment : Pemberian antibiotik pada kasus infeksi atau diduga infeksi
yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya dapat diberikan selama 3
Kategori IIIa
– 5 hari (Kemenkes RI, 2017).

Kategori IIIb Tidak Lolos Kategori IIIb


Assessment : emberian antibiotik pada kasus infeksi atau diduga infeksi
yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya dapat diberikan selama 3
– 5 hari (Kemenkes RI, 2017).
Kesimpulan Pemberian antibiotik terlalu singkat (IIIb).

Anda mungkin juga menyukai